Ketut Buda Artana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Database Integration Model for Automatic Identification System and Shipping Database In Real Time Traffic Monitoring Maulidi, Akhmad; Pitana, Trika; Artana, Ketut Buda; Dinariyana, A.A. Bagus; Zaman, Muhammad Badrus; Masroeri, Agoes A.; Sembiring, Ricky Randall
IPTEK Journal of Proceedings Series Vol 1, No 1 (2014): International Seminar on Applied Technology, Science, and Arts (APTECS) 2013
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2014i1.451

Abstract

In recent years, there are so many marine accidents in the world such as ship sinking (37%), grounding (13%), collisions (15%), fire (18%) and other types of accidents (17%). While the causes of the ship accident are 37% of human error, technical error of 23%, 38% due to natural conditions, and 2% to other causes. One of the causes is the weakness of the identification and monitoring the ships passing through the shipping channel in Indonesia. Automatic Identification System (AIS) on the previous research has been carried out with the integration of Geographic Information System (GIS) that allows measuring the use of AIS for fuels monitoring and the development of ship inspection priority system based on the level of risk held by each vessel. Those studies are expected to minimize the level of accidents that occurred in Indonesian waters. However, the result of previous studies showed that the identity of the ship is still conducted separately. It is thus necessary to perform data integration with databases AIS vessel into a database server. This research is focused on the development of the integration between AIS data and shipping database, therefore, It could be used as the backbone of integration system for measuring safety and pollution of the ships, such as basis for monitoring traffic analysis, estimates of air pollution, vessel inspections in real time and direct search vessel identity.
Kajian Teknis dan Ekonomis Distribusi Gas Alam dari FSRU Menuju Superblok Adhi Muhammad Faris Katili; Ketut Buda Artana; A.A.B. Dinariyana D.P
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.591 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.19519

Abstract

Penggunaan gas alam di Indonesia saat ini didominasi oleh sektor  industri dan pembangkit. Badan pengkaji dan penerapan teknologi (BPPT) memproyeksikan dalam rentang 2012-2035 total konsumsi gas bumi di perkirakan akan tumbuh sebanyak 2,2% per tahun menjadi 2.367 BCF pada tahun 2035. Yang menariknya adalah pertumbuhan penggunaan gas bumi terbesar ada di sektor retail yang pertama adalah rumah tangga (17,6%), transportasi (13,4%) dan komersial (3,9%). Disisi lain pengembangan kawasan yang terintegrasi atau superblok di Indonesia atau Jabodetabek khususnya semakin banyak berkembang namun kawasan superblok saat ini tidak memiliki jaringan gas terpadu. Studi ini membahas tentang menjangkau pasar retail pada LNG, untuk menjawab pertanyaan apakah investasi ini layak untuk direalisasikan? Bagaimana alur distribusi gasnya? Seperti apa desain terminal penerimanya? Secara garis besar penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu kajian keekonomian dan teknis, pada keekonomian menggunakan metode optimasi untuk memilih ukuran kapal yang digunakan dan NPV,PBP,ROI sebagai indikator layak atau tidaknya sedangkan kajian teknis difokuskan pada desain terminal yang ada di Superblok dengan standar yang digunakan adalah NFPA 59A. Hasil dari studi menunjukkan NPV baru bernilai positif jika margin dari penjualan gas yang diambil 6 dollar per mmbtu. Dengan nilai investasi awal sebesar 19,070,000 US$   dan biaya operasional pertahunya sebesar 1,666,436 US$  maka investasi ini akan kembali pada tahun ke 8 dengan return of Investment 12%. Kemudian hasil dari mendesain terminal penerima pada salah satu superblok didapatkan luas lahan yang dibutuhkan yang sesuai dengan NFPA 59A adalah 50x50 meter.
Kajian Teknis dan Ekonomis Bunkering LNG untuk Pemenuhan Bahan Bakar Gas Kapal Pelni Adi Mas Nizar; Ketut Buda Artana
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.469 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.19238

Abstract

Penggunaan bahan bakar gas pada bidang perkapalan merupakan suatu keuntungan karena dapat menghemat biaya operasi dan mengurangi emisi gas buang. Pemanfaatan gas juga sesuai dengan tujuan pemerintah yang terdapat pada PP No.55/2009 tentang alokasi produksi gas dalam negeri untuk penggunaan lokal sebesar 25%. Proses pengisian bahan bakar (bunkering) LNG pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga skema yaitu ship to ship, truck to ship dan onshore to ship. Untuk itu perlu dilakukan kajian untuk menentukan lokasi dan skema bunkering LNG yang akan digunakan pada studi kasus kali ini, yaitu untuk armada kapal PT. Pelni. Penentuan lokasi bunkering dilakukan dengan memperhatikan frekuensi kedatangan dan kebutuhan bunkering LNG pada setiap pelabuhan. Konversi kebutuhan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas memakai asumsi bahwa motor diesel dimodifikasi menjadi duel fuel engine menggunakan konverter yang dapat dioperasikan dengan rasio bahan bakar HSD dengan LNG sebesar 50:50. Dari hasil didapatkan pada skenario I adalah Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Ambon dan Sorong. Skenario II dengan penambahan Bau-bau dan Skenario III dengan penambahan Jayapura. Untuk skema bunkering yang akan dipilih ditentukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria yang dipakai diantaranya teknis, keselamatan dan biaya. Dari hasil pembobotan yang terpilih adalah skema truck to ship. Studi ditutup dengan kajian ekonomi dari sisi penyedia LNG dan dari sisi pemilik kapal. Beberapa parameter yang dipakai adalah Net Present Value, Internal Rate Return, dan Payback Period.
Kajian Pemilihan Metode Distribusi LNG ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bintuni Ketut Buda Artana; Taufik Fajar N; Yeyes Mulyadi; Gede Bagus Dwi SA
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.634 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3362

