Articles
Korupsi dalam Film Indonesia
Vebrynda, Rhafidilla
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (166.216 KB)
Abstract: Corruption has been rooted and institutionalized in our smallest environment. The campaign to fight corruption comes from various organizations through numerous varieties of means. This study looks at the Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) campaign through a film entitled âKita Versus Korupsiâ. This study uses narrative analysis by looking at the elements of narrative, narrative structure, the analysis model of aktan and the Greimasâ semiotic square. It is found that the film narrates corruption as trouble and resistor. The various forms of corruption are narrated using the combination of techniques scene, dialogue and flashback.Abstrak: Korupsi sudah mengakar dan melembaga hingga lingkungan terkecil kita. Kampanye untuk melawannya datang dari berbagai pihak melalui beragam sarana. Penelitian ini melihat kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui film âKita Versus Korupsiâ. Menggunakan metode analisis naratif dengan melihat unsur naratif, struktur naratif, analisis model aktan dan oposisi segi empat Algirdas Greimas, penelitian ini menemukan bahwa korupsi dinarasikan sebagai gangguan dan penghambat. Film tersebut selalu menghadapkan pelaku korupsi dengan pihak yang tidak korupsi secara langsung. Latar belakang pengetahuan tokoh utama tentang korupsi berpengaruh dalam pengambilan keputusannya. Berbagai bentuk korupsi dinarasikan dengan teknik penggabungan scene, dialog dan flashback.
KONVERGENSI DALAM PROGRAM NET CITIZEN JOURNALISM
Vebrynda, Rhafidilla;
Maryani, Eni;
Abdullah, Aceng
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (949.665 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v5i1.7432
Di dalam artikel ini, peneliti ingin melihat perkembangan teknologi di Indonesia sebagai sebuah peluang untuk menjalankan sebuah program berita berbasis video kiriman masyarakat. Perkembangan teknologi tersebut adalah teknologi penyiaran, teknologi sosial media dan teknologi dalam proses produksi sebuah video. Di Indonesia, jumlah televisi semakin banyak. Setiap stasiun televisi harus bersaing untuk dapat bertahan hidup. Net TV merupakan sebuah stasiun televisi baru di Indonesia yang harus memiliki berbagai program unggulan baru agar dapat bersaing dengan televisi lainnya yang sudah ada. Net TV menggunakan berbagai platform media untuk menjalankan program Net Citizen Journalism (Net CJ). Penggunaan berbagai platform media dikenal dengan istilah multiplatform dan secara teoritis dikenal dengan istilah konvergensi. Konvergensi yaitu saat meleburnya domain-domain dalam berbagai media komunikasi. Artikel ini menggunakan metode studi kasus untuk melihat bagaimana konvergensi terjadi dalam proses pengelolaan program Net CJ. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Wawancara mendalam dilakukan dari tiga sudut pandang yaitu dari pengelola program, pengguna/audience dan pengamat media. Penelitian ini menemukan bahwa dengan menggunakan berbagai platform media yang fungsinya berbeda, memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk menjalankan program Net CJ. Adapun berbagai platform dalam proses produksi program yaitu tayangan TV konvensional, streaming TV, website, aplikasi Net CJ, facebook, twitter, instagram dan path. Konvergensi media dijalankan dalam dua proses, yaitu proses produksi dan proses promosi program berita.
