Claim Missing Document
Check
Articles

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) terhadap Pemberian Abu Vulkanik Gunung Sinabung dan Arang Sekam Padi Esther Tarigan; Yaya Hasanah; Mariati Mariati
Jurnal Agroekoteknologi Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.231 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v3i3.10940

Abstract

Abu vulkanik yang mengandung hara penyubur tanah untuk pertanian sebenarnya baru bisa dimanfaatkan sekitar 10 tahun setelah peristiwa meletusnya gunung, namun teknologi percepatan pelapukan abu vulkanik dapat dilakukan dengan mencampur bahan organik. Salah satu bahan organik yang mampu untuk melepaskan hara yang terikat dari abu vulkanik yaitu arang sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respons pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pemberian abu vulkanik Gunung Sinabung dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian USU mulai bulan Mei ˗ Agustus 2014, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu pemberian abu vulkanik (0, 5, 10, 15 ton/ha) dan arang sekam padi (0, 10, 20 ton/ha). Peubah yang diamati adalah jumlah anakan, bobot basah per sampel, bobot basah per plot, bobot kering per sampel, dan bobot kering per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian arang sekam padi belum kelihatan mempercepat pelapukan abu vulkanik. Pemberian abu vulkanik dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan, tetapi interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada 3 MST. Kombinasi perlakuan tanpa abu vulkanik dan arang sekam padi 10 ton/ha menghasilkan jumlah anakan per rumpun terbanyak.Kata kunci : abu vulkanik, arang sekam padi, bawang merah
Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) dengan Pemberian Pupuk P dan Arang Sekam Padi Rabani Rabani; Yaya Hasanah; Asil Barus
Jurnal Agroekoteknologi Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.813 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v3i3.10981

Abstract

Pemberian pupuk anorganik dan organik dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kacang bogor seperti unsur hara P. Sebagian fosfor di dalam tanah umumnya tidak tersedia untuk tanaman. Salah satu bahan organik yang mampu melepaskan unsur hara P adalah arang sekam padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi kacang bogor terhadap pemberian pupuk P dan arang sekam padi. Penelitian dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera pada Juli – Oktober 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk P dengan 4 taraf (0; 30; 60 dan 90 kg SP-36/ha) dan faktor kedua yaitu komposisi top soil dan arang sekam padi dengan 4 taraf (1:0; 1:1; 1:2 dan 2:1). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Peubah amatan yaitu jumlah cabang, umur berbunga, bobot polong, dan bobot biji. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berpengaruh dalam meningkatkan jumlah cabang, umur berbunga, bobot polong dan bobot biji. Pemberian arang sekam padi meningkatkan jumlah cabang Interaksi antara pemberian pupuk P dan arang sekam padi berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah amatan.Kata kunci : pupuk P, arang sekam padi, kacang bogor
Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Meriil) Terhadap Konsentrasi Dan Cara Pemberian Pupuk Organik Cair Mestika Amelia Sinuraya; Asil Barus; Yaya Hasanah
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.67 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i1.12282

Abstract

Low production of soybean caused by reduction of arable land due inorganic fertilizer contionously. Therefore, it should be done improvements by used liquid organic fertilizer. This research was conducted in Desa Tanjung Anom, Medan with altitude ± 25 meters above sea surface began on September to November 2015. This research used factorial randomized block design with two factors. The first factor was concentration liquid organic fertilizer (20; 40; 60 and 80 ml/L water) and the second factor was application methods liquid organic fertilizer with (spray and flush). Variable  observed was total leaf area, shoot dry weight, root dry weight, dry weight of seeds per plant, dry weight of 100 seeds. The result of this research showed that concentration of liquid organic fertilizer of 40 ml increased the yield of soybean production in almost all the variable observation. Application methods of liquid organic fertilizer by flushed  increased the yield of soybean production in almost all the variable observation. Interaction of concentration and application method of liquid organic fertilizer increased the yield of soybean production with the best treatment combination in concentration of 40 ml and by flushed.   Key words: soybean, liquid organic fertilizer, concentration, application methods
Respons Pertumbuhan Dua Bahan Tanam Setek Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Terhadap Pemberian NAA (Napthalene Acetic Acid) Viki Rikatari; Yaya Hasanah; Jonatan Ginting
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.932 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i3.13352

