Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis dan Model Standard Angkutan Laut: Studi Kasus Muatan Petikemas Achmadi, Tri; Abdan Hanif, Mohammad; Sina Khaqiqi, Alwi
Rekayasa Vol 14, No 1: April 2021
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v14i1.10044

Abstract

The increase in container rates, which tends to be unstable, has an impact on the price of cargo per unit to increase. The uncertainty of the amount of cargo carried makes the tariffs imposed also unstable. The purpose of this research is to make a standard model of the cost of each unit and the size of the capacity of container transport services based on changes in cargo and distance of shipping routes. In addition, it analyzes the relationship between load factor and frequency on the gross income of a shipping company. The optimization method is used to get the size and cost per unit under certain conditions. The results of the analysis explain that the current tariff is not yet optimal, proven by the current cost equation y=2E+06x(-0,342) (R2= 0,238). Then to create a standard model of transportation, the equation for the cost line per container ship freight unit y=1E+09x(-0,759) (R2= 0,8634) while SPCB y=6E+07x(-0,59) (R2 = 0,8234). This study also produces an equation model for the size of the container ship transport capacity y=3E-05x+57,662 (R2=0,943) while SPCB y=2E-05x+94,446  (R2=0,997). The conclusion is using a sensitivity analysis of the carrying capacity with the current condition of ship operation patterns for the minimum load factor for the Surabaya-Ambon route 76% and Surabaya-Serui 48%. For a 100% load factor condition, it can reduce the cost per unit for the Surabaya-Ambon route by 50% and for the Surabaya-Serui route by 63%.
Desain Pelabuhan untuk Pengangkutan Kapal Ternak: Studi kasus Sistem Bongkar Muat Pelabuhan Dungkek, Madura Achmad Mustakim; Alwi Sina Khaqiqi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i1.1557

Abstract

Populasi sapi potong di Indonesia menurut data statistik mencapai 16,6 juta ekor, dimana 27,4% berada di provinsi Jawa Timur, terutama di Pulau Sapudi. Kebutuhan sapi potong kemudian dikirim ke Pelabuhan lokal untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di wilayah Jawa Timur, pulau Madura khususnya. Untuk proses bongkar muat hewan ternak di Pelabuhan lokal masih menerapkan pola tradisional, belum memperhatikan kesejahteraan hewan, hal ini dikarenakan minimnya fasilitas pelabuhan yang tidak mendukung untuk bungkar muat hewan ternak. Hewan ternak harus diturunkan di laut dan membuat hewan ternak menjadi tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem bongkar muat hewan ternak. Metode yang digunakan House of Quality (HOQ) bertujuan membuat sistem bongkar muat yang sesuai dengan kebutuhan dan metode optimasi untuk mendapatkan nilai kelayakan yang optimum. Nilai kelayakan untuk sarana yang dipilih 1,56 untuk kapal katamaran II tanpa mesin, sementara untuk infrastruktur dermaga adalah 1,25 poin untuk dermaga HDPE.
Evaluation Analysis of Commercial Port Hierarchy in Indonesia: A Case Study of Ports in East Java Province Alwi Sina Khaqiqi; Alif Damara; Maulidia Putri Azuningrum; Wahyu Nur Hidayatun Nisa
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 23, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v23i2.1783

Abstract

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional(RIPN), pelabuhan dikelompokkan menjadi 4 hierarki yaitu Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, PelabuhanPengumpan Regional, dan Pelabuhan Pengumpan Lokal. Pengelompokan pelabuhan dilakukan denganmenggunakan beberapa kriteria dari segi teknis maupun non-teknis. Saat ini terdapat 1.240 pelabuhan yang tersebardi Indonesia, namun belum semua pelabuhan sesuai dengan hierarkinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikesesuaian antara kondisi pelabuhan saat ini dengan kriteria RIPN, khususnya untuk pelabuhan di Provinsi JawaTimur. Indikator yang ditinjau meliputi potensi produksi, kapasitas terpasang, panjang dermaga, kecepatan bongkarmuat dan aliran produksi industri ke pelabuhan di Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis menunjukkan bahwaproduksi arus muatan terbesar di Provinsi Jawa Timur adalah Pelabuhan Tanjung Perak sebesar 87,04%.Kesesuaian hierarki pelabuhan saat ini yaitu Pelabuhan Tanjung Perak sebagai Pelabuhan Utama, Pelabuhan Gresikdan Pelabuhan Tanjung Wangi sebagai Pelabuhan Pengumpul, dan Pelabuhan Probolinggo sebagai PelabuhanPengumpan Regional yang mana telah sesuai dengan usulan kriteria baru terkait hierarki pelabuhan pada RIPN.
Desain Kapal Tradisional Pinisi untuk Jaringan Tujuan Wisata Berkelanjutan: Studi Kasus Gugus Kepulauan Selayar Alwi Sina Khaqiqi; Adam Hilal Dwianto
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i1.1559

