Rika Hartati
Pharmaceutical Biology Research Group, School Of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132, West Java, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Senyawa Antioksidan dari Ekstrak n-Heksana Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dari Banyuresmi, Garut - Indonesia Fidrianny, Irda; Zahidah, Ellis Siti; Hartati, Rika
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 39, No 3 & 4 (2014)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.126 KB)

Abstract

Pada proses metabolisme tubuh radikal bebas terbentuk secara alami, dalam jumlah tertentu diperlukan tubuh karena merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Jika tubuh terpapar radikal bebas berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan sel bahkan kematian sel. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Berdasarkan beberapa penelitian, daun asam Jawa (Tamarindus indica L.) diketahui memilki efek antioksidan. Selain itu, daun asam Jawa telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan berbagai ekstrak daun asam Jawa dengan DPPH, menetapkan IC50 peredaman DPPH, menetapkan kadar fenol total, flavonoid total, karotenoid total dari masing-masing ekstrak, menganalisis korelasi fenol total, flavonoid total, dan karotenoid total terhadap aktivitas peredaman DPPH dan mengisolasi senyawa aktif antioksidan dari ekstrak daun asam Jawa. Simplisia daun asam Jawa diekstraksi dengan refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol. Dilakukan pemantauan pada setiap ekstrak secara kromatografi lapis tipis (KLT). Uji aktivitas peredaman radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), IC50 peredaman DPPH, penentuan flavonoid total, fenol total, karotenoid total dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak dan analisis korelasinya dengan aktivitas peredaman DPPH menggunakan metode Pearson. Ekstrak n-heksana difraksinasi secara kromatografi cair vakum (KCV). Fraksi ke-4-5 selanjutnya dilakukan subfraksinasi secara kromatografi kolom. Subfraksi 31 dimurnikan dengan KLT preparatif dan dilakukan uji kemurnian secara KLT. Simplisia daun asam Jawa (Tamarindus indica L.) mengandung flavonoid, fenol, terpenoid, steroid/triterpenoid. Ekstrak etanol daun asam Jawa (BJ ekstrak 1 % 0,81 g/mL) menunjukkan aktivitas peredaman DPPH tertinggi (66,74%) dengan IC50 peredaman DPPH 2,05 µg/mL, fenol total 6,17 g GAE/100 g, flavonoid total 3,22 g QE/100 g, karotenoid total 0,35% g BE/100 g. Satu senyawa antioksidan E diperoleh dari ekstrak n-heksana. Aktivitas peredaman DPPH ekstrak etanol daun asam Jawa berbeda bermakna terhadap ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana (p<0.05). Golongan fenol merupakan kontributor utama pada aktivitas antioksidan ekstrak daun asam Jawa dengan metode DPPH. Senyawa antioksidan E merupakan senyawa aglikon flavonol yang mempunyai -OH bebas pada C-3 dan diduga mempunyai -OH bebas pada cincin A dan atau B.Kata kunci: antioksidan, DPPH, asam Jawa, daun, ekstrak n-heksana, isolat EAbstractIn metabolism process free radicals are formed naturally. The body needs a certain amount as a part of the bodys defense system. If body is exposed by free radicals excessively and continuously can cause cell damage and even cell death. Antioxidant are compounds that can inhibit the oxidation reaction by binding to free radicals and highly reactive molecules. Based on several studies, tamarind (Tamarindus indica L.) leaves were known to have the effect of antioxidants. In addition, tamarind leaves have been used by people for treating various diseases. This research aimed to test the antioxidant activity of various extracts of tamarind leaves by DPPH method, determine IC50 DPPH scavenging activity, total phenolic, total flavonoids, total carotenoid of each extract, analyze their correlation with DPPH scavenging activity and isolation antioxidant compound of tamarind leaves extract. Crude drug of tamarind leaves was extracted by reflux aparatus using three solvents with increasing polarity, n-hexane, ethyl acetate and ethanol. Each extract were monitored by TLC, IC50 DPPH scavenging activity, total phenolic, total flavonoids, total carotenoid of each extracts by ultraviolet-visible spectrophotometry and their correlation with DPPH scavenging activity by Pearson method. N-hexane extract was fractionated by vacuum liquid chromatography. Then fractions 4-5 were subfractionated by column chromatography. Subfraction 31 was purified using preparative thin layer chromatography (TLC) and purity test was performed by TLC. Crude drug of tamarind (Tamarindus indica L.) leaves contained flavonoids, phenolic compound, terpenoids, steroids / triterpenoids. Ethanol extract of tamarind leaves (MW 1 % extract was 0.81 g / mL) showed the highest DPPH scavenging activity (66.74 % ) with IC50 of DPPH scavenging activity 2.05 µg/mL. Total phenolic, flavonoid, carotenoid content were 6.17 g GAE/100 g, 3.22 g QE/100 g and 0.35 g BE/100 g, respectively. An antioxidant compound E was obtained from n-hexane extract. The antioxidant activity of ethanol extract significantly different with n-hexane extract and ethyl acetate extract (p<0.05). Phenolic compounds were the major contributor in tamarind leaves extract using DPPH assay. Antioxidant compound E was flavonol aglycone that had free -OH group in C-3 and expected had free -OH in ring A and or ring B.Keywords: antioxidant, DPPH, tamarind, leaves, n-hexane extract, isolate E
ISOLASI SENYAWA 5, 3’,4’ TRIHIDROKSI FLAVONOL DARI DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa PERS.) Roni, Asep; Suganda, Asep Gana; Hartati, Rika
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 2, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.274 KB)

