Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

DESAIN KONSEPTUAL PETI KEMAS MULTIFUNGSI SEBAGAI ALAT ANGKUT TERNAK DAN NON-TERNAK PADA PROGRAM TOL LAUT Siti Dwi Lazuardi; Firmanto Hadi; Achmad Mustakim; Irwan Tri Yunianto; Pratiwi Wuryaningrum; Wahyu Nur Hidayatun Nisa
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 15 No 2 (2020): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v15i2.174

Abstract

Program Tol Laut yang sudah memiliki 18 trayek kapal barang dan 6 trayek kapal ternak memiliki tingkat okupansi kapal yang masih rendah, utamanya ketika pelayaran kembali dari wilayah Indonesia Timur. Volume muatan berangkat dari tol laut bisa mencapai 74,6% dari target dalam satu tahun, tetapi muatan baliknya hanya sekitar 6,7%. Hal sebaliknya terjadi pada kapal ternak yang berasal dari wilayah Indonesia Timur yang didesain khusus mengangkut hewan ternak, membuat angkutan balik dari barat ke arah timur menjadi tanpa muatan. Guna memberikan solusi angkutan balik dari muatan ternak pada program tol laut, maka diperlukan inovasi alat angkut multifungsi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi disparitas muatan pada angkutan ternak dalam program tol laut dan untuk meningkatkan okupansi kapal tol laut dengan mempertimbangkan bentuk dan fungsi peti kemas serta pola operasional dari penggunaan peti kemas multifungsi ini. Metode yang digunakan adalah analisis biaya manfaat dengan rasio manfaat biaya sebagai tolok ukur kelayakan dari penggunaan peti kemas multifungsi. Hasil yang diperoleh adalah biaya produksi untuk setiap peti kemas multifungsi adalah sebesar Rp Rp. 19,9 juta/TEU dengan biaya perawatan sebesar Rp 350.000 /tahun dengan nilai benefit cost ratio sebesar 2,34.
Model Penguasaan Jumlah Kontainer Pada Perusahaan Pelayaran Ryan Rachman; Firmanto Hadi; Achmad Mustakim
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.63 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26745

Abstract

Dalam perusahaan pelayaran, memilik sejumlah petikemas adalah kewajiban untuk menjawab permintaan pasar. Permintaan pasar yang bersifat fluktuasi mengakibatkan banyak petikemas yang menganggur saat low season dan adanya back order saat high season. Oleh sebab itu diperlukan model untuk menentukan berapa jumlah petikemas yang harus dikuasai oleh perusahaan pelayaran pada masing-masing rute jika ingin menjawab semua permintaan pasar. Disamping jumlah petikemas, dibutuhkan pula perhitungan yang menentukan strategi apa yang paling efisien pada suatu rute. Hasilnya menunjukan pada rute Jakarta – Makassar – Jakarta dengan menggunakan 3 buah kapal membutuhkan 9.092 TEU’s dengan strategi  yang paling efisien dalam rute Jakarta – Makassar – Jakarta dengan jumlah petikemas paling sedikit dimana tidak mengirimkan petikemas kosong, dan tersedia penambahan petikemas jika dibutuhkan untuk menghindari Back Order.
Analisis Penentuan Variabel dari Biaya Kapal Sebagai Acuan Penentuan Subsidi untuk Kapal Perintis :Studi Kasus Maluku Rio Jagarin Silaban; Firmanto Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.794 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.377

Abstract

Subsidi diberikan untuk menjembatani ketidak-seimbangan antara harga atau tarip yang ditetapkan produsen dengan kekuatan daya beli konsumen dikarenakan konsumen tersebut tidak dapat membayar sesuai dengan tarip yang ditetapkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji formula penentuan subsidi saat ini dan mengeloborasi dengan solusi alternatife. Studi dilakukan dengan  menentukan  variabel jarak, yang ada di biaya kapal perintis dan dapat dijadikan sebagai acuan penentuan  subsidi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan subsidi saat ini  hanya ditentukan oleh variabel Jarak saja dan variabel penentu saat ini belum bisa menghitung besaran subsidi dengan lebih objektif karena ada beberapa variabel penentu lainnya yang bisa dijadikan sebagai acuan penentuan subsidi seperti GT, BHP, ABK dan Umur.
Evaluasi Lokasi Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak Tettuko Wiwengku Adhiyakso; Firmanto Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.323 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.430

