Claim Missing Document
Check
Articles

PERBAIKAN SIFAT MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CROM DAN TEMBAGA Suprihanto, Agus; Umardani, Yusuf; Wibowo, Dwi Basuki
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 6, No 1 (2005)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sifat mekanis besi cor kelabu dipengaruhi oleh laju pendinginan, tebal coran,perlakuan panas, perlakuan saat cairan dan penambahan unsur paduan.Beberapa penggunaan material ini membutuhkan kekuatan yang tinggi. Untukmemperbaiki kekuatannya dapat dilakukan dengan penambahan unsur paduanyang bersifat penggalak karbida seperti Cr dan Cu.Dalam penelitian ini pengaruh penambahan Cr dan Cu pada sifat mekanis besicor kelagu telah diteliti. Material dasar FC20 yang ditambah dengan Cr Cr0,23 %, 0, 32% dan 0,47% serta Cu antara 0,6% to 0,7% telah diuji. Pengujianmetalografi dan tarik telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahanCr dan Cu terhadap sifat mekanis besi cor kelabu.Hasil pengujian tarik terlihat terdapat peningkatan kekuatan tarik sebesar 20%yaitu dari 191MPa menjadi 232MPa. Meskipun demikian hasil metalografimenunjukkan bahwa kesemua spesimen uji memiliki struktur mikro matrik perlitdengan grafit serpih tipe VII, distribusi A dan berukuran 3-5.
PENGARUH WAKTU AUSTEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO AUSTEMPERED DUCTILE IRON NON PADUAN SERTA PADUAN Cu Umardani, Yusuf
ROTASI Volume 10, Nomor 1, Januari 2008
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.328 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.10.1.32-36

Abstract

Material ADI adalah perlakuan panas dari besi cor nodular yang mempunyai struktur mikro yaitu ausferrite, terdiri dari austenit karbon tinggi dan ferit bainitic grafit nodul yang menyebar. Struktur mikro unik ini menghasilkan sifat unggul ADI: kekuatan tinggi, ketangguhan, tahan aus dan machinability yang baik. Besi cor nodular yang dipadu dengan 0,5% dan 1,0% tembaga, diaustenitisasi pada temperatur 850°C selama 120 menit dan di-austemper pada salt bath (KNO3 + NaNO2) temperatur 300°C selama 1, 2 dan 4 jam. Lingkup dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu austempering terhadap sifat mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) dan struktur mikro ADI. Kekuatan tarik dan kekerasan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, matrik yang terbentuk dan komposisi paduan.Dari pengujian dapat diambil nilai kekuatan tarik dan kekerasan material uji yang akan semakin meningkat apabila waktu austempering diberikan selama 4 jam dengan penambahan 1,0% Cu yaitu sebesar 995,87 Mpa dan untuk HBN 335,57 dan akan semakin menurun pada waktu austempering 1 jam material non paduan sebesar 263,07 Mpa dan untuk HBN 205,23. hal ini dikarenakan pembentukan bainit yang terjadi lebih banyak pada waktu austempering yang tinggi
PENGARUH LARUTAN ALKALI DAN ETANOL TERHADAP KEKUATAN TARIK SERAT ENCENG GONDOK DAN KOMPATIBILITAS SERAT ENCENG GONDOK PADA MATRIK UNSATURATED POLYESTER YUKALAC TIPE 157 BQTN-EX Umardani, Yusuf; Pramono, Catur
ROTASI Volume 11, Nomor 2, April 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.031 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.2.24-29

