Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Peterpan Syndrome Phenomenon : Self-Identity Crisis In Forming Intimation In Adult Man Diana Putri Arini
PSIKODIMENSIA Vol 18, No 2: Desember 2019
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v18i2.2305

Abstract

Peter Pan syndrome is inspired by the popular story of a child who has never grown up from a dream land. The term Peter Pan syndrome is given to men who enter adulthood but behave childish characterized by behavior that refuses social responsibility and difficulty forming commitment in interpersonal relationships. Individuals with Peter Pan syndrome are shown as someone loves fun, brave, likes challenges and has a great view of themselves. On the other hand, individual Peter Pan syndrome has a excessive anxiety forming commitment with others. This paper aims to explain the phenomenon of Peter Pan syndrome that occurs in adult men in a psychosocial perspective. The early adulthood is a phase to be responsible for self, others and the environment. In the early adulthood, social demands and pressures create role confusion, uncertainty about the future and anxieties for responsibility. Anxiety facing adult responsibilities is a form of failure in the task phase of adolescent development. Failure to face developmental tasks in adolescence results in role confusion. This assume to be the cause of unpreparedness to face the task of further development in early adulthood.
WEBINAR UNTUK MERANCANG PERMAINAN MENYENANGKAN DI RUMAH PADA ANAK USIA DINI SELAMA MASA NEW NORMAL Diana Putri Arini; C. Kristianto; Anselmus Agung Pramudito; Stefany Stefany; Firli Juniarti Baeten; CindyJessica Marella Philberhta; Fransiska Yuniarti Tambunan
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.4.2.509-513.2020

Abstract

Berdasarkan hasil survey di beberapa TK di wilayah kota Palembang ditemukan pembelajaran jarak jauh yang diberikan oleh guru lebih mengarahkan pada tugas mandiri pada peserta didik. Hal ini membuat banyak orangtua yang kewalahan mengerjakan tugas pada peserta didik dan khawatir anaknya belum bisa calistung. Tujuan webinar ini adalah mengedukasi orangtua untuk merancang pembelajaran menyenangkan selama masa new normal. Metode pelaksanaan dilakukan menggunakan webinar melalui aplikasi zoom cloud. Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 20-21 November 2020. Narasumber adalah dosen psikologi dan praktisi anak usia dini, peserta pada hari pertama sebanyak 79 orang, hari kedua 45 peserta. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, peserta mengaku memiliki penambahan pengetahuan untuk membuat kegiatan menyenangkan untuk anak usia dini. Kata kunci: Pembelajaran jarak jauh, New normal ABSTRACT Based on the survey results on several kindergartens in the Palembang, We found that the distance learning provided by the teacher was more directed at independent tasks for students. It made many parents overwhelmed with students' assignments and worry that their children cannot reading, writing and counting. The purpose of this webinar is educating parents to design fun learning during new normal period. The method of implementation is carried out using webinars via the zoom cloud application. The implementation was held on November 20-21, 2020. The speakers were psychology lecturers and early childhood practitioners, 89 participants on the first day, 42 participants on the second day. Based on the results of the activity evaluation, participants claimed to have added knowledge to make fun activities for early childhood. Keywords: Distance learning, New normal period
Psikoedukasi Online Mengenai Kesehatan Mental dan Pemberitaan Adil Gender Pada Penulis Diana Putri Arini; C. Kristianto; Anselmus Agung Pramudito; Hendrik F Hardiyatmoko; Reka Viona; Inti Rumashara Damanik
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 4, No 1 (2022): BUDIMAS : VOL. 04 NO. 01, 2022
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v4i1.3137