Abstract

Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) adalah salah satu tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional daun bungur digunakan sebagai obat diabetes, biasanya digunakan dalam bentuk rebusan juga digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Biji tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri dan kencing darah. Daun bungur memiliki kandungan kimia, seperti saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin. Namun penelitian kandungan kimia tumbuhan yang bermanfaat tersebut masih sedikit dilaporkan. Oleh karena itu, eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu target para peneliti, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas farmakologi diantaranya adalah senyawa flavonoid, sehingga pada penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dan identifikasi flavonoid dari daun bungur. Ekstraksi dilakukan dengan alat Refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat (n-heksana, etil asetat, dan etanol). Ekstrak etil asetat daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) difraksinasi lanjut menggunakan kromatografi kolom dengan elusi landaian (n-heksana-etil asetat-metanol). Fraksi terpilih kemudian dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif sehingga didapatkan fraksi yang mengandung senyawa X. Setelah dimurnikan, senyawa X dikarakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik, spektrofotometri UV. Berdasarkan hasil spektrum UV-sinar tampak panjang gelombang maksimum senyawa X adalah 361 nm dan 272 nm. Setelah penambahan pereaksi geser menimbulkan perubahan panjang gelombang maksimum (batokromik) setelah penambahan NaOH, asam borat/HCl. Ekstrak etil asetat daun bungur diperoleh senyawa X adalah suatu flavonoid, struktur yang diusulkan adalah 5,3’,4’ trihidroksi flavonol.
Senyawa Antioksidan dari Ekstrak n-Heksana Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dari Banyuresmi, Garut - Indonesia Irda Fidrianny; Ellis Siti Zahidah; Rika Hartati
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 39 No. 3 & 4 (2014)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada proses metabolisme tubuh radikal bebas terbentuk secara alami, dalam jumlah tertentu diperlukan tubuh karena merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. Jika tubuh terpapar radikal bebas berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan kerusakan sel bahkan kematian sel. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Berdasarkan beberapa penelitian, daun asam Jawa (Tamarindus indica L.) diketahui memilki efek antioksidan. Selain itu, daun asam Jawa telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan berbagai ekstrak daun asam Jawa dengan DPPH, menetapkan IC50 peredaman DPPH, menetapkan kadar fenol total, flavonoid total, karotenoid total dari masing-masing ekstrak, menganalisis korelasi fenol total, flavonoid total, dan karotenoid total terhadap aktivitas peredaman DPPH dan mengisolasi senyawa aktif antioksidan dari ekstrak daun asam Jawa. Simplisia daun asam Jawa diekstraksi dengan refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol. Dilakukan pemantauan pada setiap ekstrak secara kromatografi lapis tipis (KLT). Uji aktivitas peredaman radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), IC50 peredaman DPPH, penentuan flavonoid total, fenol total, karotenoid total dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak dan analisis korelasinya dengan aktivitas peredaman DPPH menggunakan metode Pearson. Ekstrak n-heksana difraksinasi secara kromatografi cair vakum (KCV). Fraksi ke-4-5 selanjutnya dilakukan subfraksinasi secara kromatografi kolom. Subfraksi 31 dimurnikan dengan KLT preparatif dan dilakukan uji kemurnian secara KLT. Simplisia daun asam Jawa (Tamarindus indica L.) mengandung flavonoid, fenol, terpenoid, steroid/triterpenoid. Ekstrak etanol daun asam Jawa (BJ ekstrak 1 % 0,81 g/mL) menunjukkan aktivitas peredaman DPPH tertinggi (66,74%) dengan IC50 peredaman DPPH 2,05 µg/mL, fenol total 6,17 g GAE/100 g, flavonoid total 3,22 g QE/100 g, karotenoid total 0,35% g BE/100 g. Satu senyawa antioksidan E diperoleh dari ekstrak n-heksana. Aktivitas peredaman DPPH ekstrak etanol daun asam Jawa berbeda bermakna terhadap ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana (p<0.05). Golongan fenol merupakan kontributor utama pada aktivitas