Abstract

Serat enceng gondok merupakan serat yang berasal dari tumbuhan enceng gondok (eichornia crassipes). Serat enceng gondok mempunyai bentuk silinder seperti benang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik serat enceng gondok dan kompatibilitas serat enceng gondok pada matrik unsaturated polyester yukalac tipe 157 BQTN-EX. Pembuatan spesimen uji serat enceng gondok terdiri dari serat non perlakuan dan perlakuan perendaman selama 2 jam dengan larutan alkali(NaOH kadar 5%, 10%, dan 15%) dan etanol(C2H5OH kadar 5%, 10%, dan 15 %). Spesimen uji tarik serat enceng gondok mengacu pada standar JIS R-7601, dan spesimen uji kompatibilitas dengan metode pengujian single fiber pull out. Hasil pengujian tarik mulur serat enceng gondok menunjukkan tegangan tarik tebesar pada serat non perlakuan 27.397 N/mm2 namun elongasi pada serat non perlakuan tersebut menunjukkan nilai yang terendah yaitu 0.857%. Sedangkan hasil pengujian kompatibilitas menunjukkan tegangan interfacial tertinggi terdapat pada spesimen perlakuan perendaman etanol kadar 10% sebesar 0.020 N/mm2 dan nilai elongasi sebesar 1.999% . Bentuk patahan serat dilihat dari samping akibat pengujian tarik menunjukkan patahan yang berbentuk tak beraturan seperti gerigi dan semakin ke ujung meruncing, sedangkan akibat pengujian kompatibilitas menunjukkan patahan yang sebagian matrik ikut tercabut pada ujung matrik yang menunjukkan adanya kecocokan serat terhadap matrik.
PERBAIKAN SIFAT MEKANIS BESI COR KELABU LEWAT PENAMBAHAN UNSUR Cr DAN Cu Suprihanto, Agus; Umardani, Yusuf
ROTASI Volume 8, Nomor 3, Juli 2006
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.288 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.8.3.24-28

Abstract

Sifat mekanis besi cor kelabu dipengaruhi oleh laju pendinginan, tebal coran, perlakuan panas, perlakuan saat cairan dan penambahan unsur paduan. Beberapa penggunaan material ini membutuhkan kekuatan yang tinggi. Untuk memperbaiki kekuatannya dapat dilakukan dengan penambahan unsur paduan yang bersifat penggalak karbida seperti Cr dan Cu.Dalam penelitian ini pengaruh penambahan Cr dan Cu pada sifat mekanis besi cor kelagu telah diteliti. Material dasar FC20 yang ditambah dengan Cr Cr 0,23 %, 0, 32% dan 0,47% serta Cu antara 0,6% to 0,7% telah diuji. Pengujian metalografi dan tarik telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan Cr dan Cu terhadap sifat mekanis besi cor kelabu.Hasil pengujian tarik terlihat terdapat peningkatan kekuatan tarik sebesar 20% yaitu dari 191MPa menjadi 232MPa. Meskipun demikian hasil metalografi menunjukkan bahwa kesemua spesimen uji memiliki struktur mikro matrik perlit dengan grafit serpih tipe VII, distribusi A dan berukuran 3-5.
PENGARUH PENAMBAHAN KANDUNGAN SILIKON PADA BESI COR KELABU DENGAN METODE FLUIDITAS STRIP MOULD TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Umardani, Yusuf
ROTASI Volume 11, Nomor 3, Juli 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.742 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.3.5-12

Abstract

Dari berbagai jenis besi cor yang ada, besi cor kelabu (grey cast iron), yaitu besi tuang dengan bentuk grafit flake, merupakan besi cor yang paling banyak digunakan. Besi cor ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility) sehingga tidak dapat dibentuk dengan cara selain pengecoran dan proses permesinan. Ketangguhan besi cor ini juga rendah, hal ini disebabkan karena bentuk grafitnya yang berupa flake dimana ujung-ujung flake ini merupakan takikan yang sangat menurunkan ketangguhan.Pada penelitian in“Pengaruh Penambahan Kandungan Silikon Pada Besi Cor Kelabu Dengan Metode Fluiditas Strip mould Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro”adalah untuk mengetahui Struktur komposisi besi cor kelabu dengan variasi campuran Silikon & mengetahui seberapa panjang lintasan yang terbentuk, sifat Kekerasan, dan struktur mikrografi material sehingga dari hasil analisa ini material logam tersebut dapat digunakan dalam konstruksi mesin.Untuk melihat pengaruh Silikon terhadap hasil coran, digunakan pengujian panjang lintasan yang terbentuk , kekerasan dan struktur mikro sesuai variasi Si yang sebagai campurannya. Dari pengujian ini, diketahui semakin banyak Si semakin alirannya berkurang dibanding yang sedikit Si,untuk pengujian kekerasan dengan Si lebih banyak angka kekerasannya akan menurun dan untuk hasil pengujian mikrografi semakin banyak mengandung Si hasil struktur mikronya akan membentuk grafit serpih.
Pengerasan Permukaan Pisau Hammer Mill AISI 1022 dengan Metode Nitridasi dalam Larutan Campuran Kalium Nitrat dan Sodium Nitrit Umardani, Yusuf; Herriza, Rigo Muhammad
ROTASI Vol 21, No 2 (2019): VOLUME 21, NOMOR 2, APRIL 2019
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.728 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.21.2.109-114

