Christin Remayanti Nainggolan
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH VARIASI AGREGAT KASAR PENYUSUN BETON TERHADAP KERAPATAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN TRANSMISSION TIME PADA ALAT UPV (ULTRASONIC PULSE VELOCITY) Fatma Dora Indriani; Christin Remayanti Nainggolan; Ming Narto Wijaya
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.5

Abstract

To find out the quality of concrete, we need to test the concrete. Which is non destructive test  or testing without damaging the test object, namely with an UPV (Ultrasonic Pulse Velocity). In this study using 4 variations of coarse aggregate composition (mix design), namely porous variation, RCA (Recycled Coarse Aggregate) variation, pumice variation and fiber variation. The UPV test results in this study show that the relationship of compressive strength with amplitude (A1) or transmission time (t0) is concluded that the low homogeneity value causes higher energy loss so the amplitude value becomes lower and the value transmission time depends on the density of the concrete. In the value of compressive strength that affects homogeneity, it does not mean the higher the uniform material (homogeneity), the higher the compressive strength value.  Keywords: Amplitude, Concrete, Compressive Strength, Ultrasonic Pulse Velocity, Transmission Time
PENGARUH PERKUATAN MORTAR JAKET DENGAN VARIASI KONFIGURASI TULANGAN LONGITUDINAL BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG Nurmadinah Jasman; Christin Remayanti Nainggolan; Indradi Wijatmiko; Ari Wibowo
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.6

Abstract

Kolom merupakan salah satu struktur utama dari suatu bangunan. Kolom menjadi salah satu struktur dalam portal/frame yang menopang balok, seluruh beban lantai, serta beban lain yang diatasnya. Seiring perkembangan konstruksi kebutuhan akan peralihan fungsi bangunan sedang banyak dilakukan. Untuk menghindari terjadinya kolom lemah pada peralihan fungsi bangunan, diciptakan sebuah inovasi yaitu perbaikan dengan mortar jacketing. Pada penelitian ini digunakan kode kolom A5 – B5 dan A6 – B6. Yaitu, kolom retrofit kode A5 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dibandingkan dengan kolom retrofit kode B5 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak tulangan transversal yang sama yaitu 7 cm. Sedangkan kolom retrofit dengan kode A6 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm, dibandingkan dengan kolom retrofit kode B6 adalah kolom retrofit yang menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak tulangan transversal yang sama yaitu 11 cm. Hasil akhir dari penelitian ini adalah efektifitas pengekangan kolom retrofit. Pengujian kolom dilakukan menggunakan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Hasil penelitian antara variasi A5 dan B5 diperoleh bahwa variasi B5 memiliki efektifitas peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih rendah sebesar 26,27% dibandingkan variasi A5. Hal ini karena rasio tekuk yang dimiliki kolom B5 lebih kecil dibandingkan kolom A5, sehingga tulangan longitudinal variasi A5 lebih efektif dalam menahan gaya tekan aksial. Selain itu nilai kekakuan dan modulus elastisitas dari kolom retrofit B5 juga memiliki nilai yang lebih kecil masing-masing  sebesar 61,17% dan 49,79% dibandingkan kolom retrofit A5. Namun untuk nilai peningkatan daktilitas variasi B5 memiliki nilai peningkatan daktilitas yang sedikit lebih besar sebesar 0,33% dibandingkan kolom retrofit A5. Maka disimpulkan bahwa kolom retrofit B5 lebih efektif dibandingkan kolom retrofit A5. Sedangkan untuk penelitian antara variasi A6 dan B6 diperoleh bahwa variasi B6 memiliki peningkatan gaya tekan maksimum yang lebih rendah sebesar 19,02% dibandingkan variasi A6. Namun variasi B6 memiliki nilai kekakuan dan modulus elastisitas yang lebih besar masing-masing  sebesar 1,82% dan 45,43% dibandingkan kolom A6, hal ini dapat saja terjadi karena proses pencampuran material saat pengecoran tidak merata, sehingga kuat tekan dan kekakuan serta modulus elastisitas tidak berbanding lurus. Sedangkan variasi B6 memiliki efektifitas peningkatan daktilitas lebih besar sebesar 62,33% dibandingkan variasi A6. Maka disimpulkan bahwa kolom retrofit B6 lebih efektif dibandingkan kolom retrofit A6. Oleh karena itu, pada penelitian ini konfigurasi tulangan memberikan pengaruh pada efektifitas perbaikan kolom.
PENGARUH PERKUATAN MORTAR JAKET DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG BAMBU PADA KOLOM BETON BERTULANG Muhammad Ainur Rofiq; Christin Remayanti Nainggolan; Ari Wibowo; Indradi Wijatmiko
Rekayasa Sipil Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.01.7

