Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN Rery Kurniwati; Yayah Rokayah
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.738 KB) | DOI: 10.26630/jk.v6i1.18

Abstract

Rery Kurniawati D.I1  Yayah Rokayah21,2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Bantene-mail: bundamanua@yahoo.com Abstrak: Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Drop Out KB Di Desa Caringin Kabupaten Pandeglang Banten. Kesertaan pasangan usia subur dalam program KB belum sepenuhnya. Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, Persentase peserta KB aktif sebesar 75,96%. Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan program KB adalah terdapat PUS yang drop out atau tidak aktif lagi menggunakan kontrasepsi. Di Desa Caringin diperoleh data dari sebanyak 411 PUS yang menjadi akseptor KB terdapat 60 PUS (14,7%) yang drop out. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku drop out KB tersebut berdasarkan teori perilaku Green. Penelitian ini dirancang menggunakan desain kuantitatif. Besar Besar sampel ditentukan berdasarkan jumlah minimal sampel uji multivariat sejumlah 120 orang. Data dianalisis secara univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan 76.7% responden adalah peserta KB aktif, dan 23.3% peserta drop out. Terdapat hubungan yang signifikan atara umur, pendidikan, sikap, dan dukungan suami terhadap perilaku drop out KB. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku drop out KB berturut-turut adalah umur dengan OR=16.825, sikap dengan nilai OR=4.472 dan dukungan suami dengan nilai OR=2.764. Layanan kontrasepsi hendaknya meliputi program-program yang dapat meningkatkan keterlibatan suami ataupun mengikut sertakan suami di setiap kegiatan layanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan.Kata Kunci : WUS, KB, drop out.
EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 5-6 BULAN DI DESA RANGKASBITUNG BARAT TAHUN 2017 Yayah Rokayah; Lisa Nurlatifah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.074 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.56

Abstract

Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetika, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulus yang berguna (Dasuki, 2003). Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan non randomize pretest-posttest with control gruoup desaign. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pijat bayi pada ibu atau keluarga untuk selajutnya dilakukan pijat bayi secara rutin dan dilakukan pemantauan berkala oleh peneliti. Penilaian tumbuh kembang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan pijat bayi dengan pembanding bayi yang tidak diberikan pijat bayi. Instrument yang digunakan adalah panduan pijat bayi bagi ibu dan lembar pemantauan tumbuh kembang bayi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara deskriptif rata-rata peningkatan pertumbuhan (berat badan dan panjang badan) serta kemajuan perkembangan (motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan sosial) lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik didapatkan nilai (p=0,01) maka dapat dikatakan bahwa tindakan pijat bayi memberikan dampak positif terhadap peningkatan berat badan, sedangkan pada variabel panjang badan (p=0,22), motorik kasar (0,37), bahasa (0,61), motorik halus (0,66) dan bahasa (0,66) sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan variabel tersebut.
PERSEPSI DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTE NATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI WILAYAH I PUSKESMAS KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016 Yayah Rokayah; Siti Rusyanti
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.339 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.66

Abstract

Menurut KepMenPAN Nomor 58 Tahun 2002 menyatakan ada tiga jenis pelayanan, salah satunya yaitu pelayanan jasa yang diberikan oleh penyedia layanan yang bersentuhan langsung kepada masyarakat, diantaranya pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil berupa pelayanan Antenatal Care. Persepsi masyarakat terhadap suatu layanan merupakan suatu tolok ukur untuk menigkatkan kualitas pelayanan yang pada akhirnya akan membentuk kepuasan pelanggan. Hasil penelitian Saputri Reni (2009) tentang persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sebagian besar persepsi masyarakat dalam kategori cukup (52,5%). Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan sikap ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan ANC oleh bidan di wilayah I Puskesmas Kabupaten Lebak. Desain penelitian dilakukan dengan pendekatan Cross sectional. Besar sampel sebanyak 100 responden, populasinya ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC oleh bidan. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis univariat sebagian besar 94.0% ibu hamil mempunyai persepsi baik terhadap pemanfaatan pelayanan ANC oleh bidan, sebesar 66.0% sikap ibu hamil terhadap pemanfaatan layanan ANC oleh bidan adalah baik, dan pemanfaatan layanan ANC yang diberikan oleh bidan sebagian besar 71.0% adalah baik. Hasil analisis bivariat pada variable persepsi didapatkan nilai P 1,000 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan ANC oleh bidan, penelitian ini sejalan dengan Lukiono (2011) bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak dipengaruhi oleh persepsi masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan. Pada variable sikap didapatkan nilai P 0.122, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan pelayanan ANC oleh bidan, pernyataan ini sesuai Notoatmodjo (2008) bahwa sikap seseorang yang baik tidak bisa menjamin untuk bisa berprilaku yang positif dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Bidan hendaknya lebih meningkatkan lagi kualitas dalam memberikan pelayanan ANC terutama keterampilan komunikasi, karena komunikasi dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan perubahan prilaku ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan. Ibu hamil hendaknya membagikan pengalaman positif tentang perawatan kehamilan kepada ibu-ibu yang lain.
ANALISIS FAKTOR INDIVIDU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL (Musculosceletaldisorders/MSD) BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA I DINKES KABUPATEN LEBAK Hani Sutianingsih; Yayah Rokayah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.132 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v6i1.89

