Budi Rahardjo
Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Studi Demand Pengembangan Moda Transportasi Angkutan Umum Berbasis Rel untuk Rute Stasiun Gubeng – Terminal 1 Bandara Juanda Melalui Jalan DR. IR. H. Soekarno Surabaya Fianda Eka Widyanto; Wahju Herijanto; Budi Rahardjo
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.58002

Abstract

Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Salah satu permasalahan transportasi yang terjadi di Surabaya adalah keterbatasan akses penghubung antara Stasiun Gubeng dengan Bandara Juanda yang hanya dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum yang telah ada seperti taksi dan bis damri. Apabila direncana untuk membuat angkutan umum berbasis rel yang menghubungkan antara Stasiun Gubeng-Bandara Juanda maka perlu ada analisis yang bertujuan untuk mengetahui besarnya demand yang memanfaatkan angkutan umum tersebut. Beberapa tahapan untuk mencapai tujuan tersebut. Tahap pertama adalah dengan melakukan kuesioner kepada para pengguna jasa angkutan umum dan kendaraan pribadi di lokasi tinjauan. Tahap kedua adalah menganalisis data yang telah terkumpul dengan menggunakan metode stated preference. Tahap ketiga adalah kompilasi data yang dilakukan terhadap angkutan umum berbasis rel dengan kendaraan pribadi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan regresi. Kompilasi data untuk pendekatan regresi ini dilakukan dengan menggunakan paket program regresi. Tahap keempat adalah memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan angkutan umum berbasis rel seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya. Tahap terakhir adalah menganalisis jumlah masyarakat yang berpindah dari pengguna kendaraan pribadi menggunakan angkutan umum berbasis rel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penumpang, jumlah perpindahan penumpang menggunakan angkutan umum berbasis rel dari pengguna mobil pribadi terhadap perjalanan harian sebesar 1.361 dan perjalanan bandara sebesar 70, kemudian jumlah perpindahan dari pengguna angkutan umum lain menggunakan angkutan umum berbasis rel terhadap perjalanan harian sebesar 560 dan perjalanan bandara sebesar 13 dan dalam sepuluh tahun kedepan penumpang angkutan umum berbasis rel diramalkan sebesar 7.175 terhadap perjalan harian dan 174 terhadap perjalanan bandara.
Perancangan Geometri Jalan Kereta Api Penajam Paser Utara - Balikpapan, Kalimantan Timur Lulu Mumtaza Kaysa; Budi Rahardjo
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i1.60165

Abstract

Kalimantan Timur memiliki potensi hasil pertambangan yang melimpah, khususnya minyak bumi dan gas alam. Namun, potensi sumber daya yang melimpah ini masih belum dioptimalkan dengan infrakstruktur yang ada, termasuk sektor transportasi. Pembangunan sektor transportasi harus berorientasi pada kebutuhan manusia, bukan pada kepentingan mobilitas kendaraan pribadi. Kereta api menjadi salah satu solusi yang tepat karena memiliki kapasitas angkut yang besar, cepat, aman, hemat energi, dan ramah lingkungan serta membutuhkan lahan yang relatif sedikit. Hal ini juga didukung oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub) yang berencana menyiapkan moda transportasi massal untuk menghubungkan wilayah Ibu Kota dengan wilayah penyangga, terutama dari pintu masuk Kalimantan Timur, salah satunya Kota Balikpapan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan jalur kereta api yang tepat sesuai dengan kondisi topografi dan persyaratan yang ada. Dengan memerhatikan data sekunder seperti peta topografi, data kereta api, lokomotif, dan bantalan maka dapat dilakukan penentuan trase rencana yang mengacu pada RIPNas 2030. Berdasarkan perancangan geometrik jalan rel yang berupa lengkung horizontal dan vertikal, perencanaan konstruksi jalan rel menggunakan PM No.60 Tahun 2012 dan PD No.10 PJKA Tahun 1986 didapatkan hasil perancangan geometrik jalan kereta api Penajam Paser Utara – Balikpapan dengan panjang jalur 77,215 km menggunakan kecepatan rencana 80 km/jam. Desain lengkung horizontal menggunakan jenis S-C-S untuk 43 tikungan dengan jari-jari minimum 350 m. Pada analisis konstruksi jalan rel, jalur ganda Penajam Paser Utara – Balikpapan termasuk kategori kelas jalan III yang didesain menggunakan jenis rel R54 dengan lebar sepur 1.435 mm. Bantalan yang digunakan yaitu bantalan beton dengan penambat elastis ganda tipe E-Clip dan jarak antar bantalan 60 cm serta dengan tebal lapisan balas 30 cm dan subbalas 45 cm.
SURFACE WATER MODELLING AT LAMONG BAY Cahya Buana; Hera Widyastuti; Wahju Herijanto; Catur Arif Prastyanto; Anak Agung Gde Kartika; Budi Rahardjo; Istiar Istiar
Journal of Civil Engineering Vol 29, No 2 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1800.145 KB) | DOI: 10.12962/j20861206.v29i2.1731

