Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Purchase of Development Rights (PDR) Mechanism Application on Cost-Benefit Sharing Principles Endang Hernawan; Hariadi Kartodiharjo; Dudung Darusman; Sudarsono Soedomo
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 16 No. 2 (2010)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.346 KB)

Abstract

Although North Bandung Area was considered as protected area and watershed area uspstream, but it has characteristic as cultivation and downstream area. An effort to improve protection function is needed to prevent changes in land use. One of them through the purchase of development rights (PDR) mechanism. The appropriateness of the PDR application on the benefit of hydrology only effective when it was carried out in zone rural area and the rural fringe. This condition was caused by land prices which exceeded from landexpetation value, therefore the owner of the land experienced impermanence syndrome. The application of Cost-Benefit Sharing Principles would helped Government of the Bandung City in the aspect of the purchace of development right for the agricultural land in KBU that entered Kabupaten Bandung Barat and Kabupaten Bandung. Whereas, for the Cimahi City it helped the purchase of development right for agricultural land in KBU that entered Kabupaten Bandung Barat.
Insentif Ekonomi dalam Penggunaan Lahan (Land Use) Kawasan Lindung di Kawasan Bandung Utara (Incentive of Economy for Land Use in The North Bandung Area) Endang Hernawan; Hariadi Kartodiharjo; Dudung Darusman; Sudarsono Soedomo
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 15 No. 2 (2009)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.697 KB)

Abstract

West Javanese Province Goverment has decided to provide 45% of West Java area as conservation and protection area. One of  the area is North Bandung Area (KBU: Kawasan Bandung Utara). This paper proposed the used of two economic instrument, namely PDR (purchase development right) and PES (payment environment service) in managing  the KBU. The paper shows that the use of PDR by  ignoring the price of the land would give a hydrological benefit to the people in urban fringe area, rural fringe area, and rural area in the netx 20 years.  Meanwhile, the use of PES intruments with incentive application to plant out tree at estate conservation (both forest and non forest land) would provide benefit for minimum 24 years renting period. Further, the analysis shows that the PDR and PES implementation at 4 regencies/city government at KBU should be considered as a good prospect, even though seeing from the finances aspect of APBD, the prospect was still less than the target.  Therefore, continous finance policy support at the regencies/city government at that KBU which aimed to provide environmental protection and agricultural farm (pro-environmental budgeting policy) should be considered as emergency needs.Keywords: conservation area, land use, economic incentive, PDR, PESs
Kajian Terhadap Populasi dan Habitat Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus Linnaeus, 1758) di Hutan Tanaman Jati Ciawitali BKPH Buahdua dan BKPH Songgom, KPH Sumedang Jarwadi B. Hernowo; Endang Hernawan
Media Konservasi Vol 8 No 3 (2003): Media Konservasi Vol. 8 No. 3 Desember 2003
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6690.72 KB) | DOI: 10.29244/medkon.8.3.117-126