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respons pertumbuhan dua bahan tanam setek nilam (Pogostemon cablin Benth.) terhadap pemberian NAA (Napthalene Acetic Acid). Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dari  bulan Agustus sampai dengan Oktober 2015, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor perlakuan yaitu  bahan tanam setek (setek pucuk dan setek batang) dan  konsentrasi NAA (0; 100; 200; dan 300 ppm). Peubah yang diamati yaitu persentase setek hidup, jumlah tunas, berat basah tajuk, dan berat kering tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan tanam setek terbaik adalah setek batang pada persentase setek hidup, bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk. Konsentrasi NAA terbaik adalah 200 ppm pada persentase setek hidup. Interaksi antara bahan tanam setek dan konsentrasi NAA terbaik pada kombinasi setek batang dengan konsentrasi NAA 200 ppm pada persentase setek hidup.
Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (glycine max (L.)Merril) Terhadap Pemberian Biochar dan Pupuk Organik Cair muhammad habib sampurno; Yaya Hasanah; Asil Barus
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.83 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i3.13387

Abstract

Kedelai merupakan bahan protein nabati dan komoditas penting Indonesia. Produksi kedelai nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan kembali ke alam meningkatkan pemberdayaan sistem pertanian organik. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi   kedelai terhadap pemberian biochar dan pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Desa Namo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan pada Juni - Agustus 2015, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu Biochar (0, 4, 8, 12 t/ha) dan Pupuk Organik Cair (20, 40, 60 ml/l). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, bobot kering biji per tanaman, dan bobot kering biji per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar meningkatkan total luas daun 3,4 dan 6 MST dan bobot kering biji per plot. Pemberian pupuk organik cair meningkatkan jumlah diameter batang dan total luas daun 4 dan 6 MST.
Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati dan Tepung Cangkang Telur sri dora saragih; Yaya Hasanah; Eva Sartini Bayu
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.903 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i3.13406

Abstract

Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan  Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang berada ± 25 m dpl mulai Mei sampai Agustus 2015. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan pupuk hayati dan tepung cangkang telur dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk hayati yaitu 0 ; 5 dan 10 g/kg benih dan faktor kedua tepung cangkang telur yaitu 0 ; 25 ;  50 dan  75 g/polibeg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati meningkatkan jumlah dan berat bintil akar efektif dan bobot biji kering per tanaman. Sedangkan perlakuan tepung cangkang telur nyata dalam meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar efektif. Sedangkan interaksi antara pupuk hayati dan  tepung cangkang telur cenderung meningkatkan jumlah dan berat bintil akar efektif dan bobot biji kering per tanaman
Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Kota dan Pupuk K Sando Franciskus Sinaga; Toga Simanungkalit; Yaya Hasanah
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.215 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i3.13410

Abstract

ABSTRACT Shallot is an essential vegetable commodity in Indonesia. In north of Sumatera, shallot yield has decreased each year. Low production of shallot Indonesia one of them due to the application of cultivation technology. One way to increase the production of shallot is the improvement of cultivation techniques and organic fertilizer.The objective of the research was to determine the response of the growth and production of shallot on the application of municipal waste compost and K fertilizer. Research conducted at the Research Field of Faculty of Agriculture, University of Sumatera Utara, Medan on June to August 2015, using a randomized block design factorial with two factors: Municipal Solid Waste Compost (0, 7.5, 15, 22.5 t / ha) and K fertilizers (0, 75, 150 KCl / ha). Variables observed was the length of the plant , number of leaves and diameter of bulbs dry. The results showed that the urban waste compost  not significantly effect on all variables observation, whereas the K fertilizer significantly effect of  3-5 MST plant length and diameter of bulbs dry. Interaction between urban  waste compost 7,5 ton/ha and K  fertilizer 75 kg KCl/ha is the best treatment to increase the growth and production of shallot. Keywords: K fertilizer, shallot, urban waste compost  ABSTRAK Bawang merah merupakan komoditas sayuran penting Indonesia. Produksi bawang merah di sumatera utara mengalami penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi bawang merah Indonesia salah satunya dikarenakan penerapan teknologi budidaya. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi bawang merah adalah perbaikan teknik budidaya dan pemberian pupuk organik. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi bawang merah terhadap  pemberian kompos sampah kota dan pupuk K. Penelitian dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Juni - Agustus 2015, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu Kompos Sampah Kota (0, 7,5, 15, 22,5 ton/ha) dan Pupuk K (0, 75, 150 kg KCl/ha). Peubah yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun per rumpun dan diameter umbi kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah kota tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah amatan. Sedangkan pupuk K  berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3-5 MST dan diameter umbi kering. Kombinasi perlakuan kompos sampah kota dan pupuk K terbaik adalah kompos sampah kota sebanyak 7,5 ton/ha dan pupuk K sebanyak 75 kg KCl/ha  meningkatkan pertumbuhan produksi bawang merah. Kata kunci : bawang merah, kompos sampah kota, pupuk K
Response in growth of shallot (Allium ascalonicum L.) to application of mulch and some plant spacing Irfan Fauzi; Yaya Hasanah; Toga Simanungkalit
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.612 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v4i3.13413