Abstract

Kementerian Energi dan Sumber Daya alam melalui surat menteri No. 4112/13/MEM.M/2014 memberikan alokasi gas alam sebanyak 20 MMSCFD dari Kilang Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh untuk kelistrikan wilayah Papua. Gas alam akan dibawa ke beberapa lokasi pembangkit di Wilayah Papua, dengan prioritas bintuni sebagai tujuan distribusi LNG tersebut. Pembangkit listrik di bintuni memiliki keluaran daya sebesar 15 MW, dan berada di daerah hulu sungai dengan kedalaman maksimal ± 5 meter pada kondisi pasang. Pada kajian ini akan dilakukan pemilihan metode distribusi gas alam menuju bintuni dengan menggunakan metode Multi Criterion Decision Making (MCDM) dengan Analytical Hirearchy Process (AHP). Selanjutnya dilakukan perancangan desain teknis untuk terminal penerima di Bintuni berdasarkan peraturan yang dikeluarkan National Fire Protection Association (NFPA) edisi 59A mengenai Standard For The Production, Storage, And Handling Of Liquefied Natural Gas. Berdasarkan hasil pemilihan AHP dengan bantuan perangkat lunak Expertchoice Ver.11.0 menunjukan alternatif penggunaan LCT/Barge untuk distribusi LNG dari sumber LNG lebih unggul dibandingkan alternatif pipa gas bawah laut dan kabel transmisi.
Pengembangan Prototype Software Real Time Monitoring Berbasis Data Automatic Identification System (AIS) A.A.B. Dinariyana; Ketut Buda Artana; Kriyo Sambodho; Dwi Kristianto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.299 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3359

Abstract

Perangkat Automatic Identification System (AIS) adalah salah satu perangkat yang wajib dipasang pada kapal berukuran lebih besar dari 300 GT. Penggunaan perangkat AIS dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di laut (SOLAS, Safety of Life at Sea). Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pemanfaatan AIS untuk inspection score pengawasan kapal dan monitoring pipa bawah laut. Hasil-hasil penelitian tersebut mendasari pembangunan konsep dasar sebuah prototype software real time monitoring berbasis AIS. Prototype yang dikembangkan saat ini adalah monitoring real time untuk anjungan lepas pantai dan pipa bawah laut, skor inspeksi kapal, dan ship tracking. mengolah data AIS sedemikian rupa dan membandingkan dengan lokasi fasilitas anjungan lepas pantai dan pipa bawah laut. Monitoring anjungan lepas pantai dan pipa bawah laut memungkinan dalam kondisi bahaya, sistem akan mengirimkan peringatan dini melalui notifikasi telepon seluler, surat elektronik dan media komunikasi lain. Sistem inspeksi kapal bermaksud untuk memonitor lalu lintas kapal dalam daerah perairan tertentu. Oleh otoritas pelabuhan, fitur ini dapat digunakan untuk memudahkan dalam menentukan prioritas kapal-kapal yang akan dilakukan inspeksi. Fitur lainnya yang dikembangkan adalah sistem data historis, yaitu penampilan kembali vessel track dalam kurun waktu, batas daerah perairan atau untuk memperlihatkan jalur/track beberapa kapal tertentu. Pengembangan prototype software ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan operasional kapal dan fasilitas lepas pantai/bawah laut serta meningkatkan efisiensi dalam melakukan monitoring terhadap lalu lintas laut.
Subsea Gas Pipeline Risk Assessment During Hot Tapping Installation Ketut Buda Artana; I Made Ariana; A.A.B. Dinariyana; Dhimas Widhi Handani; Emmy Pratiwi
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 27, No 2 (2016)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.512 KB) | DOI: 10.12962/j20882033.v27i2.1294

