Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Keragaman Baru pada Daerah Ujung Gen Hormon Pertumbuhan Sapi Pesisir Ternak Lokal Sumatera Barat Yurnalis Yurnalis; Arnim Arnim; Sarbaini Sarbaini; Jamsari Jamsari
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 19, No 3 (2017): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.19.3.103-109.2017

Abstract

Dari 210 sampel sapi pesisisir umur 1,5 tahun, dipilih 60 sample berdasarkan berat badan yaitu 30 sampel dengan berat tinggi (125±9,02 kg) dan 30 sampel dengan berat badan rendah (65±6,09 kg). Sampel darah 60 ekor sapi diisolasi dan produk PCR dari fragmen gen GH (455 bp)  disekuensing forward dan reserve.  Dua dilesi ditemukan pada posisi 2731 dan 2732 dengan fekuensi allel 0.06, dan 0.19. Delapan mutasi ditemukan pada posisi  2537, 2567, 2639, 2647, 2706, 2713, 2732, dan 2813 dengan genotipe  G → T,  G → T, C → G, T → C, A → G, C → T, C → T, C → A dengan frekuensi allel berturut-turut 0,66; 0,97; 1,00; 0,54; 0,37; 0,62; 0,77 dan 1,00. Hasil penelitian ini menunjukkan gen GH pada sapi pesisir mempunyai keragaman yang tinggi, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui apakah keragaman ini berhubungan dengaan sifat-sifat produksi.
Analisis Keragaman Exon-1 Gen Hormon Pertumbuhan pada Itik Lokal (Bayang) Sumatera Barat Menggunakan Metoda PCR-RFLP Sarbaini Sarbaini; Yurnalis Yurnalis; Hendri Hendri
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.20.2.124-129.2018

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi polimorfisme BfmI ekson-1 gen hormon pertumbuhan itik Bayang. Sebanyak 100 sampel DNA genom diekstrak dari sampel darah individu itik. Prosedur PCR digunakan untuk mengamplifikasi fragmen ekson-1 gen hormon pertumbuhan sepanjang 801 bp menggunakan sepasang primer F: 5’-CTGGAGCAGGCAGGAAAATT-3’ dan R: 5’-TCCAGGGACAGTGACTCAAC-3’. DNA produk amplifikasi kemudian direstriksi menggunakan enzim restriksi BfmI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi keragaman itik Bayang menggunakan GH/BfmI bersifat monomorfik dengan frekuensi alel T adalah 1,00 dan frekuensi alel A adalah 0,00.
Estimasi Dinamika Populasi dan Pembibitan Sapi Potong di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan T. Afriani; M. P. Agusta; Yurnalis Yurnalis; F. Arlina; D. E. Putra
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 21, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.21.2.130-142.2019

Abstract

Keragaman Genetik Gen Hormon Pertumbuhan (GH|MboII) pada Itik Sikumbang Janti Menggunakan Penciri PCR-RFLP T.D. Nova; Yurnalis Yurnalis; A.K. Sari
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.18.1.44-52.2016

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman gen hormon pertumbuhan (GH) dengan enzim MboII  pada itik Sikumbang Janti dengan menggunakan penciri PCR-RFLP (polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism). Penelitian ini menggunakan sebanyak 50 sampel darah itik Sikumbang Janti. Sampel darah itik Sikumbang Janti diambil melalui vena achilaris sebanyak ± 1 ml. DNA sampel darah diisolasi menggunakan protocol Genomik DNA Purification Kit (Promega). DNA total diamplifikasi menggunakan sepasang  primer  F : 5’-CTG GAG CAG GCA GGA AAA TT-3’ dan R: 5’-TCC AGG GAC AGT GAC TCA AC-3’ yang menghasilkan fragmen exon 1 gen GH dengan panjang 801 bp. Produk amplifikasi direstriksi dengan menggunakan MboII  yang mengenali situs pemotongan GAAGA (N/8)↓ . Dari 46 sampel hasil restriksi diperoleh dua posisi. Pada posisi 618 bp dengan genotip yaitu genotip heterozigot (+/-) yang terdiri dari 3 pita (266 bp, 535 bp dan 801 bp), genotip homozigot (+/+) yang terdiri dari 3 pita (109 bp, 266 bp, 426 bp) dan genotip homozigot (-/-) yang terdiri dari 1 pita ( 801)  dan terdapat dua tipe alel, yaitu alel (+) dan all (-), all (+) sebesar 0,79 dan alel (-) sebesar 0,21. Sedangkan pada posisi 727 bp memiliki genotip yaitu genotip heterozigot (+/-) yang terdiri dari 3 pita (109 bp, 266 bp, 426 bp), dan genotip homozigot (-/-) yang terdiri dari 3 pita dan terdapat dua tipe alel, yaitu frekuensi alel (+) sebesar 0,61 dan frekuensi alel (-) sebesar 0,39. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gen GH-MboII memiliki keragamanan yang tinggi serta menunjukkan adanya keseimbangan atau tidak menyimpang dari keseimbangan Hardy Weinberg pada posisi keragaman 618 bp dan pada posisi 727 dalam ketidakseimbangan Hardy Weinberg.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI REPRODUKSI PADA PROGRAM UPSUS SIWAB DI KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Tinda Afriani; Yurnalis Yurnalis; Dino Eka Putra; Firda Arlina
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v2i1.241

