Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STUDI PERACANCANGAN SISTEM JANGKAR DAN TAMBAT PADA KAPAL KARGO 14.715 DWT BERDASARKAN BKI CLASS Triyanti Irmiyana; Akhmad Maulidi; Heni Siswanti; Windra Iswidodo
Techno Bahari Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52234/tb.v7i2.92

Abstract

Cargo Ship Planning is very important for sea transport. One of the important factors in ship planning is the determination of the anchor and mooring system which functions as a tool to limit the motion of the ship when it is anchored outside the port, so that the ship remains in its position even though it is under pressure from sea currents, wind and waves.. The formulation of the problem in this study is the number of anchors and the motor power of the anchor system on a cargo ship based on the BKI class. The purpose of this study is to determine the number of anchors and the motor power of the anchor system on a cargo ship based on the BKI class. The research method of anchor system analysis was carried out by using a literature study method based on BKI class 2014 volume II. The conclusion of this research is knowing the number of anchors as much as 2 pieces, the length of the anchor chain with the anchor chain length of 522.5 m, the diameter of the anchor chain is 60 mm, and the motor power of the windlass is 1.7 HP. While the length of the mooring rope along the 280 m is 4 pieces
SISTEM PENERIMA (RECEIVER) AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) BERBASIS MINI COMPUTER PADA KAPAL NELAYAN TRADISIONAL DI MADURA Akh Maulidi
INOVTEK POLBENG Vol 9, No 2 (2019): INOVTEK VOL.9 NO 2 - 2019
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.029 KB) | DOI: 10.35314/ip.v9i2.1125

Abstract

Automatic Identification System (AIS) merupakan sistem navigasi yang digunakan pada Vessel Traffic Services (VTS) untuk mengidentifikasi dan bertukar data secara elektronik. Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) 1974 dan Colreg (collision regulation 1972) mewajibkan AIS untuk dipasang dikapal yang mempunyai gross tonnage (GT) 300 ton atau lebih dan juga untuk semua jenis kapal penumpang.AIS dapat menggantikan beberapa alat komunikasi lain yang selama ini digunakan seperti kompas, peta, radar maupun GPS. Akan tetapi fungsi dan kepraktisan yang dimiliki sebanding dengan harganya yang sangat mahal sehingga nelayan tradisional tidak dapat menjangkau harganya yang relative mahal. Dari hal tersebut, peneliti mencari alternatif lain yang dapat menjadi solusi untuk mendapatkan system navigasi yang murah dan handal.Pada Mini PC terdapat pin General Purpose Input Output (GPIO) yang dapat difungsikan sebagai penerima atau pemancar sistem navigasi. Selain itu mini PC memiliki harga yang sangat murah dibandingkan dengan perangkat sejenis. Dengan memberikan algoritma program pada mini PC dapat difungsikan sebagai AIS Pemancar (Tranceiver) untuk mengirimkan data ordinat, kecepatan, dan arah pergerakan kapal. Serta sebagai penerima (Receiver) untuk menerima data ordinat, kecepatan, dan arah pergerakan kapal. Dengan demikian AIS Mini PC dapat menjadi solusi alternatif dan membantu kapal nelayan tradisional di Madura dalam memperoleh sistem navigasi.
Disain Sistem Navigasi Automatic Identification System (AIS) Transceiver Berbasis Mini Computer Pada Kapal Nelayan Tradisional Di Madura Akh. Maulidi
INOVTEK POLBENG Vol 9, No 1 (2019): INOVTEK VOL.9 NO 1 - 2019
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.598 KB) | DOI: 10.35314/ip.v9i1.878

Abstract

Navigation system is the key of ship safety in sailing. Automatic Identification System (AIS) is a navigation system used in Vessel Traffic Services (VTS) to identify and exchange data electronically. The International Maritime Organization (IMO) and the 1974 International Convention for the Safety of Life on the Sea (SOLAS) and Colreg (1972 collision regulation) require AIS to be installed in ships that have a gross tonnage (GT) of 300 tons or more and for all types of passenger vessels.AIS can replace a number of other communication tools that have been used such as compass, maps, radar and GPS. However, the function and practicality that is owned is comparable to the very expensive price so that traditional fishermen cannot reach the expensive price. From this, researchers are looking for other alternatives that can be a solution to get a cheap and reliable navigation system.By General Purpose Output Input (GPIO) pin on Mini PC, it can receive Input and expend output based on instructions given directly or using Web Server. Besides, mini PC has very cheap price compared to similar devices. By providing algorithm program on a mini PC, it can be used as an AIS Transceiver to send ordinate, speed, and direction of ship movement ship. Thus, help traditional fishing boats in Madura to obtain their navigation system.
Desain Electric Starting System untuk Kapal Slerek di Kawasan Camplong Kabupaten Sampang Pulau Madura Arief Syarifuddin; Ika Wahyu Novianti; Akhmad Maulidi; Erdina Arianti
INOVTEK POLBENG Vol 10, No 1 (2020): INOVTEK VOL. 10 N0 1
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.628 KB) | DOI: 10.35314/ip.v10i1.1351

