Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Anatomy and Morphology Study of Agronomy between Healthy Soybean to Soybean infected with Cowpea mild mottle virus and its Utilization as Vocational High School Subjects As’ad Syamsul Arifin
Jurnal Pendidikan Sains Vol 1, No 2: Juni 2013
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.479 KB) | DOI: 10.17977/jps.v1i2.4154

Abstract

Kajian Morfologi Anatomi dan Agronomi antara Kedelai Sehat dengan Kedelai Terserang Cowpea Mild Mottle Virus serta Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar Sekolah Menengah KejuruanAbstract: One of the causes of low productivity of soybean in Indonesia is the virus attack of Cowpea mild mottle virus (CPMMV). This study is a survey research that aims to describe and collect information about the study of the morphology, anatomy and agronomy to infection of CPMMV between varieties infected with uninfected. The Data is analyzed by ussing descriptive and Inferential ANOVA using SPSS for Windows version 16. The results shows: Varieties in gumitir is healthy, Anjosmoro is healthy, Mahameru is healthy, MLGG 0021, and MLGG 0268 has a larger size in terms of leaf length, leaf width, length leaf petiole, the leaf ratio (L / W), and the ratio of leaf (L / PL) compared varieties sick. Argopuro varieties of pain have a larger size in terms of leaf length, leaf width, leaf petiole length and leaf ratio (L / W), leaf ratio (L / PL) compared to healthy varieties. There is no color difference hipokotil, differences leaf shape, leaf color, fur color stem, leaf surface between healthy and diseased soybeans in six varieties. There are differences in seed color, the color of ripe pods, between healthy and diseased soybeans in six varieties. Color flower on the fifth soybean varieties of healthy and diseased purple, except in gumitir white varieties. There are differences in leaf shape on the variety Argopuro, Anjosmoro, Mahameru healthy and infecetd. There is no difference in shape between healthy and diseased leaves on gumitir varieties, MLGG MLGG 0021 and 0268. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the leaf cell size. There are varieties effect on the number of stomata, conditions and interactions varieties and conditions do not significantly affect the number of stomata. There is no influence of varieties, interaction varieties and conditions of the number of epidermis. The number of trichomes healthy soybean varieties more than soybean varieties sick. There is the influence of varieties, the conditions on plant height, there is no interaction effect of varieties and conditions of the plant height. There is no influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the empty pods. Empty pods soy soybeans healthy at 0.55 times the sick. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the pods. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the fertile books. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the number of pods. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the number of books. There is a heavy influence on the condition of the pod. No influence of varieties, interaction varieties and conditions of the heavy pods. There is the influence of varieties, conditions, interaction varieties and conditions of the number of seeds. Key Words: soybean, CPMMV, infected plants, healthy plants  Abstrak: Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia adalah serangan virus belang samar kacang tunggak Cowpea mild mottle virus (CPMMV). Penelitian ini adalah penelitian survei yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengumpulkan informasi tentang kajian morfologi, anatomi dan agronomi terhadap infeksi CPMMV antara varietas yang terinfeksi dengan yang tidak terinfeksi. Data dianalisi secara deskriptif dan secara Inferensial ANAVA dengan menggunakan pro-gram SPSS for Windows versi 16. Hasil penelitian menunjukkan: Varietas Gumitir sehat, Anjosmoro sehat, Mahameru sehat , MLGG 0021, dan MLGG 0268 memiliki ukuran lebih besar dalam hal panjang daun, lebar daun, panjang petiol daun, nisbah daun (L/W), dan nisbah daun (L/PL) dibandingkan va-rietas yang sakit. Varietas Argopuro sakit memiliki ukuran lebih besar dalam hal panjang daun, lebar daun, panjang petiol daun, dan nisbah daun (L/W), Nisbah daun (L/PL) dibandingkan varietas yang sehat. Tidak terdapat perbedaan warna hipokotil, perbedaan bentuk daun, warna daun, warna bulu batang, permukaan daun antara kedelai sehat dan sakit pada keenam varietas. Terdapat perbedaan warna biji, warna polong masak, antara kedelai sehat dan sakit pada keenam varietas. Warna bunga pada kelima varietas kedelai sehat dan sakit berwarna ungu, kecuali pada varietas Gumitir berwarna putih. Terdapat perbedaan bentuk daun pada varietas Argopuro, Anjosmoro, Mahameru sehat dan sakit. Tidak terdapat perbedaan bentuk daun antara sehat dan sakit pada varietas Gumitir, MLGG 0021 dan MLGG 0268. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap ukuran sel daun. Ada pengaruh varietas terhadap jumlah stomata, kondisi serta interaksi varietas dan kondisi tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah stomata. Tidak terdapat pengaruh varietas, interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah epidermis. Ada pengaruh kondisi terhadap jumlah epidermis. Jumlah trikoma varietas kedelai sehat lebih banyak daripada varietas kedelai sakit. Ada pengaruh va-rietas, kondisi terhadap tinggi tanaman, tidak terdapat pengaruh interaksi varietas dan kondisi terhadap tinggi tanaman. Tidak terdapat pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap polong hampa. Polong hampa kedelai sehat sebesar 0,55 kali kedelai sakit. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap polong isi. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap buku subur. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah polong. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah buku. Ada pengaruh kondisi terhadap berat polong. Tidak ada pengaruh varietas, interaksi varietas dan kondisi terhadap berat polong. Ada pengaruh varietas, kondisi, interaksi varietas dan kondisi terhadap jumlah biji. Kata kunci: tanaman kedelai, CPMMV, tanaman terinfeksi, tanaman sehat
The Development of Practical Work Instruction on Material of Regeneration and Pigmentation Dwi Candra Setiawan; As’ad Syamsul Arifin
BIOEDUKASI Vol 15 No 2 (2017)
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bioedu.v15i2.6933