Abstract

Program UPSUS SIWAB adalah Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting yang merupakan keberlanjutan proram pemerintah dari program swasembada daging. Tujuan dari kegiatan ini untukmengetahui implementasi teknologi reproduksi melalui program UPSUS SIWAB dan ruang lingkup berbagai aspekterhadap pemberdayaan masyarakatdi Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan atau sosialisasi, survey dengan hasil wawancara langsung, dan kuisioner dengan masyarakat berbagai kalangan, dan peternak. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Kegiatan ini di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelaksanaan program UPSUS SIWAB tahun 2018 di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan belum 100% terlaksana, namun informasi program UPSUS SIWAB ini diketahui peternak sebanyak 80% dari penyuluhan Dinas Peternakan dan 20% lainnya dari sesama peternak. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan pemerintah belum menjangkau semua peternak yang ada di Kecamatan Bayang. Sementara itu, ruang lingup berbagai aspek di Kecamatan Bayang ini, sudah cukup baik pasca pelaksanaan beberapa pemberdayaan terhadap masyarakat. Diharapkan pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian dari program UPSUS SIWAB. Selain itu, perlu kesadaran dari masyarakat terhadap keberlanjutan dalam berbagai aspek, sehingga dapat berjalan dengan baik.
Polymorphism of Prolactin Gene (PRL/PstI) In Sikumbang Jonti Duck Using PCR-RFLP Methods Teguh Rafian; Yurnalis Yurnalis; Yosi Fenita; Rafi Iskandarsyah
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 17 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.17.3.170-174

Abstract

This study is aimed to determine polymorphism of the Prolactin gene (PRL|PstI) in Sikumbang Jonti ducks using PCR-RFLP (Polymerase Chain Reaction–Restriction Fragment Length Polymorphism) method. This study used 56 Sikumbang Jonti ducks whose blood samples were taken. Gene amplification used a pair of primers forward 5' TGC AAA CCA TAA AAG AAA AGA 3' and reverse 5' CAA TGA AAA GTG GCA AAG CAA 3', which resulted in a 400 bp fragment in exon 5 of the Prolactin (PRL) gene. The amplification product was restricted using the PstI enzyme, which recognizes the truncation site (5' G↓ACGTC 3'). From 56 samples of Sikumbang Jonti ducks identified, just one genotype was found, homozygous (-/-) with only one allele (-). Analysis of the restriction product in Sikumbang Jonti ducks obtained a uniform genetic variation of PRL|PstI (monomorphic) with an allele frequency (-) of 100%.
Identifikasi Keragaman Gen FSH Bagian Ekson 2 Menggunakan Enzim Restriksi TasI pada Sapi Pesisir Tinda Afriani; Endang Purwati; James Hellyward; Jaswandi Jaswandi; Yurnalis Yurnalis; Mangku Mundana; Anna Farhana; Adisti Rastosari
Jurnal Peternakan Vol 19, No 2 (2022): September 2022
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v19i2.17228