Abstract

Kapal Pinisi merupakan salah satu alternatif moda trnasportasi yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi potensi pariwisata di Takabonerate Kepulauan Selayar dan kemudian pendapatan pariwisata dapat menyumbang pendapatan negara. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rute dan dimensi kapal berdasarkan survei kebutuhan pengguna dan karakteristik lokasi yang optimum menggunakan metode optimasi. Hasil analisis didapatkan bahwa Kapal Pinisi yang dirancang ditargetkan untuk segmen pasar dengan pendapatan sedang untuk wisatawan yang berusia kurang dari 30 tahun. Ukuran Kapal Pinisi yang optimum memiliki kapasitas 15 penumpang dengan dimensi LOA 37.14 meter, LPP 26.63 meter, LWL 26,96 meter, B 8.05 meter, T 2.65 meter, dan H 4.55 meter. Rute kapal dengan paket 5 hari 4 malam melewati rute Pelabuhan Rauf Rahman, Jinato, Lantigiang, Tinabo, Tinanja, Taka Lamungan, Tarupa Kecil, Latondu Kecil, dan kembali ke Pelabuhan Rauf Rahman. Dalam sekali roundtrip kapal memiliki waktu berlayar selama 98 jam dan waktu di pelabuhan pangkal selama 24.03 jam dengan jumlah 1 kapal. Harga jasa kapal wisata untuk penumpang penyelam sebesar 208 USD/malam-pax untuk lower deck dan 221 USD/malam-pax untuk main deck. Sedangkan harga jasa untuk penumpang non-penyelam sebesar 193 USD/malam-pax untuk lower deck dan 206 USD/malam-pax untuk main deck.  
Model Penerapan Konsesi Pelabuhan di Indonesia: Studi Kasus Terminal Teluk Lamong Alwi Sina Khaqiqi; Tri Achmadi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i2.1664

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang pembanguanan pelabuhan merupakan salah satu cara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia. Selain itu pelabuhan berfungsi sebagai infrastruktur konektivitas logistik yang dapat menunjang arus pergerakan barang. Syarat untuk dapat melakukan kegiatan kepelabuhanan dengan melakukan konsesi telah diatur Undang-Undang. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk saat ini kinerja pengelolaan konsesi pelabuhan belum efektif. Selain itu, juga terbit Peraturan Menteri tentang hasil pemeriksaan kinerja atas efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di Terminal Teluk Lamong. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan lama dan tarif konsesi yang efektif dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode IRR, NPV, BCR kemudian menggunakan analisis sensitivitas. Dari penelitian ini didapatkan hasil IRR sebesar 13,2%, NPV Rp 577.402.711.679,-, nilai BCR diatas 1 ketika pada tahun ke 32. Untuk lama konsesi Terminal Teluk Lamong selama 32 tahun dan tarif konsesi sebesar 3 % dari pendapatan Terminal Teluk Lamong.Model for Port Concession Implementation in Indonesia: Case Study in Teluk Lamong Terminal; Indonesia is an archipelago country where port development is one way to support economic growth in Indonesia's territory. In addition, the port serves as a logistics connectivity infrastructure that can support the flow of goods movement. The requirements to be able to carry out port activities by conducting concessions have been regulated. According to the Supreme Audit Agency (BPK), the performance of port concession management is not yet effective. In addition, a Ministerial Regulation was issued regarding the results of performance checks on the effectiveness of port concession management at the Teluk Lamong Terminal. This study aims to provide effective and mutually beneficial concession rates between the parties involved. The analysis used is by using the IRR, NPV, BCR methods then using sensitivity analysis. From this research, the IRR results were 13.2%, NPV Rp. 577,402,711,679, -, the BCR value was above 1 when in the 32nd year. Then for the duration of the concession period of the Lamong Bay Terminal is 32 years and the concession rate is 3% of Teluk Terminal revenue Lamong.
Optimasi Alokasi Lapangan Penumpukan Petikemas Ekspor Pelabuhan: Studi Kasus Terminal Peti Kemas Banjarmasin Setyo Nugroho; Achmad Mustakim; Dwi Wahyu Baskara; Alwi Sina Khaqiqi
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v22i2.1581