Abstract

Practical work instruction is one of important teaching materials in the learning process, especially in the course that requires laboratory work. The existence of practical work instruction will really assist the students in carrying the lab work activity out. In addition, practical work instruction can also help lecturers in giving guidance during the practical activities so that the process of carrying the practical work out runs well. Based on the results of observation and personal experience of teaching teaching, some courses which include practical work do not have appropriate practical work instruction. This is why we need to develop practical work instruction on the observation process of regeneration and pigmentation of caudal fin of Zebrafish or Zebra Danio. The purpose of this research is to produce a goodpractical work instruction that is appropriate to be used by students especially in the course of animal development structure. The development of this practical work instruction used the development method of Thiagarajan which consists of define, design, develop and disseminate. However, in this research, we only proceeded until the develop stage. The object of this research was the students of IKIP Budi Utomo Malang, Biology Education Department who took the course of animal development structure. Based on the results of data analysis, we obtained that the practice manual was valid and appropriate to be used in practical work activities based on the evaluation criteria from the expert validation. Keywords: Practical Work Instruction, Thiagarajan
ANALISIS INFEKSI Cowpea Mild Mottle Virus (CPMMV) TERHADAP TANAMAN KEDELAI Glycine max DENGAN MENGGUNAKAN UJI ELISA As’ad Syamsul Arifin

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.078 KB) | DOI: 10.35891/agx.v7i2.711

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan positif terinfeksi CPMMV atau tidak yang dapat dilakukan dengan tes Uji Elisa yang dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) terletak di desa Tlekung, Junrejo, Batu, Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis dan memberikan informasi tentang tanaman kedelai yang positif terinfeksi CPMMV atau tidak, sampel varietas kedelai dalam penelitian ini meliputi Argopuro, gumitir, Anjasmoro, Mahameru, MLGG 0021 dan MLGG 0268. Hasil analisis dari setiap varietas yaitu Anjasmoro sakit A nilai absorban rata-rata 0.048, Anjasmoro sakit B nilai absorban rata-rata 0.051, Mahameru sakit A nilai absorban rata-rata 0.054, Mahameru sakit B nilai absorban rata-rata 0.054, Gumitir sakit A nilai absorban rata-rata 0.052, Gumitir sakit B nilai absorban rata- rata 0.061, MLGG 0021 sakit A nilai absorban rata-rata 0.016, MLGG 0021 sakit B nilai absorban rata-rata 0.059, Argopuro sakit A nilai absorban rata-rata 0.059, Argopuro sakit B nilai absorban rata-rata 0.055, MLGG 0268 sakit A nilai absorban rata-rata 0.049, dan MLGG 0268 sakit B nilai absorban rata-rata 0.047. Dari variatas yang telah disebutkan serta berdasarkan hasil analisis Uji Elisa menunjukkan semua varietas positif terinfeksi virus CPMMV.  
PENINGKATAN NILAI GIZI TELUR ASIN VARIAN BARU “RASA BAWANG” HASIL PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT (PKM) Nikmatul Iza; As’ad Syamsul Arifin; Nila Kartika Sari
ABDIMAS UNWAHAS Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v5i2.3724