Abstract

Maraknya pemberitaan di media cetak ataupun media sosial mengenai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pemberitaan yang seksis menimbulkan stigma negatif pada masyarakat dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca. Seringkali pemberitaan menimbulkan kesan buruk sehingga menyebabkan adanya kekeliruan pemberitaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengedukasi para penulis untuk memperbaiki pengetahuan dan persepsi terhadap pemberitaan mengenai ODGJ dan pemberitaan seksis agar pemberitaan lebih adil gender. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2021 dengan jumlah peserta sebanyak 48 orang terdiri dari para penulis dan pekerja media melalui zoom meet. Berdasarkan hasil evaluasi yang dikirimkan melalui gform sebanyak 66,7% peserta mengatakan puas dengan pelaksanaan kegiatan, 33,3% mengatakan cukup puas. 83,3% peserta mengatakan kegiatannya informatif dan menarik. Adapun kendala yang menjadi kritik dari peserta terhadap kegiatan adalah kurangnya penguasaaan kegiatan oleh moderator, pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu dan masalah sinyal yang terhambat.
PEMBUATAN DAN SOSIALISASI WEBSITE SEKOLAH PADA SMP INDRIASANA Natalia Regina Devi; Hendrik Fery; Diana Putri Arini; Hadi Alvaro; Stevani Fatrisia Putiastanti
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.394 KB) | DOI: 10.24071/aa.v4i1.2368

Abstract

Indriasana Palembang Junior High School is a private school in the center of Palembang city. The school complained about the lack of information and promotion media to students and student guardians. During this time guardians of students need to come to school to get information about student exams, school report, admission of new students and extracurricular activities. Based on the background of the problem, we created a school website at Indriasana Middle School. Our method is conducting interviews with school principals, student representatives and teachers about the obstacles that have been happening all this time. After the website is created, we make a socialization website introduction to the teacher. Based on the results of the school website loading and socialization evaluation, all teachers (n = 14) said they were satisfied with the website. 86% of teachers think that school websites can be used as a means of school promotion, 14% think they can be used as information media.
ANALISIS DESKRIPTIF QUARTER-LIFE CRISIS PADA LULUSAN PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS Agustinus Riyanto; Diana Putri Arini
JURNAL PSIKOLOGI MALAHAYATI Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v3i1.3316

Abstract

ABSTRACT: QUARTER-LIFE CRISIS DESCRIPTVE ANALYSIS ON COLLEGE GRADUATES OF KATOLIK MUSI CHARITAS UNIVERSITY Quarter-life crisis is a phenomenon of anxiety over the age of 20, which is the transition from late adolescence to adulthood. The research objective was to reveal the quarter-life crisis phenomenon in freshmen graduates. Research participants were 115 graduate students for the 2019 and 2020 periods from the  Catholic University of Musi Charitas. The analysis technique used is statistical description analysis, data collection using a quarter-life crisis scale which is given online using WhatsApp Group. Based on the research results, it was found that 86% of students experienced a quarter-life crisis. Based on the results of interviews, the anxiety experienced by students was related to careers which were considered difficult to find suitable jobs and feelings of being trapped with jobs because of financial needs. This research is a preliminary study to analyze the quarter-life crisis. It is hoped that this research can be continued to look at various other variables that are thought to have contributed to the quarter-life crisis. Keywords: quarter-life crisis, anxiety, college graduates Quarter-life crisis adalah fenomena kecemasan di usia 20 tahun keatas yang merupakan transisi masa remaja akhir menuju masa dewasa muda. Tujuan penelitian adalah mengungkap fenomena quarter-life crisis pada mahasiswa baru lulus. Partisipan penelitian adalah 115 mahasiswa lulusan periode 2019 dan 2020 dari Universitas Katolik Musi Charitas. Teknik Analisis yang digunakan adalah analisis deskripsi statistika, pengumpulan data menggunakan skala quarter-life crisis yang diberikan secara daring menggunakan whatsapp group. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan ada 86% mahasiswa yang mengalami quarter-life crisis. Berdasarkan hasil wawancara, kecemasan yang dialami mahasiswa berhubungan dengan karir yang dianggap sulit untuk mencari pekerjaan yang sesuai dan perasaan terjebak dengan pekerjaan karena kebutuhan finansial. Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk menganalisa quarter-life crisis, harapannya penelitian ini dapat diteruskan untuk melihat berbagai variabel lain yang diduga berkontribusi terhadap quarter-life crisis. Kata kunci : quarterlife-crisis, kecemasan, lulusan perguruan tinggi
Level Depresi dan Dampaknya terhadap Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa di Pulau Sumbawa Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Erlina Anggraini; Efan Yudha Winata; Siti Dini Fakhriya; Diana Putri Arini; Veronica Kristiyani; Inda Purwasih; Sarah Afifah
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i1.15792

