Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Health Education Based On Social Media (WhatsApp) Towards Knowledge And Attitude Of The Prospective Bride About Reproductive And Sexual Health Hani Sutianingsih; Rery Kurniawati; Tutik Iswanti
Jurnal teknologi Kesehatan Borneo Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Kesehatan Borneo
Publisher : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jtkb.v2i2.43

Abstract

Women are more vulnerable to reproductive health risks, including sexually transmitted infections, verbal abuse, and physical violence. Good knowledge and attitude regarding gender equality before starting a marriage is vital so that the two brides and grooms are mutually responsible for ensuring the safety and security of the bride and groom. Online social media is designed to facilitate interactive social interactions based on internet technology. Whatsapp is the most popular chat application for Indonesians. This is an opportunity when used for learning activities because WhatsApp can convey messages in text, images, sounds, and videos to deliver news about sexual and reproductive health that can be more relevant. The subject of this research is the bride and groom at KUA Cibadak Kab. Lebak, Banten Province. The design of this research is pre-post with control group design. The control group was given lectures on sexual and reproductive health, and the treatment group was assigned health education through social media WhatsApp with 15 people in each group. Based on the results of statistical tests, it was found that there was an effect of WhatsApp social media health education on the knowledge and attitudes of the bride and groom about sexual and reproductive health with a p-value of 0.001. WhatsApp social media can be used as a medium for reproductive and sexual health education for brides and grooms.
ANALISIS FAKTOR INDIVIDU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL (Musculosceletaldisorders/MSD) BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA I DINKES KABUPATEN LEBAK Hani Sutianingsih; Yayah Rokayah
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 6 No 1 (2019): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.132 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v6i1.89

Abstract

Bidan mengalami risiko pekerjaan saat melakukan pertolongan persalinan yang dapat berakibat pada terjadinya gangguan musculoskeletal (Musculosceletal Disorders/MSD). Bone and Joint Decade Model merangkum beberapa faktor penyebab terjadinya MSD, salah satunya adalah faktor individu yang memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian MSD. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan jumlah sampel 92 bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah kerja I Kab. Lebak Penilaian skor MSD dilakukan melalui Nordic Musculosceletal Questionnaire yang mengukur keluhan MSD berdasarkan laporan pribadi yang telah diakui dan digunakan secara luas untuk riset epidemiologi MSD dan surveilens kesehatan di tempat kerja. Pengujian statistik untuk melihat hubungan antara faktor individu dengan MSD dilakukan dengan menggunakan uji Chi-kuadrat, sementara untuk melihat resiko penggunaan pada setiap faktor individu dilakukan dengan melihat nilai OR pada uji Chi-Kuadrat. Nilai kemaknaan ditentukan sebesar p<0,05. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan MSD bidan dalam pertolongan persalinan (p<0,05) dan tidak terdapat hubungan antara IMT, lama tidur, persepsi kesehatan umum dan kondisi psikologis dengan keluhan MSD bidan dalam pertolongan persalinan (p>0,05).
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN OLAH RAGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG TAHUN 2015 Nintinjri Husnida; Hani Sutianingsih
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 2 No 2 (2015): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.981 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v2i2.116

Abstract

Dismenore adalah nyeri haid yang biasanya bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah yang terasa sebelum atau selama menstruasi, terkadang sampai parah sehingga mengganggu aktivitas. Nyeri bisa semakin bertambah karena disamping stres, kurang berolahraga dan gizi yang tidak seimbang / status gizi yang kurang baik. Angka kejadian Dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap negara mengalami Dismenore. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang mengalami Dismenore. Dari hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada 76 mahasiswi jurusan kebidanan rangkasbitung, ditemukan 73,6 % mahasiswi mengalami dismenore dan beberapa diantaranya sangat menganggu aktivitas mereka pada saat diasrama dan pada saat kuliah mulai dari keluhan gangguan rasa nyaman, tidak nafsu makan, mual, muntah, sakit pinggang, tidak bisa fokus dan konsentrasi pada saat kuliah bahkan sampai pingsan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan olahraga pada mahasiswa Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Poltkkes Kemenkes Banten tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode studi analitik korelatif menggunakan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel yang digunakan 161 responden, dengan menggunakan total populasi. Data penelitian diambil secara primer menggunakan kuesioner. Analisis data untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian secara univariat menunjukkan tingginya angka kejadian dismenore pada mahasiswi jurusan kebidanan rangkasbitung sebesar 72 %, status gizi yang tidak normal sebesar 18,6 % dan mahasiswi yang tidak melakukan olahraga sebanyak 23 % . Dari hasil uji bivariat didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan olahraga dengan dismenore. Saran untuk Jurusan Kebidanan Rangkasbitung meningkatkan pemahaman melalui pencarian informasi dari berbagai sumber melalui jurnal terkini dan dapat memanfaatkan program PIK-M pada kegiatan kemahasiswaan guna mencegah dan menanggulangi masalah dismenore.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN PERILAKU DALAM MENGATASI PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN 2015 Nintinjri Husnida; Hani Sutianingsih
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.448 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v3i1.147

