Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

FAKTOR DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA BACA MELALUI MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA NFN Pranowo; Antonius Herujiyanto
Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.785 KB) | DOI: 10.26499/li.v33i2.35

Abstract

A reading habit can be defined as one’s attitude, behaviour, and mind-set patterns in reading which has been strongly rooted and unchangeable. Indonesians’ reading habit is still low. According to the 2009 research conducted by the Economic Co-operation Developing Organization [OPKE], the reading interest index of Indonesian people is the lowest among that of 52 East Asian countries. Similarly according to the 2012 data from UNESCO, the Indonesians’ reading index is 0,001, which means that there is only one out of 1000 Indonesians who is interested in reading. This study aims to describe many different factors affecting the reading comprehension skills and strategies which are in line with those efforts to develop the student’s reading habit. The subjects of the research are the fifth semester students of 2015/2016 academic year of the Department of Language (Indonesian) of USD and UST Yogyakarta. The data are the questionnaire results on the factors of reading comprehension competency and reading habit strategy developing model. The findings reveal that there are two factors which affect one’s reading comprehension competency, namely, internal and external factors, and the appropriate reading habit strategy developing models are K-W-L (Know-Want-Learnt) and MURDER (Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review).
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN ASPEK-ASPEK PRAGMATIK EDUKASIONAL UNTUK MAHASISWA JURUSAN NONBAHASA INDONESIA (Integrated Indonesian Language Learning with Educational Pragmatics Aspects for Non-Indonesian Language Students) Pranowo Pranowo
SAWERIGADING Vol 26, No 1 (2020): Sawerigading, Edisi Juni 2020
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.44 KB) | DOI: 10.26499/sawer.v26i1.730

Abstract

The research is the result of conceptual research that examines the theories of the pragmatics of education, which integrated into the Indonesian language learning for non-Indonesian language students who have only used the linguistic approach. Pragmatics of education is language learning that integrates linguistic aspects to pragmatic aspects as an approach to learning the Indonesian language. The problem is, how is the integrating of linguistic and educational pragmatics aspects into Indonesian language learning for non-Indonesian language students? The research aims to describe the integrating of the feature of educational pragmatic in Indonesian language learning for non-Indonesian language students. Data sources include (a) Indonesian language learning material for non-Indonesian language students issued by the Research and Technology Department (2013), and (b) some journal articles and pragmatic books that are relevant to the topic of research. The research data has collected by reading and recording techniques from various sources. Data analysis techniques are done by (a) identifying data, (b) classifying data, and (c) critically examining the data findings. The results show that all pedagogical pragmatics aspects basically can be integrated into Indonesian language learning for non-Indonesian language students. However, due to Indonesian language learning for non-Indonesian language students is only focused on writing scientific essays, it is not necessary to have all aspects of the pragmatics of education to be included in the learning. Educational pragmatics aspects that need to be including are only (a) some of the communicative competencies, (b) some of the static and dynamic contexts in language, and (c) some of the politeness aspects in Indonesian language learning for non-Indonesian language students.AbstrakArtikel ini merupakan hasil penelitian konseptual yang mengkaji berbagai teori pragmatik edukasional untuk diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia yang selama ini hanya menggunakan pendekatan linguistik. Pragmatik edukasional adalah pembelajaran bahasa yang mengintegrasikan aspek-aspek linguistik dengan aspek-aspek pragmatik sebagai pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan kajian ini adalah “Bagaimanakah pengintegrasian aspekaspek linguistik dan aspek-aspek pragmatik edukasional ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia?”. Tujuan kajian ini adalah mendeskripsikan pengintegrasian aspek-aspek pragmatik edukasional dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia. Sumber data berupa (a) materi pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Ristek Dikti (2013) dan (b) berbagai artikel jurnal dan buku pragmatik yang relevan dengan topik kajian. Data kajian dikumpulkan dengan teknik baca dan catat dari berbagai sumber. Teknik analisis data dilakukan dengan (a) mengidentifikasi data, (b) mengklasifikasi data, dan (c) menelaah secara kritis hasil temuan data. Hasil kajiannya adalah semua aspek pragmatik edukasional pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia. Namun, pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia hanya difokuskan pada penulisan karangan ilmiah, tidak perlu semua aspek pragmatik edukasional dimasukkan dalam pembelajaran. Aspek pragmatik edukasional yang perlu dimasukkan hanya (a) beberapa kompetensi komunikatif, (b) beberapa konteks statis dan konteks dinamis dalam berbahasa, dan (c) beberapa aspek kesantunan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa nonjurusan bahasa Indonesia.
THE ROLE OF CONTEXT IN THE INTERPRETATION OF PRAGMATIC MEANING Pranowo Pranowo
RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 13, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/retorika.v13i2.12666