Abstract

A building consists of several structural elements, one of them is a column that has the function to distribute the entire load of the building towards the foundation. If in the working process is done poorly, the column structure will fail. In addition, the structure of the building that has been established is sometimes not function appropriately based on the initial plan, so the load that works on the structure of the building can exceed limits that are previously calculated. Then, the reinforcement of the column is required to be functioned according to the previous planning. In this case, we use the retrofit column code A.5 and B.5 is a retrofit column that uses 4 pieces and 8 pieces of bamboo longitudinal with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between 7 cm transversal reinforcement, compared to a retrofit column code A.6 and B.6 is a retrofit column that uses longitudinal reinforcement of bamboo as many as 4 pieces and 8 pieces with a size of 10 x 10 mm and 10 x 5 mm with a distance between transversal reinforcement 11 cm. The column was tested by using a compression test machine to obtain the value of the compressive force and dial gauge to obtain the deflection value. Testing of compressive strength was not carried out in the initial column, but only in the retrofit column. The results of the study between variations of A5 and A6 showed that variations in A5 had an increase in the maximum compressive force of 61.78% while variations in A6 increased by 59.86%, it is concluded that A5 was more effective than A6. Whereas for the research between variations of B5 and B6 it was found that variations in B5 had an increased maximum in compressive force of 48,51 %, it is concluded that B5 was more effective than B6.  
PENGARUH VARIASI MUTU BETON PADA BENDA UJI BALOK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NON DESTRUCTIVE TEST Kushariyanto Kushariyanto; Christin Remayanti Nainggolan; Siti Nurlina
Rekayasa Sipil Vol 13, No 3 (2019)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2019.013.03.10

