Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Hama pada Tanaman Anggur dengan Pendekatan Metode CF (Certainty Factor) Berbasis Mobile Android Hidayati, Permata Ika
SMATIKA JURNAL Vol 8 No 01 (2018): SMATIKA Jurnal STIKI Informatika Jurnal
Publisher : LPPM STIKI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.803 KB)

Abstract

Penerapan keilmuan sistem pakar dalam memprediksi diagnosis pada penyakit tanaman anggur dengan menerapkan metode certainty factor berbasis mobile android. Diharapkan sistem tersebut memberikan hasil analisa kemungkinan hama penyakit yang terdapat khususnya tanaman anggur, untuk menentukan persentase keyakinan, serta solusi pengobatan berdasarkan fakta-fakta dan nilai keyakinan yang diberikan oleh pengguna dalam menjawab pertanyaan selama sesi konsultasi ketika menggunakan sistem ini. Implementasi sistem ini digunakan untuk mengevaluasi proses akuisisi pengetahuan dalam membangun teknologi pertanian basis pengetahuan sistem aplikasi software.
Study of The Lipid Hydrolisis Ability of Some Lipolytic Bacteria Species in Preserved Meat Combination Method of Lettuce Leaf Ensiling and Kepayang Seed Fermentation Hidayati, Permata Ika
Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY PROCEEDING INTERNATIONAL SEMINAR
Publisher : Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.394 KB)

Abstract

Meat preservation with natural material use the combination method of lettuce leaf(Lactuca sativa) ensiling and kepayang seed (Pangium edule Reinw) fermentation is an easy, cheap,safely, and efficient preservation method that also could maintain the meat lipid contents. Thispreservation was done in order to prevent the meat from spoilage caused by bacteria. Preservedmeat at the end of storage time could be spoilage caused of contaminant bacteria that can decreasethe meat quality. This research was done to: (1) analyze the lipid hydrolysis ability of some lipolyticbacteria in preserved meat in a qualitative and quantitative manner; (2) analyze the decrease of thelipid content in preserved meat that were stored during 0, 7, 14, and 21 days. The lipid hydrolysisability of six bacteria species isolated from preserved meat were analyzed in qualitative manner byinoculate on Nutrient Agar added with meat oil and incubated in 370C during 1x24 hour. The lipidhydrolysis ability of lipolytic bacteria species were analyzed in quantitative manner by analyze thelipid content on preserved meat that were stored during 0, 7, 14, and 21 days use the nutrient brothmedium added with the meat oil. The research result shows that: (1) the six bacteria species isolatedfrom preserved meat were lipolytic bacteria; (2) Citrobacter freundii have the highest lipolytichydrolysis ability and Klebsiella rhinoscleromatis have the lowest lipolytic hydrolysis ability; (3) thelowest decrease of the lipid content is on the preserved meat that storage in 21 days.Key Words:  Lettuce Leaf Ensiling Fermentation, Kepayang Seed Fermentation, Lipid Hydrolysis, Lipolytic Bacteria
TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN MIKOFLORA SERTA SPESIES KAPANG KONTAMINAN DOMINAN PADA DENDENG IKAN Hastuti, Utami Sri; Hidayati, Permata Ika
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.641 KB)