Korupsi dalam Film Indonesia
Vebrynda, Rhafidilla
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (166.216 KB)
|
DOI: 10.24002/jik.v11i2.415
Abstract: Corruption has been rooted and institutionalized in our smallest environment. The campaign to fight corruption comes from various organizations through numerous varieties of means. This study looks at the Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) campaign through a film entitled “Kita Versus Korupsiâ€Â. This study uses narrative analysis by looking at the elements of narrative, narrative structure, the analysis model of aktan and the Greimas’ semiotic square. It is found that the film narrates corruption as trouble and resistor. The various forms of corruption are narrated using the combination of techniques scene, dialogue and flashback.Abstrak: Korupsi sudah mengakar dan melembaga hingga lingkungan terkecil kita. Kampanye untuk melawannya datang dari berbagai pihak melalui beragam sarana. Penelitian ini melihat kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui film “Kita Versus Korupsiâ€Â. Menggunakan metode analisis naratif dengan melihat unsur naratif, struktur naratif, analisis model aktan dan oposisi segi empat Algirdas Greimas, penelitian ini menemukan bahwa korupsi dinarasikan sebagai gangguan dan penghambat. Film tersebut selalu menghadapkan pelaku korupsi dengan pihak yang tidak korupsi secara langsung. Latar belakang pengetahuan tokoh utama tentang korupsi berpengaruh dalam pengambilan keputusannya. Berbagai bentuk korupsi dinarasikan dengan teknik penggabungan scene, dialog dan flashback.
Persepsi Antarbudaya sebagai inti Komunikasi Lintas Budaya (Studi Kasus mengenai Mahasiswa Indonesia di India)
Vebrynda, Rhafidilla;
Vebrynda, Rhafidilla
Komunikator Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri semakin hari semakin meningkat. Faktanya ketika berada di negara yang berbeda dengan tempat di mana dibesarkan, akan menimbulkan berbagai konflik baik internal maupun eksternal diri. India berada pada kebudayaan yang dekat dengan Indonesia dalam The Lewis Cross-Cultural Communication model, namun berbeda negara pasti juga memiliki banyak perbedaan yang terjadi di dalamnya. India merupakan salah satu tujuan belajar mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri. Dalam artikel ini menjelaskan mengenai penelitian yang dilakukan kepada beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di India untuk melihat bagaimana pandangan mereka tentang India serta bagaimana persepsi dari diri mereka untuk kemudian menjalankan komunikasi lintasbudaya sebagai mahasiswa Indonesia di India.
Persepsi Antarbudaya sebagai inti Komunikasi Lintas Budaya (Studi Kasus mengenai Mahasiswa Indonesia di India)
Vebrynda, Rhafidilla;
Vebrynda, Rhafidilla
Komunikator Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri semakin hari semakin meningkat. Faktanya ketika berada di negara yang berbeda dengan tempat di mana dibesarkan, akan menimbulkan berbagai konflik baik internal maupun eksternal diri. India berada pada kebudayaan yang dekat dengan Indonesia dalam The Lewis Cross-Cultural Communication model, namun berbeda negara pasti juga memiliki banyak perbedaan yang terjadi di dalamnya. India merupakan salah satu tujuan belajar mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri. Dalam artikel ini menjelaskan mengenai penelitian yang dilakukan kepada beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di India untuk melihat bagaimana pandangan mereka tentang India serta bagaimana persepsi dari diri mereka untuk kemudian menjalankan komunikasi lintasbudaya sebagai mahasiswa Indonesia di India.