Abstract

Mesin hammer mill memerlukan pisau hammer mill yang memiliki permukaan keras dan tahan aus dengan minimal nilai kekerasannya 55-60 HRC atau setara dengan 600-700 HV [8]. Dari hasil uji kekerasan pada pisau hammer mill PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Semarang diperoleh nilai kekerasan permukaan pisau sebesar 727 HV. Material dasar untuk membuat pisau hammer mill menggunakan baja karbon tinggi yang relatif mahal dan sulit untuk dilakukan machining. Dalam penelitian ini pisau hammer mill dibuat dengan baja karbon rendah yang relatif murah dan mudah dalam machining dengan diberikan perlakuan pengerasan permukaan agar nilai kekerasan bisa menyamai pisau hammer mill yang dibuat dari baja karbon tinggi. Baja karbon rendah yang digunakan merupakan baja AISI 1022. Metode yang digunakan adalah metode nitridasi cair. Parameter yang digunakan sebagai variasi waktu penahanan. Nitridasi dilakukan menggunakan larutan garam KNO3 + NaNO2 dengan perbandingan 50:50 di temperatur 310oC. Langkah – langkah pengujian nitridasi diawali dengan mencairkan KNO3 dengan NaNO2 pada bejana nitridasi, memanaskan spesimen didalam furnace hingga austenite guna membantu dan mempercepat proses difusi, dan material tersebut di quenching kedalam larutan garam dengan 3 variasi waktu penahanan yaitu 4 jam, 8 jam, 12 jam. Dari pengujian tersebut diketahui bahwa metode nitridasi mampu menaikan nilai kekerasan material dari semula 213,3 HV menjadi 627 HV. Dari pengujian mikrografi diketahui bahwa terbentuknya lapisan nitrid dengan ketebalan 554μm di waktu penahanan 4 jam, 704μm di waktu penahanan 8 jam, dan 977μm di waktu penahanan 12 jam. Hasil tersebut menunjukan bahwa waktu penahanan berbanding lurus dengan laju difusi dan nilai kekerasan serta lapisan nitrid masih dapat meningkat seiring dengan lamanya waktu penahanan
ANALISA PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI MATERIAL DASAR PENGGANTI CETAKAN PASIR PADA PENGECORAN BESI COR DITINJAU DARI KOMPOSISI CAMPURAN CETAKAN Umardani, Yusuf
ROTASI Volume 9, Nomor 3, Juli 2007
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.757 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.9.3.10-14

Abstract

Pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Sebagai akibat pembakaran batu bara, antara lain pada PLTU akan menghasilkan fly ash. Fly ash (abu terbang) merupakan abu ringan hasil pembakaran batu bara yang dipisahkan dari saluran keluar pembangkit listrik berbahan bakar batubara dengan menggunakan electrostatic atau mechanical precipitators. Unsur kimia yang paling banyak dalam kandungan fly ash adalah silika, alumina dan oksida besi. Kandungan silika yang dominan pada fly ash memungkinkan penggunaan fly ash sebagai bahan cetakan pada proses pengecoran logam karena sifat silika yang mampu menahan temperatur yang tinggi.Pada penelitian ini, logam yang digunakan adalah besi cor, dan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan fly ash sebagai bahan cetakan terhadap timbulnya lapisan besi cor putih (chill) pada bagian pinggir coran, sehingga material menjadi keras. Sehingga digunakannya fly ash sebagai cetakan ini, diharapkan mampu mengurangi kerugian pada pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir.Untuk melihat pengaruh fly ash terhadap hasil coran, digunakan pengujian kekerasan dan strukstur mikro, serta hasilnya dibandingkan dengan hasil coran menggunakan pasir cetak. Dari pengujian ini, diketahui dari beberapa komposisi cetakan fly ash yang hasil corannya mendekati hasil coran pasir cetak adalah komposisi dengan campuran : fly ash 100%, semen 25% FA, air 8% FA.
PENINGKATAN KUALITAS SERAT DAUN PELEPAH KELAPA MELALUI PERLAKUAN ALKALI Darmanto, Seno; Umardani, Yusuf
ROTASI Volume 11, Nomor 4, Oktober 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.433 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.4.21-25