Abstract

Development of ports in the Lamong Bay may result in changes in flow pattern and velocity. In order for such development does not cause a big impact analysis should be made based on the understanding of the physical processes that will occur. This study examined the flow pattern and velocity of Lamong Bay. Existing model simulation results indicate that the direction of motion of the water flow to the front line of Gresik Ports were more integrated with the dominant direction were Northwest - Southeast, whereas in front of the Port of Tanjung Perak flow direction were dominated by West - East. The findings also suggest the direction of movement of currents in the Lamong Bay were more spread and dominated by the movement parallel to the contour of the coastline.
Pengembangan Infrastruktur Jaringan Jalan Rel di Surabaya Metropolitan Area Budi Rahardjo; Indrasurya B Mochtar; Hera Widyastuti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.298 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3116

Abstract

Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurun waktu akhir-akhir ini di kota Surabaya dan wilayah disekitarnya ( dikenal dengan istilah Surabaya Metropolitan Area) sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal antara lain adalah : banyak pembangunan bangunan hunian yang berorientasi ke arah vertikal berupa apartemen atau rusunawa yang tersebar dibeberapa lokasi, adanya pembangunan pusat-pusat belanja, peningkatan jumlah kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat, dan lain sebagainya.  Salah satu dampak yang terasa akibat adanya perubahan-perubahan tersebut ada pada sistem transportasi. Rencana perubahan sistem transportasi di kota Surabaya adalah melakukan perbaikan sistem transportasi publik yang berbasis pada jalan rel. Supaya didapat sistem transportasi publik berbasis jalan rel yang baik maka dilakukanlah suatu kajian dengan tujuan adalah menentukan pengembangan infrastruktur jaringan jalan rel dari yang telah ada di kota Surabaya. Hasil dari pelaksanaan kajian ini adalah tersedianya rencana sistem jaringan jalan rel yang meliputi jaringan jalan rel perkotaan, jaringan jalan rel regional di wilayah kota Surabaya serta jaringan jalan rel nasional untuk transportasi jarak jauh. 
Geometri Jalan Rel Kamal-Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Madura Muhammad Zainal Muttaqin; Wahju Herijanto; Budi Rahardjo
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.058 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i2.5031

Abstract

Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Bangkalan tahun 2009-2019 terdapat rencana pengembangan strategis jalur kereta api terutama untuk melayani angkutan massal regional maupun nasional baik penumpang maupun barang bagi wilayah industri terutama pelabuhan serta melayani terminal penumpang laut. Sedangkan Kabupaten Bangkalan memiliki rencana pengembangan prasarana transportasi laut yaitu proyek pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Bulupandan di Kecamatan Klampis sebagai pelabuhan peti kemas internasional, serta pengembangan zona industri di kawasan pelabuhan peti kemas. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan jaringan jalan rel Kabupaten Bangkalan antara lain dari aspek transportasi ialah berkurangnya konstruksi jalan raya dan pemakaian energi dalam jumlah yang besar dengan adanya perpindahan angkutan massal dari jalan raya ke jalan rel. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan adalah mengumpulkan data sekunder, menentukan rute terbaik beberapa alternatif rute menggunakan multi criteria analysis, membuat Gambar geometrik dari rute yang terpilih dan membuat rencana anggaran biaya (RAB). Hasil dari studi ini adalah rencana trase Kamal-Pelabuhan Tanjung Bulupandan. Jalur kereta api didesain menggunakan jenis rel R54 dengan lebar sepur 1067 mm, kecepatan maksimum 120 km/jam, jenis penambat pandrol elastik tunggal, Panjang trase yang dirancang sepanjang 37,1 km menggunakan bantalan beton dengan jarak 60 cm. Dan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 785.448.669.000
Tahapan Penataan Susunan Jalur Jalan Rel (Track Layout) di Emplasemen Stasiun Caruban Budi Rahardjo
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.795 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v2i2.5881