Abstract

Telur termasuk salah satu sumber protein (hewani) yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat yang memiliki nilai gizi yang tinggi, namun memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami kerusakan baik secara alami, kimiawi, maupun adanya mikroorganisme/mikroba yang masuk melalui pori-pori telur. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan menciptakan terobosan baru melalui teknik pengawetan dengan membuat varian baru telur asin rasa bawang dengan tujuan agar tahan lama sekaligus mengurangi rasa bosan dan monoton (hanya rasa original), menambah cita rasa, memberi inspirasi para pengusaha telur asin agar kreatif dan berinovasi supaya produk dapat dinikmati dan disukai konsumen, sehingga jiwa kewirausahaan juga semakin meningkat, selain itu juga dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kadar nilai gizi telur asin rasa bawang. Program pengabdian ini dilakukan pada kelompok pengusaha telur asin di desa Tamanharjo- Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Adapun hasil yang dicapai yaitu kegiatan pengabdian dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang ditentukan melalui pelatihan pembuatan telur asin varian baru rasa bawang yang mendapatkan respon positif, adanya peningkatan nilai gizi (kadar proksimat) pada produk baru telur asin, edukasi siswa TK, memonitoring & mengevaluasi kegiatan oleh RISTEKDIKTI untuk memantau keberlanjutan program. Kata kunci: Peningkatan Gizi, Telur Asin, Rasa Bawang, Program Kemitraan Masyarakat.
Menjaga Kesehatan Mental Remaja SMP : Peran Biologi Dalam Membangun Ketahanan Emosional Melalui Penyuluhan Dewi Siti Puspitasari; As’ad Syamsul Arifin; Diyah Ayu Widyaningrum
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia (JPMI) Vol. 2 No. 6 (2025): Agustus
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jpmi.v2i6.5313

Abstract

Masa remaja pada jenjang SMP merupakan fase yang sangat penting dalam perkembangan hidup manusia. Masalah umum yang terjadi di jenjang SMP seperti tekanan akademik dan perubahan emosional dan sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Kurangnya pemahaman terkait kesehatan mental mengakibatkan ketidakmampuan remaja dalam mengontrol emosi mereka. Tujuan dari penyuluhan kesehatan mental remaja yaitu untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai kesehatan mental. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian terdiri atas observasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian di SMP Dharma Wanita 02 Wajak dengan sasaran kegiatan yaitu peserta didik kelas IX. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta didik tentang kesehatan mental remaja yang dapat dilihat dari tingginya tingkat antusiasme peserta didik selama kegiatan berlangsung. Kegiatan penyuluhan tidak hanya memberikan pengetahuan yang bermanfaat, tetapi juga mendorong mereka untuk saling berbagi tentang masalah kesehatan mental yang sering dianggap sensitif.
OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM KITINASE PADA ISOLAT JAMUR KITINOLITIK DARI SAMPEL TANAH RIZOSFER Eka Corneliyawati; Massora; Khikmah; As’ad Syamsul Arifin
Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan Vol. 3 No. 01 (2018): Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan
Publisher : Biology Education Department, Universitas Insan Budi Utomo, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/ebio.v3i01.433

Abstract

The rhizosphere is the zone of soil surrounding a plant root where plant roots, soil and the soil biota interact with each other. Chitinolytic fungi has been effectively used in biological control agens. The chitinase activity causes lysis of the fungi cell wall pathogen. The aim of the research was to find optimization of activity chitinase enzyme from rhizosphere soil was conducted in vitro. Optimal growth chitinase production for TKR3 fungi isolate were concentration of chitin 0,2% (b/v), pH 5,5, temperature 30ºC, agitation 150 rpm and incubation time at four days. The optimum yield of chitinase production is influenced by fungal species and environmental conditions.
PENCEGAHAN KEMATIAN MASAL BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) AKIBAT BAKTERI (Pseudomonas fluorescent) DENGAN DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) As’ad Syamsul Arifin
Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan Vol. 2 No. 02 (2017): Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan
Publisher : Biology Education Department, Universitas Insan Budi Utomo, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/ebio.v2i02.481