Abstract

Sejak 2018, terdapat beberapa kasus bunuh diri dari kalangan mahasiswa di Pulau Sumbawa. Depresi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri. Penelitian ini menguji perbedaan ide bunuh diri berdasarkan pada perbedaan level depresi mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan online survei pada mahasiswa S1 (n = 163). Analisis statistik menggunakan Anova One-Way, dan hasilnya mengindikasikan bahwa terdapat 5 level depresi mengacu pada BDI-II, yaitu: Normal, gangguan mood ringan, batas depresi klinis, depresi sedang, dan depresi berat. Uji Anova One-Way menemukan signifikansi perbedaan tingkat ide bunuh diri berdasarkan pada kategori depresi pada mahasiswa. Kategori depresi berat mempunyai kontribusi tertinggi terhadap ide bunuh diri, sedangkan kategori normal mempunyai pengaruh terendah terhadap ide bunuh diri. Bagi psikolog dan psikiater, temuan penelitian berimplikasi agar memberikan intervensi dan treatment yang berbeda untuk mengatasi ide bunuh diri pada mahasiswa berdasarkan pada level depresi.
Emerging Adulthood : Pengembangan Teori Erikson Mengenai Teori Psikososial Pada Abad 21 Diana Putri Arini
Jurnal Ilmiah Psyche Vol 15 No 01 (2021): Jurnal Ilmiah Psyche
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Darma Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.57 KB) | DOI: 10.33557/jpsyche.v15i01.1377

Abstract

Abstract : Erik Erikson, a neo-psychoanalyst, developed the psychosocial stages of humans that became the reference for human development. One of the psychosocial stages is early adulthood which has the task of forming intimacy. Erikson does not explain the transition from adolescence to young adulthood which is full of conflicts between self-expectations and the demands of the times. Erikson's theory was further developed by Arnett (2000) because there were changes in the times which resulted in the task demands in young adulthood changing. Arnett proposed a new developmental stage, namely emerging adulthood, an extended adolescent transitional phase, ranging from 18-29 years of age.Arnett's theory is further expanded by Robbins and Wilner (2001) to find the phenomenon of quarter life crisis, a phenomenon of anxiety about the future by 20-year-old adolescents who form independence both financially and in romantic relationships. This article contains a review of the views of adulthood that emerged in the 20th century and the life of the quarter-life crisis that is currently being discussed. The research method used is literacy studies by looking for the last 10 years of research on emerging adulthood. The results of the literacy study report that changes in social norms and technological advances have changed the structure of society so as to produce a new stage, namely emerging adulthood. Emerging adulthood has various crisis conditions that occur when individuals complete their education. Keywords: Psychosocial Stage, Quarter Life Crisis, Emerging Adulthood Abstrak :Erik Erikson, seorang neo-psikoanalis, mengembangkan tahap psikososial manusia yang menjadi acuan bagi perkembangan manusia. Salah satu tahapan psikososial adalah masa dewasa awal yang memiliki tugas membentuk keintiman. Erikson tidak menjelaskan transisi masa remaja ke masa dewasa muda yang penuh dengan konflik antara ekspektasi diri dan tuntutan zaman. Teori Erikson dikembangkan lagi oleh Arnett (2000) karena ada perubahan zaman yang mengakibatkan tugas tuntutan di masa dewasa muda berubah. Arnett mengajukan tahapan perkembangan baru yaitu emerging adulthood, fase transisi remaja yang diperpanjang, berkisar antara usia 18-29 tahun. Teori Arnett diperluas lagi oleh Robbins dan Wilner (2001) menemukan fenomena quarter life crisis, fenomena kecemasan tentang masa depan oleh remaja berusia 20 tahun yang membentuk kemandirian baik secara finansial maupun dalam hubungan romantis. Artikel ini berisi menijau kembali pandangan masa dewasa yang muncul abad 20 serta kehidupan krisis seperempat kehidupan yang sedang marak diperbincangkan. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan kajian literasi dengan mencari penelitian 10 tahun terakhir mengenai emerging adulthood. Hasil kajian literasi melaporkan perubahan norma sosial dan kemajuan teknologi telah mengubah struktur masyarakat sehingga menghasilkan satu tahapan baru yaitu emerging adulthood. Masa emerging adulthood memiliki berbagai kondisi krisis terjadi ketika individu menyelesaikan pendidikannya. Kata Kunci : Tahapan Psikososial, Krisis Kehidupanm Masa Dewasa
Multitasking Sebagai Gaya Hidup, Apakah Dapat Meningkatkan Kinerja: Sebuah Kajian Literatur Diana Putri Arini
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 4, No 1 (2020): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.816 KB)