Abstract

Bidan mengalami risiko pekerjaan saat melakukan pertolongan persalinan yang dapat berakibat pada terjadinya gangguan musculoskeletal (Musculosceletal Disorders/MSD). Bone and Joint Decade Model merangkum beberapa faktor penyebab terjadinya MSD, salah satunya adalah faktor individu yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian MSD. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan jumlah sampel 92 bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah kerja I Kab. Lebak Penilaian skor MSD dilakukan melalui Nordic Musculosceletal Questionnaire yang mengukur keluhan MSD berdasarkan laporan pribadi yang telah diakui dan digunakan secara luas untuk riset epidemiologi MSD dan surveilens kesehatan di tempat kerja. Pengujian statistik untuk melihat hubungan antara faktor individu dengan MSD dilakukan dengan menggunakan uji Chi-kuadrat, sementara untuk melihat resiko penggunaan pada setiap faktor individu dilakukan dengan melihat nilai OR pada uji Chi-Kuadrat. Nilai kemaknaan ditentukan sebesar p<0,05. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan MSD bidan dalam pertolongan persalinan (p<0,05) dan tidak terdapat hubungan antara IMT, lama tidur, persepsi kesehatan umum dan kondisi psikologis dengan keluhan MSD bidan dalam pertolongan persalinan (p>0,05).
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI PUSKESMAS RANGKASBITUNG KAB. LEBAK TAHUN 2014 Yayah Rokayah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 1 (2015): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.374 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i1.141

Abstract

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak lahir merupakan modal dasar dalam pembentukan manusia berkualitas, terutama pemberian ASI ekslusif yaitu pemberian ASI kepada bayi sejak lahir sampai dengan usia bayi 6 bulan. ASI merupakan makanan yang paling sempurna, karena kandungan gizi dalam ASI sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Analisis di 6 negara berkembang menunjukan ada perbedaan antara bayi yang mendapatkan ASI dengan yang tidak diberi ASI terhadap risiko kematian akibat penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang yang berhubungan dengan kelangsungan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 4-6 bulan di Desa Rangkasbitung Barat Puskesmas Rangkasbitung. Metode yang digunakan adalah survei dengan pendekatan Cross sectional. Populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi > 6 bulan yang sudah diberikan ASI ekslusif s.d 4 bulan yang tercatat di buku register ibu dan anak, Sampel yang diambil secara proporsif sebanyak 37 orang. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel pengetahuan, pengalaman menyusui dan dukungan tenaga kesehatan mempunyai hubungan dengan kelangsungan pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 4 sampai 6 bulan. sedangkan variable yang paling erat hubungannya dengan kelangsungan pemberian ASI ekslusif adalah dukungan tenaga kesehatan dengan α 0.004. berdasarkan hasil tersebut disarankan motivasi bidan lebih ditingkatkan lagi dalam memberikan penyuluhan maupun konseling sehingga pengetahuan ibu-ibu mengenai ASI ekslusif menjadi lebih baik.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BUKU SAKU KESPRO TERHADAP PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) OLEH REMAJA DI SMAN I CIPANAS KABUPATEN LEBAK TAHUN 2015 Yayah Rokayah; Siti Rusyanti
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.123 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i1.149

