Norman Iskandar
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50275

Published : 57 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik

LAJU KOROSI PADA PIPA HITAM DAN PIPA GALVANIS DI WILAYAH KOTA SEMARANG Norman Iskandar; Romualdus Satrio Senoaji; Kharisma Rizki Septareza; Sri Nugroho; Deni Fajar Fitriyana
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.02 KB)

Abstract

Korosi adalah proses kerusakan atau penurunan kualitas logam akibat adanya reaksi bahan logam dengan lingkungannya, Korosi atmosferik disebabkan oleh air hujan, kabut, atau embun akibat kelembaban relatif tinggi. Tingkat laju korosi pada sebuah material menjadi acuan bahan konstruksi, teknik pelapisan, standar keamanan dan umur pakai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lokasi geografis terhadap laju korosi atmosferik material di kota Semarang. Pembagian lokasi berdasar ketinggian wilayah. Daerah Semarang atas 90 – 359 m dpl, daerah Semarang tengah 0,75 – 3,5 m dpl, dan daerah Semarang pesisir yang memiliki jarak 4 – 6 km dari batas pantai. Spesimen uji berupa pipa hitam, pipa galvanis. Sembilan lokasi dipilih sebagai titik peletakan spesimen uji dan didiamkan selama tiga bulan dengan periode pengambilan tiap satu bulan.  Laju korosi dihitung dengan metode kehilangan berat, pembersihan spesimen uji dengan standar ASTM G-1. Hasil penelitian didapat bahwa laju korosi atmosferik yang terhitung bervariasi mulai dari 0,05 mpy sampai 2,92 mpy. Laju korosi tertinggi terjadi di lokasi 4/D (Pedurungan) dengan material berupa pipa hitam, laju korosi sebesar 2,92 mpy atau 74,04 µmpy setara dengan tingkat C4 (50-80µmpy) dengan kategori korosi tinggi. Kata kunci : ASTM-G1, korosi atmosferik, kota Semarang, laju korosi, weight loss
OPTIMALISASI BESARNYA SUDUT POTONG PAHAT PADA PROSES ROUGHING AISI 1040 MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA . Paryanto; . Rusnaldy; Yusuf Umardani; Norman Iskandar
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2010): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 1 2010
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pemesinan dengan gaya pemotongan yang kecil akan menurunkan pemakaian daya listrik, meningkatkan kualitas produk dan menurunkan laju keausan pahat. Salah satu cara yang dilakukan untuk menurunkan gaya pemotongan adalah dengan mengoptimasi besarnya sudut potong pahat. Selama proses roughing gaya pemotongan relatif tinggi, dan umumnya menggunakan sudut potong pahat negatif. Pada makalah ini dibahas pengaruh besarnya sudut potong pahat negatif pada proses bubut tehadap gaya pemotongan, dengan tujuan untuk mengetahui besarnya sudut potong pahat yang paling optimal. Metode penelitian dilakukan dengan pemodelan menggunakan sofware Finite Element Method (FEM) dan material yang digunakan adalah baja AISI 1040. Simulasi dilakukan pada sudut potong -15° sampai 0°. Hasil dari simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil empirik berdasarkan pendekatan dari Kienzle dan hasil eksperimental oleh Günay, M., dkk (2005). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa gaya pemotongan akan menurun sebanding dengan pergerakan sudut potong pahat dari -15⁰ sampai 0⁰, sedangkan perbedaan hasil simulasi FEM dengan hasil empirik adalah 12,94% dan dengan hasil eksperimen adalah 16,10%. Kata kunci: sudut potong pahat, gaya pemotongan, FEM, roughing, bubut.
STUDI ANALISIS PENGARUH VARIASI BEBAN DAN KECEPATAN TERHADAP LAJU KEAUSAN DIES PADA PROSES COLD UPSET FORGING ALUMINIUM DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS FEM Norman Iskandar; . Rusnaldy; Ismoyo Haryanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses micro forming perambatan dan pertumbuhan panas di pandang sebagai sebuahfenomena yang signifikan karena panas ini akan mempengaruhi proses pelumasan, tool life,microstruktur serta tentunya adalah sifat akhir dari produk yang dihasilkan. Energi mekanisdalam proses forging sebagian akan dirubah menjadi panas dimana panas ini timbul akibatadanya deformasi plastis serta gesekan dengan diesnya. Dalam proses forging yangmenggunakan sistem drop hammer, kombinasi dari variasi beban dan kecepatan tumbukanadalah variabel yang harus dikontrol untuk menciptakan energi yang optimum danmeminimalkan efek samping kerusakan pada die. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihatpengaruh variasi beban dan kecepatan jatuh terhadap kualitas dimensi produk yangdihasilkan dan efek wear yang muncul pada dies. Metode yang digunakan adalah denganmenggunakan Software Deform untuk melakukan simulasi prosesnya. Kondisi yang dimasukanadalah set up temperatur 20oC, variasi beban 75N, 85N, 95N, 105N, 115N, 125N denganketinggian jatuh beban adalah 25, 50, dan 75 mm. Material yang digunakan adalahAluminium murni dalam kategori jenis komersil berdimensi diameter 1,5mm dan panjang 5mm.Kata kunci: upset forging, aluminium, FEM, dies, wear
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PRODUK HASIL PROSES MICRO FORGING PADA MATERIAL ALUMINIUM, DENGAN SISTEM CLOSED DIE FORGING PADA KONDISI COLD DAN HOT WORKING SECARA EKSPERIMENTAL DAN ANALISA DENGAN FEM Norman Iskandar; . Rusnaldy; Ismoyo Haryanto; . Paryanto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring perkembangan teknologi, komponen yang berskala kecil-micro semakin luas digunakan. Hal ini menjadikan tantangan baru, karena ternyata karakteristik dasar maupun prosesnya tidaklah sama ketika suatu material dibuat dalam bentuk yang sama namun dimensi ukurannya berbeda. Hal-hal yang kadang tidak signifikan dalam pembuatan  produk berdimensi besar, ternyata sangat signifikan pada produk yang dibuat dalam dimensi mini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan karakteristik dari produk yang terbuat dari material aluminium murni guna pembuatan komponen micro dengan menggunakan proses forging, sistem closed die forging yang dikerjakan pada kondisi Cold workong dan Hot working. Kondisi cold working  dalam temperatur ruangan 20oC  sedangkan kondisi hotworking pada temperatur 200oC dan dengan menggunakan variasi pembebanan 75N,85N, 95N, 105N, 115N, 125N. Serta set up ketinggian jatuh beban setinggi 25mm. Penelitian dilakukan dengan cara eksperimen dan dengan penggunaan Software berbasis FEM Deform 2D. Kata kunci: micro forging, aluminium, closed die, FEM
ANALISIS LAJU KOROSI ATMOSFER PADA PIPA BESI DAN BAJA KONSTRUKSI DI KOTA SEMARANG Norman Iskandar; Romualdus Satrio Senoaji; Kharisma Rizki Septareza; Sri Nugroho; Deni Fajar Fitriyana
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.904 KB)