Abstract

Pelabuhan baru akan direncanakan oleh pemerintah kota sebagai  antisipasi melonjaknya tingkat kedatangan kapal yang diterima Pelabuhan Tanjung Perak di tahun mendatang. Terdapat 6 lokasi yang salah satunya akan dikembangkan oleh pemerintah sebagai pelabuhan diantaranya adalah di Teluk Lamong, Socah Madura, Tanjung Bumi Madura, Tanjung Bulupandan Madura, Gresik Selatan, dan Gresik Utara. Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuktikan indikasi adanya stagnasi di Pelabuhan Tanjung Perak dengan cara melakukan peramalan (forecasting) kemudian mengevaluasi manakah dari keenam lokasi tersebut yang sangat tepat dan cocok untuk menampung limpahan kapal dari Pelabuhan Tanjung Perak dengan cara menganalisa satu persatu lokasi tersebut dari sudut pandang pemilik barang, dengan menghitung transport cost dari beberapa pelabuhan kandidat tersebut. Sehingga diperoleh suatu lokasi alternatif pengembangan pelabuhan dengan pertimbangan transport cost yang paling minimum menuju lokasi-lokasi industri. Evaluasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah untuk menetapkan lokasi pelabuhan yang tepat dari sisi kacamata ekonomi.
Perancangan Simulasi Operasi Angkutan Batubara Berbasis Web Programming (Studi Kasus: Pendangkalan di Sungai Barito) Jauhari Alafi; Firmanto Hadi; Setyo Nugroho
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.947 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.431

Abstract

Batubara di PT. ZXC diangkut dari dermaga tambang melalui Sungai Barito menggunakan tongkang untuk kemudian di transitkan ke mother vessel. Kendala yang dialami oleh tongkang adalah ketika musim kemarau level air sungai Barito turun drastis, apalagi di daerah dekat hulu sungai. Pada saat hal itu terjadi, sungai yang biasanya bisa dilewati oleh tongkang hingga kapasitas 5.000 ton, hanya bisa dilewati tongkang tersebut apabila mengurangi muatannya hingga 2.000 ton saja. Bahkan ketika pada kondisi level air terrendah, tongkang-tongkang tidak bisa melaluinya sama sekali. Berdasarkan hasil simulasi, skenario terbaik bagi PT. ZXC dalam mencapai target penjualan sebesar 2,5 juta ton adalah dengan tetap mengoperasikan seluruh tongkang yang ada pada saat terjadi pendangkalan, meskipun tongkang tidak dapat berlayar dengan muatan penuh. Karena total biaya untuk opsi 1 (tidak ada pengangkutan pada saat sungai dangkal) adalah sebesar Rp 81.046.464.410, sedangkan total biaya untuk opsi 2 (ada pengangkutan pada saat terjadi pendangkalan) adalah Rp 55.091.040.758.
Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik Hasan Iqbal Nur; Firmanto Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.521 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2526

Abstract

Pelabuhan Petrokimia Gresik merupakan salah satu contoh pelabuhan khusus yang dioperasikan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan (PT Petrokimia Gresik). Untuk menunjang peningkatan produksi perusahaan, diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan dengan memperhatikan tata letaknya, mengingat ketersediaan area pengembangan pelabuhan yag terbatas. Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan kegiatan operasional di pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini dilakukan dengan pendekatan simulasi diskrit menggunakan software Arena (student version) dan kriteria optimum yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7% per tahun, mengakibatkan peningkatan utilitas fasilitas pelabuhan: dermaga (Berth Occupancy Ratio) 2%, gudang (Shed Occupancy Ratio) 1.2% dan lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio) 0.6%. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan petrokimia Gresik yang optimum, yaitu: dermaga dengan penambahan panjang 170 m di sisi utara, gudang berukuran 60 x 48 x 8 m dan lapangan penumpukan berukuran 65 x 50 m dengan jarak 1,600 m dari dermaga.
Internalisasi Biaya Eksternal pada Angkutan Laut BBM Domestik Ni Putu Intan Pratiwi; Firmanto Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.158 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2527

Abstract

Aktivitas pengangkutan BBM domestik lewat laut, seperti halnya aktivitas transportasi yang lain memiliki biaya transportasi yang harus ditanggung oleh penyedia jasa angkutan. Biaya ini adalah biaya internal transportasi yang timbul oleh angkutan (moda) untuk mengangkut BBM dari pelabuhan muat (loading) ke pelabuhan bongkar (discharge). Biaya ini adalah biaya yang terlihat langsung dan merupakan biaya yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan transportasi. Namun selain menimbulkan biaya internal, aktivitas pengangkutan BBM domestik juga menimbulkan biaya eksternal.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis seberapa besar biaya eksternal yang timbul akibat proses pengangkutan BBM domestik lewat laut dan dampaknya pada unit biaya transportasi. Biaya eksternal adalah eksternalitas yang dikuantifikasi ke dalam satuan biaya. Biaya eksternal ini merupakan biaya yang biasanya tidak diperhitungkan, padahal biaya ini berdampak besar bagi pengangkutan BBM domestik. Biaya eksternal yang dijabarkan dalam penelitian ini antara lain biaya atas utilitas armada, biaya atas kongesti dan biaya atas polusi udara.Internalisasi biaya eksternal merupakan digunakan untuk mengetahui signifikansi biaya eksternal tersebut terhadap unit biaya angkutan laut BBM domestik, mengingat beberapa jenis BBM masih disubsidi. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk masing-masing komponen biaya eksternal untuk mengetahui efek dari biaya tersebut terhadap unit biaya transportasi. Internalisasi ini akan menyebabkan rata-rata kenaikan unit biaya angkutan laut BBM domestik dari 363 Rp/Liter menjadi 586 Rp/Liter. Namun, proses internalisasi ini akan membuat penyedia jasa angkutan terhindar dari pengeluaran yang tidak terencana akibat eskternalitas.
Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi Kasus: Koridor Surabaya-Jakarta) Ardyah Eko Prasetyo; Firmanto Hadi
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.705 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2528