antioksidan ekstrak daun asam Jawa dengan metode DPPH. Senyawa antioksidan E merupakan senyawa aglikon flavonol yang mempunyai -OH bebas pada C-3 dan diduga mempunyai -OH bebas pada cincin A dan atau B.Kata kunci: antioksidan, DPPH, asam Jawa, daun, ekstrak n-heksana, isolat EAbstractIn metabolism process free radicals are formed naturally. The body needs a certain amount as a part of the body's defense system. If body is exposed by free radicals excessively and continuously can cause cell damage and even cell death. Antioxidant are compounds that can inhibit the oxidation reaction by binding to free radicals and highly reactive molecules. Based on several studies, tamarind (Tamarindus indica L.) leaves were known to have the effect of antioxidants. In addition, tamarind leaves have been used by people for treating various diseases. This research aimed to test the antioxidant activity of various extracts of tamarind leaves by DPPH method, determine IC50 DPPH scavenging activity, total phenolic, total flavonoids, total carotenoid of each extract, analyze their correlation with DPPH scavenging activity and isolation antioxidant compound of tamarind leaves extract. Crude drug of tamarind leaves was extracted by reflux aparatus using three solvents with increasing polarity, n-hexane, ethyl acetate and ethanol. Each extract were monitored by TLC, IC50 DPPH scavenging activity, total phenolic, total flavonoids, total carotenoid of each extracts by ultraviolet-visible spectrophotometry and their correlation with DPPH scavenging activity by Pearson method. N-hexane extract was fractionated by vacuum liquid chromatography. Then fractions 4-5 were subfractionated by column chromatography. Subfraction 31 was purified using preparative thin layer chromatography (TLC) and purity test was performed by TLC. Crude drug of tamarind (Tamarindus indica L.) leaves contained flavonoids, phenolic compound, terpenoids, steroids / triterpenoids. Ethanol extract of tamarind leaves (MW 1 % extract was 0.81 g / mL) showed the highest DPPH scavenging activity (66.74 % ) with IC50 of DPPH scavenging activity 2.05 µg/mL. Total phenolic, flavonoid, carotenoid content were 6.17 g GAE/100 g, 3.22 g QE/100 g and 0.35 g BE/100 g, respectively. An antioxidant compound E was obtained from n-hexane extract. The antioxidant activity of ethanol extract significantly different with n-hexane extract and ethyl acetate extract (p<0.05). Phenolic compounds were the major contributor in tamarind leaves extract using DPPH assay. Antioxidant compound E was flavonol aglycone that had free -OH group in C-3 and expected had free -OH in ring A and or ring B.Keywords: antioxidant, DPPH, tamarind, leaves, n-hexane extract, isolate E
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN BIOLA (Ficus Lyrata Warb.) Delta Baharyati; Komar Ruslan Wirasutisna; Rika Hartati
Jurnal Farmagazine Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Farmagazine
Publisher : STF Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47653/farm.v9i1.553

Abstract

Radikal bebas merupakan salah satu faktor penyebab penyakit degeneratif dalam tubuh meningkat. Paparan radikal bebas yang berlebihan membuat tubuh membutuhkan antioksidan dari luar. Daun biola (Ficus lyrata Warb.) memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak, fraksi dan subfraksi daun biola dengan metode peredaman 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Metode ektraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Fraksinasi dilakukan dengan cara ekstrasi cair-cair menggunakan tiga pelarut dengan tingkat kepolaran meningkat, yaitu n-heksana, etil asetat, dan air-etanol, serta di pantau dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dan di uji aktivitas antioksidan. Fraksinasi terpilih disederhanakan dengan kromatografi kolom sistem elusi gradient dan diuji aktivitas antioksidan. Hasil aktivitas antioksidan yang paling kuat ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 9,31±0,304 µg/ml.
In Silico Study on Interaction and Preliminary Toxicity Prediction of Eleutherine americana Components as an Antifungal and Antitoxoplasmosis Candidate Sophi Damayanti; Nadiyah Athifah Salim Martak; Benny Permana; Adi Suwandi; Rika Hartati; Indra Wibowo
Indonesian Journal of Chemistry Vol 20, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.96 KB) | DOI: 10.22146/ijc.48570