Abstract

This article entitled "The Role of Context in Interpreting Pragmatic Meanings" aims to find the role of contexts in interpreting pragmatic meanings. The study is a literature review that is interpretive in nature. Data collection techniques are done by reviewing the work of the experts to map the author’s perspective on the context. The steps of the analysis are identifying the theories being reviewed, classifying the results of the identification, interpreting the results of the review, and writing a journal article. The findings of the study include 11 aspects of context to determine pragmatic meanings. Based on the findings, it can be discussed that the semantic meaning is different from the pragmatic meaning because the pragmatic meaning always depends on the context. On the basis of these findings, it can be concluded that the pragmatic meaning is determined by the extralingual contexts.
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI KONTEKS LOKAL MENUJU KONTEKS GLOBAL UNTUK MENAFSIRKAN MAKNA PRAGMATIK: STUDI KASUS BAHASA JAWA Java Local Wisdom towards a Global Context: Study of Pragmatic Meanings Pranowo Pranowo
SALINGKA Vol 17, No 2 (2020): SALINGKA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v17i2.324

Abstract

Artikel studi kasus bahasa Jawa mengenai kearifan lokal sebagai konteks lokal menuju konteks global untuk menafsirkan makna pragmatik. Acuan teorinya adalah teori reflektif interpretatif untuk memaknai kata, istilah, ungkapan yang digunakan dalam bahasa Jawa. Sumber datanya berupa artikel jurnal tentang masalah kearifan lokal sebagai konteks lokal maupun konteks global. Teknik pengumpulan data dengan mereview artikel untuk mendapatkan data. Teknik analisis data dengan langkah (a) identifikasi data, (b) klasifikasi data, (c) interpretasi data, (d) penulisan artikel jurnal. Temuan hasil kajian adalah (1) kearifan lokal sebagai konteks lokal memiliki perbedaan. Kearifan lokal sebagai konteks lokal berada dalam lingkup intralinguistik, kearifan lokal sebagai konteks lokal berada dalam lingkup ekstralinguisti, (2) konteks global dalam berbahasa harus dimaknai sebagai konteks ekstralinguistik, (3) konteks glokalisasi merupakan pengintegrasian konteks lokal dan konteks global, dan (4) penafsiran makna pragmatik dalam studi kasus ini tidak dapat digeneralisasi, tetapi satu persatu ditafsirkan secara reflektif interpretatif agar pemaknaannya tidak menimbulkan kesalahpahaman.    vThe Javanese people still maintain local wisdom, such as the phrase “pandemic” pageblugwhich needs to be interpreted from the aspect of pragmatic meaning. This Javanese casestudy refers to the interpretive reflective theory to interpret the words, terms, expressionsused in Javanese. The data source is in the form of journal articles on issues of local wisdomas a local context as well as a global context. Data collection techniques by reviewing articlesto get data. Data analysis techniques include (a) data identification, (b) data classification,(c) data interpretation, (d) journal article writing. The findings of the study are (1) localwisdom as a local context has differences. Local wisdom is in the cultural sphere, while thelocal context is the context closest to the communication environment. Thus, local wisdom asa local context is in the extralinguistic scope because as a context it will also interpret pragmaticmeanings (2) the global context in language must be interpreted as an extralinguistic context,because the global context is always outside the conversation, (3) the glocalization context isan integration of context local and global context so that every speech must always beinterpreted using a local context as well as a global context, and (4) the interpretation ofpragmatic meanings in this case study cannot be generalized, but one by one interpreted in areflective, interpretive way so that the meaning does not cause misunderstanding.
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI LISAN TAKANAB: KAJIAN EKOLINGUISTIK Antonius Nesi; R. Kunjana Rahardi; Pranowo
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.743 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v11i1.138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memerikan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi lisan Takanab berdasarkan perspektif ekolinguistik. Perspektif ekolinguistik didukung dengan studi etnografi komunikasi. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode simak, teknik catat (linguistik). Metode dan teknik itu dipadukan dengan metode percakapan etnografis, teknik rekam (etnografi). Dalam analisis data digunakan metode padan ekstralingual, teknik analisis kontekstual. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa kearifan lokal dalam tradisi lisan Takanab termanifestasi melalui kearifan local berwujud nyata (tangible) berupa batu dan air, kain tenun motif, dan rumah adat; juga melalui kearifan lokal tidak berwujud nyata (intangible) berupa bidal, perumpamaan, petuah, dan syair. Setiap wujud kearifan lokal itu memanifestasikan nilai-nilai luhur yang mencerminkan penghayatan budaya kolektif masyarakat Dawan.
Penggunaan Bahasa Nonverbal dalam Upacara Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta: Kajian Simbolik Etnopragmatik NFN Pranowo; Winci Firdaus
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v9i1.2321