Abstract

ABSTRAK Dendeng ikan dapat terkontaminasi oleh berbagai spesies kapang kontaminan. Dendeng ikan merupakan salah satu produk olahan ikan yang banyak disukai oleh masyarakat dan banyak diproduksi sebagai industri rumah tangga dalam rangka diversifikasi produk ikan. Apabila spesies-spesies kapang kontaminan dapat menghasilkan mikotoksin, maka dapat membahayakan kesehatan para konsumen dendeng Ikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meneliti spesies-spesies kapang kontaminan yang dapat bertahan hidup pada ikan yang telah diawetkan menjadi dendeng ikan 2) mengetahui jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan; 3) mengetahui spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan. Sampel dendeng Ikan dibuat dengan menggunakan bahan baku ikan kembung lelaki (Rastreiliger canagurta). Dendeng ikan disimpan dalam suhu ruang selama 1-3 hari. Sampel dendeng ikan yang telah disimpan selama 6x24 jam sebanyak 10 gram dihaluskan dan dilarutkan dalam 90 ml larutan air pepton 0,1%, sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1 kemudian suspensi diencerkan lagi dalam larutan air pepton 0.1% pada tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6. Suspensi pada masing-masing tingkat pengenceran dinokulasikan pada medium Czapek?s Agar sebanyak 0,1 ml dan diinkubasikan pada suhu 25°C selama 7x24 jam. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan, isolasi tiap spesies kapang kontaminan, pengamatan morfologi koloni, deskripsi ciri-ciri mikroskopis, serta identifikasi tiap spesies kapang kontaminan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Dalam sampel dendeng ikan yang diperiksa ditemukan 5 genus yang meliputi 17 spesies kapang. Kelima genus kapang tersebut ialah Aspergillus, Peniciilium. Fusarium, Cladosporium, dan Genicularia 2) Jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan berkisar antara 0,13x104 cfu/g sampai 3,20x107 cfu/g sampel; 3) Spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan ialah Penicilium paraherquei yang berjumlah 3,20x10 cfu/gram sampel. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keberadaan speies-spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan perlu mendapat perhatian agar dendeng ikan tetap aman untuk dikonsumsi.   Kata kunci: Kapang kontaminan, dendeng ikan, mikoflor
KETAHANAN SIMPAN IKAN KEMBUNG LELAKI (RASTREILIGER CANAGURTA) MELALUI PERPADUAN FERMENTASI DAUN SELADA DAN BIJI KEPAYANG Hidayati, Permata Ika; Hastuti, Utami Sri; Yaqin, M. Ainur
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.162 KB)

Abstract

ABSTRAK Ikan Kembung Lelaki (Rastreiliger canagurta) merupakan salah satu spesies ikan yang banyak disukai oleh masyarakat karena mempunyai rasa gurih, daging tidak terasa asin dan tekstur yang tidak mudah hancur jika dimasak. Ikan tersebut merupakan sumber protein hewani dengan kadar protein yang tinggi yaitu 22 gram. Ikan pada umumnya mudah mengalami pembusukan sehingga mengakibatkan penurunan mutu. Salah satu upaya pengawetan ikan secara biologi ialah pengawetan ensiling, yaitu pengawetan dengan menggunakan sayuran, yaitu daun selada (Lactuca sativa) dan biji kepayang (Pangium edule Reinw.). Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap Angka Lempeng Total koloni Bakteri pada ikan Kembung Lelaki yang diawetkan dengan perpaduan fermentasi ensiling selada dan biji kepayang, 2) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap hasil uji organoleptik terhadap ikan Kembung Lelaki yang diawetkan. Ikan Kembung Lelaki diperoleh dari pasar di kota Malang. Sampel diawetkan dengan cara perpaduan fermentasi ensiling daun selada dan biji kepayang kemudian disimpan selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Sampel ikan Kembung Lelaki diambil sebanyak 25 gram yang dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi sehingga diperoleh suspense dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium PCA, lalu diinkubasikan pada suhu 370C selama 2x24 jam kemudian dilakukan penghitungan nilai Angka Lempeng Total Koloni Bakteri (ALT) dari masing-masing sampel. Tiap-tiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Uji organoleptik meliputi: tekstur daging ikan, warna mata ikan, warna dinding perut, aroma dan rasa dilakukan pada tiap sampel oleh 15 panelis terlatih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap angka lempeng total (ALT) koloni bakteri ikan Kembung Lelaki. Hasil penghitungan nilai ALT menunjukkan bahwa sampel ikan yang disimpan selama 7 hari ialah: 2,6 x 105 cfu/g, selama 14 hari ialah: 3x102 cfu/g; sedangkan selama 21 hari ialah 5,97x106 cfu/g. Adapun ketentuan dari DIRJEN POM, batas kelayakan konsumsi ialah: 5x105 cfu/g. Hal ini menunjukkan bahwa batas waktu simpan sampel ikan agar tetap layak konsumsi ialah 14 hari; 2) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap uji organoleptik. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa nilai tekstur daging tertinggi yang disukai ialah tekstur kenyal, elastik terhadap tekanan jari, nilai warna mata tertinggi yang disukai ialah segar, biji mata cembung hitam, kornea jernih, warna dinding perut yang disukai ialah tidak ada perubahan warna pada dinding perut, aroma yang disukai ialah segar, khas ikan yang bersangkutan. Rasa yang disukai ialah manis, sesuai dengan rasa ikan yang bersangkutan.   Kata kunci: ketahanan simpan, ikan Kembung Lelaki, fermentasi daun selada, biji kepayang
OPTIMALISASI PENGEMBANGAN BLENDED LEARNING BERBASIS MOODLE UNTUK MATAKULIAH MIKROBIOLOGI OPTIMIZATION DEVELOPMENT BASED BLENDED LEARNING MOODLE COURSE FOR MICROBIOLOGY Permata Ika Hidayati
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 6 No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.51 KB) | DOI: 10.21067/jip.v6i2.1328