Abstract

Nelayan di pulau Madura hampir semuanya menggunakan kapal slerek dengan penggerak utamanya adalah motor diesel. Motor diesel yang digunakan untuk kapal slerek di wilayah Madura, khususnya Camplong, kebanyakan masih menggunakan sistem starting konvensional atau mekanik, yang berisiko cidera terhadap operatornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonversi sistem starting konvensional menjadi sistem starting elektrik, dengan demikian dapat meminimalisir risiko cidera yang dialami oleh operator. Desain sistem starting elektrik didasarkan kepada banyak literatur dan regulasi, sehingga menghasilkan desain yang optimal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah motor starter dengan daya sebesar 0.8 kW dan tegangan 12 V, roda gigi dengan tipe ring gear yang memiliki gigi sebanyak 115 gigi dan diameter dalam 340 mm, pulley dengan lebar 60 mm dan diameter 94.50 mm, v-belt dengan panjang nominal 813 mm, bahan adaptor berupa baja St 33 dengan panjang adaptor sebesar 220 mm dan lebar 150 mm, baterai dengan kuat arus 70 A dan tegangan 12 V, serta alternator dengan kuat arus 75 A dan output tegangan 13.2 V. Selain itu, hasil dari design peletakan electric starting system adalah gambar rencana umum dan engine room lay out  pada Kapal Ikan “Rajawali” dengan ketentuan main engine akan diletakkan di bagian main deck.
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING AUTOMATIC INDENTIFICATION SYSTEM (AIS) BERBASIS WEBSITE SECERA REAL TIME Akh Maulidi; Trika Pitana; Ketut Buda Artana; AAB Dinariyana DP
INOVTEK POLBENG Vol 7, No 2 (2017): INOVTEK Volume 7, No 2, November 2017
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.941 KB) | DOI: 10.35314/ip.v7i2.218

Abstract

Konsekuensi dari sebuah negara maritim adalah adanya peningkatan kecelakaan laut, Jenis kecelakaan yang terjadi adalah tenggelam (37%), kandas (13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya (17%) Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23% kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya sistem identifikasi terhadap kapal yang melintasi perairan Indonesia. Peneliti sebelumnya melakukan integrasi data Automatic Identification System(AIS) dengan Shipping DatabasedanInformation System (GIS)yang memungkinkan melakukan estimasi pencemaran udara.Pengembangkan sistem prioritas inspeksi kapal berdasarkan tingkat resiko yang dimiliki oleh masing-masing kapal.Serta pengukuran tingkat penggunaan bahan bakar berbasis AIS.  Akan tetapi penelitian sebelumnya belum menjadi sebuah sistem monitoring yang dapat diakses secara real time, dengan demikian penelitian ini melakukan pengembangan sistem monitoring data AISberbasis website secara real time.Dari sistem monitoring ini dapat dilakukan pemantauan dan identifikasi kapal yang melintasi area pelayaran dalam coverage perangkat AIS. Kata Kunci - AIS, WebsiteMonitoring , Real Time.
Grounding Detector Berbasis Mini PC pada Kapal Penumpang 250 GT di Perairan Sumenep Romadhoni Fitriansyah; Iqlima Maulina; Akh Maulidi
INOVTEK POLBENG Vol 11, No 1 (2021): INOVTEK VOL.11 NO1, 2021
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v11i1.1701

Abstract

Raas Island is an island located in the Sumenep area, there is a small port as a berth for ships that usually visit the island. At the island's port, a ship accident in the form of grounding occurred which occurred on the KM. Express Bahari in the form of a 250 GT fast passenger ship, due to by sudden tides and no means of knowing it.In this reaserch will be carried out the design of safety equipment to prevent grounding on the 250 GT ship. The components used in the series of grounding deterrents on this ship are the Ultrasonic proximity sensor, Mini PC as the processor, and the output uses an LCD to display the results, the LED, and the Buzzer as a warning. To support the design of this grounding deterrent, the data used as a reference is from the KM. Express Bahari, such as ship data and the main size of the ship.The results of this tool are in the form of information and warnings in the form of the depth passed by the ship, there are 3 conditions detected by this tool, namely, Safe Conditions, Alert Conditions, and Danger Conditions. For safe conditions, the LCD on the device displays "SAFE" and the green LED is ON. For the standby condition, the LCD on the device displays the words "ON" and the yellow LED is ON. For dangerous conditions, the LCD on the device displays the words "DANGER", the red LED is ON and the Buzzer is ON
Pengembangan Aplikasi Untuk Menghitung Estimasi Material Dan Waktu Pembangunan Kapal Fiber di PT. SSA Akh Maulidi
INOVTEK POLBENG Vol 11, No 1 (2021): INOVTEK VOL.11 NO1, 2021
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v11i1.1709