Abstract

Red bulbs of Eleutherine americana (Aubl.) Merr. ex K. Heyne has been known for its high content of naphthoquinones that have antifungal and antiparasitic activities. In this research, in silico interaction study was performed between 31 compounds reported to be found in E. americana with the selected target proteins for antifungal and antitoxoplasmosis activity using the molecular docking method. An ORPs (OSBP-related proteins), Osh4 (PDB ID: 1ZHX), and N-myristoyltransferase (Nmt, PDB ID: 1IYL) were used as the antifungal target proteins. Toxoplasma gondii purine nucleoside phosphorylase (TgPNP, PDB ID: 3MB8) and calcium-dependent protein kinase-1 (TgCDPK1, PDB ID: 4M84) were used as antitoxoplasmosis target proteins. Three-dimensional structures of the test compounds were made and optimized using GaussView 6.0 and Gaussian 09W. The target proteins were prepared using the Discovery Studio 2016 Program. Aquatic toxicity prediction as the preliminary assessment of the safety of the compounds was performed using ECOSAR v2.0. The results suggest that the compound having both the smallest free binding energy compared with positive control and other test compounds and low predicted toxicity is β-sitosterol with a free binding energy of ‒11.55 and ‒11.18 kcal/mol towards Osh4 and Nmt and ‒8.06 and ‒10.29 kcal/mol towards TgPNP and TgCDPK1, respectively.
Antioxidant Activity, Sun Protection Factor and Phytochemical Properties of Different Parts Sawo Walanda (Pouteria Campechiana (Kunth.) B.) Extract Fitriansyah, Sani Nurlaela; Fadhilah, Syifa; Ruslan, Komar; Hartati, Rika; Fidrianny, Irda
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Suppl. 5, No. 2 (2023) Special Issue for The 3rd Bandung International Teleconference on Pharmacy (B
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v0i0.50584