Abstract

This research is an interpretive reflective research with ethnopragmatic symbolic study theory. The source of the research data was taken from the documents of two makeup artists from Yogyakata, namely the makeup dresser Lisandra and the makeup dresser Hj. Rochayati. The research data are in the form of Javanese traditional wedding document of Yogyakarta style. The data collection technique is in the form of observation of photo documentation to obtain data in the form of a marriage ceremony sequence that uses verbal and nonverbal language from preparation to the end. The data analysis technique is interpretive reflective. The concrete steps of data analysis are (a) identifying documents, (b) classifying the sequences of marriages, and (c) interpreting each stage of the ceremony. The objectives of the research are (1) to describe the form of nonverbal language in traditional marriage ceremonies, and (2) to describe the non-verbal symbolic meaning of non-verbal language in marriage ceremonies. The findings of the research are that (a) the form of Yogyakarta-style traditional wedding events there are 15 stages, ranging from paningsetan to reception, and (b) ethnopragmatic symbolic meaning in general in the form of prayer requests so that what is desired can be realized.AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian reflektif interpretatif dengan teori kajian simbolik etnopragmatik. Sumber data penelitian diambil dari dokumen dua orang juru rias dari Yogyakata, yaitu rias pengantin Lisandra dan rias penantin Hj. Rochayati (nama disamarkan). Data penelitian berupa dokumen foto perkawinan adat Jawa gaya Yogyakarta. Teknik pengumpulan data berupa observasi dokumentasi foto untuk mendapatkan data berupa urutan upacara perkawinan yang menggunakan bahasa verbal dan bahasa nonverbal dari persiapan sampai dengan akhir. Teknik analisis data dilakukan secara reflektif interpretatif. Langkah konkret analisis data adalah (a) mengidentifikasi dokumen, (b) mengklasifikasi urut-urutan acara perkawinan, dan (c) menginterpretasi tiap tahapan upacara. Tujuan penelitiannya adalah (1) mendeskripsikan wujud bahasa nonverbal dalam upacara adat perkawinan, dan (2) mendeskripsikan makna simbolik etnopragmatik bahasa nonverbal dalam upacara adat perkawinan. Temuan hasil penelitian adalah bahwa (a) wujud acara adat perkawinan gaya Yogyakarta terdapat 15 tahapan, mulai dari paningsetan sampai dengan resepsi, dan (b) makna simbolik etnopragmatik pada umumnya berupa doa permohonan agar apa yang diinginkan dapat terwujud.
Tingkat Kesantunan Nonverbal dalam Tuturan Verbal antara Penjual dan Pembeli di Pasar Beringharjo Yogyakarta: Kajian Etnopragmatik NFN Pranowo
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 9, No 2 (2020): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v9i2.2975

