Solichah, Chimayatus
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

The Callosobruchus Spp. Controlled Using Soursop Seed Extracts by Several Organic Solvent on Mungbean Storaged Seeds Chimayatus Solichah; Ami Suryawati
Jurnal Agrivet Vol 23, No 2 (2017): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v23i2.4737

Abstract

The aims of the experiment was to get extract of sour-sop plant part and the kind of organic solvents for decreasing Callosobruchus spp development on mungbean storaged seed. The experiment was conducted at Plant Protection Laboratory, Faculty of Agriculture, UPN “Veteran” Yogyakarta from March to August 2013. It consisted of two factors: the part of sour-sop plant powder (leaves, and seeds) and the kind of organic solvents (Petroleum-eter; Dietil-eter and methanol) and one control: no extract application. It was arranged in Randomized Complete Design with four replications. Data collected was subjected to an analysis of variance followed by DMRT at 5% significance level. The results showed that: 1) The seeds and leaves extract that being solved in organic solvent could supress Callosobruchus spp development better than the control (no extract). 2) The soursop seeds in methanol solvent could supress Callosobruchus development, weight loss of mungbean seed and seed conductivity.Keywords: sour-sop powder, Callosobruchus spp., organic solvent
THE EFFECT OF MYCORRIZA TO THE INCREASE OF PLANT HEIGHT AND STEM DIAMETER OF SENGON FROM VARIOUS SEED SOURCES Eva Vanodya Mutiarahma; Chimayatus Solichah; Tutut Wirawati; Liliana Baskorowati; Nur Hidayati; Siti Husna Norrohmah
Jurnal Agrivet Vol 26, No 1 (2020): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v26i1.4307

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of sengon breed stock and mycorrhiza in increasing plant height and stem diameter. This research was conducted from April 2019 to September 2019 at the Center for Research and Development of Biotechnology and Forest Plant Development in Yogyakarta. Two-factor complete randomized design with 3 replications were used in this study. First factor is seed source, namely I1 = 1-1-63-1, I2 = 1-8-77-4, I3 = Malang (Bulk), and I4 = Solomon (Bulk) and second factor is the dose of mycorrhiza, namely M0 = without mycorrhiza, M 1 = mycorrhiza 5 g/plant, M2 = mycorrhiza 10 g/plant, M3 = mycorrhiza 15 g/plant. Plant height and stem diameter were collected for data. Variance analysis (ANOVA) were used at α level 5% and continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at α level 5%. The results of the study showed interactions on combinations that were in line with mycorrhiza doses on plants height and stem diameter of 8 week after planting. Parent 1- 8-77-4 gives the best results on plants height. Seed source 1-8-77-4, 1-1-63-1, and Solomon (Bulk) gives the best stem diameter results. Mycorrhizae can increase plant growth in terms of plant height and diameter.Keyword: mycorrhizae, gall rust disease, Sengon.
PERTUMBUHAN JAMUR Beauveria bassiana YANG DIPERBANYAK PADA BERBAGAI KOMPOSISI DAN MACAM MEDIA TERHADAP Hyphotenemus hampei Chimayatus Solichah; R.R. Rukmowati Brotodjojo; Danar Wicaksono; Waluya Waluya
Jurnal Agrivet Vol 26, No 2 (2020): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v26i2.4345