Song Policy on Radio MQ FM Yogya
Rhafidilla Vebrynda;
Venn Okta Suryadarma
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/channel.v10i1.23332
Each media has a characteristic correlated to its image. How a media is displayed has its own rules. Radio MQ FM is a network radio with Islamic nuances in Bandung. This radio is under the auspices of MQ FM Bandung and Yogyakarta Amikom University and has a segment of Indonesian Muslim families. In the midst of the proliferation of popular songs in Indonesia and even abroad, MQ FM has regulations, one of which is the selection of songs that are played on the radio. This is in line with the theory of gatekeeping in mass communication which explains the limitations in media routines that cannot present many things but make choices in presenting content. The gatekeeping process is carried out by the keeper, and in this case, a Music Director (MD). To discuss how the selection of songs in MQ FM Yogya, this study used a descriptive qualitative method. The data collection was in the form of observation, interviews and documentation. This study found that in determining songs at MQ FM, Yogya, MD paid attention to the type of music, lyrics, singers, audio quality and also the song duration
Korupsi dalam Film Indonesia
Rhafidilla Vebrynda
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 11 No. 2 (2014)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (166.216 KB)
|
DOI: 10.24002/jik.v11i2.415
Abstract: Corruption has been rooted and institutionalized in our smallest environment. The campaign to fight corruption comes from various organizations through numerous varieties of means. This study looks at the Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) campaign through a film entitled “Kita Versus Korupsiâ€. This study uses narrative analysis by looking at the elements of narrative, narrative structure, the analysis model of aktan and the Greimas’ semiotic square. It is found that the film narrates corruption as trouble and resistor. The various forms of corruption are narrated using the combination of techniques scene, dialogue and flashback.Abstrak: Korupsi sudah mengakar dan melembaga hingga lingkungan terkecil kita. Kampanye untuk melawannya datang dari berbagai pihak melalui beragam sarana. Penelitian ini melihat kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui film “Kita Versus Korupsiâ€. Menggunakan metode analisis naratif dengan melihat unsur naratif, struktur naratif, analisis model aktan dan oposisi segi empat Algirdas Greimas, penelitian ini menemukan bahwa korupsi dinarasikan sebagai gangguan dan penghambat. Film tersebut selalu menghadapkan pelaku korupsi dengan pihak yang tidak korupsi secara langsung. Latar belakang pengetahuan tokoh utama tentang korupsi berpengaruh dalam pengambilan keputusannya. Berbagai bentuk korupsi dinarasikan dengan teknik penggabungan scene, dialog dan flashback.
KONVERGENSI DALAM PROGRAM NET CITIZEN JOURNALISM
Rhafidilla Vebrynda;
Eni Maryani;
Aceng Abdullah
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 5, No 1 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (949.665 KB)
|
DOI: 10.24198/jkk.v5i1.7432
Di dalam artikel ini, peneliti ingin melihat perkembangan teknologi di Indonesia sebagai sebuah peluang untuk menjalankan sebuah program berita berbasis video kiriman masyarakat. Perkembangan teknologi tersebut adalah teknologi penyiaran, teknologi sosial media dan teknologi dalam proses produksi sebuah video. Di Indonesia, jumlah televisi semakin banyak. Setiap stasiun televisi harus bersaing untuk dapat bertahan hidup. Net TV merupakan sebuah stasiun televisi baru di Indonesia yang harus memiliki berbagai program unggulan baru agar dapat bersaing dengan televisi lainnya yang sudah ada. Net TV menggunakan berbagai platform media untuk menjalankan program Net Citizen Journalism (Net CJ). Penggunaan berbagai platform media dikenal dengan istilah multiplatform dan secara teoritis dikenal dengan istilah konvergensi. Konvergensi yaitu saat meleburnya domain-domain dalam berbagai media komunikasi. Artikel ini menggunakan metode studi kasus untuk melihat bagaimana konvergensi terjadi dalam proses pengelolaan program Net CJ. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Wawancara mendalam dilakukan dari tiga sudut pandang yaitu dari pengelola program, pengguna/audience dan pengamat media. Penelitian ini menemukan bahwa dengan menggunakan berbagai platform media yang fungsinya berbeda, memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk menjalankan program Net CJ. Adapun berbagai platform dalam proses produksi program yaitu tayangan TV konvensional, streaming TV, website, aplikasi Net CJ, facebook, twitter, instagram dan path. Konvergensi media dijalankan dalam dua proses, yaitu proses produksi dan proses promosi program berita.