Abstract

AbstractUV radiation can lead production of Reactive Oxygen Species (ROS) on the skin and can cause negative effects1. Sun protector and antioxidant ingredients are needed to protect the skin2. Phenolic compounds and flavonoids have been used as sun protectors and as antioxidants3. Pouteria campechiana is known for its high abundance of phenolic compounds4. This study reported the phytochemical group, total phenol and total flavonoid content, antioxidant activity, and sun protector factor of ethanol extracts of pulp, seed, leaves, and twigs of Pouteria campechiana. Determination of antioxidant activity, sun protection factor, and total phenol and total flavonoid content were carried out using UV-visible spectrophotometry. Crude drugs and extract of pulp, seed, twig, and leaves P.campechiana containing phenolic group, tannin, and flavonoid. The leaf extract had the highest total phenolic content, while the highest total flavonoid content was in the seed extract. All of the extracts tested had very strong antioxidant activity indicated by the Antioxidant Activity Index (AAI) to DPPH value, >2. At a concentration of 1000 µg/mL, the leaf extract showed the highest SPF value, 16.01 ± 0.38.The conclusion, the leaf extract had the potential to further as a natural antioxidant, and sun protector. AbstrakPaparan radiasi UV dapat meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) sebagai radikal bebas dan dapat menimbulkan efek negatif pada kulit. Dibutuhkan senayawa aktif sebagai fotoprotektor dan senyawa penangkal radikal bebas yang disebut antioksidan untuk melindungi kulit. Golongan senyawa fenol dan flavonoid dapat menyerap radiasi UV dan menangkal radikal bebas. Pouteria campechiana dilaporkan mengandung senyawa fenol. Penelitian ini melaporkan golongan senyawa kimia, kadar fenol dan flavonoid total, aktivitas antioksidan terhadap DPPH dan aktivitas fotoprotektor yang menggunakan parameter nilai Sun Protector Factor (SPF) dari ekstrak etanol daging buah, biji, ranting dan daun Poteria campechiana. Ativitas antioksidan, nilai SPF, kadar fenol total, dan flavonoid total diukur secara spektrofotometri UV-Sinar tampak. Hasil penelitin menunjukkan simplisia dan ekstrak etanol daging buah, biji, ranting dan daun P.campechiana mengandung golongan senyawa fenoli, tanin, dan flavonoid. Ekstrak etanol daun memiliki kadar fenol total tertinggi, sedangkan kadar flavonoid total tertinggi ada pada ekstrak etanol biji. Keempat ekstrak tergolong pada antioksidan sangat kuat, dengan parameter nilai AAI >2. Pada konsentrasi 1000 µg/mL, ekstrak daun menunjukkan nilai SPF tertinggi yaitu sebesar 16,01 ± 0,38. Kesimpulan, ekstrak etanol daun P.campechiana lebih berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku aktif antioksidan alami dan fotoprotektor.
ISOLASI SENYAWA 5, 3’,4’ TRIHIDROKSI FLAVONOL DARI DAUN BUNGUR (Lagerstroemia speciosa PERS.) Asep Roni; Asep Gana Suganda; Rika Hartati
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 2, 2018
Publisher : Universitas Bhakti Kencana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) adalah salah satu tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia. Dalam pengobatan tradisional daun bungur digunakan sebagai obat diabetes, biasanya digunakan dalam bentuk rebusan juga digunakan untuk mengobati kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Biji tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan kencing manis, sedangkan bagian kulit kayu digunakan untuk mengobati diare, disentri dan kencing darah. Daun bungur memiliki kandungan kimia, seperti saponin, flavonoid dan tanin, sedangkan pada kulit batang bungur mengandung flavonoid dan tanin. Namun penelitian kandungan kimia tumbuhan yang bermanfaat tersebut masih sedikit dilaporkan. Oleh karena itu, eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi salah satu target para peneliti, berdasarkan beberapa penelitian yang telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas farmakologi diantaranya adalah senyawa flavonoid, sehingga pada penelitian ini dilakukan isolasi, karakterisasi dan identifikasi flavonoid dari daun bungur. Ekstraksi dilakukan dengan alat Refluks menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat (n-heksana, etil asetat, dan etanol). Ekstrak etil asetat daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) difraksinasi lanjut menggunakan kromatografi kolom dengan elusi landaian (n-heksana-etil asetat-metanol). Fraksi terpilih kemudian dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif sehingga didapatkan fraksi yang mengandung senyawa X. Setelah dimurnikan, senyawa X dikarakterisasi menggunakan penampak bercak spesifik, spektrofotometri UV. Berdasarkan hasil spektrum UV-sinar tampak panjang gelombang maksimum senyawa X adalah 361 nm dan 272 nm. Setelah penambahan pereaksi geser menimbulkan perubahan panjang gelombang maksimum (batokromik) setelah penambahan NaOH, asam borat/HCl. Ekstrak etil asetat daun bungur diperoleh senyawa X adalah suatu flavonoid, struktur yang diusulkan adalah 5,3’,4’ trihidroksi flavonol.
Uji Aktivitas Inhibitor Enzim Tirosinase Ekstrak Etanol Buah Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) Dengan Metode KLT Bioautografi Muslihin, Nisrina; Hartati, Rika; Rizaldy, Defri
JURNAL KEBIDANAN, KEPERAWATAN DAN KESEHATAN (BIKES) Vol 4, No 2 (2024): J-BIKES NOVEMBER
Publisher : Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-bikes.v4i2.96

Abstract

Buah kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) dikenal memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berpotensi digunakan sebagai inhibitor enzim tirosinase, yang berperan penting dalam pengembangan agen pencerah kulit dan pengobatan hiperpigmentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengstandardisasi simplisia dan ekstrak etanol buah kecombrang serta menguji aktivitas inhibitor enzim tirosinase menggunakan metode KLT bioautografi. Hasil standardisasi menunjukkan kadar air simplisia sebesar 4,93 ± 0,05% dan ekstrak sebesar 9,59 ± 0,39%, kadar abu total simplisia sebesar 6,09 ± 0,05% dan ekstrak sebesar 3,98 ± 0,05%, serta kadar abu tidak larut asam simplisia sebesar 5,45 ± 0,23% dan ekstrak sebesar 1,82 ± 0,01%. Kadar sari larut air pada simplisia tercatat 7,24 ± 0,16%, sementara kadar sari larut etanol sebesar 5,12 ± 0,12%. Pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya fragmen pengenal seperti rambut penutup, kolenkim, epidermis dengan stomata, dan penebalan tipe tangga. Uji aktivitas inhibitor tirosinase dengan metode KLT bioautografi menunjukkan adanya zona putih pada plat KLT yang mengindikasikan kemampuan ekstrak etanol buah kecombrang dalam menghambat aktivitas enzim tirosinase.
Exploring the potential of Laportea decumana extract compounds as COX-1 and COX-2 inhibitors: An in silico study Simaremare, Eva S.; Kurniawan, Fransiska; Hartati, Rika; Tjahjono, Daryono H.
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narraj.v5i1.1627