Abstract

The levels of nonverbal politeness in verbal speech acts is an ethnopragmatic study. The research design was descriptive qualitative with ethnopragmatic basic theory. Ethnographic theory is basically a theory commonly used to study the culture of an ethnicity. In further developments, ethnography can be used to study cultural acts, including speech acts in language. Cultural acts in language cannot be separated from the context of language usage. Therefore, this study also involves pragmatic theory. Cultural speech acts can occur in various environments of speech events. This research will examine speech acts that occur in the cultural environment of the Beringharjo market in Yogyakarta when traders and buyers transact with each other. The research objectives are (a) to describe the form of nonverbal politeness used by buyers and sellers in the Beringharjo market, and (b) to describe the factors that influence the level of nonverbal politeness in verbal speech by the seller-buyer. AbstrakTingkat kesantunan nonverbal dalam tindak tutur verbal merupakan kajian etnopragmatik. Desain penelitian adalah deskripsitif kualitatif dengan teori dasar etnopragmatik. Teori etnografi pada dasarnya merupakan teori yang biasa digunakan untuk mengkaji kebudayaan suatu etnis. Dalam perkembangan selanjutnya, etnografi dapat dipakai untuk mengkaji tindak budaya, termasuk tindak tutur berbahasa. Tindak budaya dalam berbahasa tidak dapat dilepaskan dengan konteks pemakaian bahasa. Oleh karena itu, kajian ini juga melibatkan teori pragmatik. Tindak tutur budaya dapat terjadi di berbagai lingkungan peristiwa tutur. Penelitian ini akan mengkaji tindak tutur yang terjadi di lingkungan budaya Pasar Beringharjo Yogyakarta ketika pedagang-pembeli saling bertransaksi. Tujuan penelitiannya adalah (a) mendeskripsikan wujud kesantunan nonverbal yang digunakan oleh penjual-pembeli dan antarpedagang di Pasar Beringharjo, dan (b) mendeskripsikan faktor yang memengaruhi tingkat kesantunan nonverbal dalam tuturan verbal oleh penjual-pembeli.
Bahasa nonverbal sebagai konteks dalam pembelajaran BIPA: kajian pragmatik edukasional Pranowo Pranowo
Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.474 KB) | DOI: 10.26499/jbipa.v1i2.1753

Abstract

 Non-verbal language learning as a context of Indonesian as foreign language learning needs serious attention because, in addition to learning verbal writing language, they also learn spoken language and cultural background. Therefore, learning must integrate an educationally linguistic approach with educational pragmatic words. Educational linguistic approaches in its nature are teaching the structure of language and its meaning, while a pragmatic approach or communicative approach is, in fact, the teaching of the use of languages and the context of its usage.  The problem in this article is "What is the role of non-verbal language as a context in Indonesian language learning for foreign speakers (BIPA), an educational pragmatic study?". The purpose of this study is (1) to describe the use of nonverbal language as a context that often accompanies verbal language, (2) want to set the BN learning that is related to verbal based on a pragmatic approach, (3) want to Describe the pragmatic nature of Educational, (4) want to describe the process of acquisition of BIPA integrated between verbal language with non-verbal language, (5) want to describe the role of BIPA teacher. 
Preservasi Bahasa Jawa Krama Sebagai Monumen Hidup Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Pranowo Pranowo; Benedictus Bherman Dwijatmoko; Danang Satria Nugraha
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.3909

Abstract

This study examines the efforts to preserve the Javanese language (BJ) Krama as a living repository of indigenous knowledge. This study focuses on how to preserve BJ Krama for the younger generation of Yogyakarta (GMY), with subproblems (a) a description of GMY's capacity to speak Javanese Krama and (b) preservation efforts for BJ Krama for GMY. Sources of data for this study include ethnic Javanese students in a multilingual speech context (Javanese, Indonesian, English, and other regional languages), particularly those enrolled in the undergraduate program at Sanata Dharma University. This study's data consists of descriptions of questionnaire responses from student respondents. The technique of content analysis was employed to analyze the data. This investigation led to the discovery of techniques for retaining verbal-oral BJ Krama for GMY. There are two distinct discoveries in particular. First, contextually, the situation of GMY as young BJ speakers is that they are still engaged in learning BJ Krama despite facing internal and external barriers. Second, there are at least two projections regarding preservation initiatives, including (a) commencing cooperation with government and private entities and (b) building creative work spaces through various language-based business incubation activities. This essentially indicates that cross-institutional BJ Krama preservation efforts based on enhancing GMY creativity are viable and can be constructed at the level of praxis activities, in accordance with the local wisdom values agreed upon by the speech community group. AbstrakKajian ini mendeskripsikan upaya mempreservasi bahasa Jawa (BJ) Krama sebagai monumen hidup kearifan lokal. Permasalahan utama kajian ini adalah cara mempreservasi BJ Krama verbal-lisan untuk generasi muda Yogyakarta (GMY), dengan submasalah (a) deskripsi kemampuan GMY berbahasa Jawa Krama dan (b) upaya mempreservasi BJ Krama bagi GMY. Sumber data kajian ini adalah mahasiswa-mahasiswi etnis Jawa dalam lingkungan tutur multibahasa (bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa daerah lain), khususnya pada program sarjana di Universitas Sanata Dharma. Data kajian ini berwujud uraian jawaban angket/kuesioner dari mahasiswa responden. Data dianalisis berdasarkan teknik analisis-isi (content analysis). Hasil penelitian ini, secara umum, adalah ditemukan cara-cara mempreservasi BJ Krama verbal-lisan untuk GMY. Secara khusus, terdapat dua temuan spesifik. Pertama, secara kontekstual, kondisi GMY sebagai penutur muda BJ adalah masih berminat menguasai BJ Krama tetapi menghadapi kendala internal dan eksternal. Kedua, berkaitan dengan upaya preservatif, sekurang-kurangnya terdapat dua proyeksi meliputi  (a) inisiasi kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta dan (b) penciptaan ruang kerja kreatif dengan membuat berbagai kegiatan inkubasi usaha berbasis bahasa. Secara implikasional, dapat dinyatakan bahwa upaya preservasi BJ Krama lintas institusional berbasis optimalisasi kreativitas GMY bersifat prospektif dan dapat direalisasikan dalam tataran kegiatan praksis secara terstruktur sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal yang disepakati oleh kelompok masyarakat tutur.
WUJUD DAN FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PEMAKAIAN BAHASA JAWA KRAMA DAN CARA MEMPRESERVASINYA Pranowo Pranowo; Benedictus Bherman Dwijatmoko; Danang Satria Nugraha
Widyaparwa Vol 49, No 2 (2021)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.139 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v49i2.881