Abstract

Kanker payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena mortalitas dan morbiditasnya yang tinggi. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SADARI remaja adalah melalui penyuluhan SADARI dengan menggunakan media buku saku kesehatan reproduksi remaja. Banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa hanya sebagian kecil wanita yang melakukan SADARI, diantaranya kepatuhan mereka yang dapat dipengaruhi oleh ketersediaan media. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan media buku saku kesehatan reproduksi dalam pelaksanaan SADARI oleh remaja di SMAN 1 Cipanas Kabupaten Lebak. Penelitian dirancang menggunakan desain penelitian Kohort. Besar sampel sebanyak 108 responden. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (91,7%) responden menggunakan media buku saku kesehatan reproduksi. Hanya sebagian kecil (6,5%) responden yang melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pada uji statistik (uji chi square) diperoleh hasil p=1,000artinya tidak ada perbedaan bermakna pada kedua variabel tersebut atau tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan media buku saku kesehatan reproduksi remaja dengan pelaksanaan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) oleh responden. Selain media buku saku kesehatan reproduksi, disarankan perlu media lain seperti Pusat Informasi, Konseling Remaja & Mahasiswa (PIK R/M) dan pemberian informasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi remajadi sekolah secara periodik.
STRATEGI BIDAN DALAM MEMBERIKAN PERAWATAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN DI MASYARAKAT BADUY DALAM DESA KANEKES KAB.LEBAK TAHUN 2013 Yayah Rokayah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.642 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i1.153

Abstract

Tingginya AKI merupakan salah satu indikasi lemahnya perlindungan terhadap hak reproduksi perempuan yang memiliki kaitan dengan perawatan kehamilan dan persalinan. Jumlah kematian ibu di Baduy tahun 2009-2010 berjumlah 2 orang, penyebab kematian tersebut erat hubungannya dengan sosial budaya seperti kebiasaan, kepercayaan, sikap dan prilaku masyarakat terhadap perawatan kehamilan dan persalinan sehingga mengakibatkan kematian pada ibu. Metode yang digunakan adalah kualitatif, subyek penelitian yaitu bidan desa dan PTT yang ditugaskan di Baduy Dalam, pengumpulan data melalui indept interview. Analisis data menggunakan analisis isi dengan triangulasi kepada ibu hamil, ibu bersalin, tokoh masyarakat dan paraji. Hasil penelitian pada Baduy Dalam dalam perawatan kehamilan dan persalinan masih dilakukan secara tradisional. Norma penanganan masalah pada kehamilan dan persalinan yaitu meminta bantuan ke paraji, dukun pengobatan, tokoh masyarakat, bila dirujuk tidak boleh memakai kendaraan. Yang melanggar akan dihukum selama 40 hari. Tidak ada sarana kesehatan karena dilarang oleh adat setempat. strategi yang dilakukan bidan dalam memberikan informasi pelayanan perawatan kehamilan dan persalinan di masyarakat Baduy Dalam pertama yaitu melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat,menjalin kemitraan bidan dengan paraji yang ada, mendirikan program imah pangubaran pusat informasi Baduy tanpa menghilangkan ciri khas Baduy nya,menjadikan posyandu yang diminati dan dipercaya sebagai tempat pelayanan kesehatan yang efektif dan efesien tanpa menghilangkan ciri khas Baduynya,melakukan kunjungan rumah,petugas kesehatan/bidan harus tinggal menetap di daerah Baduy, bidan bisa menerima dan menghormati budaya mereka apa adanyawaktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelayanan yang sudah disepakati oleh tokoh masyarakat, dalam memberikan informasi media yang digunakan adalah lembar balik, alat peraga sesuai yang diperlukan dan memakai bahasa yang bisa dipahami oleh masyarakat Baduy Dalam yaitubahasa sunda.Untuk memudahkanjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat Baduy Dalam hendaknya di bangun sarana rumah tunggu untuk pelayanan perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan yang dilengkapi peralatan kesehatan tanpa menghilangkan ciri khas dari budaya Baduynya. Sebelum menugaskan petugas kesehatan hendaknya puskesmas setempat perlu memberi penambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan yang akan bertugas di Baduy terkait budaya setempat.
PERAN KONSELOR SEBAYA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TANGGAP DARURAT BENCANA Yayah Rokayah; Kadar Kuswandi; Ismiyati Ismiyati; Siti Rusyanti
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 1 (2021): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i1.276