Abstract

ABSTRAK. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman gen FSH bagian ekson 2 menggunakan enzim restriksi TasI pada sapi Pesisir. Sampel darah yang digunakan yaitu 78 sampel darah dengan dua macam yaitu 13 jantan serta 65 betina yang berumur 1-5 tahun dari sapi pesisir yang didapat dari BPTUHPT Padang Mengatas. Protocol genomic DNA Purification system Kit dari Promega digunakan untuk mengisolasi DNA sampel darah. Amplifikasi gen FSH dilakukan dengan menggunakan teknik PCR atau Polymerase Chain Reaction. Enzim TasI digunakan untuk meretriksi produk amplifikasi. Hasil penelitian gen FSH bagian exon 2 pada sapi pesisir yaitu diperoleh terdapat dua macam genotip. Dua macam genotip tersebut yaitu heterozigot (+/-) serta homozigot tidak terpotong (-/-), untuk jantan berturut turut yaitu 0,38 dan 0,62 beserta frekuensi alel (+) dan alel (-) yaitu 0,19 dan 0,81, sedangkan untuk betina yaitu berturut-turut 0,43 dan 0,57 beserta frekuensi alel (+) dan alel (-) yaitu 0,21 dan 0,79. Sebaran genotip gen FSH|TasI exon 2 pada populasi Sapi Pesisir sifatnya polimorfik (beragam) dengan frekuensi alel yaitu kurang dari 0,99.Identification of Exon 2 FSH Gene Diversity Using TasI Restriction Enzymes in Coastal CattleABSTRACT. This study aims to identify the diversity of the exon 2 FSH gene using the restriction enzyme TasI in Coastal cattle. The blood samples used were 78 blood samples of two types, namely 13 males and 65 females aged 1-5 years, from coastal cattle obtained from BPTUHPT Padang Atas. The protocol genomic DNA Purification System Kit from Promega was used to isolate DNA from blood samples. The amplification of the FSH gene was carried out using the PCR or Polymerase Chain Reaction technique. The TasI enzyme was used to restrict the amplification product. The study results on the exon two portion of the FSH gene in coastal cattle showed two types of genotypes. The two types of genotypes are heterozygous (+/-) and untruncated homozygous (-/-); for males, 0.38 and 0.62, respectively, and the frequencies of allele (+) and allele (-) are 0.19 and 0. .81, while for females, it was 0.43 and 0.57, respectively, and the frequencies (+) and allele (-) were 0.21 and 0.79. The FSH|TasI exon two gene genotype distribution in the Coastal Cattle population is polymorphic (various) with an allele frequency of less than 0.99.Keywords: FSH Gene, Pesisir Cattle, TasI Enzyme
Polymorphism of Sikumbang Jonti ducks Growth Hormone (GH) Gene using PCR-RFLP Methods Teguh Rafian; Yurnalis Yurnalis; Husmaini Husmaini; Firda Arlina
AGRITROPICA : Journal of Agricultural Sciences Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agritropica.6.1.8-13

Abstract

This research aimed to identify polymorphism of the GH gene in Sikumbang Jonti ducks using the PCR-RFLP (polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism) method as a candidate for genetic marker selection. This research used 123 blood samples of male and female Sikumbang Jonti ducks. The ducks were eight weeks old and kept intensively at the UPT Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Blood samples of Sikumbang Jonti ducks were taken through the brachial vein as much as ± 2 mL. The Genomic DNA Purification Kit (Promega) protocol isolated DNA from blood samples. A pair of primers F amplified the total DNA: 5'-GGA CAG CCT GAG GAA AGA GT-3 'and R: 5'-GTG GAA GGT GGG GAG ACT TC-3', which produced a fragment region of the GH gene exon 3 with a cut region of part intron two and part intron 3 with a primary length of 833 bp. The amplified product was restricted by the enzyme TasI which recognizes the cutting site (↓AATT). Based on the restriction results, two (2) genotypes were obtained, namely homozygous (-/-) as many as four (4) and homozygous (+/+) as many as 119. The analysis of restriction products included the allele frequency, namely the allele (+) of 0.98 and the allele (-) of 0.02, and genotypes frequency of homozygous (-/-) of 0.03 and homozygous genotypes (+/+) of 0.97. The diversity of the GH gene is in the Hardy-Weinberg equilibrium. Based on the research results, it can be concluded that there is diversity in the GH gene of the Sikumbang Jonti duck, and it is in the Hardy-Weinberg equilibrium, so it can be used as a candidate for the genetic marker of ducks.
Polymorphism of Insulin-Like Growth Factor-1 (IGF-1) Gene on Bayang Ducks Using PCR-RFLP Method T. Rafian; Y. Yurnalis
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 18 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.18.3.162-168