Abstract

Research is done to analyze treatment (physical and chemical) in increasing quality of coconut leaves fiber. Plot of coconut leaves fiber research is done with determining characteristic of physically coconut leaves, method of making single fiber, treatment technical and testing of strength. Determining of physically coconut leaves characteristic is done by observing and measuring dimension directly and testing water content. Then making of single fiber is done by selecting of coconut leaves, washing, drying and brushing/shaving. Treatment of physically coconut leaves is begun from coconut leaves in sheet shape to single fiber shape. Kind of physically treatment consists of washing, soaking, natural drying and supervised drying. Washing and soaking use water. Natural drying of coconut leaves is done when coconut leaves is sheet. Supervised drying is done with hot air in ±45oC of temperature. Generation of hot air is done with heat transfer from hot water ±60oC of temperature to air in drying pan. The next, washing, soaking and supervised drying is done to prepare coconut leaves that will be used to chemical treatment. Chemical treatment is done with methode alkali. Alkali treatment to single coconut leaves fiber is done with using NaOH solution. The alkali solution is arranged with concentration variation 5%, 10% and 15%. Alkali treatment uses water as solvent. Testing of single coconut leaves fiber is done to refer JIS number R7601 for single fiber. Observing and measuring shows that coconut leave stem has ±230 of coconut leaves. Measuring dimension shows that coconut leaves width have ±1 cm in coconut leaves tip, ±4 cm in coconut leaves center and ±2 cm in coconut leaves stem tip. Water content of coconut leaves can reach ± 50%. Method of making single fiber show that brushing or shaving will be effective when coconut leave is rather dry. Then testing of tensile shows that alkali treatment is trend to increase strength and elongation. The increasing of coconut leaves quality (strength and elongation) will be optimum in concentration 10% of NaOH.
Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron) Umardani, Yusuf; Yurianto, Yurianto; Kusumaharja, Rezka Dwima
ROTASI Vol 19, No 2 (2017): VOLUME 19, NOMOR 2, APRIL 2017
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.547 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.19.2.97-103

Abstract

Besi cor kelabu merupakan paduan antara baja dan karbon dengan kandungan karbon sekitar 2.5 – 4.0% sehingga memiliki sifat keuletannya rendah, tidak dapat ditempa, tidak dapat di rol dan tidak dapat ditarik. Proses pembentukan logam yang umum digunakan untuk besi cor kelabu adalah proses pengecoran (casting). Dalam proses pengecoran, kecepatan pendinginan cor (solidifikasi) dapat mempengaruhi sifatnya, kualitas dan struktur mikrografi. Umumnya logam akan mengalami penyusutan saat dalam proses pendinginan, pada besi murni penyusutan yang terjadi antara 3 – 8%. Penyusutan dapat menyebabkan perubahan terhadap dimensi produk pengecoran secara permanen dan dapat mengurangi sifat mekanis serta kualitas dari produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kuat medan magnet pada proses pembentukan pengecoran besi cor kelabu dengan metode pemberian kuat medan magnet di dalam rongga cetakan dan magnet yang digunakan adalah magnet permanen jenis Neodymium (NdFeB). Kuat medan magnet akan mengurangi cacat penyusutan (shrinkage), mempengaruhi proses pembentukan struktur mikro dan sifat mekanis dari produk hasil pengecoran. Material yang diuji adalah besi cor kelabu dengan kuat medan magnet 31.93 µT (1 magnet) dan 84.57 µT (2 magnet) serta dengan variasi temperatur 1255 ºC dan 1404 ºC. Perbandingan kekerasan antara spesimen hasil pengecoran tanpa perlakuan dan dengan  kuat medan magnet meningkat hingga 30%, yaitu dari 237 HB menjadi 345.6 HB (temperatur tuang 1255 ºC dan perlakuan 2 magnet). Hasil pengujian mikrografi tanpa etsa menunjukkan pengaruh kuat medan magnet dapat membuat stabil tipe grafit besi cor kelabu pada dua titik awal pengujian
Ketelitian Pemasangan Tangga Bus Menggunakan Sensor Ultrasonik Yurianto, Yurianto; Umardani, Yusuf; Prasetia, Zakaria Frani
ROTASI Vol 20, No 3 (2018): VOLUME 20, NOMOR 3, JULI 2018
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.455 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.20.3.149-153