Abstract

Kajian  terhadappopulasidanhabitatmerakhijaujawa(Pavomuticus  muticus  Linnaeus, 1758)  telahdilakukanselama4bulan,  Juni  - September 2002dihutan  tanamanjatiCiawitaliBKPHBuahduadanSonggom,  KPHSumedang.   Pengamatanterhadappopulasidilakukandenganmetode langsung denganmenggunakantransekdi  areal  hutan-tanamanjati,  tumpangsari  sertaareal  terbukadanekotonnya.  Habitatmerakhijau  dikaji  denganpendekatan analisisvegetasisertaanalisispreferensiterhadapfungsihabitat.  Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakelimpahanpopulasimerak hijaujawa  berbedapada berbagai  tipehabitat: umurtegakan, areal terbuka(rerumputandansesemakan), areal tumpangsari,ekotonberbagai  habitatsertapatch.   Kelimpahan populasiyangpalingtinggipadahabitatmosaikantarahutantanaman jatiumurtua,tempatterbuka (rerumputandansesemakan),ripariansertaekotonnya. Strukturumurseolah  populasitua,dannisbah  kelamin  seperti  pola  hidupmonogamus.   Habitatyangdisukai  merakhijau  di  hutanjati  merupakanmosaik hutanjati,tempatterbuka(rerumputandansesemakan),arealtumpangsari,daerahripariansertaekotondariberbagai habitattersebut.Tempatuntukmencari pakan, merakhijau menyukai  tempatterbukadaerah  rerumputandansesemakan  ataupundi areal tumpangsari. Merakhijau  memilihtempat  tidur  pada pohonyangtinggi,percabangan  mendatar,  dekat  pohon  untuktidurterdapattempatterbuka.Tempatuntukberteduhdipilih  pohonyangrindang.  Untuk berlindungmemilihvegetasiyangrapat. Sarangdiletakkan  padatempatterbuka (daerahrerumputandansesemakan).   Gangguanterhadapmerakhijauyang sangatmengkhawatirkanadalahperburuanbaikburungmaupuntelurnya. Kata kunci:populasi, habitat, hutan jati, merak hijau Kajian  terhadappopulasidanhabitatmerakhijaujawa(Pavomuticus  muticus  Linnaeus, 1758)  telahdilakukanselama4bulan,  Juni  - September 2002dihutan  tanamanjatiCiawitaliBKPHBuahduadanSonggom,  KPHSumedang.   Pengamatanterhadappopulasidilakukandenganmetode langsung denganmenggunakantransekdi  areal  hutan-tanamanjati,  tumpangsari  sertaareal  terbukadanekotonnya.  Habitatmerakhijau  dikaji  denganpendekatan analisisvegetasisertaanalisispreferensiterhadapfungsihabitat.  Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakelimpahanpopulasimerak hijaujawa  berbedapada berbagai  tipehabitat:umurtegakan, areal terbuka(rerumputandansesemakan), areal tumpangsari,ekotonberbagai  habitatsertapatch.   Kelimpahan populasiyangpalingtinggipadahabitatmosaikantarahutantanaman jatiumurtua,tempatterbuka (rerumputandansesemakan),ripariansertaekotonnya. Strukturumurseolah  populasitua,dannisbah  kelamin  seperti  pola  hidupmonogamus.   Habitatyangdisukai  merakhijau  di  hutanjati  merupakanmosaik hutanjati,tempatterbuka(rerumputandansesemakan),arealtumpangsari,daerahripariansertaekotondariberbagai habitattersebut.Tempatuntukmencari pakan, merakhijau menyukai  tempatterbukadaerah  rerumputandansesemakan  ataupundi areal tumpangsari. Merakhijau  memilihtempat  tidur  pada pohonyangtinggi,percabangan  mendatar,  dekat  pohon  untuktidurterdapattempatterbuka.Tempatuntukberteduhdipilih  pohonyangrindang.  Untuk berlindungmemilihvegetasiyangrapat. Sarangdiletakkan  padatempatterbuka (daerahrerumputandansesemakan).   Gangguanterhadapmerakhijauyang sangatmengkhawatirkanadalahperburuanbaikburungmaupuntelurnya. Kata kunci:populasi, habitat, hutan jati, merak hijau 
Stakeholder Participation of Painted Terrapin Conservation in District Aceh Tamiang Endang Hernawan; Sambas Basuni; Burhanuddin Masy'ud; Mirza Dikari Kusrini
Media Konservasi Vol 23 No 3 (2018): Media Konservasi Vol. 23 No. 3 Desember 2018
Publisher : Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism - IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.332 KB) | DOI: 10.29244/medkon.23.3.226-235

Abstract

Painted Terrapin (Batagur borneoensis Schlegel and Muller 1845) conservation in the coastal area of Aceh Tamiang Regency faces difficulties because it involves many stakeholder. The objective of this study were to analyze stakeholder interest, influences and describe the relationship among stakeholder in the conservation of Batagur borneoensis at Aceh Tamiang District. The study was conducted in Aceh Tamiang District and respondents were selected using purposive sampling method. The data obtained using questionnaire, interview, and direct observation were analyzed with stakeholder clasification matrix, stakeholder interaction matrix and descriptive analysis. The results showed that there are twenty-seven stakeholder involved in the conservation of Batagur borneoensis which can be categorized as subjects, key players, context setters, and crowds. To achieve the management objectives of Batagur borneoensis conservation, stakeholder engagement needs to be improved through collaboration among key players, participation all key stakeholder, and community empowerment. Keywords: Batagur borneoensis, collaboration, conservation, stakeholder analysis
EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PADA KEGIATAN EKOWISATA TAHURA LATI PETANGIS KABUPATEN PASER Rohkayati, Eni; Hernawan, Endang
Jurnal Konservasi dan Rekayasa Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Konservasi dan Rekayasa Lingkungan
Publisher : Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Analisis penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) pada kegiatan ekowisata di Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis. Evaluasi dilakukan melalui pengumpulan data dari 19 responden dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52% komponen SML telah diimplementasikan dengan baik, 37% masih memerlukan perbaikan, dan 11% belum diimplementasikan sama sekali. Aspek verifikasi dalam penerapan SML menunjukkan hasil yang paling positif (63% diterapkan dengan baik), sedangkan penyampaian informasi merupakan aspek yang paling lemah (hanya 26% diterapkan dengan baik). Pengelolaan lingkungan dinilai baik oleh 58% responden, didukung oleh pemantauan kualitas lingkungan dan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kebakaran hutan. Analisis SWOT mengidentifikasi kekuatan utama dalam pengelolaan lingkungan dan verifikasi SML yang efektif, serta kelemahan yang signifikan dalam hal berbagi informasi. Rekomendasi pengembangan mencakup penguatan organisasi dan kepemimpinan, peningkatan kapasitas SDM, pemantauan kualitas lingkungan, pengelolaan limbah terpadu, program konservasi, pengembangan sistem informasi, verifikasi dan audit berkala, dan persiapan sertifikasi standar internasional. Efektivitas SML diukur melalui indikator lingkungan, organisasi, dan sosial-ekonomi, serta benchmarking internal dan eksternal. Implementasi rekomendasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas SML dalam mendukung keberlanjutan ekowisata di Tahura Lati Petangis dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara optimal.