Abstract

kopi Hypothenemus hampei. Pengendalian hayati H. hampei yang sedang ditingkatkan pengembangannya di Indonesia adalah dengan memanfaatkan jamur Beauveria bassiana. Jamur ini mudah dibiakkan dengan media buatan yang kaya bahan organik.yang akan mempengaruhi efektifitasnya dalam mengendalikan H. hampei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui macam dan komposisi media perbanyakan jamur B. bassiana yang paling efektif untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi H. hampei. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Hayati Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY sesuai Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Adapun macam perlakuannya adalah macam media perbanyakan jamur B. bassiana (Bekatul; Beras; Jagung; Kacang Tanah; Kedelai; Kacang Merah; Bekatul+Kacang Tanah; Bekatul+Kedelai; Bekatul+Kacang Merah; Beras+Kacang Tanah; Beras+Kedelai; Beras+Kacang Merah; Jagung+Kacang Tanah; Jagung+Kedelai; dan Jagung+Kacang Merah). Sebagai pembanding digunakan 2 kontrol yaitu Aquades (kontrol negatif) dan Insektisida Kimia Berbahan Aktif Lamda Sihalotrin 25 EC (kontrol positif); Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Insektisida  kimia Lamda Sihalotrin 25 EC menyebabkan mortalitas 100% pada 4 hari setelah aplikasi (hsa). Jamur B. bassiana yang ditumbuhkan pada media kedelai menyebabkan mortalitas H. hampei tertinggi yaitu sebesar 60% pada 7 hsa dan mortalitas 100% pada 10 hsa. B. bassiana yang dibiakkan pada media kedelai, kacang tanah, bekatul+kedelai menyebabkan waktu kematian total yang tercepat dibanding yang dibiakkan pada media lainnya. B. bassiana yang dibiakkan pada media kedelai, kacang tanah, bekatul+kedelai menyebabkan daya makan H. hampei nyata lebih rendah dibandingkan yang dibiakkan pada media lainnya.
PATHOGENICITY TEST OF VARIOUS CONCENTRATIONS OF Beauveria bassiana CULTURED ON RICE BRAN AND CORN MEDIA AGAINST COFFEE FRUITS BORER (Hyphotenemus hampei) Chimayatus Solichah; Anindita Widyaningtyas; Rukmowati Brotodjojo
Jurnal Agrivet Vol 25, No 2 (2019): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v25i2.4301

Abstract

Coffee is a commodity with high value for export. Coffee bean borer (Hypothenemus hampei) is the main pest causing the decline in coffee production. Farmers still rely on chemical insecticides to control this pest. To reduce the negative impact of insecticides, entomopathogen Beauveria bassiana is applied. The research aimed to investigating the level of pathogenicity of B. bassiana in controlling H. hampei, and investigating the concentration with the highest level of pathogenicity of B. Bassiana against H. hampei. Laboratory research was arranged in one factor Completely Random Design (CRD). This research used 8 (eight) treatments namely KO: Aquades, Kk: Lamda Sihalothrin 25 EC (Chemical Insecticide), B1: 10 g / L B. bassiana cultivated in rice bran media, B2: 20 g / L B. bassiana cultivated in rice bran media, B3: 30 g / L B. bassiana cultivated in rice bran media, B4: 10 g / L B. bassiana grown on corn media, B5: 20 gL B. bassiana grown on corn and B6: 30 g / L B. bassiana grown on corn media. Each treatment used coffee beans infested with 20 H. hampei and repeated 4 (four) times. The result of the research showed that B. bassiana was able to kill H. hampei. The concentration that was able to cause the fastest mortality with a high level of pathogenicity based on the pathogenicity test of B. bassiana on H. hampei (percentage of mortality, total mortality time, and feeding capacity) was 30 g/L of B. bassiana cultivated in rice bran media.Key words: Beauveria bassiana, Hypothenemus hampei, chemical insecticide, coffee bean
EFEKTIFITAS Trichoderma harzianum YANG DIPERBANYAK PADA BERBAGAI MEDIA DAN WAKTU APLIKASI BERBEDA UNTUK PENGENDALIAN Colletotrichum spp. PADA BUAH CABAI Endah Paramita Pratiwi; R.R. Rukmowati Brotodjojo; Chimayatus Solichah
Jurnal Agrivet Vol 28, No 2 (2022): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v28i2.7727

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas yang bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Budidaya cabai dihadapkan pada penyakit tanaman yang salah satunya yaitu penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. Upaya pengendalian dengan Trichoderma harzianum diharapkan mampu menekan serangan patogen Colletotrichum spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media T. harzianum yang terbaik dan waktu aplikasi yang tepat dalam mengendalikan Colletotrichum spp. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman UPN “Veteran” Yogyakarta pada bulan Januari–April 2022. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian in-vitro digunakan 4 perlakuan media yaitu dedak, jagung, air kelapa, dan limbah cair tempe serta 1 perlakuan kontrol Colletotrichum spp. tanpa agen hayati.  T. harzianum dari media perbanyakan yang efektif pada uji in-vitro, dilakukan uji lanjut in-vivo  dengan perlakuan kontrol (tanpa fungisida dan agen hayati), Fungisida Propineb, T. harzianum sebelum inokulasi patogen, dan T. harzianum setelah inokulasi patogen. Parameter yang diamati pada uji in-vitro adalah persentase penghambatan (%) dan pada uji in-vivo adalah masa inkubasi (hari), kejadian penyakit (%), intensitas penyakit (%), dan AUDPC. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F ANOVA apabila hasil menunjukkan perlakuan berbeda  nyata kemudian dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%. Trichoderma harzianum yang diperbanyak pada media dedak efektif menekan patogen Colletotrichum spp. pada uji in-vitro, serta waktu aplikasi T. harzianum sebelum inokulasi patogen sama efektifnya dengan aplikasi T. harzianum setelah inokulasi patogen.
UJI KUALITAS DAN PATOGENISITAS JAMUR Metarhizium anisopliae DAN Beauveria bassiana BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP HAMA ULAT KROP (Crocidolomia pavonana) PADA KUBIS Rian Alfian; Chimayatus Solichah; Abdul Rizal
Jurnal Agrivet Vol 28, No 2 (2022): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v28i2.8357