Abstract

Perencanaan alokasi penumpukan petikemas memiliki pengaruh yang besar untuk meminimalkan waktu sandar kapal dan biaya operasional terminal. Model alokasi lapangan penumpukan bertujuan mengurangi jarak tempuh truk dalam kegiatan muat dan menyeimbangkan jumlah pada setiap blok. Alokasi lapangan penumpukan petikemas yang belum optimal di Terminal Petikemas Banjarmasin merupakan salah satu permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam upaya penyelesaian permasalahan tersebut digunakan metode evaluasi dan optimasi dalam perencanaan alokasi lapangan penumpukan petikemas. Setalah mendapatkan hasil evaluasi dan optimasi, kemudian dilakukan simulasi untuk mengetahui waktu muat kapal. Dari hasil evaluasi dan optimasi di dapatkan pada Bulan Februari 2019, jarak tempuh truk dapat bekurang hingga 4% atau 539 km dari 13.941 km, selisih petikemas pada blok kapal sebesar 74% atau 4.863 box dari 6.546 box. Selain itu didapatkan selisih petikemas pada seluruh blok penumpukan sebesar 55% atau 2.452 box dari 4.446 box, penghematan waktu kegiatan muat sebesar 13% atau 4.749 menit dari 36.129 menit. Kemudian untuk  penghematan biaya bahan bakar keseluruhan dari truk, RTG, dan container crane sebesar 16% atau sebesar Rp 236.723.498 dari Rp 1.508.369.508. Dengan hasil optimalisasi ini pengelola pelabuhan dapat mengisi container Yard lebih banyak lagi.Port Allocation Optimization of Export Container Yard: Case Study of Banjarmasin Container Terminal; Container stack allocation planning has a major impact on minimizing ship berth time and terminal operating costs. The yard allocation model aims to reduce the distance traveled by trucks in loading activities and to balance the number in each block. The sub-optimal allocation of the container yard at the Banjarmasin Container Terminal is one of the problems that must be resolved. For solving these problems, evaluation and optimization methods are used in planning the container stacking field allocation. After getting the results of evaluation and optimization, a simulation is carried out to determine the loading time of the ship. From the results of evaluation and optimization obtained in February 2019, the truck's mileage can be reduced by 4% or 539 km from 13.941 km, while the difference of containers in the ship block is 74% or 4.863 boxes from 6.546 boxes. In addition, the difference between the containers in the entire stacking block was 55% or 2.452 boxes from 4.446 boxes, saving time for loading activities was 13% or 4.749 minutes from 36.129 minutes. Then for the overall fuel cost savings from truck, RTG, and container crane by 16% or Rp 236.723.498 from Rp 1.508.369.508. With this optimization, port operator could allocate more containers in container yard.
MODEL PERHITUNGAN PENERAPAN KONSESI PELABUHAN DI INDONESIA Tri Achmadi; Alwi Sina Khaqiqi
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol. 14 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jurnalwave.v14i2.4600

Abstract

Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur yang dapat mendukung Sistem Logistik Nasional di Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan. Adanya pelabuhan juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Indonesia. Salah satu syarat untuk dapat melakukan kegiatan kepelabuhanan dengan melakukan konsesi telah diatur pada UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008 Pasal 92. Menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk saat ini kinerja pengelolaan konsesi pelabuhan belum efektif. Selain itu, juga keluar Instruksi Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang hasil pemeriksaan kinerja atas efektivitas pengelolaan konsesi pelabuhan di Terminal Teluk Lamong yang belum melakukan kajian secara mendalam terkait penentuan tarif sebesar 2,5% dan lama waktu konsesi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan model konsesi yang efektif dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode BCR (Benefit Cost Rasio) dan analisis sensitivitas. Dari hasil penelitian ini untuk komponen yang paling berpengaruh adalah tarif konsesi dan tarif pelabuhan. Kemudian untuk waktu konsesi dengan nilai BCR > 1 pada tahun ke 27 untuk payback period pada tahun ke 23 dan untuk lama konsesi yaitu 60 tahun dengan tarif konsesi 2,5% dari pendapatan pelabuhan. Kata kunci: Analisis Sensitivitas; Konsesi; Lama Waktu Konsesi; Metode BCR; Tarif Konsesi.
Pembuatan Cool Box Portable dengan Sistem Pendingin Air Guna Mendukung Cold Chain pada Distribusi Ikan dan Menjaga Kualitas Ikan Tangkapan Nelayan Achmad Mustakim; Mashuri; Firmanto Hadi; Hasan Iqbal Nur; Pratiwi Wuryaningrum; Oktaviani Turbaningsih; Alwi Sina Khaqiqi
Sewagati Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2181.99 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i1.166

