Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pemberian Additive Herbal dan Non Additive Herbal terhadap Perbedaan Penampilan Produksi, Konsentrasi Ammonia, dan Karbondioksida di Kandang Broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DOC Broiler strain Cobb yang diproduksi oleh PT Dinamika Megatama Citra, pada kandang control 3.400 ekor dan kandang trial 3.200 ekor. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Produk komersial additive herbal dengan merk dagang ”Nutromeat’’ memiliki komposisi bahan utama : Rumput laut (Ascophyllum nodosum), Adas (Foeniculum vulgare mili), dan buah lima rasa (Schisandra chinensis). Metode yang digunakan adalah eksperimental. Faktor yang diamati berupa 2 perlakuan yang terdiri dari P0 = 0 ml additive herbal/1000 liter air minum (kontrol) dan P1 = 1000 ml additive herbal/1000 liter air minum. Variabel yang diamati Konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan, Konsentrasi Ammonia (NH3) dan Karbondioksida (CO2). Data yang di dapatkan dianalisa dengan Uji (Independent Samples T-test) dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Konsumsi pakan pada umur 1-7 hari (P0=25,3g P1=26,9g) 8-14 hari (P0=42,6g P1=45,1g) 15-21 hari (P0=67,6g P1=69,0g) 22-28 hari (P0=88,6g P1=89,5g) 29-35 hari (P0=105,6g P1=95,6g) 36-40 hari (P0=105,1g P1=101,3g). Dari. Rata-rata PBB pada umur 1-7 hari (P0=18,4g P1=17,7g) 8-14 hari (P0=45,1g P1=45g) 15-21 hari (P0=66,2g P1=67,1g) 22-28 hari (P0=75,7g P1=74,2g) 29-35 hari (P0=62,8g P1=67,8g) 36-40 hari (P0=84g P1=83g). Rata-rata Konversi Pakan pada umur 1-7 hari (P0=1,021 P1=1,159) 8-14 hari (P0=1,126 P1=1,235) 15-21 hari (P0=1,015 P1=1,082) 22-28 hari (P0=1,106 P1=1,156) 29-35 hari (P0=1,185 P1=1,206) 36-40 hari (P0=1,258 P1=1,240). Hasil rata-rata pada parameter penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan menunjukkan bahwa perlakuan non additive herbal (P0) lebih tinggi dibandingkan kelompok additive herbal (P1). Pada mikroklimat kandang yang meliputi konsentrasi ammonia dan karbondioksida menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p>0,05. Rata-rata konsentrasi ammonia pada umur 15 hari (P0=3,74ppm P1=3,76ppm) 22 hari (P0=3,56ppm P1=3,14ppm) 30 hari (P0=4,70ppm P1=4,32ppm) 36 hari (P0=3,96ppm P1=4,42ppm). Rata-rata konsentrasi karbondioksida pada umur 15 hari (P0=663,44ppm P1=637,00ppm) 22 hari (P0=505,89ppm P1=503,56ppm) 30 hari (P0=518,67ppm P1=506,89ppm) 36 hari (P0=570,33ppm P1=582,89ppm). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian additive herbal dan non additive herbal pada broiler secara deskiptif pada parameter penampilan produksi yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan, menunjukkan bahwa hasil rata-rata perlakuan non additive herbal (P0) lebih tinggi dibandingkan kelompok additive herbal (P1), serta pemberian additive herbal dan non additive herbal pada air minum broiler menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan p>0,05 terhadap parameter mikroklimat kandang, seperti konsentrasi ammonia (NH₃) dan karbondioksida (CO₂).Kata Kunci : additive herbal, broiler, penampilan produksi , ammonia, karbon dioksida