Abstract

Tanaman kubis merupakan salah satu jenis sayuran dari genera Brassica yang tergolong ke dalam famili Cruciferae. Tanaman kubis ini berasal dari daerah subtropis dan telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Hama Crocidolomia pavonana sebelumnya dikenal dengan nama ilmiah C. binotalis  Zeller, merupakan salah satu hama penting pada tanaman kubis. Salah satu alternatif dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida adalah pengendalian hayati. Agensi hayati yang berpotensi dalam mengendalikan hama tanaman antara lain jamur entomopatogen; Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi jamur M. anisopliae dan B. bassiana yang mampu menaikkan patogenisitas hama C. pavonana pada tanaman kubis. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hayati Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Februari 2022 – Mei 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri atas 7 (tujuh) perlakuan yaitu : 10 g/L air konsentrasi jamur M. anisopliae, 20 g/L air konsentrasi  jamur M. anisopliae, 30 g/L air konsentrasi  jamur M. anisopliae, 10 g/L air konsentrasi  jamur B. bassiana, 20 g/L air konsentrasi  jamur B. bassiana, 30 g/L air konsentrasi  jamur B. bassiana dan Kontrol. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat)  kali dan setiap satuan percobaan terdiri dari 15 larva instar ke 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur M.anisopliae dan B.bassiana konsentrasi 10 g/L air sudah menghasilkan patogenesitas terhadap hama C.pavonana dibandingkan dengan kontrol. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa mutu kualitas jamur antar perlakuan tidak ada beda nyata, penggunaan jamur M.anisopliae dan B.bassiana dapat mempengaruhi patogenesitas terhadap hama C.pavonana pada kubis, serta penggunaan jamur M.anisopliae dan B.bassiana konsentrasi 10 g/L air sudah menghasilkan patogenesitas yang lebih tinggi terhadap hama C.pavonana dibandingkan dengan kontrol.
PENGARUH VARIASI DOSIS Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusarium oxysporum) TERHADAP HASIL TOMAT Yusriya, Azalia Sana; Brotodjojo, R.R.Rukmowati; Solichah, Chimayatus
Jurnal Agrivet Vol 29, No 1 (2023): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v29i1.7969