Abstract

Premenstrual Syndrome meupakan suatu kondisi dimana wanita lebih sensitif terhadap perasaan dan kondisi tubuhnya dalam bentuk sekumpulan gejala fisik dan mental. Keluhan yang dialami bisa bervariasi dari bulan ke bulan bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat. Sekitar 80% hingga 95% wanita antara 16-45 tahun mengalami gejala-gejala Premenstrual Syndrome yang dapat mengganggu. Gejalanya berupa pusing, depresi serta perasaan sensitive berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang wajar bagi wanita usia produktif sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun. Berdasarkan penelitian yang disponsori WHO didapatkan hasil bahwa gejala Premenstrual Syndrome dialami oleh 23 % wanita Indonesia. Angka ini menunjukan bahwa penderita Premenstrual Syndrome di Indonesia cukup tinggi sehingga perlu dilakukan upaya untuk mencegah dan mengatasi gejala Premenstrual Syndrome dalam bentuk perilaku yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Premenstrual Syndrome dengan perilaku mengatasi Premenstrual Syndrome pada mahasiswa Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Poltkkes Kemenkes Banten tahun Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analitik observasional menggunakan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel yang digunakan 150 responden., berdasarkan rumus pengambilan sampel menurut Slovin. Data penelitian diambil secara primer menggunakan kuesioner. Analisis data untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang Premenstrual Syndrome. Saran untuk Jurusan Kebidanan Rangkasbitung untuk dapat mengoptimalkan peran organisasi kemahasiswaan dibawah jurusn agar dapat memotivasi mahasiswa untuk memiliki perilaku yang baik tentang Premenstrual Syndrome dengan metode yang menarik dan efektif.
PENGARUH PENGGUNAAN KURSI PERSALINAN BC-MK15 TERHADAP KETIDAKNYAMANAN BIDAN DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN Hani Sutianingsih; Johanes C Mose; Farid Husin
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 1 (2020): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i1.200

Abstract

Midwife has risks in their work, such as at first stage delivery care, they have risk of unnatural work posture, while in the second and third stage midwife experiences a body irregularity which can be seen in the spinal segment and postural instability. Unusual work postures continuously can cause musculoskeletal disorders (MSD). The etiology of musculoskeletal disorders is very complicated and controversial, so the lack of information can lead to more difficult risk management, but by detecting discomfort is very useful as an indicator of the risk of musculoskeletal disorders, thus minimizing the discomfort may contribute to reducing risk of musculoskeletal disorders, since both are known associated with exposure to the musculoskeletal system by biomechanical loads. The importance of the ergonomics aspect for the midwife to reduce the discomfort of the body in doing it’s work, is strongly supported by the appropriate facilities such as the BC-MK15 birth chair. This research is quasi experimental with simple random sampling, subject is divided into two groups, intervention and control (22 midwives each group) who work at Puskesmas Garuda, Puter and Ibrahim Adji Bandung. Discomfort scoring using Body Part Discomfort Scale (BPDS). Statistical test using Kolmogorov -Smirnov analysis to see the difference of discomfort between treatment and control group for each stage of delivery care, and Chi-Square test to see the effect between the two study groups also Mann-Whitney test to see the discomfort diffrences between each group for the whole stage of delivery care (stage I-III). The significance level been decided for p <0.05 . The results showed that there was an effect of the use of the BC-MK15 birth chair to the midwife discomfort level for each body part in every stage during delivery care, and there was a lower median rate of discomfort in the intervention group compare to the control group The conclusion was the use of BC-MK15 birth chairs can decrease midwife discomfort for every stage during delivery care in the intervention group compare to the control group.
FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN PENDORONG DALAM PENINGKATAN PARTISIPASI LAKI-LAKI PADA KEGIATAN POSYANDU DI KABUPATEN LEBAK Rery Kurniawati Danu Iswanto; Nintinjri Husnida; Hani Sutianingsih
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 7 No 1 (2020): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v7i1.207