Abstract

Abstrak. Artikel ini merupakan ulasan dari sumber bacaan dari beberapa penelitian dari beberapa disiplin ilmu mengenai multitasking, yang merupakan aktivitas yang melakukan lebih dari satu kegiatan secara bersamaan. Multitasking dianggap dapat meningkatkan kinerja kerja karena dapat mengerjakan tugas secara bersamaan, namun di satu sisi lain beberapa penelitian melaporkan multitasking dapat mengurangi kinerja kerja. Artikel ini bertujuan untuk mengulas dan memahami perkembangan penelitian multitasking dari 9 tahun terakhir. Penelitian dikumpulkan dengan menggunakan pencarian google cendikia dengan kata kunci “multitasking and performance”. Dari berbagai penelusuran ditemukan 16 jurnal yang dibahas dan didiskusikan dalam penelitian. Temuan ulasan mengungkapkan ada beberapa variabel dalam 10 tahun terakhir sering dihubungkan dengan multitasking yaitu gender, performasi kerja, performasi akademik, executive functioning, dan distraksi dalam pekerjaan.Kata kunci: multitasking, distraksi, performasi kerja, performasi akademikAbstract. This article is a review of several study resources from several disciplines regarding multitasking, which refers to an activity that performs more than one activity simultaneously. Multitasking is considered to improve work performance because it can do tasks simultaneously, but on the other some studies report multitasking can reduce work performance. This article aims to review and understand the development of multitasking research from the past 9 years. The research was collected using Google Scholar search with the keyword "multitasking and performance". From various searches found 16 journals discussed and discussed in research. The findings of the review reveal that there are several variables in the last 10 years often associated with multitasking, such as gender, work performance, academic performance, executive functioning, and distraction in work.Keyword: Multitasking, distraction, work performance, academic performance
PELATIHAN HTML DASAR BAGI SISWA SMK XAVERIUS PALEMBANG Diana Putri Arini; Hendrik Fery Hardiyatmoko; Anselmus Agung Pramudito
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2022): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.542 KB)

Abstract

Di zaman generasi 5.0 teknologi sudah menjadi bagian kebutuhan hidup untuk melaksanakan tugas sehari-hari, oleh karena itu diperlukan keahlian program untuk menghasilkan produk. HTML merupakan bahasa program yang digunakan untuk pembuatan aplikasi atau website. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian HTML bagi ssiwa SMK Xaverius 1 Palembang. Pelatihan ini menggunakan metode pembelajaran secara ceramah , demonstrasi dan praktikum membuat HTML dasar. Pengukuran keberhasilan pelatihan dilihat dari hasil pretest posttest dan produk html dasar. Ada 11 siswa jursan teknik komputer jaringan yang mengikuti kegiatan pelatihan di lab komputer. Hasil pelatihan menunjukkan semua siswa berhasil menyelesaikan tugas membuat html dasar, pengukuran pretest posttest dianalisa menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan skor sebesar 0,026 (p<0.05). Artinya ada perbedaan pengetahuan HTML dasar sebelum dan sesudah dasar, pelatihan HTML meningkatkan pengetahuan siswa SMK.