Abstract

This research has been conducted to obtain a certain application of mulch and some plant spacing which can improve the growth of the shallot. This research had been conducted at experimental field of Faculty of Agriculture University of Sumatera Utara on October to December 2015 using a factorial randomized block design with two factor, i.e. types of mulch (no mulch, straw mulch, silver black plastic mulch) and plant spacing (20 cm x 15 cm, 20 cm x 20 cm,20 cm x 25 cm). Parameter observed were plant height, number of leaves, number of tillers, diameter of the bulbs per sample. The result showed that types of mulch significantly affect of plant height at 2 week after planting (WAP), number of leaves at 2 and 3 WAP in which types of silver black plasctic mulch showed the highest yields. Plant spacing significantly affect the parameters plant height at 3 and 4 WAP. The interaction between types of mulch and plant spacing were not significantly affect on all parameters observed.
Distribution Of Multipple Herbicide Resistant Eleusine indica L. Gaertn. An Oil Palm Estate In North Sumatera ahmad bayu syahputra; Edison Purba Purba; Yaya Hasanah Hasanah
Jurnal Agroekoteknologi Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jaet.v4i4.13574

Abstract

Goosegrass (Eleusine indica) in a block of oil palm Estate at Serdang Bedagai, North Sumatera had been controlled using glyphosate and paraquat for more than 26 years continuously. Recently, it had been reported that the two herbicides failed to control the population. The estate consists of 4000 Ha or 437 blocks which had slightly different history in weed management. The objective of this study was to determine the distribution Eleusine indica Resistant to glyphosate and paraquat in the oil palm estate. Seed of  E. indica were collected from each block and tested for resistant to glyphosate and paraquat at rate 480 g.a.i / ha and 300 g.a.i/ha consecutinely. A long with the seeds from the estate, seeds of E.indica susceptible to glyphosate and paraquat which had been confirmed were also germinated for a comparison. Results showed that 58 populations from the Adolina estate. 57 populations resistant of  glyphosate and 1 population moderate resistantce of glyphosate. And 55 populations resistantce to paraquat and 3 populations moderate resistantce to paraquat.Keywords: Eleusine indica, glyphosate, paraquat, resistance
Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Terhadap Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Organik Cair hendri tamba; T. Irmansyah; Yaya Hasanah
Jurnal Agroekoteknologi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.174 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v5i2.15423

Abstract

Produksi kedelai nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Rendahnya produksi kedelai Indonesia salah satunya dikarenakan belum maksimalnya pengetahuan petani dalam penggunaan teknologi produksi yang mendukung pertanian berkelanjutan. Banyak cara yang digunakan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dalam tanah salah satunya adalah melalui pemupukan.Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi   kedelai terhadap aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk organik cair. Penelitian dilaksanakan di Jalan Setia Budi, Simpang Pemda, Kecamatan Medan Selayang pada Januari - Maret 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor yaitu Pupuk Kandang Sapi  (0, 4, 8, 12 t/ha) dan Pupuk Organik Cair (20, 40, 60 ml/l). Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, berat kering akar, bobot 100 biji, dan diameter batang, dan jumlah polong berisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi meningkatkan tinggi tanaman 3 – 5 MST. Pemberian pupuk organik cair meningkatkan tinggi tanaman 3 MST, diameter batang, dan jumlah polong berisi. Interaksi berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif.Kata kunci : kedelai, pupukkandang sapi, pupuk organik cair