Abstract

This study discusses "The Form and Factors Causing Errors in Using the Javanese Language of Manners and Cras for Preserving It". This study uses the theory of language relativity to analyze errors in the use of Javanese. Sources of data are students who are in the working environment of researchers. The data is in the form of Javanese speech manners. Data collection techniques are in the form of questionnaires and structured interviews by means of fishing techniques via e-mail or WhatsApp (WA). Data analysis techniques consist of data identification, data classification, and data interpretation. The results of the study are (1) the form of errors in the use of errors in the use of Javanese manners (various types of words and affixes). The causal factor is because (a) they have not been able to distinguish the vocabulary of Javanese krama from Indonesian, (b) have not been able to distinguish the use of Javanese krama for oneself and for parents or other respected people, (c) the Javanese language mastered is limited to "krama ndesa", (d) adjectives that do not have concrete references are a problem in itself, and (e) many of the Javanese krama affixes used are incomplete, (2) the preservation of the Javanese krama language needs to be carried out so that the Javanese krama language remains sustainable. However, there are still some obstacles faced, namely (a) many parents no longer use BJ krama, (b) the younger generation speaks accustomed to using Javanese ngoko or Indonesian, (c) some Javanese language teachers are not from their fields, (e) many BJ teachers are not creative enough, and (f) the younger generation of Javanese who are not good enough get less motivation from their environment.Penelitian ini membahas “Wujud dan Faktor Penyebab Kesalahan Pemakaian Bahasa Jawa krama dan Cara Mempreservasinya”. Penelitian menggunakan teori relativitas bahasa untuk menganalisis kesalahan pemakaian bahasa Jawa. Sumber data adalah  para mahasiswa yang berada di lingkungan kerja peneliti. Data berupa tuturan bahasa Jawa krama. Teknik pengumpulan data berupa angket dan wawancara terstruktur dengan cara teknik pancing lewat e-mail atau WhatsApp (WA). Teknik analisis data terdiri atas identifikasi data, klasifikasi data, dan interpretasi data. Hasil penelitian berupa dua temuan. Pertama, wujud kesalahan pemakaian kesalahan pemakaian bahasa Jawa krama  pada berbagai jenis kata dan imbuhan). Faktor peyebabnya adalah karena (a) belum mampu membedakan kosakata bahasa Jawa krama dengan bahasa Indonesia, (b) belum dapat membedakan per-untukan bahasa Jawa krama untuk diri sendiri dan untuk orang tua atau orang lain yang dihormati, (c) bahasa Jawa yang dikuasai terbatas pada “krama ndesa”, (d) kata sifat yang tidak memiliki acuan konkret menjadi kesulitan tersendiri, dan (e) banyak imbuhan bahasa Jawa krama yang dipakai tidak lengkap. Kedua, preservasi bahasa Jawa krama yang perlu terus dilakukan agar bahasa Jawa krama tetap lestari. Namun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu (a) banyak orang tua tidak lagi menggunakan BJ krama, (b) generasi muda bertutur terbiasa menggunakan bahasa Jawa ngoko atau bahasa Indonesia, (c) sebagian guru bahasa Jawa bukan dari bidangnya, (e)  banyak guru BJ yang kurang kreatif, dan (f) bahasa Jawa generasi muda yang belum baik kurang mendapat motivasi dari lingkungannya.