Abstract

Desa Bulak merupakan daerah yang berada di Kota Surabaya, dengan penduduk mayoritas bekerja sebagai nelayan. Permasalahan yang terjadi pada nelayan mengenai sulitnya bongkar muat hasil tangkapan ketika selesai mencari ikan. Hal ini dikarenakan lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari ikan saat air pasang tidak bisa diprediksi dan nelayan tidak bisa membawa hasil tangkapan ke darat. Ikan yang akan dibawa perlu dipanggul membuat hasil tangkapan dapat berjatuhan. Penggunaan alat untuk menjaga kualitas ikan menggunakan es batu, tetapi tidak tahan lama dan biaya mahal. Ketika dalam penangkapan ikan membutuhkan waktu lama, maka kualitas ikan menurun yang membuat pendapatan nelayan menurun. Dengan kondisi ini, dilakukan analisi dengan metode HOQ membuat Cool Box Portable untuk menjaga kualitas tangkapan nelayan dan membantu proses bongkar muat hasil tangkapan. Untuk Cool Box Portable memiliki panjang 1150 mm, lebar 500 mm, dan tinggi 500 mm dengan kapasitas 25 kg. Untuk tinjauan waktu selama lima tahun dengan rasio manfaat sebesar 4,16 dengan kondisi eksisting sebesar 1,57.
Analysis of Intermodal Freight Transport Efficiency: Study of the Java-Sumatra Route Faris Nofandi; Alwi Sina Khaqiqi; Rizki Adi Pratama
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i4.19323

Abstract

As an archipelagic country, Indonesia has abundant natural resources and the potential to develop various industries. In this case, the Ministry of Industry still relies on Java as a location to encourage industrial activities in Indonesia. One of the largest industrial areas in Indonesia is located in the western area of Java Island, namely in the Pulogadung, Karawang, and Bekasi areas. Geographically, Indonesia, an archipelagic country, has good inter-island connectivity. The maritime transportation sector is a strategic component forming the national transportation system. Apart from that, the competitiveness of Indonesian commodities, goods, and services is developed due to national logistics prices, which are partly determined by transportation costs. The many commodities produced on Java Island have resulted in a high demand for goods from Java Island. The cost of shipping goods plays a significant role in the buyer's price. In this research, several options were analyzed for sending goods from Java to Sumatera, namely by using a truck and then crossing by ship from Merak Port to Bakauheni Port or sending by ship to Panjang Port, from Tanjung Priok Port or Ciwandan Port. This research was conducted to select a mode of transportation with a minimum unit cost to support delivery activities. Then, this research was carried out using an optimization method to make the shipping costs incurred more optimal. The results of this research will provide an analysis of the efficiency of intermodal transportation in transporting goods on the Java-Sumatera route.
ANALYSIS OF THE UTILIZATION OF THE HARBOR AREA AT THE PORT OF TANJUNG PERAK Siahaan, Renta Novaliana; Hasugian, Sereati; Nofandi, Faris; Khaqiqi, Alwi Sina; Pratama , Rizki Adi
Meteor STIP Marunda Vol 17 No 1 (2024): June
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STIP Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36101/msm.v17i1.363

Abstract

Tanjung Perak Port is the initial gateway to Surabaya which handles more than 40% of international goods trade. In this case, the Kertosusilo Gate Area (GKS) has a very important position with its sea area having the busiest shipping lanes in Indonesia with 15,409 vessels operating at the end of 2021. The dense distribution of port activities in sea transportation creates complex problems which impact on delays in cargo delivery in Tanjung Perak Harbor. Problems that arise include sedimentation due to the construction of the Maspion Indonesia Port terminal, narrowing of sea water and changes in sea area which causes narrowing of the Madura Strait sea area, as well as complaints from port users regarding shipping lanes, anchoring areas in terms of depth, area, Vessel Traffic Services (VTS), services. ship guidance and security. Based on these problems, research was carried out on the utilization and needs of the anchorage area at Tanjung Perak Port. Starting with conducting research preparation, collecting data by compiling data related to the general picture of economic growth, especially in the East Java region as well as operational technicalities and conditions of the Tanjung Perak port. So that we can obtain the results of utilization research for a docking area capacity of 20,330 ships per year with a utility value of the docking area at Tanjung Perak Port of 73.5%.