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah berdasarkan Microbiology Learning Management System, diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, memotivasi mahasiswa, dan meningkatkan fleksibilitas pembelajaran. Metode penelitian ini ialah mengunakan penelitian pengembangan (Research & Development) yang dirancang untuk mengembangkan sebuah media interaktif yang dapat digunakan untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Dalam pengembangan media ini digunakan dua model pengembangan yakni model waterfall dan prototype pfleeger. Dari hasil uji validasi dan uji coba produk diketahui bahwa LMS berbasis moodle yang dikembangkan telah memenuhi standard performa yang dibutuhkan agar moodle bisa berjalan dengan layak sehingga, tidak membuat pengguna bosan karena terlalu lambat atau terlalu banyak fitur-fitur yang tidak diperlukan. Kata Kunci: Blended Learning, Moodle, Mikrobiologi
KETAHANAN SIMPAN IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastreiliger canagurta) MELALUI PERPADUAN FERMENTASI DAUN SELADA DAN BIJI KEPAYANG Permata Ika Hidayati; Utami Sri Hastuti; M. Ainur Yaqin
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Ikan Kembung Lelaki (Rastreiliger canagurta) merupakan salah satu spesies ikan yang banyak disukai oleh masyarakat karena mempunyai rasa gurih, daging tidak terasa asin dan tekstur yang tidak mudah hancur jika dimasak. Ikan tersebut merupakan sumber protein hewani dengan kadar protein yang tinggi yaitu 22 gram. Ikan pada umumnya mudah mengalami pembusukan sehingga mengakibatkan penurunan mutu. Salah satu upaya pengawetan ikan secara biologi ialah pengawetan ensiling, yaitu pengawetan dengan menggunakan sayuran, yaitu daun selada (Lactuca sativa) dan biji kepayang (Pangium edule Reinw.). Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap Angka Lempeng Total koloni Bakteri pada ikan Kembung Lelaki yang diawetkan dengan perpaduan fermentasi ensiling selada dan biji kepayang, 2) untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap hasil uji organoleptik terhadap ikan Kembung Lelaki yang diawetkan. Ikan Kembung Lelaki diperoleh dari pasar di kota Malang. Sampel diawetkan dengan cara perpaduan fermentasi ensiling daun selada dan biji kepayang kemudian disimpan selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Sampel ikan Kembung Lelaki diambil sebanyak 25 gram yang dilarutkan dalam 225 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkatan pengenceran 10-1. Selanjutnya dilakukan pengenceran suspensi sehingga diperoleh suspense dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 104, 10-5, dan 10-6. Masing-masing suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml pada permukaan medium PCA, lalu diinkubasikan pada suhu 370C selama 2x24 jam kemudian dilakukan penghitungan nilai Angka Lempeng Total Koloni Bakteri (ALT) dari masing-masing sampel. Tiap-tiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Uji organoleptik meliputi: tekstur daging ikan, warna mata ikan, warna dinding perut, aroma dan rasa dilakukan pada tiap sampel oleh 15 panelis terlatih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap angka lempeng total (ALT) koloni bakteri ikan Kembung Lelaki. Hasil penghitungan nilai ALT menunjukkan bahwa sampel ikan yang disimpan selama 7 hari ialah: 2,6 x 105 cfu/g, selama 14 hari ialah: 3x102 cfu/g; sedangkan selama 21 hari ialah 5,97x106 cfu/g. Adapun ketentuan dari DIRJEN POM, batas kelayakan konsumsi ialah: 5x105 cfu/g. Hal ini menunjukkan bahwa batas waktu simpan sampel ikan agar tetap layak konsumsi ialah 14 hari; 2) Ada pengaruh perbedaan lama penyimpanan terhadap uji organoleptik. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa nilai tekstur daging tertinggi yang disukai ialah tekstur kenyal, elastik terhadap tekanan jari, nilai warna mata tertinggi yang disukai ialah segar, biji mata cembung hitam, kornea jernih, warna dinding perut yang disukai ialah tidak ada perubahan warna pada dinding perut, aroma yang disukai ialah segar, khas ikan yang bersangkutan. Rasa yang disukai ialah manis, sesuai dengan rasa ikan yang bersangkutan.   Kata kunci: ketahanan simpan, ikan Kembung Lelaki, fermentasi daun selada, biji kepayang
TEKNOLOGI PENGAWETAN IKAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KERAGAMAN MIKOFLORA SERTA SPESIES KAPANG KONTAMINAN DOMINAN PADA DENDENG IKAN Utami Sri Hastuti; Permata Ika Hidayati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 8, No 1 (2011): Prosiding Seminar Nasional VIII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.641 KB)

