Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Filantropi dalam Perspektif Al-Qur’an serta Relevansinya terhadap Kesejahteraan Sosial Aini Latifa Zanil; Ali Akbar; Agus Firdaus Chandra; Laila Sari Masyhur
An-Nida' Vol 44, No 2 (2020): July - December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v44i2.12931

Abstract

Artikel ini membahas mengenai filantropi dalam perspektif Al-Qur’an dan relevansinya terhadap kesejahteraan sosial. Permasalahan kesejahteraan seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan dan konflik sosial merupakan masalah-masalah yang selalu muncul dan perlu adanya penanganan untuk mengatasi masalah ini. Sebagian di antaranya dilakukan melalui gerakan filantropi untuk membantu kaum yang  membutuhkan. Konfigurasi filantropi dalam Al-Qur’an di antaranya perintah untuk zakat, berinfak, sedekah dan wakaf yang dikenal dengan singkatan ZISWAF. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penafsiran ayat-ayat mengenai filantropi menurut mufasir, serta relevansinya terhadap kesejahteraan sosial. Penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan (library research) dengan metode tematik. Adapun praktik filantropi yang ditafsirkan oleh Sayyid Quthb, Wahbah az-Zuhaili, M. Quraish Shihab, dan Buya Hamka yaitu keimanan seseorang akan sempurna jika diiringi dengan amal shaleh yang mendidik jiwa, anjuran untuk menolong sesama serta menyadari bahwa harta hanyalah titipan dari Allah yang harus disalurkan untuk hal-hal yang diridai-Nya. Filantropi yang dibicarkan dalam Al-Qur’an tidak hanya dilihat sebagai gerakan amal yang bermotif agama, tetapi hal itu merupakan wujud dari rasa kemanusiaan untuk saling peduli satu sama lain.
Resepsi Masyarakat Adat Talang Mamak atas Modernisasi melalui Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Indragiri Hulu, Riau Muhammad Ansor; Laila Sari Masyhur
JISOSEPOL: Jurnal Ilmu Sosial Ekonomi dan Politik Vol. 2 No. 2 (2024): JISOSEPOL : Jurnal Ilmu Sosial Ekonomi dan Politik, Edisi Juli-Desember 2024
Publisher : Samudra Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61787/95txme44

Abstract

This article discusses the Talang Mamak people's reaction to the government's modernization and development through the empowerment program for remote indigenous communities in the Indragiri Hulu Province of Riau. The author argues that the government's good intentions to modernize remote indigenous communities are part of an effort to advance and modernize them, not fully realized as expected. This writing uses qualitative methodology. We obtain research data sources from a combination of field research and library research institutions. We conduct field observations and in-depth interviews with selected Talang Mamak individuals. We utilize the research library to access articles from scientific journals, books, magazines, newspapers, and other relevant documents related to the research topic. This writing suggests that Talang Mamak's empowerment program for remote indigenous communities has received a positive religious reception. They generally welcomed the program, although they were critical and partly rejected. Some of them see education as a way to improve the situation, even though they realize that their resources are still scarce. They expect the government to do something to improve their economic conditions. The Mamak Talang people need the country to restore the economic, social, and cultural ecosystems that have suffered damage as a result of companies operating around their living environment.
Pendampingan dalam Pembentukan Karakter Keislaman Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)  Darusshalihin di Gampong Paya Bujok Tunong Kota Langsa, Propinsi Aceh Laila Sari Masyhur; Siti Habsari Pratiwi; Mhd. Rasid Ritonga
Asskruie: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Saniya Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zxarxb96

