Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penggunaan Input Internal Berupa Limbah Padi dalam Budidaya Padi Sawah (Oryza sativa L.) Ichsan, Cut Nur; Hidayat, Taufan; Maulina, Maulina
Agrium Vol 11, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v11i2.615

Abstract

Penggunaan input internal pada budidaya padi dengan pemanfaatan limbah, berupa jerami, sekam, maupun bekatul baik yang difermentasi maupun penggunaan langsung tanpa fermentasi. Limbah padi mempunyai keunggulan berupa kandungan fitan dan salisilik yang tinggi pada bekatul, sekam dan jerami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman padi (Oryza sativa L.) terhadap jenis dan waktu pemberian pupuk organik serta untuk melihat interaksi antara jenis dan waktu pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Geuce Kayee Jato, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh, sejak Juli 2012 sampai Maret 2013. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor jenis bahan organik (J) terdiri dari enam taraf yaitu J0 = Kontrol, J1 = Kompos, J2 = Dedak halus, J3 = Dedak halus fermentasi, J4 = Dedak kasar, J5 = Dedak kasar fermentasi. Faktor kedua adalah waktu pemberian pupuk organik (W) yang terdiri dari W1 = 1 minggu sebelum tanam, W2 = 1 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang daun, lebar daun, panjang malai, umur berbunga, gabah berisi per pot, presentase gabah hampa per pot, dan berat 1000 butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan jenis pupuk organik dan waktu pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Interaksi terbaik dijumpai pada perlakuan dedak kasar fermentasi dan waktu pemupukan seminggu sebelum tanam. Jenis pupuk organik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Hasil padi tertinggi diperoleh pada perlakuan jenis pupuk dedak kasar fermentasi. Waktu pemupukan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Perlakuan waktu pemupukan terbaik adalah seminggu sebelum tanam.
Sustainable patchouli cultivation opportunities in Lhoong Sub-District, Aceh Besar to increase land productivity [Peluang budidaya nilam berkelanjutan di Kecamatan Lhoong Aceh Besar untuk meningkatkan produktivitas lahan] Ichsan, Cut Nur; Erida, Gina; Nurahmi, Erida; Hasibuan, Muthiah
Buletin Pengabdian Bulletin of Community Services Vol 4, No 4 (2024): Bull. Community. Serv.
Publisher : The Institute for Research and Community Services (LPPM) Universitas Syiah Kuala (USK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/bulpen.v4i4.41667

Abstract

Patchouli is a source of essential oil which is a major commodity in Indonesia, especially in the Aceh region which can be a driver of the local economy. Community service in Lhoong Sub-District, Aceh Besar aims to improve patchouli cultivation through sustainable agricultural practices. Community service was conducted at the Patchouli Industry Center, Lhoong Sub-District, Aceh Besar Regency on August 13, 2024. The tools and materials used include a sprayer, conductor, bucket, eco-enzyme made from fruit peels with a ratio of sugar, fruit or vegetables, and water of 1: 4: 10, POC, and compost made from patchouli waste and surrounding agriculture, 2% baking soda in 1 L of water. Compost, POC, and eco-enzymes function as organic fertilizers while baking soda solution is a natural fungicide to control fungal diseases, such as powdery mildew. The study results showed that although the agroecological conditions in Lhoong Sub-District are suitable for patchouli cultivation, increasing soil fertility is needed to sustain patchouli productivity. Integration of organic inputs and natural disease control methods shows results that can increase the yield and quality of patchouli. However, community motivation in cultivating patchouli plants still needs to be improved, one of which is by providing education and motivation through training programs on effective cultivation techniques with internal inputs to activate the development of the agricultural sector that attracts the interest of local people, especially the younger generation. The approach used to increase the potential for organic farming practices that can increase land productivity and the local economy, ensures the sustainability of patchouli with high yields. Patchouli has a high price in the regional and global markets which can be an opportunity to improve the welfare of the Umong Seribee Village community.
Aplikasi Media Tanam Campuran Untuk Budidaya Bayam Brazil Secara Vertikultur Ichsan, Cut Nur; Erida, Gina; Halim, Agus; Jumini, Jumini; Santi, Ira Vika; Juliawati, Juliawati
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 1,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sayuran merupakan kebutuhan dasar harian yang harus dipenuhi untuk hidup sehat dan produktif. Penanaman sayuran dapat dilakukan secara berulang dengan menggunakan media tanam campuran. Campuran media tanam yang terdiri dari tanah, kompos, biochar, sekam padi dengan perbandingan 3:1:1:1 dapat mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman yang dilakukan secara berulang-ulang. Penggunaan media tanam yang dapat digunakan secara berulang untuk budidaya sayuran memudahkan masyarakat untuk budidaya sayuran dipekarangan rumah. Penggunaan media campuran untuk budidaya bayam brazil dapat terus digunakan tanpa mengganti media untuk musim tanam dan produksi yang tidak terbatas. Hal ini dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk menghasilkan sayuran di rumah sendiri dan dapat meningkatkan kegiatan keluarga untuk bercocok tanam sayuran. Pada pengabdian yang dilakukan telah memotivasi masyarakat untuk budidaya sayuran bersama keluarga. Budidaya sayuran dikeluarga dapat meningkatkan ketahanan keluarga untuk mendapatkan asupan sayuran yang sehat karena diproduksi secara organik. Budidaya sayuran secara organik dapat dilakukan karena limbah rumah tangga dapat diproduksi menjadi kompos dan biochar serta eco enzyme yang dapat digunakan sebagai pestisida alami yang juga berfungsi sebagai pupuk organik. Budidaya vertikultur juga dapat menunjang produksi sayur yang sehat, karena terjaga dari kontaminasi pathogen yang bisa terjadi pada penanaman di lahan. Budidaya sayuran dengan vertikultur yang menggunakan media campuran juga dapat mempertahankan kesuburan media untuk musim tanam yang tidak terbatas. Penggunaan vertikultur dan media tanam campuran dapat mengatasi masalah terbatasnya lahan perkarangan untuk penanaman sayuran.
Korelasi Antara Ketahanan Penetrasi, pH Tanah, Kadar Klorofil, Morpho Agronomi Serta Aktivitas Antioksidan Cabai Merah Dengan Aplikasi Kompos, NPK dan Penyemprotan Elisitor biosaka Kurniawan, Trisda; Ichsan, Cut Nur; Hayati, Erita
Agrium Vol 22 No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v22i3.24498

Abstract

Aplikasi kompos, pupuk NPK penyemprotan elisitor berpengaruh terhadap tinggi tanaman, kadar klorofil, ketahanan penetrasi tanah, berat berangkasan basah, berat buah pertanaman, berangkasan akar basah tanaman cabai dan aktivitas antioksidan buah cabai. Terdapat korelasi positif antara parameter tinggi tanaman, kadar klorofil dengan tinggi tanaman, berat berangkasan basah dengan berat buah, ketahanan penetrasi tanah dengan pH tanah. Terdapat korelasi negatif antara ketahanan penetrasi tanah dengan kadar klorofil. Perlakuan kompos, pemupukan NPK dan penyemprotan elisitor dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada buah cabai. Aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 terendah terdapat pada perlakuan tanaman cabai yang ditanam dengan dosis kompos 20 t ha-1, NPK 900 kg ha-1 dan disemprot dengan elisitor biosaka 2 minggu sekali. Aplikasi kompos, pemupukan NPK dan penyemprotan elisitor merupakan praktek pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk produksi cabai yang sustainable.