Rahmah Johar
Syiah Kuala University

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN METAKOGNITIF SISWA SMP PADA MATERI LINGKARAN BERDASARKAN GENDER Elly Rizki Diandita; Rahmah Johar; Taufik Fuadi Abidin
Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jpm.11.2.2533.79-97

Abstract

Komunikasi matematis merupakan salah satu tujuan pembelajaran pada kurikulum matematika di Indonesia dan menjadi salah satu standar kompentensi lulusan siswa sekolah dari pendidikan dasar. Selain kemampuan komunikasi, terdapat aspek kemampuan lain yang turut memberikan kontribusi terhadap keberhasilan seseorang dalam memahami matematika dengan baik yaitu kemampuan metakognitif. Perbedaan perempuan dan laki-laki hampir terjadi di segala bidang termasuk di dalamnya tentang prestasi hasil belajar. Untuk melihat kemampuan komunikasi matematis dan metakognitif dalam peneltian ini ditinjau dari perbedaan gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  kemampuan komunikasi matematis dan metakognitif siswa SMP berdasarkan gender. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh, SMP Negeri 9 Banda Aceh, dan SMP Negeri 13 Banda Aceh dengan sampel masing-masing 1 (satu) kelas dari setiap sekolah. Pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis dan lembar pertanyaan metakognitif serta wawancara dari hasil pertanyaan metakognitif.  Untuk melihat perbedaan kemampuan matematis dan metakognitif siswa digunakan Uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa menengah pertama pada materi lingkaran berdasarkan gender pada sampel penelitian; 2) tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa menengah pertama pada materi lingkaran berdasarkan gender di setiap sekolah yang menjadi sampel penelitian; 3) tidak terdapat perbedaan kemampuan metakognitif siswa sekolah menengah pertama dalam pada materi lingkaran berdasarkan gender pada sampel penelitian; 4) tidak terdapat perbedaan kemampuan metakognitif siswa sekolah menengah pertama dalam pada materi lingkaran berdasarkan gender di setiap sekolah yang menjadi sampel penelitian; 5) terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan komunikasi matematis dengan kemampuan metakognitif siswa. DOI: http://dx.doi.org/10.22342/jpm.11.2.2533.
Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh pada Materi Geometri Bidang Datar Rizky Amalia; Rahmah Johar; Bintang Zaura
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.552 KB)

Abstract

Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan suatu keadaan perasaan, keadaan emosional, gelisah, ketidaknyamanan, atau takut. Kecemasan dalam belajar matematika akan membuat  sulit berpikir dan berkonsentrasi akibatnya berpengaruh pada prestasi belajar. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menawarkan berbagai  pendekatan, salah satunya dengan Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual), yaitu pembelajaran yang menekankan bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Penelitian ini mengangkat masalah apakah pendekatan SAVI dapat mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dan apakah dengan pendekatan SAVI siswa dapat mencapai nilai ketuntasan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.   Desain dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X5 dengan jumlah 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan angket kecemasan belajar matematika siswa. Teknik pengolahan data angket menggunakan uji-t satu pihak yaitu uji-t pihak kiri sedangkan untuk hasil belajar menggunakan uji-t pihak kanan. Hasil yang diperoleh dari data kecemasan adalah t hitung t tabel yaitu 2,26 1,70 maka tolak H0 sehingga adanya pengurangan kecemasan matematika siswa pada materi geometri bidang datar dengan menerapkan pendekatan SAVI dikelas X5 SMA Negeri 4 Banda Aceh. Hasil penelitian data hasil belajar siswa adalah t hitung t tabel yaitu 7,08 1,70 maka tolak H0  sehingga kesimpulannya hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan SAVI pada materi geometri bidang datar mencapai ketuntasan.Kata kunci: Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual), Kecemasan  matematika
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pola Bilangan di Kelas VIII MTsN Model Banda Aceh Mila Furrahmah; Rahmah Johar; Bintang Zaura
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.231 KB)

Abstract

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau aktifitas untuk menyelidiki atau menilai  informasi. Berfikir kritis bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, sehingga keputusan yang dianggap terbaik akan dilakukan dengan benar. Namun, pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis matematika siswa masih belum memuaskan. Hal tersebut disebabkan karena siswa masih lemah dalam menyelesaikan soal non rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pola bilangan di kelas VIII-9 MTsN Model Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-9 MTsN Model Banda Aceh. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan berpikir kritis yang diperkuat dengan wawancara. Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif, sedangkan hasil tes kemampuan berpikir kritis dinilai sesuai dengan pedoman penilaian kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari 36 orang siswa terdapat 16 (45%) orang siswa masuk dalam kriteria  kemampuan berpikir kritis tinggi, 13 (36%) orang siswa masuk dalam kriteria kemampuan berpikir kritis sedang , dan 7 (19%) orang siswa masuk dalam kriteria kemampuan berpikir kritis rendah. Siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis pada kategori tinggi, karena melalui tahap klarifikasi, assessment dan inferensi. Siswa pada kategori sedang, hanya melalui tahap klarifikasi dan assessment, sedangkan siswa pada kategori rendah, hanya melalui tahap klarifikasi saja.  Kata Kunci:         berpikir kritis, kemampuan berpikir kritis, pola bilangan.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh Nur Dewi; Rahmah Johar; Tuti Zubaidah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.247 KB)

