Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tradisi Nitik: Karakteristik, proses, dan makna batik Nitik Yogyakarta Aida Roihana Zuhro
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 26, No 2 (2021)
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.327 KB) | DOI: 10.21831/hum.v26i2.40586

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan karateristik, proses dan makna dibalik motif batik Nitik khas Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif studi literatur dan penafsiran terhadap subjek yaitu tradisi Nitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara ahli dan seniman batik yang terdapat di Yogyakarta sebagai fenomena dalam seni tradisi. Analisis data dilakukan dengan cara interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan paparan proses tradisi nitik, karakteristik khas batik Nitik adalah tidak adanya proses pembuatan pola pada batik Nitik beserta makna filosofinya. Beberapa contoh filosofi di balik makna motif batik Nitik antara lain motif Dewi Rengganis yang mencerminkan sifat kecantikan, keluwesan, dan ketangkasan pemimpin putri; motif Jaya Kirana yang bermakna kewenangan yang termashur; serta motif Kuncup Kanthil yang erat hubungannya dengan makna ketuhanan. Pada saat ini 60 motif batik Nitik telah berhasil diidentifikasi dengan variasi motif tumbuhan. Upaya pelestarian tradisi Nitik yang dilakukan oleh pengrajin, penggiat batik, dan masyarakat daerah Trimulyo digiatkan dengan tujuan menghasilkan motif nitik terkini dan proses regenerasi sebagai upaya pelestarian budaya membatik untuk generasi muda. Nitik tradition: Characteristics, process, and meaning behind the motif of Nitik Batik YogyakartaThis study aimed to explain the characteristics, processes, and meanings behind the motif of Nitik batik, Yogyakarta. This research was conducted qualitatively by studying literature and interpretation of the subject. The data collection was carried out through observation and interviews with experts and batik artists in Yogyakarta. The data analysis was carried out through interpretation. The research results show that the exposure to the nitik tradition process, a distinctive characteristic of Nitik batik, is no pattern-making process in nitik batik and its philosophical meaning. Some examples of the philosophy behind the meaning of the nitik batik motif include the Dewi Rengganis motif, which reflects the beauty, flexibility, and agility of female leaders; the Jaya Kirana motif, which means the famous authority; and the Kuncup Kanthil motif, which is closely related to the meaning of divinity. At this time, 60 nitik batik motifs have been identified with various plant motifs. Efforts to preserve the Nitik tradition carried out by artisans, batik activists, and the people of the Trimulyo area are intensified to produce the latest nitik motifs and the regeneration process to preserve batik culture for the younger generation.
Pengembangan media seni mainan tradisional untuk pembelajaran seni budaya anak Aida Roihana Zuhro; Pramudya Cahyandaru
Imaji Vol 20, No 1 (2022): IMAJI APRIL
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v20i1.45291

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengetahui kelayakan media digital mainan tradisional untuk pembelajaran seni budaya Sekolah Dasar (SD). Metode penelitian yang digunakan yaitu RD melalui menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan, dan menilai media digital mainan tradisional. Media digital mainan tradisional bersumber dari beberapa mainan anak tradisional yang ditemukan di Yogyakarta, Magelang, Klaten, Sleman, dan Bantul untuk dikembangkan menjadi media pembelajaran digital untuk anak SD. Mainan anak tradisional tersebut bersumber dari seni budaya tradisi yaitu kesenian wayang kulit purwo sebagai ide penciptaan maianan anak seperti umbul, wayang kertas, hiasan buku, hiasan pensil dan sebagainya sebagai maianan anak yang mengajarkan literasi nilai-nilai budaya lokal. Penggunaan media ini diharapkan dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak pada tahap operasional konkret. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan berdasarkan penilaian ahli materi ahli media, ditemukan bahwa media ini layak digunakan untuk mengajarkan literasi budaya tradisi lokal kepada anak SD, literasi matematika seperti pada dakon dan dapat pula sebagai sumber ide anak untuk cerita dan sumber ide menggambar. Kata kunci: mainan anak, media dan seni budaya Development of traditional toy-art media for children's cultural arts learning AbstractThis study aims to create and determine the feasibility of digital media for traditional toys for learning arts and culture in Elementary Schools (SD). The research method used is RD through analysing, designing, developing, implementing, and assessing digital media for traditional toys. Digital media for traditional toys is sourced from several traditional children's toys found in Yogyakarta, Magelang, Klaten, Sleman, and Bantul to be developed into digital learning media for elementary school children. The traditional children's toys are sourced from traditional cultural arts, namely the art of wayang kulit purwo as an idea for creating toys such as banners, paper puppets, book decorations, pencil decorations and so on, as children's toys teach literacy of local cultural values. This media is expected to stimulate various aspects of children's development at the concrete operational stage. Based on the results of interviews with teachers and based on the assessment of material experts media experts, it was found that this media is suitable for teaching local traditional cultural literacy to elementary school children, mathematical literacy as in Dakon and can also be a source of children's ideas for stories and sources of drawing ideas.              Keywords: traditional children's toys, media, and cultural arts