Abstract

Pertumbuhan volume muatan yang diiringi pertumbuhan kendaraan bermotor di Pulau Jawa melonjak tajam sebagai konsekuensi pembangunan yang terpusat di Pulau Jawa. Namun, pertumbuhan tersebut tidak diimbangi peningkatan kapasitas jalan raya, sehingga beban jalan raya semakin meningkat. Akibatnya, muncul efek domino dari kejenuhan beban jalan tersebut, yaitu kemacetan, meningkatnya polusi udara, biaya pemeliharaan dan perawatan jalan, meningkatnya subsidi BBM, serta biaya kecelakaan. Konsekuensi dari semua itu tentunya adalah biaya tinggi pada transportasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa potensi muatan jalan Pantura yang bisa dipindahkan pengangkutannya ke moda transportasi lain. Sehingga kepadatan jalur Pantura dapat berkurang dan biaya transportasi dapat ditekan. Moda transportasi yang akan diamati adalah truk general cargo, truk peti kemas, kereta api peti kemas, dan kapal peti kemas. Penelitian akan dilakukan dengan membandingkan komponen biaya transaksional dan non transaksional, kapasitas angkut, dan beban biaya publik yang muncul dari kegiatan pengangkutan barang setiap moda. Kereta api peti kemas dan kapal peti kemas adalah moda transportasi alternatif yang bisa digunakan untuk mengurai beban jalan tersebut dengan menerapkan konsep pengangkutan multimoda. Sehingga kepadatan jalur pantura dapat berkurang sebesar 47,97% di tahun pertama dengan mengoperasikan 10  rangkaian kereta api peti kemas dan 4 kapal peti kemas berukuran 538 TEUS.
Model Perencanaan Armada Tanker Cadangan: Studi Kasus Distribusi Bahan Bakar Minyak Pelayaran Domestik Firmanto Hadi; Irwan Tri Yunianto; Siti Dwi Lazuardi; Nabila Hidni
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3374

Abstract

Pola pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dilakukan dengan kapal pengangkut minyak (oil tanker) dari unit kilang ke depo. Dalam proses pendistribusian BBM, permasalahan muncul saat kapal inti tidak beroperasi (off-hire), sehingga berakibat kelangkaan pasokan BBM di wilayah tujuan. Guna mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk merencanakan pola operasi armada tanker cadangan khususnya untuk distribusi BBM dari Unit Kilang Balikpapan ke 17 pelabuhan tujuan. Metode optimisasi digunakan untuk memperoleh pola operasi armada tanker cadangan dengan minimum biaya transportasi laut. Analisis dilakukan dengan 2 (dua) skenario yaitu (1) dengan memanfaatkan utilitas kapal inti hingga mencapai batas maksimum utilitas kapal dan (2) dengan optimisasi pengadaan kapal baru sebagai kapal cadangan. Hasil analisis skenario 1 menghasilkan total biaya rata-rata 11% lebih rendah dari total biaya eksisting dengan sistem Contract of Affreightment (COA), sedangkan skenario 2 menghasilkan total biaya rata-rata 346% lebih tinggi dibandingkan dengan sistem COA.
Pembuatan Cool Box Portable dengan Sistem Pendingin Air Guna Mendukung Cold Chain pada Distribusi Ikan dan Menjaga Kualitas Ikan Tangkapan Nelayan Achmad Mustakim; Mashuri; Firmanto Hadi; Hasan Iqbal Nur; Pratiwi Wuryaningrum; Oktaviani Turbaningsih; Alwi Sina Khaqiqi
Sewagati Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2181.99 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i1.166

Abstract

Desa Bulak merupakan daerah yang berada di Kota Surabaya, dengan penduduk mayoritas bekerja sebagai nelayan. Permasalahan yang terjadi pada nelayan mengenai sulitnya bongkar muat hasil tangkapan ketika selesai mencari ikan. Hal ini dikarenakan lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari ikan saat air pasang tidak bisa diprediksi dan nelayan tidak bisa membawa hasil tangkapan ke darat. Ikan yang akan dibawa perlu dipanggul membuat hasil tangkapan dapat berjatuhan. Penggunaan alat untuk menjaga kualitas ikan menggunakan es batu, tetapi tidak tahan lama dan biaya mahal. Ketika dalam penangkapan ikan membutuhkan waktu lama, maka kualitas ikan menurun yang membuat pendapatan nelayan menurun. Dengan kondisi ini, dilakukan analisi dengan metode HOQ membuat Cool Box Portable untuk menjaga kualitas tangkapan nelayan dan membantu proses bongkar muat hasil tangkapan. Untuk Cool Box Portable memiliki panjang 1150 mm, lebar 500 mm, dan tinggi 500 mm dengan kapasitas 25 kg. Untuk tinjauan waktu selama lima tahun dengan rasio manfaat sebesar 4,16 dengan kondisi eksisting sebesar 1,57.