Abstract

ABSTRAK Dendeng ikan dapat terkontaminasi oleh berbagai spesies kapang kontaminan. Dendeng ikan merupakan salah satu produk olahan ikan yang banyak disukai oleh masyarakat dan banyak diproduksi sebagai industri rumah tangga dalam rangka diversifikasi produk ikan. Apabila spesies-spesies kapang kontaminan dapat menghasilkan mikotoksin, maka dapat membahayakan kesehatan para konsumen dendeng Ikan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meneliti spesies-spesies kapang kontaminan yang dapat bertahan hidup pada ikan yang telah diawetkan menjadi dendeng ikan 2) mengetahui jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan; 3) mengetahui spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan. Sampel dendeng Ikan dibuat dengan menggunakan bahan baku ikan kembung lelaki (Rastreiliger canagurta). Dendeng ikan disimpan dalam suhu ruang selama 1-3 hari. Sampel dendeng ikan yang telah disimpan selama 6x24 jam sebanyak 10 gram dihaluskan dan dilarutkan dalam 90 ml larutan air pepton 0,1%, sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1 kemudian suspensi diencerkan lagi dalam larutan air pepton 0.1% pada tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6. Suspensi pada masing-masing tingkat pengenceran dinokulasikan pada medium Czapek’s Agar sebanyak 0,1 ml dan diinkubasikan pada suhu 25°C selama 7x24 jam. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan, isolasi tiap spesies kapang kontaminan, pengamatan morfologi koloni, deskripsi ciri-ciri mikroskopis, serta identifikasi tiap spesies kapang kontaminan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, 1) Dalam sampel dendeng ikan yang diperiksa ditemukan 5 genus yang meliputi 17 spesies kapang. Kelima genus kapang tersebut ialah Aspergillus, Peniciilium. Fusarium, Cladosporium, dan Genicularia 2) Jumlah koloni tiap spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan berkisar antara 0,13x104 cfu/g sampai 3,20x107 cfu/g sampel; 3) Spesies kapang kontaminan yang paling dominan pada dendeng ikan ialah Penicilium paraherquei yang berjumlah 3,20x10 cfu/gram sampel. Sehubungan dengan hal tersebut, maka keberadaan speies-spesies kapang kontaminan pada dendeng ikan perlu mendapat perhatian agar dendeng ikan tetap aman untuk dikonsumsi.   Kata kunci: Kapang kontaminan, dendeng ikan, mikoflor
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR Permata Ika Hidayati
OPTIMA Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.957 KB) | DOI: 10.33366/opt.v1i1.493