Abstract

This paper examines the risk to subsea gas pipeline during hot-tapping installation process. Hot tapping is one method to connect new pipeline to existing pipeline while they remain in service. In this study it is considered that hot tapping is installed using crane barge. To assure the crane barge in steady position, the crane barge is moored by means of mooring chain at several locations. These mooring activities and hot tapping installation possess potential risk to existing subsea facilities. Hence, in general there are two objectives in this study such as: determining the safe distance between mooring chain for and the existing facilities, and performing risk level due to external load that may occurs during installation. The risk level is determined by analyzing frequency and its consequence then will be mapped into risk matrix according to DNV-RP-F107. From mooring distance analysis, the result can be used as a reference for positioning the mooring point of crane barge. Based on the result of risk assessment to facilities, risks due to external load such as dropped anchor, dragged anchor, ship sinking and dropped object are in the as low as reasonably practicable (ALARP) region which mean, in the practical life risks are acceptable as long as the frequency is maintained in the lowest rank. 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA JAMAK (MCDM) UNTUK PEMILIHAN LOKASI FLOATING STORAGE AND REGASIFICATION UNIT (FSRU): STUDI KASUS SUPLAI LNG DARI LADANG TANGGUH KE BALI Ketut Buda Artana
Jurnal Teknik Industri: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik Industri Vol. 10 No. 2 (2008): DECEMBER 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.807 KB) | DOI: 10.9744/jti.10.2.97-111

Abstract

This paper presents a case study in selecting the best location for a Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) in Bali. FSRU is an alternative to replace a conventional shore LNG terminal. The selection involves several criteria/attributes that can be grouped into two general criteria, namely qualitative and quantitative criteria. Multiple Criteria Decision Making (MCDM) approach is utilized to solve the selection problem, considering the capability of this method in solving multi-criteria problem with mutual conflict. Qualitative criteria are evaluated using AHP method to calculate weight of each criterion. Moreover, decision matrix algorithm is then utilized to convert preference of stakeholders into, consecutively, probability assignment, total probability assignment and preference degree eventually. Quantitative criteria are also converted into preference degree and entropy method is used to rank the alternatives. Selected location would be the alternative having the highest entropy. Four alternatives are under consideration. Those alternatives are Benoa, Celukan Bawang, Pemaron and Gilimanuk. This research found that Celukan Bawang is the best location for the FSRU. Abstract in Bahasa Indonesia: Paper ini menyajikan pemilihan lokasi Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk proses distribusi LNG dari Ladang Tangguh ke Bali. FSRU merupakan alternatif pengganti LNG receiving terminal di darat. Pemilihan lokasi ini melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif dan metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM) digunakan untuk melakukan pemilihan mengingat metode ini dapat memberi solusi tepat saat mutual conflict terjadi pada beberapa kriteria pemilihan. Penilaian terhadap beberapa alternatif didasarkan atas nilai masing-masing kriteria yang diperoleh dari kuisioner terhadap beberapa stakeholders. Untuk kriteria kualitatif dicari relative weight dengan menggunakan metode Analitik Hierarki Proses (AHP). Nilai relative weight ini kemudian konversi menjadi normalize relative weight, basic probability assigment dan total probability assigment hingga kemudian diperoleh nilai preference degree dari kriteria kualitatif. Selanjutnya nilai prefrence degree kriteria kualitatif ini digabungkan dengan nilai preference degree dari kriteria kuantitatif dan merankingnya dengan metode entropy. Alternatif lokasi yang terpilih adalah alternatif dengan nilai entropy tertinggi. Melalui proses seleksi awal, empat alternatif menjadi kandidat lokasi. Alternatif tersebut adalah Benoa, Celukan Bawang, Pemaron dan Gilimanuk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alernatif lokasi yang paling sesuai untuk lokasi penambatan FSRU adalah Celukan Bawang. Kata kunci: MCDM, AHP, kriteria kualitatif, kriteria kuantitatif.
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC INDENTIFICATION SYSTEM (AIS) BERBASIS WEBSITE SECERA REAL TIME Akh Maulidi; Trika Pitana; Ketut Buda Artana; AAB Dinariyana DP
INOVTEK POLBENG Vol 7, No 2 (2017): INOVTEK Volume 7, No 2, November 2017
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.941 KB) | DOI: 10.35314/ip.v7i2.218

Abstract

Konsekuensi dari sebuah negara maritim adalah adanya peningkatan kecelakaan laut, Jenis kecelakaan yang terjadi adalah tenggelam (37%), kandas (13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%) Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23% kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya sistem identifikasi terhadap kapal yang melintasi perairan Indonesia. Peneliti sebelumnya melakukan integrasi data Automatic Identification System(AIS) dengan Shipping DatabasedanInformation System (GIS)yang memungkinkan melakukan estimasi pencemaran udara.Pengembangkan sistem prioritas inspeksi kapal berdasarkan tingkat resiko yang dimiliki oleh masing-masing kapal.Serta pengukuran tingkat penggunaan bahan bakar berbasis AIS.  Akan tetapi penelitian sebelumnya belum menjadi sebuah sistem monitoring yang dapat diakses secara real time, dengan demikian penelitian ini melakukan pengembangan sistem monitoring data AISberbasis website secara real time.Dari sistem monitoring ini dapat dilakukan pemantauan dan identifikasi kapal yang melintasi area pelayaran dalam coverage perangkat AIS. Kata Kunci - AIS, WebsiteMonitoring , Real Time.