Abstract

This community dedication aims to strengthen the Koran Education Park's (Taman Pendidikan al-Qur'an) role in shaping the character of children in Paya Bujok Tunong, Langsa City. The environment occupies a significant and influential position in shaping the character of a child. Children often emulate their surroundings rather than following their parents' instructions. In an age of rapidly growing globalization, many things can shape a child's character. School isn't the only primary place for a child's character education. The educational park of the Qur'an plays a crucial role in shaping a child's character. These informal educational institutions also have a role in shaping the character of children. The results achieved in this community program of devotion show that (1) the presentation of the values of the Qur'an can shape the character of the child; (2) the praise of morality can affect the child's character; and (3) it motivates the child to take care of his environment according to Islamic values.
Penguatan Kemitraan Lintas Iman Muslim dan Bahai melalui Bincang Diskursus Keragaman (BIDUK) #01 ISAIS UIN Sultan Syarif Kasim Riau Muhammad Ansor; Laila Sari Masyhur; Bambang Hermanto; Mhmd. Habibi
Asskruie: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): November
Publisher : Saniya Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/gn2nhr56

Abstract

This article discusses the implementation of interfaith partnership strengthening activities between Muslims and Baha'is in Riau through the organization of the Diversity Discourse Chat (BIDUK) #01 by ISAIS UIN Sultan Syarif Kasim Riau. This activity argues that interfaith partnerships in resolving religious relationship issues can be conducted not only through formal approaches facilitated by the state but also through both informal and formal encounters of each community and the willingness to discuss problems related to religious relationships, including sensitive topics. In this regard, ISAIS UIN Sultan Syarif Kasim Riau facilitates periodic discussions packaged through the BIDUK program, which addresses issues of diversity governance in Indonesia. The BIDUK #01 discussion was held as an effort to strengthen mutual understanding between Bahá'ís and Muslims in Riau in addressing issues related to the religious relations of both communities. In the end, the BIDUK discussion contributed to broadening the horizons of each community's members, showing that differences in religious beliefs do not hinder the partnership between Muslims and Bahá'ís in Riau in addressing national issues related to religious relations in Indonesia.
Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Dalam Mengelola Keberagaman Komunitas Madinah: Sebuah Analisis Sosio-Religius Laila Sari Masyhur; Else Afrilia
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 1 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i1.2499

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam mengelola keberagaman komunitas Madinah, dengan pendekatan sosio-religius. Keberagaman masyarakat Madinah yang terdiri dari berbagai kelompok, seperti kaum Muhajirin, Anshar, dan Yahudi, menjadi tantangan dalam membangun persatuan. Dakwah Nabi Muhammad SAW, melalui Piagam Madinah, menunjukkan bagaimana keberagaman dapat dikelola dengan bijaksana, menciptakan kedamaian, dan mengurangi potensi konflik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, di mana data dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk jurnal dan dokumen sejarah. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk memahami bagaimana dakwah Nabi Muhammad SAW mengatasi keberagaman dalam masyarakat Madinah, dengan menekankan prinsip-prinsip keadilan, toleransi, dan penghormatan terhadap hak setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah sangat efektif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis meskipun ada perbedaan agama, suku, dan etnis. Piagam Madinah yang dihasilkan Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya kerjasama antar kelompok dan penghargaan terhadap kebebasan beragama. Dakwah Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan bagaimana beliau berhasil menyatukan kelompok-kelompok yang berbeda, seperti kaum Muhajirin dan Anshar, melalui nilai-nilai ukhuwah Islamiyah. Keberhasilan ini juga tercermin dalam hubungan beliau dengan komunitas Yahudi di Madinah, yang diberikan kebebasan untuk menjalankan agama mereka dan berkontribusi dalam kehidupan sosial dan politik Madinah. Strategi dakwah ini mengajarkan pentingnya menciptakan solidaritas sosial dan mengedepankan prinsip saling menghormati di tengah keberagaman. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dakwah dalam menghadapi keberagaman, baik di masa lalu maupun dalam konteks sosial modern. Prinsip-prinsip yang diterapkan Nabi Muhammad SAW dalam mengelola keberagaman dapat dijadikan acuan dalam menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan harmonis di era kontemporer.