Abstract

Abstrak Rery Kurniawati Danu Iswanto, Nintinjri Husnida, Hani Sutianingsih* Korespondensi: bundamanua@yahoo.com Suatu model promosi, edukasi, dan perubahan perilaku kesehatan akan efektif jika didukung oleh partisipasi aktif dari peran laki-laki. Akan tetapi, posyandu sebagai layanan kesehatan terdepan bagi ibu dan anak pada umumnya di masyarakat hanya dikelola oleh sumber daya perempuan mulai dari tenaga kesehatan, kader, dan sasarann. Berdasarkan hal tersebut diteliti suatu model layanan posyandu yang melibatkan laki-laki dalam setiap aspeknya baik tenaga kesehatan, kader, maupun sasarannya. Salah satu teori perubahan perilaku yang relevan dalam menggambarkan rangkaian upaya perubahan perilaku kesehatan mulai dari perencanaan sampai dengan menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat adalah teori perubahan perilaku oleh L. Green (1979). Dengan model pendekatan ini diharapkan akan menguatkan layanan posyandu dan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Desain penelitian ini adalah analisis kualitatif melalui beberapa tahap penelitian. Tahap pertama akan dilakukan studi pendahuluan pada beberapa posyandu dimana subyek penelitian tinggal untuk menggali karakteristik sosial masyarakatnya. Selanjutnya melakukan diskusi fokus grup untuk menggali faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor pendorong dalam kaitannya dengan partisipasi laki-laki di posyandu. Tahap ketiga disusun suatu model atau skema pendekatan teori Green (1979) dalam peningkatan partisipasi laki-laki berdasarkan dari data penelitian. Adapun data diolah dan disajikan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan faktor predisposisi responden sebagai kader posyandu, pekerjaan pokok responden adalah untuk menafkahi keluarga, sebagai pengisi waktu luang, dan motivasi. Sebagai sasaran posyandu, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Faktor enabling ditemukan sebagai kader posyandu: sarana/prasarana dan kompensasi. Sebagai sasaran posyandu: jadwal posyandu. Dan faktor pendorong sebagai kader posyandu, dukungan puskesmas/dinas kesehatan dan dukungan tokoh masyarakat. Sebagai sasaran posyandu, dukungan keluarga dan dukungan pekerjaan. Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Faktor Pemungkin, Faktor Pendorong, Partisipasi Laki-laki, Posyandu Referensi : 11 (1993-2014) *Dosen Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Poltekkes Banten
PERAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID 19 DI DESA KADUAGUNG TENGAH KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK Hani Sutianingsih; Rery Kurniawati; Nani Yuningsih; Darti Rumiatun
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 2 (2021): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i2.310

Abstract

Based on data on pediatric patients less than 18 years old with confirmed COVID 19, it was 3.23% and 11.4% suspected cases of COVID 19 for children aged less than 18 years. This shows that childhood is a vulnerable period for contracting COVID 19. Childhood is an important period in human life, especially early childhood. This is because at an early age, children begin to be sensitive or sensitive to receive various kinds of stimuli from outside the child. Therefore, at an early age it is very important to provide appropriate stimulation or stimulation to children, so as to optimize aspects of child development. Proper stimulation will stimulate the child's brain so that the child's development can be optimal, especially during the COVID-19 pandemic which demands the implementation of social distancing. The study design was cross sectional with a total of 50 respondents. The subjects of this study were parents of early childhood (5-6 years). The statistical test used is Chi squared. Based on the results of statistical tests, it was found that there was a relationship between the role of parental stimulation on early childhood development (5-6 years) of knowledge and attitudes of the bride and groom about reproductive and sexual health (p <0.05). It is hoped that parents will play a more active role in stimulating children's development by dealing with types of games that can stimulate gross motor development
Factors That Influence the Time of Labor in The 2nd Class of Mothers Tutik Iswanti; Nintinjri Husnida; Hani Sutianingsih
Jurnal teknologi Kesehatan Borneo Vol 3 No 1 (2022): Jurnal teknologi Kesehatan Borneo
Publisher : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jtkb.v3i1.45