Abstract

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu matematika diajarkan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit siswa beraggapan bahwa matematika itu sulit dipahami. Ketika siswa dihadapkan pada masalah berbentuk cerita dalam bentuk matematika dan sifatnya tidak rutin yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah siswa cenderung tidak dapat menyelesaikannya. Salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan yang proses belajarnya memanfaatkan masalah-masalah matematika yang nyata (real), siswa dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara bermakna dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya yang menjadi hal yang sangat mendasar dalam pengembangan permasalahan yang realistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa malalui pendekatan realistik pada materi perbandingan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu pre-experimental design, yaitu one-group pretest and posttest group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana kelas yang dipilih adalah kelas VIII7 dengan jumlah siswa 28  orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes yaitu pretest (tes awal) dan postest (tes akhir), sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t. Simpulan penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Kata kunci: Pemecahan masalah, pendekatan matematika realistik, perbandingan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Pembelajaran dengan Model Treffinger pada Materi Segiempat Siti Sara; Rahmah Johar; Cut Morina Zubainur
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.984 KB)

Abstract

Salah satu kemampuan matematis yang masih memerlukan perhatian guru dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan ini belum seperti yang diharapkan. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif dapat diupayakan melalui pembelajaran dengan menerapkan model Treffinger. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi segiempat melalui pembelajaran dengan model Treffinger. Sebanyak 19 siswa kelas VII SMP Negeri 16 Banda Aceh dilibatkan dalam penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan melalui tes kemampuan berpikir kreatif. Data penelitian dianalisis dengan merelevansikan jawaban siswa dengan kriteria dari kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan dan kebaruan. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu sebanyak 19 siswa memenuhi kriteria kelancaran untuk soal nomor 1 tentang pengetahuan dan 4 dari 19 siswa memenuhi kriteria kelancaran untuk soal nomor 2 tentang penerapan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua siswa memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif yang pertama yaitu kelancaran untuk soal mengenai pengetahuan dan 4 dari 19 siswa memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif kelancaran untuk soal tentang penerapan. Setelah diberikan pembelajaran dengan model Treffinger, guru perlu memperhatikan kesiapan siswa dalam melaksanakan setiap langkah pembelajaran dari model Treffinger berkaitan dengan kemampuan siswa. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dikarenakan siswa belum terbiasa menerima pembelajaran dengan model Treffinger dan siswa kurang terbiasa apabila diberi soal terbuka yang mempunyai banyak cara penyelesaian.  Kata Kunci:     Kemampuan Berpikir Kreatif, Model Pembelajaran Treffinger, Segiempat.
Developing Remedial Learning Videos on Algebraic Expression Material in Junior High Schools Salsabila Khairani; Mailizar Mailizar; Mukhlis Hidayat; Rahmah Johar
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 13 No. 1 (2024): January
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v13i1.1981

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran remedial yang terjadi saat ini dianggap belum sesuai dengan Permendikbud No 103 tahun 2014 karena guru mengalami keterbatasan waktu. Penggunaan video pembelajaran remedial berbasis e-learning merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi keterbatasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video pembelajaran remedial berbasis e-learning pada materi bentuk aljabar yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan ADDIE. Subjek dalam penelitian ini adalah 82 Siswa Kelas VIII dari tiga jenjang sekolah Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar validasi video, angket respon siswa, dan tes remedial menggunakan e-learning. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa video pembelajaran remedial diperoleh rerata validasi adalah 98.40% memiliki kriteria sangat valid, hasil respon siswa sebesar 83.28% memiliki kriteria praktis, dan efektif berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari N-Gain pada tes diagnostik dan tes remedial sebesar 0.57 pada kategori sedang. The current implementation of remedial learning is considered not in accordance with Permendikbud (Regulation of the Minister of Education and Culture) No. 103 of 2014 because teachers experience time constraints. Using remedial learning videos based on e-learning is one of the efforts that can be made to overcome these constraints. This study aimed to develop remedial learning videos based on e-learning on algebraic forms material that met valid, practical, and effective criteria. This study used the research and development approach with the ADDIE development model. The subjects in this study were 82 Grade VIII students at three levels of school in Banda Aceh. The instruments used were a validation sheet, student response questionnaire, and remedial test using e-learning. Based on the results of the study, the validation average obtained is 98.40% with very valid criteria, student response obtained at 83.28% with practical criteria, and effective based on the increase in student learning outcomes seen from the N-Gain on the diagnostic test and remedial test of 0.57 in the moderate category.