Moh Saifulloh
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ABORSI DAN RESIKONYA BAGI PEREMPUAN (Dalam Pandangan Hukum Islam) Moh Saifulloh
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.167 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v4i1.636

Abstract

Membicarakan aborsi sebenarnya membicarakan perempuan. Hal ini dapat dibenarkan karena perempuan dipandang sebagai pelaku aborsi, yang secara faktual ini benar-benar terjadi dan ada  di masyarakat. Aborsi yang dilakukan oleh perempuan  sebenarnya beresiko tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan jiwanya, namun tetap menjadi pilihan mereka dengan alasan aborsi merupakan hak reproduksi atau bentuk otonomi perempuan atas tubuhnya.Dalam pandangan hukum Islam aborsi hukumnya haram. Seluruh ulama sepakat bahwa aborsi setelah kehamilan melewati masa 120 hari adalah haram, karena pada saat itu janin telah bernyawa. Boleh dilakukan jika kondisi “dharurat”, seperti apabila  membahayakan jiwa si ibu. Sedangkan aborsi pada usia kehamilan di bawah 40 hari hukumnya makruh. Inipun dengan syarat adanya keridhaan dari suami dan istri serta adanya rekomendasi dari dua orang dokter spesialis bahwa aborsi itu tidak menyebabkan kemudharatan bagi si ibu. Namun penulis sependapat dengan Imam Ghozali yang menyatakan bahwa aborsi adalah tindakan pidana yang haram tanpa melihat apakah sudah ada ruh atau belum, dengan argumen bahwa kehidupan telah dimulai sejak pertemuan antara air sperma dengan ovum di dalam rahim perempuan.
HASAN HANAFI DAN MOHAMMAD ARKOUN: KRITIK METODOLOGI ATAS ORIENTALISME Moh Saifulloh
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.045 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v1i1.683

Abstract

Hasan Hanafi dan Muhammad Arkoun adalah dua diantara sekian banyak tokoh atau pemikir kontemporer, yang aktif memberikan perhatian pada problematika modernitas. Salah satu diantaranya adalah respon mereka terhadap masalah orietalisme. Mereka banyak memberikan tanggapan yang bersifat idiologis yang selanjutnya mengkritisinya dengan argumen-argumen ilmiah.Hasan Hanafi dengan Oksidentalismenya bermaksud mengkritisi agar posisi Timur sebagai obyek kajian dan posisi Barat yang menjadi subyek kajian bisa berubah bentuk relasinya. Dengan Oksidentalisme ini Hanafi ingin mendobrak dan mengakhiri mitos Barat sebagai representasi dan pemegang supremasi dunia.         Sedangkan Muhammad Arkoun dengan metode dekonstruksi dan hermeneutiknya bermaksud mengkritik para orientalis yang terjebak dengan pendekatan filologis dan historisisme, juga para pemikir muslim ortodok yang hanya terbatas dengan kajian  klasik.
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH Moh Saifulloh; Zainul Muhibbin; Hermanto Hermanto
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.578 KB) | DOI: 10.12962/j24433527.v5i2.619

Abstract

Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutupendidikan di sekolah, seperti menerbitkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Institusi pendidikan juga tidakketinggalan dengan mengadakan kegiatan ilmiah yang dapat mengembangkanpotensi guru melalui seminar, pelatihan, workshop dan lainnya secaraberkelanjutan sehingga guru menjadi profesional yang mempunyai kemampuanmeningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya peningkatanmutu pendidikan akan terwujud dan menjadi kenyataan. Artikel ini membahasfaktor-faktor peningkatan mutu pendidikan, unsur-unsur peningkatatan mutupendidikan serta strategi peningkatan mutu pendidikan.
Encouraging Factors For Women's Empowerment In Community Care And Social Work Suryani, Adi; Moh Saifulloh; Siti Zahrok; Soedarso; Zainul Muhibbin; Eka Dian Savitri
Aplikasi Administrasi: Media Analisa Masalah Administrasi Volume 26 Nomor 1
Publisher : Faculty of Social and Political Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/aamama.v26i2.221

Abstract

Women are often seen as inferior to males in the community. Their occupations are limited to domestic duties such as caring for the family and making sure that everyday necessities are met. Despite their undervalued values, women continue to play a critical role in guaranteeing the welfare of the community, the well-being of the family, and the healthy development of the children. Nowadays, many women are joining the workforce, taking on leadership positions and taking part in a variety of community activities. This demonstrates the importance of women as contributors to society and the need to develop women's potential. Therefore, the study's goal is to investigate factors facilitating women's spiritual empowerment for treating female corpses. The study is focused on women empowerment at Desa Punggul by adopting qualitative method. The data are collected through participant direct observation and facilitating team's documentation, which are collected during community service program. The collected data are analyzed by using thematic analysis method. The study finds that women spiritual empowerment at Desa Punggul are enabled by two main factors. The first factor is the contribution of women organization (PKK). The women's organization promotes women's development in three areas: cognition (improving women's skills and knowledge, learning, or participating in decision-making, collaborating, and organizing community events), affection (boosting women's self-efficacy, self-worth, and strengthening women's mentality), and social (expanding social roles, establishing wider social relationships, and gaining support from their peers). The second component is the encouragement of a welcoming, cooperative, tolerant, engaging, and inclusive environment or community.