Abstract

This study aims to determine the polymorphism of the IGF-1 gene in Bayang ducks using the PCR-RFLP method. This study used 120 blood samples of Bayang ducks in Kampung Binuang Dalam, Padang City, West Sumatra Province. Bayang duck blood samples were taken through the brachial vein for ± 1 mL. DNA extraction was taken from the blood using the Genomic DNA Purification Kit (Promega) Protocol. DNA was amplified using a pair of primers F: 5'- CCA GGA ATA TCT TTG GAA GCT GT-3 and R: 5'- TGC TAC GTT ACC AGC CTT GA -3 'which produced a 433 bp fragment of exon 3 IGF-1 gene, and F: 5'- CTG GAG CAG GCA GGA AAA TT - 3 'and R: 5'- TCC AGG GAC AGT GAC TCA AC -3' which produced 801 bp fragments of exon 4 IGF-1 gene. The amplification product was restricted by the DdeI enzyme, which recognized the C↓TNAG slashing site (N = G, A, T, C) for the exon three and MnII regions, which recognized the CAC↓GTG cutting site for the exon four regions. The cutting of the IGF-1 exon three gene product in Bayang ducks using DdeI as a restriction enzyme only recognized the C↓TNAG cutting site. The cutting results visualized with 2% agarose gel showed two genotypes: homozygous (+ / +) of 41 samples and the heterozygote (+/-) genotype of 60 samples. The cutting of the IGF-1 exon four gene product in Shadow ducks using MnII as a restriction enzyme only recognized the CAC↓GTG cutting site. The cutting results visualized with 2% agarose gel showed three types of genotypes, namely four samples homozygous (+/+), 67 samples heterozygous (+/-), and 49 samples homozygous (-/-). Based on the results of the study, it can be concluded that the IGF-1 gene in Bayang ducks is polymorphic, with the frequency of the IGF-1|DdeI genotype being in a hardy-weinberg imbalance, and the IGF-1|MnII genotype in a hardy-weinberg equilibrium.
KERAGAMAN GEN FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH|TasI) EXON 2 PADA SAPI PESISIR: Diversity of the Follicle Stimulating Hormone (FSH|TasI) Exon 2 Gene in Coastal Cattle Yurnalis Yurnalis; Mangku Mundana; Teguh Rafian
Wahana Peternakan Vol. 7 No. 3 (2023): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v7i3.1136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman Gen Follicle Stimulating Hormone (FSH|TasI) exon 2 pada sapi Pesisir. Penelitian ini dilakukan pada bulan 2 Juli sampai 21 September 2020 di Laboratorium Bioteknologi Ternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 78 sampel darah Sapi Pesisir (13 jantan dan 65 betina) yang diambil di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mengatas, Kabupaten Lima Puluh Kota. Sampel darah diisolasi menggunakan protokol genomic DNA Purification Kit dari Promega. DNA hasil isolasi kemudian di amplifikasi menggunakan sepasang primer Forward: 5-’TCTCAGTTTTCTACAAGCCTT-3’ dan Reverse 5’-GGGAATCAATGAAGCCTGCC-3’ yang menghasilkan fragmen gen FSH ekson 2 sepanjang 271 bp. Produk amplifikasi direstriksi menggunakan enzim TasI yang mengenali situs pemotongan (AA↓TT). Hasil Penggenotipan gen FSH menggunakan enzim TasI pada sapi Pesisir ditemukan dua macam genotip yaitu 44 individu (8 jantan dan 36 betina) bergenotip homozigot tidak terpotong (-/-) dan 32 individu (5 jantan dan 27 betina) bergenotip heterezigot (+/-). Berdasarkan dari hasil analisis data, diperoleh dua macam genotip yaitu heterozigot (+/-) sebesar 0,38 dan homozigot tidak terpotong (-/-) sebesar 0,62 dengan frekuensi alel (+) sebesar 0,19 dan alel (-) sebesar 0,81 untuk sapi jantan dan heterozigot (+/-) sebesar 0,43 dan homozigot tidak terpotong (-/-) sebesar 0,57 dengan frekuensi alel (+) sebesar 0,21 dan alel (-) sebesar 0,79 untuk sapi betina. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa gen FSH pada populasi Sapi Pesisir yang diteliti bersifat polimorfik dan berada dalam keseimbangan Hardy-Weinberg. Kata kunci: Gen FSH, Sapi Pesisir, Enzim TasI