Abstract

Salah satu tahapan dalam pembangunan jalur ganda jalan rel lintas selatan pulau Jawa antara Jombang – Madiun adalah penataan jalur jalan rel emplasemen stasiun (track layout) di stasiun Caruban. Secara garis besar penataan track layout emplasemen stasiun Caruban adalah melakukan perubahan bentuk dan jumlah jalur jalan rel dari yang ada sekarang berjumlah 3 jalur menjadi berjumlah 5 jalur serta perubahan sistem persinyalan dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik. Saat melaksanakan seluruh pekerjaan penataan track layout emplasemen tidak diperbolehkan mengganggu operasional perjalanan kereta api yang ada sehingga pekerjaan harus dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat terbatas yaitu waktu kosong diantara perjalanan kereta api yang ada (window time). Dalam menyusun tahapan penataan track layout, metode yang digunakan adalah melakukan inventarisasi pekerjaan yang harus dilaksanakan, kemudian mendapatkan waktu kosong yang memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan dan selanjutnya menyusun tahapan pelaksanaan pekerjaan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa untuk mencapai track layout yang baru diperlukan 4 tahap penyelesain.
Kajian Jalur Ganda Kereta Api Stasiun Blitar -Stasiun Kertosono Sta 122 +895 – 215 +479 Alkahfian Ramadhani Wiasanto; Wahju Herijanto; Budi Rahardjo
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.847 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v2i2.5485

Abstract

Di Pulau Jawa, saat ini sistem perkeretaapian dapat dikatakan sudah baik. Hal ini terlihat dari jalur rel kereta api lintas utara Pulau Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya sejauh 727 km yang sudah berupa jalur ganda. Dengan adanya jalur ganda ini dapat mengurangi waktu tempuh karena tidak perlu lagi adanya persilangan antar kereta api. Akan tetapi di jalur selatan proyek jalur ganda belum seluruhnya dapat terlaksana. Sehingga dengan beberapa alasan tersebut dibutuhkan pembangunan jalur ganda kereta api. Hal ini juga sesuai dengan pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional untuk wilayah Pulau Jawa yang ada dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) yang direncanakan pengerjaanya pada tahun 2026-2030. Metodologi dalam perencanaan ini dimulai dengan pengumpulan data primer berupa pengamatan langsung ke lapangan. Dan data sekunder berupa peta topografi dan peraturan terkait jalan rel. Kemudian mengidentifikasi permasalahan, studi literatur, dan analisis perencanaan. Hasil dari studi ini adalah adanya jalan rel baru yang berupa jalur ganda menghubungkan Blitar dan Kertosono dengan trase mengikuti dari jalan rel yang sudah ada. Dan juga emplasemen baru yang menyesuaikan dengan jalur ganda. Serta rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun jalan rel baru sebesar Rp 565,308,000,000.00.
Transport Demand and Traffic Engineering Scheme in The Street Space Reallocation Plan For The Future Tram Track Wahju Herijanto; Hera Widyastuti; Anak Agung Gde Kartika; Budi Rahardjo; Catur Arif Prastyanto; Istiar Istiar
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 1 (2018): Special Issue
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1380.123 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i1.3789