Abstract

This research aims to know the relationship of the pulse velocity to compression strength with a variation of the quality of the concrete based on the ultrasonic pulse velocity. This research uses the PUNDIT PL-200 to do the process of analysis of concrete density based on the pulse velocity from the UPV. From UPV testing in this research showed that each quality and each method has a strong connection of the same compression strength and velocity. This is indicated by rising the velocity graph as the quality of the concrete itself increases. From this research also gained comparisons between the three methods, which is between direct and semi-direct methods, direct and indirect methods, as well as semi-direct and indirect methods.
Energy Efficient Design of Building Based on Building Information Modelling (BIM) Giovanni Hertata Oktavian; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan; Yatnanta Padma Devia; M. Ruslin Anwar
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Building energy analysis is rarely carried out due to the complexity of building shape and materials. On the other hand, the urgency of environmentally friendly construction is increasing through the vision of the SDGs and Architecture 2030. The development of BIM technology is expected to provide accurate estimates of building energy consumption for projects undertaken, as well as recommendations for alternative designs and specifications to increase the energy efficiency of a building. The use of BIM technology for energy analysis during building design helps to implement green building sustainable design based on the analysis of BIM energy simulation software. Data of three-dimensional BIM model with the attributes of materials, project schedule and location are used in building energy consumption simulation analysis. Several scenarios of different materials and layout are carried out to determine the most efficient scenario for energy consumption and followed by its cost estimation. The results of this study are expected to be able to provide the energy value that can be saved through predetermined scenarios as well as the value of the costs required to run a more energy-friendly design scenario in a comprehensive manner.
Analisis Kinerja Waktu dan Penjadwalan Berbasis Building Information Modelling pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Stephanus Indraswara Catur Febriarta; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan BIM sebagai sebuah sistem dalam manajemen konstruksi masih belum terlaksana secara penuh dikarenakan penyedia jasa konstruksi di Indonesia masih menggunakan BIM hanya pada model 3D tanpa mengintegrasikan model dengan kinerja waktu, analisis biaya, dan energi. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi UB dengan menganalisis efisiensi durasi menggunakan metode Critical Chain Project Management menggunakan perangkat lunak Autodesk Revit untuk membuat model BIM 3D, Autodesk Naviswork untuk membuat visualisasi BIM 4D, dan Microsoft Project untuk membuat penjadwalan proyek serta melakukan analisis efisiensi durasi. Pada penyusunan jadwal menggunakan BIM menghasilkan durasi akhir 90 hari dan dilakukan efisiensi yang menghasilkan durasi akhir 83,31 hari, sedangkan pada durasi total proyek pada data sekunder adalah selama 92 hari. Didapatkan persentase perbandingan durasi pada jadwal BIM adalah 2,17 % dan 10,97% setelah dilakukan efisiensi dengan metode CCPM. Kata kunci : Analisis durasi, Building Information Modelling (BIM), Critical Chain Project Management (CCPM), Efisiensi penjadwalan.
STUDI EKSPERIMENTAL DAKTILITAS BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENAMBAHAN TULANGAN SENGKANG SPIRAL BERJARAK 75 MM PADA DAERAH TEKAN BALOK Ardha Marcelita Ragil Putranti; Ari Wibowo; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan aktivitas gempa bumi yang tinggi. Bangunan harus dibuat menjadi bangunan tahan gempa dan akan rusak sesuai beban rencana serta memiliki sifat daktail. Daktilitas dapat menunjukan kemampuan struktur ketika menahan pengaruh deformasi karena pembebanan yang berlebihan. Penambahan kekuatan pada daerah tekan beton bertulang diperlukan sehingga struktur yang direncanakan dengan kekuatan tinggi tidak mengalami sifat getas dan dapat bersifat daktail. Benda uji pada penelitian ini berupa balok normal berukuran 20 cm x 25 cm x 300 cm dengan penulangan menggunakan tulangan tekan 2D – 13, tulangan tarik 3D – 19, dan sengkang Ø8-150. Pada benda uji variasi spiral dipasang tulangan yang sama namun pada daerah tekan balok ditambahkan pengekangan dengan tulangan sengkang berbentuk spiral dengan jarak 75 mm. Pembebanan dilakukan bertahap dan terpusat di tengah bentang hingga mencapai kondisi leleh, selanjutnya dilakukan kontrol lendutan hingga benda uji runtuh. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan nilai beban dan lendutan yang kemudian diolah menjadi grafik P – Δ, serta diperoleh nilai daktilitas balok. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan kekuatan lentur balok variasi spiral mampu menahan beban sebesar 9,94% lebih besar dari balok normal, nilai daktilitas balok spiral lebih besar 66,35% dibandingkan balok normal, bentuk serta jarak tulangan spiral di daerah tekan memberikan pengaruh terhadap perilaku balok dalam menerima beban. Kata Kunci: daktilitas, hubungan beban dan lendutan, pengekangan, tulangan spiral, grafik P – Δ