Pemberdayaan Media Baru dalam Dakwah di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Pdm) Bantul
Rhafidilla Vebrynda
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 10. Digitalisasi Dakwah Syiar Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (790.396 KB)
|
DOI: 10.18196/ppm.310.548
Perkembangan teknologi dan kebutuhan akan digitalisasi saat ini semakin banyak. Sebagai majelis yang memiliki fungsi menyampaikan dakwah Muhammadiyah, majelis Tabligh PDM Bantul, memiliki tanggung jawab untuk menyampiakan dakwah sesuai dengan target peserta tanpa lupa mengikuti perkembangan zaman. PDM Bantul memiliki dai yang memadai namun dalam memenuhi target perkembangan teknologi, masih sangat kurang bahkan dikatakan belum memadai. Hal tersebut dikarenakan belum adanya sumber daya manusia yang mampu dan menguasai bidang teknologi komunikasi yang menyebabkan hambatan dalam mencapai target peserta terutama anak muda. Mengembangkan dakwah dengan lebih luas lagi adalah salah satu target dari PDM Bantul yang akan dibantu oleh pengusul dengan pengabdian berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia PDM Bantul dalam membuat konten dakwah berupa video dan menyebarkan via youtube dan instagram. Kegiatan ini dilakukan dengan melaksanakan pelatihan intensif perekaman video sederhana dengan smartphone dan pelatihan editing video serta publikasi di youtube dan instagram. Kegiatan ini tidak hanya dalam rangka membuat konten saja, namun lebih kepada pemberdayaan sumber daya manusia di PDM Bantul, sehingga ke depannya dapat mengelola teknologi berupa pembuatan video pengelolaan media baru dalam berdakwah. Kegiatan pengabdian ini dalam bentuk pelatihan pembuatan video, edit video, dan publikasi di media sosial. Hasil kegiatan ini ternyata mendapatkan antusiasme dari sebagian peserta yang bersemangat membuat video, namun sisanya belum berkenan mempublikasikan kegiatan dakwahnya di sosial media. Hingga akhir kegiatan didaptkan 26 video konten dakwah yang telah dibuat. Untuk kegiatan perekaman dan editing serta pengelolaan sosial media sendiri, dibutuhkan tim khusus dari anak muda. Setelah kegiatan selesai, didaptkan dua anak muda yang ke depannya dapat dijadikan tim produksi video untuk membantu peserta dari majelis tabligh PDM Bantul dalam mempublikasikan konten dakwahnya.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN MEDIA DIGITAL UNTUK BERDAKWAH PADA PENGURUS ‘AISYIYAH
Siti Bahiroh;
Rhafidilla Vebrynda
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 6. Digitalisasi Syiar Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (681.845 KB)
|
DOI: 10.18196/ppm.46.826
Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (MT PPA) memiliki tujuan yang antara lain adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas dakwah dalam segala dimensi kehidupan sesuai dengan prinsip gerakan Muhammadiyah. MT PPA berperan dalam meningkatkan mutu dan kompetensi mubalighat serta untuk menyebarkan keilmuan persyarikatan terutama di ranah ‘Aisyiyah. MT PPA musti melebarkan ranah ke media baru karena saat ini sudah lumrah penggunaan media baru dalam dakwah. Sosial media yang aktif di MT PPA adalah youtube, instagram, dan facebook. Namun pada prakteknya, semua sosial media belum optimal dimanfaatkan untuk berdakwah. Kurangnya kemampuan dalam produksi konten dan pengelolaan akun menjadi permasalahan dalam PT PPA. Dalam perjalanan pelaksanaan pengabdian ini ditemukan pula masalah lebih urgen, yakni kurangnya kemampuan dakwah di depan kamera bagi anggota MT PPA, sehingga dijalankan dua kegiatan. Pertama kegiatan optimalisasi pemanfaatan media baru untuk dakwah dan kedua adalah melatih anggota MT PPA untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keahlian dalam dakwah di depan kamera untuk sosial media. Kegiatan dilakukan dengan pelatihan public speaking dan produksi konten dakwah berupa video dan poster dakwah. Selain itu, pelaksana pengabdian juga mengusulkan membuat aturan mengenai penerimaan anak magang bagi majelis tabligh PP ‘Aisyiyah guna membantu teknis pelaksanaan pembuatan dan publikasi konten sosial media yang sudah dimiliki.