Abstract

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) adalah komoditas unggulan hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis penting di Indonesia. Penyakit layu Fusarium merupakan penyakit pada tanaman tomat yang perlu dikendalikan karena dapat menyebabkan gagal panen. Penggunaan fungisida sintetik yang tidak bijaksana berdampak buruk bagi tanaman. Beberapa jamur antagonis yang menunjukkan hasil dalam mengendalikan patogen tular tanah adalah Trichoderma harzianum dan Gliocladium virens. Apabila diaplikasikan secara bersamaan maka daya hambat racunnya akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas serta menentukan dosis terbaik T. harzianum dan G. virens dalam mengendalikan layu Fusarium dan meningkatkan hasil. Penelitian dilaksanakan di Bangunjiwo Grahayasa, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret-Juni 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah Kontrol negatif (Tanpa Agen Pengendali Hayati), kontrol positif (fungisida berbahan aktif Benomyl), T.harzianum 40g/tan, G.virens 150g/tan, T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan, T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan. Data dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA) dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan metode Duncan Multiple Range Test pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu Fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu Fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu Fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan pada taraf uji 5%. Aplikasi Agen Pengendali Hayati (APH) T. harzianum dan G. virens baik secara tunggal maupun kombinasi efektif untuk mengendalikan penyakit layu fusarium. Penggunaan Agen Pengendali Hayati lebih efektif dibanding fungisida Benomyl dalam pengendalian layu fusarium. Dosis APH yang efektif untuk mengendalikan layu fusarium adalah kombinasi T.harzianum 20g/tan + G.virens 100g/tan atau T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan dan T.harzianum 40g/tan atau G.virens 150g/tan. Hasil bobot buah perlakuan aplikasi APH kombinasi T.harzianum 30g/tan + G.virens 50g/tan lebih tinggi daripada kontrol negatif, tetapi jumlah buah tidak berbeda nyata pada semua perlakuan.
PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA JAMUR Metarhizium anisopliae UNTUK PENGENDALIAN URET Lepidiota stigma Pada Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale) solichah, chimayatus; Puspitasari, Dena Aisyah; Poerwanto, Mofit Eko; Supriyanta, Bambang; Hardiastuti, Siwi
Jurnal Agrivet Vol 30, No 1 (2024): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metarhizium anisopliae dengan penambahan bahan organik digunakan sebagai pengendali hama uret Lepidiota stigma dan sekaligus sumber nutrisi M. anisopliae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh penambahan berbagai macam bahan organik pada jamur M. anisopliae untuk mengendalikan hama uret L. stigma pada tanaman jahe merah. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan UPN “Veteran” Yogyakarta Sempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 2 faktor + 1 kontrol dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah dosis M. anisopliae yaitu 10 g/ 3 kg media tanam, 20 g/ 3 kg media tanam, dan 30 g/ 3 kg media tanam. Faktor yang ke dua adalah jenis bahan organik yaitu pupuk kascing, pupuk kotoran sapi dan pupuk kotoran kambing. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) Kontras Orthogonal dengan taraf 5%, dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis M. anisopliae 30 g/ 3 kg media tanam merupakan dosis yang paling baik dalam meningkatkan mortalitas uret, bobot segar akar dan volume akar serta menekan kerusakan akar tanaman jahe merah. Penambahan pupuk kotoran sapi dan kotoran kambing mampu meningkatkan mortalitas uret dan menekan kerusakan akar tanaman jahe merah. 
Olfactory Response of Diaphorina citri to Guava Leaves Powder Poerwanto, Mofit Eko; Solichah, Chimayatus; Wicaksono, Danar; Ulilalbab, Azizah Ridha; Ajri, Miftahul
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 28, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.96847

Abstract

Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) is transmitted by the insect vector Diaphorina citri is still a major obstacle to world citrus production. Vector handling still relies on chemical insecticides which are not environmentally friendly and less effective. This study was conducted to identify the ability of dried guava leaf extract in reducing the olfactory response of D. citri. Y-tube olfactory test was conducted to identify the repellency effect of a mixture of citrus leaf extract and guava (Psidium guajava) leaf extract at various leaf ages and in various proportions to vector and its predator (Menochilus sexmaculatus). The results showed that guava leaves had a repellent effect on D. citri, but not on M. sexmaculatus. The repellant effect was higher on young guava leaves than on medium and old ones. Red guava leaves have a highest repellant effect than white guava and non-seed guava leaves. Guava leaf extract is an alternative means to control D. citri. However, the types of compounds that function as repellants need to be studied further. 
PENGARUH PEMBERIAN BUBUK DAUN KEMANGI DAN SUKU TERHADAP POPULASI Sitophilus zeamais DAN KUALITAS BENIH JAGUNG YANG DISIMPAN Rahmawati, Fauziah; Solichah, Chimayatus
Jurnal Agrivet Vol 31 No 1 (2025): AGRIVET
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v31i1.13394

Abstract

Damage to stored corn seeds due to the pest Sitophilus zeamais can be suppressed by control. One of alternative to pest control is using botanical pesticides with basil and breadfruit leaf powder. This study aims to determine the effect composition and type of leaf powder in suppressing of Sitophilus zeamais. The research was conducted in February to April 2024 at Plant Protection Laboratory, UPN "Veteran" Yogyakarta. The research method used a Complete Random Design with 6 treatments and 4 repetitions. There are 6 treatments of the composition basil and breadfruit leaf powder namely control; 1:0; 0:1; 1:1; 2:1; and 1:2. The analysis used ANOVA, followed by the DMRT at 5%, and continued with the Orthogonal Contrast test at 5%.The data from study showed that the composition of basil and breadfruit leaf powder was suppressing S. zeamais and maintaining the quality of seeds in storage by increasing mortality, number of living imago of S. zeamais, and efficacy. The most effective leaf powder and composition in suppressing S. zeamais is the composition of basil and breadfruit leaf powder 1:1 which can increase the mortality of S. zeamais by up to 100% after application. There were differences in mortality, number of living imago of S. zeamais, and efficacy of the control treatment.