Abstract

Laportea decumana (Roxb.) Wedd., known as itchy leaves, is traditionally used for pain relief due to its bioactive compounds. However, previous studies were limited by resource-intensive in vivo methods and a lack of mechanistic insights into cyclooxygenase (COX)-1 and COX-2 binding. The aim of this study was to identify compounds in the n-hexane and ethyl acetate extracts of L. decumana with potential as COX-1 and COX-2 inhibitors and to predict their binding affinity and stability within the binding pocket through molecular dynamics simulations. Leaves collected from Arso, Keerom Regency, Papua, Indonesia, were dried, sieved into simplicia, and macerated with n-hexane to obtain a n-hexane extract. The residual simplicia was further macerated with ethyl acetate to produce an ethyl acetate extract. N-hexane extract compounds were analyzed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), and ethyl acetate extract compounds by liquid chromatography-mass spectrometry (LC-MS). Identified chemicals were used in in silico evaluations targeting COX-1 and COX-2. This study identified ten compounds with high performance in docking analysis, which were further evaluated by molecular dynamics. The n-hexane extract contained 31 compounds, while the ethyl acetate extract contained 27. Among these, 4,8,12,16-tetramethylheptadecan-4-olide from the n-hexane extract demonstrated the strongest affinity for both COX-1 and COX-2, with binding free energies of -41.62±1.03 kcal/mol and -33.05±0.11 kcal/mol, respectively. Its interactions were comparable to those of native ligands, with superior binding free energy. In the ethyl acetate extract, pseudosantonim demonstrated the highest affinity for COX-1 (-24.41±1.32 kcal/mol), while arteamisinine showed strong potential as a COX-2 inhibitor (-23.53±0.30 kcal/mol). In conclusion, 4,8,12,16-tetramethylheptadecan-4-olide was the most potent COX-1 and COX-2 inhibitor, pseudosantonim was the most effective COX-1 inhibitor, and arteamisinine demonstrated COX-2 inhibitory potential. Further validation through in vitro or in vivo studies is recommended.
Potential Antioxidant Activity of the Unused Part of Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) Choirunnisa, Atina Rizkiya; Regiana, Zhafira Amalia; Insanu, Muhamad; Hartati, Rika; Pramastya, Hegar; Rizaldy, Defri; Fidrianny, Irda
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 28, No 6 (2025): Volume 28 Issue 6 Year 2025
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jksa.28.6.336-344

Abstract

Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) is a member of the Solanaceae family that contains phenolic and flavonoid compounds. The fruit of the tamarillo is commonly consumed. However, other parts that are rarely used also have many potential benefits, including antioxidant activity. This study aims to evaluate antioxidant activity of used part (flesh) and unused part (leaves and peel) extracts of tamarillo through ascorbic acid equivalent antioxidant capacity (AEAC), phenolic and flavonoids content, correlation the phenolic and flavonoid content on antioxidant activity, correlation the DPPH and CUPRAC methods and the levels of flavonoid compound in selected extract. Three organs (flesh, leaves, peel) were extracted using polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate, ethanol). Antioxidant activity was conducted using DPPH and CUPRAC assays, and total phenolic acid and flavonoid acid were also investigated. The result showed that the highest antioxidant activity of tamarillo extracts using DPPH and CUPRAC methods was given by ethanol leaves, 94.917 ± 3.920 and 110.182 ± 7.987 mg AEAC/g sample. The highest TPC in the ethanol leaves extract 10.416 g GAE/100 g, while the highest TFC in the n-hexane leaves extract 8.367 g QE/100 g. Phenolic and flavonoid compounds were identified as significant contributors to the antioxidant activity, with both assessment methods showing a strong linear correlation. In conclusion, Tamarillo leaves had the potential to be a natural antioxidant source, with a rutin content of 0.088%, according to HPLC analysis.