Abstract

Agribusiness is one sector which is based on farm business or the other fields that support it. Activity in the agribusiness sector includs any one or all of the chain along production, processing and marketing including poultry farm. This study aims to determine how the layer farmers profile, strategic internal factors (strengths and weaknesses) and external (opportunities and challenges) affecting farm poultry as well as the development of alternative strategies and what strategies are feasible priority. Respondents were termined using a proportional random sampling of layer farmers in Probolinggo regency. Internal and external factors evaluated by the IFE matrix and EFE matrix. Alternative defined strategy with IE matrix and SWOT matrix, and for the determination of strategic priorities determined by matrix QSPM. The results showed that the internal factors are a major force in the development of poultry farm is a hereditary business and the availability of means of transport. Externally, the main factor being the availability of market opportunities and short distribution and population growth. Factors are the main challenges and the fluctuating price of chicken diseases. Main strategy (grand strategy) for poultry farm agribusiness development is market penetration and product development. Market penetration strategy is a strategy used to increase market share of the product or service through marketing efforts greater. Product development strategy is a strategy that aims to make companies that partnered to increase sales by improving or modifying existing products now. Alternative strategy is to increase market share to achieve the position of market leader through a policy of local governments and related enterprises, control and surveillance of pests or diseases of livestock farm in order to be sustainable, the capital guarantee and optimize field officers, and optimize working capital and increase ability in the development of an efficient agribusiness. Strategic priorities poultry farm agribusiness development is a strategy to achieve increased market share market leader position through policies of local governments and related companies.
PENERAPAN KOLABORASI PERKULIAHAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN PRAKTISI MENGAJAR MATA KULIAH ETIKA PROFESI Qomariyah, Ismi Nurul; Sari, Nila Kartika; Hidayati, Permata Ika
Inteligensi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/ilg.v6i1.4736

Abstract

The purpose of this article was to discusses the application of lecture collaboration as an effort to improve the pedagogical competence of lecturers and teaching practitioners in the Professional Ethics course in the Biology Education Study Program. The research method used is classroom action research, which involves a cycle of planning, implementing, observing, and reflecting in order to improve teaching practices. This research was conducted in the context of the Biology Education Study Program, involving lecturers and teaching practitioners as research subjects. The classroom action research cycle consists of the stages of planning lecture collaboration, implementing lecture collaboration, observing the process and results of collaboration, and reflection to formulate subsequent improvements. The results showed that the application of lecture collaboration was effective in improving the pedagogic competence of lecturers and teaching practitioners. Collaboration allows them to share experiences, knowledge, and effective teaching strategies. In the context of Professional Ethics courses, lecture collaboration also increases student involvement and motivation in learning. These findings support the study's hypothesis and are also in line with the related literature on the benefits of collaboration in education. The implication of this research is the importance of implementing lecture collaboration as an effective teaching strategy in improving the pedagogical competence of lecturers and teaching practitioners, especially in the Professional Ethics course in the Biology Education Study Program
Efektivitas Pupuk Nano terhadap Nutrisi Tanaman Gandum Permata Ika Hidayati
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 30 No. 5 (2024): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pupuk nano di dalam penanaman gandum mengatasi beberapa ketidakefisienan dan menjawab tantangan lingkungan terkait dengan konvensional praktik pemupukan. Pupuk tradisional sering kali mengalami efisiensi penggunaan nutrisi yang rendah, yang menyebabkan aplikasi berlebihan, limpasan nutrisi, dan kerusakan lingkungan. Nanofertilizer, karena ukurannya berskala nano dan reaktivitas yang ditingkatkan, meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman, yang menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik, hasil yang lebih tinggi, dan berkurangnya pemborosan nutrisi. Studi menunjukkan bahwa formulasi nano dari makronutrien (seperti nitrogen, fosfor, dan kalium) dan mikronutrien (seperti seng dan besi) dapat meningkatkan produktivitas gandum secara signifikan. Nanofertilizer tidak hanya meningkatkan hasil panen tetapi juga mengurangi itu biaya keseluruhan pupuk aplikasi oleh meminimalkan hilangnya nutrisi dan meningkatkan penyerapan oleh tanaman.