Abstract

Surabaya has the plan to reactivate tram in several arterial streets which will cause car lane reduction. This research aims to enhance the traffic performance of several arterial streets in Surabaya after the reduction of street width due to street space reallocation for the future tram track. The modal split analysis in a natural car and train or pulled scheme is compared to several vehicle restriction methods or push scheme which using data from car and motorcycle rider. From comprehensive computation, it is concluded that the insertion of tram track in the road space directly without any transport demand management will impact street performance to a more severe condition of traffic jam intersection. Therefore this research advising city government to apply restriction scheme to car and motorcycle by using high occupancy vehicle only scheme or prepaid area licensing scheme.
Hierarchical Clustering and Deep Learning for Short-Term Load Forecasting with Influenced Factors Rio Indralaksono; M. Abdul Wakhid; Novemi Uki A; Galih Hendra Wibowo; M. Abdillah; Agus Budi Rahardjo; Diana Purwitasari
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol 6 No 4 (2022): Agustus 2022
Publisher : Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.392 KB) | DOI: 10.29207/resti.v6i4.4282

Abstract

Stable and reliable electricity is one of the essential things that must be maintained by the transmission system operator (TSO). That can be achieved when the TSO is able to set the balance between demand and production. To maintain the balance between production and demand, TSO should estimate how much demand must be served. In order to do that, the next day short-term load forecasting is an essential step that TSO should be done. Generally, load forecasting can be done through conventional techniques such as least square, time series, etc. However, this method has been sought over time as the electricity demand is increasing significantly over the years. Hence, this paper proposed another approach for short-term load forecasting using Deep Neural Networks, widely known as Long Short-Term Memory (LSTM). In addition, this paper clusters historical electrical loads to obtain similar patterns into several clusters before forecasting. We also explored other influence factors in the observed days, such as weather conditions and the human activity cycle represented by holidays, in a neural network-based classification model to predict the targeted clusters of electrical loads. East Java sub-system is used as the test system to investigate the efficacy of the proposed load forecasting method. From the simulation results, it is found that the proposed method could provide a better forecast on all indicators compared to the conventional method, as indicated by MaxAPE and MAPE are around 4,91% and 2,02%, while the RMSE is 112,08 MW.
Perencanaan Geometrik Jalan Rel Kereta Cepat Surabaya-Banyuwangi Hafizh Afif Rinanto; Budi Rahardjo
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.84979

Abstract

Perkembangan kereta api didunia sudah sangat pesat dapat dilihat dengan berkembangnya kereta cepat yang dapat mencapai kecepatan lebih dari dua ratus km/jam. Namun perkembangan kereta cepat di Indonesia untuk saat ini hanya perencanaan kereta cepat Jakarta-Bandung. Untuk rute Surabaya-Banyuwangi belum memiliki rencana pengembangan kereta cepat, hal ini dikarenakan perencanaan kereta cepat memiliki kecepatan yang tinggi, yang dalam hal ini mempengaruhi radius dari lengkung horizontal dan lengkung vertikal jalur kereta. Selain itu pengalokasian ruang untuk pengoperasian kereta cepat yang berbeda harus disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Peraturan terkait kereta cepat di Indonesia untuk saat ini belum ada, sehingga pembangunan kereta cepat harus menggunakan peraturan dari negara luar. Oleh karena itu diperlukan studi untuk merencanakan kereta cepat Surabaya-Banyuwangi. Dalam penelitian ini dilakukan pemilihan peraturan untuk perencanaan kereta cepat di Indonesia, pemilihan trase, dan perencanaan geometrik. Metode yang digunakan adalah perbandingan peraturan kereta cepat dari negara China (Code for Design of High-speed Railway, TB10621-2009), Swedia (Spårgeometrihandboken: Track geometry handbook, BVF 586.41, BVH 586.40), dan Jerman (Netzinfrastruktur Technik entwerfen; Linienführung (Net Infrastructure Technical Draft; Alignment, 900.0110). Perencanaan geometrik yang dilakukan adalah perhitungan alinyemen horizontal dan alinyemen vertical,sesuai dengan spesifikasi kereta cepat CRH1A/B/E. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemilihan peraturan dari China (Code for Design of High-speed Railway, TB10621-2009). Trase kereta cepat Surabaya-Banyuwangi mebentang sepanjang 269,703 km dan melalui 3 stasiun.. Hasil tersebut diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan kereta cepat di provinsi Jawa Timur.