Abstract

Pada proses penentuan material dan waktu pembangunan kapal yang akan di bangun di PT. Samudera Sinar Abadi seringkali tidak akurat karena belum tersedianya data tentang nilai produktifitas, untuk mengatasi hal tersebut penulis melakukan pembuatan aplikasi untuk mempermudah dan menjadikan perhitungan estimasi material dan waktu lebih akurat. Sebagai acuan untuk menentukan material dan waktu pekerjaan dilakukan analisa dan pengambilan data darisetiap proses pembangunan kapal. Nilai produtivitas dari masing-masing pekerjaan pembangunan kapal diantaranya adalah proses pekerjaan geal coat 23 m2/jam. orang, proses laminasi fiberglass 6,22 m2/jam. orang, proses pembuatan cetakan 0,24 m2/jam.orang.
ANALISIS DESAIN KAPAL KAYU DENGAN LAMINASI POLYCARBONATE GUNA MENGEKSPLORASI WISATA BAWAH LAUT GILI GENTING Anauta Lungiding Angga Risdianto; M. Mustain; Akh. Maulidi; Triyanti Irmiyana; Windra Iswidodo
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 7 No. 2 (2023): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.7.2.291-301

Abstract

Kabupaten Sumenep merupakan salah satu daerah dengan potensi wisata bawah laut yang melimpah, salah satunya adalah di Pulau Gili Genting yang memiliki keindahan ekosistem bawah laut, menawarkan pemandangan eksotis terumbu karang yang indah serta ribuan kawanan ikan hias. Namun, pada faktanya sarana dan prasarana guna menuju kawasan wisata bawah laut ini masih sangat minim. Hal ini terbukti dengan sedikitnya jumlah perahu maupun dermaga yang kurang dan sangat memprihatinkan. Perkembangan teknologi saat ini menawarkan berbagai macam jenis material pengganti kayu seperti fiber glass, HDPE (High Density Poly Ethylene), aluminum, PVC (Polyvinyl Chloride) dan material baru lainnya. Salah satunya adalah polycarbonate yang dikombinasikan dengan bahan kayu dapat menghasilkan produk kapal wisata yang unik. Proses desain kapal kayu wisata dengan laminasi polycarbonate diperoleh ukuran utama yakni L = 9 m, B = 1.8 m, H = 0.8 m, t = 0.42 m. Hasil simulasi model kapal dengan menggunakan aplikasi Maxsurf dengan kecepatan pengujian 8 knot diperoleh kebutuhan daya sebesar 4.646 kN, sehingga diperlukan daya mesin utama sebesar 30 HP. Kata kunci: desain, kapal kayu, polikarbonat, wisata
Perancangan Sistem Pompa dan Perpipaan pada Sistem Seawater Reverse Osmosis Maulidi, Akh.; Santoso, A.D; Irmiyana, Triyanti; Abdullah, Mohammad; Maulina, Iqlima; Faudya, A.B
Techno Bahari Vol 12 No 1 (2025): Maret
Publisher : Politeknik Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52234/tb.v12i1.395

Abstract

Politeknik Negeri Madura (POLTERA) yang terletak di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, berdiri sejak tahun 2012. Letaknya yang berada diluar kota Sampang dan berada tepat di pesisir pantai, maka sumber mata air tanah di POLTERA adalah payau. Sedangkan saluran air dari PDAM belum menjangkau sampai ke daerah pesisir, sehingga selama ini POLTERA dalam memenuhi kebutuhan air bernya dengan cara membeli air bersih 3 tangki dalam sehari. Sementara pemenuhan air ini tidak untuk memenuhi kebutuhan consumable. Dalam penelitian ini, akan melakukan analisa kebutuhan air bersih di POLTERA setiap harinya, danmerancang pompa dan pipeline alat sea water reverse osmosis (SWRO). Luaran penelitian ini berupa perencanaan pompa dan piping lines SWRO berbasis studi kasus di kampus POLTERA. Hasil penelitian ini diketahui kebutuhan air bersih di POLTERA setiap harinya sebesar 170,33 m3. Sistem pompa dan perpipaan pada SWRO bekerja dengan mengalirkan air payau dari sumur ke tangki pretreatment, kemudian disaring bertahap melalui sediment filter 5 mikron, sediment 1 mikron, dan Granular Active Carbon (GAC) untuk membuang partikel dan zat berbahaya, serta dipompa dengan tekanan 10–15 bar agar sesuai syarat proses RO. Selanjutnya air masuk ke membran RO untuk menghasilkan air tawar yang ditampung di storage tank, lalu melewati post carbon filter agar bau dan rasa lebih baik sebelum akhirnya siap dikonsumsi.Kata Kunci: Pompa ; Skema Perpipaan ; SWRO ; Tangki.