Studi Eksperimental Daktilitas Balok Beton Bertulang dengan Penambahan Variasi Sengkang Square di Daerah Tekan pada Balok Kolose Albert Hutapea; Ari Wibowo; Indradi Wijatmiko; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok adalah salah satu elemen struktur yang berperan penting sebagai pengikat antar elemen pada bangunan. Balok beton bertulang dibuat daktail bertujuan untuk menunjukkan kemampuan balok ketika menahan pengaruh deformasi karena pembebanan yang berlebihan. Daktilitas pada balok dapat tercapai jika mampu mempertahankan kekuatannya setelah mengalami deformasi inelastis yang besar sebelum mengalami keruntuhan. Pengekangan (confinement) yang menggunakan sengkang persegi (square) di daerah tekan pada balok beton bertulang akan mencegah beton di daerah tekan mengalami remuk secara tiba-tiba. Pada penelitian ini digunakan balok beton bertulang berdimensi 20×25 cm dengan penambahan variasi sengkang square di daerah tekan untuk mengekang balok beton bertulang. Kuat tekan beton yang digunakan pada penelitian ini adalah 30,59 Mpa dan kuat tarik baja yang digunakan adalah 377 Mpa. Hasil dari penelitian eksperimental ini adalah daktilitas balok dengan penambahan variasi sengkang square di daerah tekan bertambah sebesar 50,659% terhadap balok dengan sengkang normal. Selain terjadinya peningkatan pada daktilitas, Kekuatan balok dengan penambahan variasi sengkang square di daerah tekan juga meningkat sebesar 6,3% terhadap balok dengan sengkang normal. Metode keruntuhan yang terjadi pada balok variasi sengkang square adalah model keruntuhan lentur dimana retak-retak yang ada terbentuk secara vertikal dari serat tarik yang semakin lama akan merambat sampai ke serat tekan. Kata kunci : Balok beton bertulang, daktilitas, variasi sengkang square, pengekangan, beban-lendutan.
Studi Eksperimental Daktilitas Balok Beton Bertulang dengan Penambahan Tulangan Sengkang Spiral Berjarak 150 mm di Daerah Tekan Amelia Kusuma; Indradi Wijatmiko; Ari Wibowo; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Geografis Indonesia yang terletak di antara perpotongan tiga lempeng menjadikannya sebagai negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi. Selama tahun 2020 – 2024, tahun 2021 merupakan tahun dengan gempa bumi terbanyak yang mengakibatkan banyak kerusakan pada bangunan. Hal tersebut menandakan bahwa bangunan yang tahan terhadap gempa sangat dibutuhkan di negara ini. Ketika merancang suatu struktur bangunan, meningkatkan kekuatan lentur suatu komponen struktur tanpa mengabaikan daktilitas adalah suatu hal yang perlu diperhatikan. Salah satu cara meningkatkan daktilitas komponen struktur tersebut adalah dengan menambahkan pengekangan di daerah tekan. Penelitian dilakukan pada spesimen balok beton bertulang dengan panjang 3 m, lebar 0,2 m, dan tinggi 0,25 m yang terbagi menjadi balok tanpa penambahan variasi tulangan sengkang dan balok dengan penambahan variasi tulangan sengkang spiral berjarak 150 mm di daerah tekan. Penambahan variasi tulangan sengkang ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kekuatan lentur dan daktilitas balok. Hasil dari penambahan variasi tulangan sengkang spiral berjarak 150 mm pada daerah tekan balok menunjukkan adanya peningkatan kekuatan lentur balok karena dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan balok tanpa penambahan variasi tulangan sengkang. Selain itu, balok dengan penambahan variasi tulangan sengkang spiral berjarak 150 mm di daerah tekan memiliki waktu yang lebih panjang untuk mencapai beban maksimum sehingga balok bersifat lebih daktail. Kata kunci: balok, sengkang, spiral, daktilitas, beban dan defleksi
STUDI EKSPERIMENTAL DAKTILITAS PADA BALOK BETON BERTULANG MUTU SEDANG DENGAN PENAMBAHAN TULANGAN SENGKANG PERSEGI KOMBINASI PADA DAERAH TEKAN Puthut Alfian Akbar; Indradi Wijatmiko; Ari Wibowo; Christin Remayanti Nainggolan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penting dalam mendesain struktur tahan gempa adalah daktilitas. Daktilitas struktur dapat ditingkatkan dengan menggunakan tulangan sengkang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sengkang persegi kombinasi pada daerah tekan balok beton bertulang terhadap daktilitas, kekuatan lentur, dan mekanisme keruntuhan balok. Spesimen uji berupa balok beton bertulang dengan dimensi 20 cm x 25 cm x 300 cm dengan tulangan tekan berukuran 2D – 13, tulangan tarik 3D – 19, serta sengkang dengan jarak Ø8-150 . Sebagai variabel penelitian, diterapkan penambahan konfigurasi sengkang persegi kombinasi dengan jarak 150 mm pada zona tekan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan daktilitas sebesar 34,49% pada balok dengan sengkang persegi kombinasi dibandingkan dengan balok normal. Selain itu, kekuatan lentur balok juga mengalami peningkatan sebesar 3,67%. Mekanisme keruntuhan yang terjadi pada balok dengan variasi sengkang ini mengikuti pola keruntuhan lentur, yaitu dengan terbentuknya retak-retak vertikal yang merambat dari serat tarik menuju serat tekan. Kata kunci : daktilitas, balok beton bertulang, pengekangan, mekanisme keruntuhan, analisis beban-lendutan