Abstract

Stage II is the period of the expulsion of the baby, starting from the complete opening until the baby is born. If the second stage lasts long, there will be symptoms such as dehydration, infection, maternal fatigue, and intrauterine fetal death. This study's objective is to determine the factors that affect the duration of second-stage labor for mothers giving birth. This study is a secondary study with a total sample of 87 respondents. The sampling method in this study used a systematic sampling technique, namely systematic sampling. After calculating with the formula, the interval value is 11, so the sample taken from some of the population is a multiple of 11 numbers, and then the data were analyzed. Results of the study are Maternal labor who experienced a long period II was 8.0%, age at risk was 24.1%, primigravida was 32.2%, uterine inertia was 13.8%, PROM was 12.6%, fetal weight was not normal by 2,3%, and the length of the first period is 32,2%. The factors that affect the second period are contraction (P-value ≤ 0,001) and the first period (P-value = 0.033). The factors that did not affect were age (P-value = 1,000), parity (P-value = 0.421), PROM (P-value = 0.214) and fetal weight (P-value = 1,000). The factor of the duration of the first stage had the strongest effect on the second delivery stage in mothers with an OR of 0.074. Factors that influence the second stage are contraction and the duration of the I stage.
Pemberdayaan Remaja dalam Pengelolaan Kesehatan Reproduksi pada Layanan Konseling Sebaya: Youth Empowerment on Health Reproduction Management at Peer Counseling Services Ismiyati Ismiyati; Hani Sutianingsih; Siti Rusyanti; Rery Kurniawati; Dwi Aprilina Andriani
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.591 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i2.884

Abstract

The problems of adolescents in Banten Province are very concerning, including free sex, teenage pregnancy, teenage marriage, teenage childbirth, sexual diseases and deviant sexual behavior. These problems increased from 59% in 2012 to 74% in 2017. Program Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) is the government's effort in overcoming adolescent problems by using a peer approach. The purpose of this activity is to improve the skills of peer counselors in providing peer counseling on adolescent reproductive health in Lebak Regency, identify the knowledge of peer counselors in providing counseling on adolescent reproductive health and identify the number of peer counseling services in providing counseling before and after the intervention. Service activities in the form of training on peer counseling are divided into four stages of activity. The results of this community service activity are that there is an increase in the knowledge of peer counselors about peer counseling, an increase in the number of peer counseling services as much as 71% carried out by counselors, the addition of online counseling services has increased to 63%, and the production of peer counseling videos which are used as learning materials for members. PIK-R in providing peer counseling. ABSTRAK Permasalahan remaja di Provinsi Banten sangat memprihatinkan, diantaranya seks bebas, kehamilan remaja, pernikahan remaja, persalinan remaja, penyakit seksual dan perilaku seks menyimpang. Permasalahan ini meningkat dari 59% pada tahun 2012 menjadi 74% pada tahun 2017. Program Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan remaja dengan menggunakan pendekatan teman sebaya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan konselor sebaya dalam memberikan konseling sebaya tentang kesehatan reproduksi remaja di Kabupaten Lebak, mengidentifikasi pengetahuan konselor sebaya dalam memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi remaja dan mengidentifikasi jumlah layanan konseling sebaya dalam memberikan konseling sebelum dan sesudah intervensi. Kegiatan pengabdian dalam bentuk pelatihan tentang konseling sebaya yang dibagi menjadi empat tahap kegiatan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan pada konselor sebaya tentang konseling sebaya. Terjadi peningkatan jumlah layanan konseling sebaya sebanyak 71% yang dilakukan oleh konselor, penambahan layanan konseling secara daring meningkat menjadi 63%, serta dihasilkannya video konseling sebaya yang menjadi bahan belajar anggota PIK-R dalam memberikan konseling sebaya.
Pelatihan Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Dini untuk Guru TK/RA/PAUD: Training on Stimulation and Early Detection of Early Childhood Growth and Development for Kindergarten/RA/PAUD Teachers Hani Sutianingsih; Darti Rumiatun; Yaneu Nuraineu
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i2.4550

Abstract

Stimulation activities for early childhood development can be carried out in school learning activities (TK/RA/PAUD) by teachers by paying attention to several aspects of development that must be achieved by early childhood. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge of kindergarten/RA/PAUD teachers in conducting stimulation and early detection of early childhood growth and development as well as socializing activities of stimulation and early detection of early childhood growth and development to the community. The training method is held in a hybrid manner (the theoretical material is provided online while the practicum material is carried out offline). Community outreach activities were divided into three stages of activity, namely pre-intervention, intervention and post-intervention for 15 kindergarten/RA/PAUD teachers in Kaduagung Timur Village, Lebak Regency, Banten. The results of community service activities show an increase in the average knowledge of kindergarten/RA/PAUD teachers regarding stimulation, early detection, and early childhood development of 33.33 (p=0.000), it is proven that this community service activity has a positive impact on teacher knowledge Kindergarten/RA/PAUD regarding stimulation, early detection, and early childhood development. Monitoring and evaluation results show that kindergarten/RA/PAUD teachers have socialized ways of stimulation, early detection, and early childhood development and development to parents, so that the dissemination of information regarding stimulation and early detection of growth and development can be carried out.