Abstract

Bencana merupakan suatu peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Teman sebaya adalah teman yang sejajar atau memiliki tingkat usia dan kematangan yang sama, mempunyai kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian.Tahun 2018 terjadi bencana sunami di kabupaten pandeglang dan serang, dampaknya menimbulkan banyak korban jiwa sebanyak 438 orang meninggal, 584 orang luka luka, sebagian korban adalah anak-anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh informasi teman sebaya terhadap peningkatan pengetahuan dan prilaku penanggulangan bencana pada anak remaja SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment, jumlah sampel yang sebanyak 70 orang (35 orang untuk kelompok intervensi, dan 35 orang kelompok control). Analisis data dengan menggunakan uji Wiloxom dan Mann Whitney. Hasil uji Univariat terjadi peningkatan nilai rerata pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok dengan selisih rata-rat lebih tinggi pada kelopok kontrol yaitu dari 3,60 menjadi 7,86. dan kesalahan perilaku menyelamatkan diri saat terjadi bencana memiliki proporsi yang hampir sama, yaitu 62.9% dan 57.1%, dan perubahan perilaku penyelamatan diri lebih banyak (85.7%) terjadi pada kelompok kontrol dengan nilai p=0.009 (p<α), dengan OR sebesar 0.198. Perbedaan rerata nilai pengetahuan sebelum dan setelah perlakuan adalah signifikan pada masing-masing kelompok, dengan rerata selisih (delta) nilai pengetahuan lebih tinggi terjadi pada kelompok kontrol. Perubahan perilaku penyelamatan diri lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol bila dibandingkan dengan kelompok intervensi dan terdapat pengaruh atau hubungan antara perilaku yang diberikan pada kelompok dengan perubahan perilaku penyelamatan diri saat terjadi bencana.
KONSELING INTENSIF DAPAT MENINGKATKAN EFIKASI DIRI IBU HAMIL DENGAN HEPATITIS B DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Siti Rusyanti; Yayah Rokayah; Nani Yuningsih; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 9 No 2 (2022): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v9i2.325

Abstract

Pregnant women with Hepatitis B must have confidence in their abilities to organize the actions needed to manage the situation during childbirth. Achieving self-efficacy in pregnant women requires internal and external support intensive counselling as part of the management of pregnant women with Hepatitis B. The formulation of the problem in this study is how the description of the self-efficacy of pregnant women with Hepatitis B in dealing with childbirth and whether there is an effect of Intensive counselling on the self-efficacy of pregnant women with Hepatitis B in facing a delivery. The purpose of this study was to describe the self-efficacy of pregnant women with Hepatitis B in dealing with delivery and to determine the effect of intensive counselling on the self-efficacy of pregnant women in dealing with the delivery in Lebak Regency in 2021. This study used a quasi-experimental approach with a pretest-posttest design approach. The sample size in this study was based on the number of pregnant women with Hepatitis B in the Lebak district in July 2021, as many as 32 (Consecutive sampling). Inclusion criteria in this study were pregnant women in the third trimester who suffered from Hepatitis B. Univariate data analysis aimed to present an overview of the frequency distribution of each variable, and bivariate analysis to analyze the relationship between independent and dependent variables, with the non-parametric Wilcoxon test. The results showed an increase in the self-efficacy of pregnant women with Hepatitis B in facing delivery, after intensive counselling, with a value of p = 0.000 (p < ). Pregnant women with Hepatitis B need intensive counselling as external support in preparing for childbirth and caring for their babies. One strategy to increase people's knowledge and attitudes is through intensive counselling. The provision of health education, including the implementation of counselling, aims to improve knowledge, change behaviour, prevent complications, support health conditions, empowerment and self-efficacy.
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA MASA PANDEMIC COVID 19 DI PUSKESMAS MANDALA Yayah Rokayah; Kadar Kuswandi
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 10 No 1 (2023): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v10i1.357

Abstract

Health services during a pandemic are a problem for the community and the health workers. Providing services during this period is very risky to public health, especially for pregnant women, babies, and toddlers. The lack of public knowledge about the spread and prevention of COVID-19 will affect the attitudes and behavior of the community (pregnant women, maternity, infants, and toddlers) to visit healthcare centers out of fear. The study aimed to determine the difference in the average coverage of the Mother and Child Health Program before and after the Covid 19 pandemic. The research design used a cross-sectional sample. This study sample resulted from the coverage of MCH health services (ANC, childbirth, and neonatal) from January to September 2020. This research was conducted at the Mandala Health Center. Data collection used secondary data from the PWS report register. The results obtained mean coverage of all variables (ANC of 1.492%, Linakes of 1.78%, and Neonates of 3.698%) experienced an increase after the spread of the Covid-19 pandemic when compared to the average before the spread of the Covid-19 pandemic. The highest mean coverage was neonatal services at 3.698%. At the same time, the results of the T-test showed that the p values obtained for all variables were (ANC P value of 0.243, Linakes P value of 0.082, and Neonates P value of 0.091) exceeding the alpha value used (0.05), thus in this T-Test, it was found that the average coverage before and after the spread of information about Covid-19 did not experience a significant difference. There was an increase in the average coverage and MCH (ANC, delivery by health workers and neonates) after the COVID-19 pandemic, and there was no significant impact from the COVID-19 pandemic on the coverage of the MCH program.