Abstract

Korosi adalah proses kerusakan atau penurunan kualitas logam akibat adanya reaksi bahan logam dengan lingkungannya. Korosi atmosferik sangat dipengaruhi oleh air hujan, kabut/embun akibat kelembaban relatif tinggi. Data laju korosi penting sebagai acuan pemilihan bahan konstruksi, teknik pelapisan serta untuk standar keamanan dan umur pakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi geografis terhadap laju korosi atmosferik material di kota Semarang. Pembagian lokasi berdasar ketinggian dataran terhadap permukaan air laut. Daerah Semarang atas pada 90 – 359 m dpl, daerah Semarang tengah pada 0,75 – 3,5 m dpl, dan daerah Semarang Pesisir yang berjarak 4 – 6 km dari batas pantai. Pipa besi dan baja konstruksi sebagai spesimen uji. Spesimen diletakkan di Sembilan lokasi berbeda selama tiga bulan dengan pengambilan spesimen  tiap satu bulan.  Laju korosi dihitung dengan metode kehilangan berat. Pembersihan spesimen menggunakan standar ASTM G-1. Hasil penelitian menunjukkan laju korosi atmosferik bervariasi dari 1,74 mpy sampai 7,48 mpy. Laju korosi tertinggi terjadi di lokasi G (Genuk) pada pipa besi sebesar 7,48 mpy atau 189,80 µmpy setara dengan tingkat C5 (80 – 200 µmpy) kategori korosi sangat tinggi. Semakin mendekati daerah pesisir laju korosi semakin tinggi. Kata kunci : ASTM-G1, korosi atmosferik, kota Semarang, laju korosi, weight loss