Abstract

Pseudomonas fluorescent jenis bakteri bersifat patogen dan dapat menyebabkan serangan sistemik serta mengakibatkan kematian secara masal. Bakteri ini menginfeksi luka dan menyebabkan kematian setelah satu minggu ikan mas terinfeksi. Pengobatan dalam penelitian ini menggunakan filtrat daun beluntas, selama ini daun beluntas hanya digunakan sebagai sayuran dan pagar di tepi jalan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian true eksperimen melalui pendekatan The Post Test Only Control Group Design. Variabel dalam penelitian ini antara lain variabel bebas, konsentrasi filtrat daun beluntas yang terdiri dari 0%, 2.5%, 3.5%, 4.5%. Variabel terikat, tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas yang terinfeksi bakteri Pseudomonas fluorescent. Variabel kontrol antara lain suhu, pH netral, DO meter, ppm, volume air, pakan, dan usia ikan. Analisis data dilakukan dengan uji pendahuluan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, dilanjutkan dengan uji hipotesis anava satu arah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional menggunakan daun beluntas yang paling efektif terhadap benih ikan mas yang terinfeksi bakteri Pseudomonas flourescent adalah konsentrasi 3,5%, yang menunjukkan kelangsungan hidup tertinggi.
Pencemaran Parasit Pada Sayuran di Beberapa Pasar Tradisional Kota Malang Permata Ika Hidayati; As’ad Syamsul Arifin; Dyah Ayu Widyaningrum
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 28 No. 3 (2022): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, danSosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: Vegetables have been reported as a mechanical means of transmission of human intestinal parasites. This study aims to determine the relationship between parasites and vegetables sold in Malang City. Method: Two hundred and fifty (250) vegetables were subjected to sedimentation and zinc sulfate flotation techniques for parasite investigations. Results: Of the 250 vegetables examined, 184 (68.15%) were infected. T. occidentalis had the highest prevalence (9.26%), followed by B. oleracea and D. carota with respective values of 8.89% and 8.15%. The highest parasite prevalence was observed in Pasar Besar (78.89%), followed by Mergan Market (72.22%) and Dinoyo Market (53.33%). Pasar Besar has the highest prevalence of D. carota and C. sativum with a prevalence of 11.11 and 10.00%, respectively. Statistically, there were no significant differences in contaminated vegetables (p > 0.05) but significant differences were seen at market locations (p < 0.05). The highest percentage of parasite occurrence was A. lumbricoides with an occurrence percentage of 23.49. The most common parasites in the Big Market are Ascaris lumbricoides (45.56%) and Entamoeba histolytica (30.00%). There was a significant effect (p < 0.05) on parasite prevalence (p = 0.0003; df = 6; F = 11.07) and market location (p = 0.0019; df = 2; F = 11.01 ). Main component analysis shows that the location of the study has a positive effect on the incidence of parasites with the Big Market location of 95.99% of the total variance. Further analysis showed that A. lumbricoides , Trichuris trichura , and hookworm prevalence were strongly correlated with the location of Pasar Besar and Pasar Dinoyo . Conclusion: Given the public health importance of isolated parasites, there is a need to improve environmental sanitation, personal hygiene and surveillance systems in vegetable transportation, storage and display facilities in Malang City in general.
Evaluasi Berbagai Jenis Pembasmi Gulma untuk Pengendalian Gulma pada Bawang Merah Permata Ika Hidayati; Ismi Nurul Qomariah; As’ad Syamsul Arifin
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 30 No. 1 (2024): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan upaya untuk mengetahui praktik pengelolaan gulma yang tepat untuk pengendalian gulma pada bawang merah, yang secara praktis efektif dan layak secara ekonomi bagi petani. Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh lambat dan berakar dangkal sehingga dapat mengalami kehilangan hasil yang parah akibat persaingan gulma. Daunnya yang sempit, tegak, dan tidak bercabang tidak dapat bersaing dengan baik dengan gulma. Selain itu, musim tanamnya yang panjang, air irigasi yang sering, dan pemberian pupuk memungkinkan terjadinya pembasmian gulma secara berturut-turut. Percobaan dilakukan di lahan petani di Pandanrejo kota Batu sebagai mode 'On Farm Trial' selama dua tahun selama tahun 2022 dan 2023 pada musim Kemarau. Perlakuan terbaik dalam hal keuntungan bersih adalah Opsi Teknologi-III, yang memberikan keuntungan bersih tertinggi hingga Rs 275420 q/ha. Rasio manfaat dan biaya bervariasi secara signifikan antar perlakuan. Rasio manfaat dan biaya tertinggi (2,92) terdapat pada pilihan Teknologi-III yang secara statistik serupa dengan pilihan Teknologi-II (2,66).