Abstract

Bus adalah transportasi umum yang populer di Indonesia. Tahap demi tahap mulai dari proses product design, stripe off, rangka, body assembling, metal finish, dempul, painting, trimming & finishing, hingga pre delivery inspection. Dalam perakitan bus harus berhati-hati meskipun masalah ini sering tidak diperhatikan. Tujuan dan manfaat dari kajian ini adalah merancang dan menerapkan alat bantu pemasangan tangga bus dengan sensor ultrasonic. Manfaat penelitian untuk meningkatkan akurasi pemasangan tangga bus. Pemasangan tangga yang curam, material yang digunakan dalam pembuatan tangga tanjakan adalah besi dan plat dimana persyaratan utama tidak tampak bengkok. Salah satu alat yang dibutuhkan adalah sensor ultrasonik yang dibuat untuk keakuratan tangga langkah. Tes ini dimulai dengan mengambil data, memasukkan data ke dalam program, menulis tes program, mengunggah program ke prototipe, dan menguji prototipe. Dari uji sensor diperoleh nilai akurasi dengan toleransi 1 mm dari ukuran sebenarnya. Toleransi ini dikategorikan sebagai instalasi tangga bus yang aman. Tangga yang dipasang menghasilkan akurasi seperti yang diinginkan. Mengurangi pekerjaan kontrol kualitas dengan akurasi yang diharapkan. Bapat menghindari kegagalan yang terjadi ketika tangga dipasang.
Co-Authors Adi Kurniawan Yusim Adi Nugroho Adi Nugroho Adityo Ristyanto Agrie F Mizan Agus Suprihanto Agus Suprihanto Agus Suprihanto Agus Tri Hardjuno Agy Randhiko Alfitra Bin’arya Putratama Amadeus Bagas Maruli Jarwanto Andhika Krismaintya Putera Andrea Tri Wibowo Azhar Azzyumardi Pasha Basyith, Mohammad Rizqi Abdul Bayu Sasmita Bernard, Jovian Bona Frans Willy Simamora Catur Pramono Daniel Sijabat Deivandra Ginanjar Bhakti Didik Ariwibowo Djoeli Satrijo Dwi Basuki Wibowo Dwi Basuki Wibowo Eko Julianto Sasono Febri Firmansyah Gilbert Fedrick Purba Glenn Natanael Samudera Grandy Yustisio Rizaldi Ginting Gunawan Dwi Haryadi Hartono Hartono Herriza, Rigo Muhammad Huda Fathu Rohman Ian Aditama Putra Ian Wiharja Juan Pratama Anandika Khairul Ayat Khoiri Rozi Khoiri Rozi Korna Ariesta Kusumaharja, Rezka Dwima Lie, Calvin M Faldy Syafar M Rafly Rafiqi Malik Sanjaya Matheus Agung Putra Yoga Mhd. Brian Awiruddin Misbah Bukhori Mohammad Nur Kholis Majid Mohd Ridwan Muhammad Ainus Sholikhin Muhammad Fajrur Rochmat Muhammad Fakhri Aji Pratomo Muhammad Farras Farshal Muhammad Iqbal Nofa Karsa Mustadzanah Norman Iskandar Ojo Kurdi Parven, Parven Paryanto Prasetia, Zakaria Frani Pratomo, Muhammad Fakhri Aji Putra, Diva Tsamara Rafikhul Fatah Ronald Sabtendra Rusnaldy Rusnaldy Saputra, Anggar Aji Sarwoko Sarwoko Satriyo Adhi Nugroho Seno Darmanto Seno Darmanto Seno Darmanto Sri Nugroho Sri Nugroho Sri Nugroho Sriyana Sriyana Sulistyo Sulistyo Sulistyo Sulistyo Sutan to Ulya Ramdhani Fikri Yuniarto Yuniarto, Yuniarto Yurianto Yurianto