Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FITUR MORFOLOGI SECARA KUANTITATIF SAPI BALI KECAMATAN PAMENANG DAN BANGKO KABUPATEN MERANGIN ., Maimunah; ., Depison; Wiyanto, Eko
Jurnal Peternakan Nusantara Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jpn.v7i1.3072

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fitur morfologi secara kuantitatif sapi Bali Kecamatan Pamenang dan Bangko Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey. Teknik pengambilan sampel secara purpossive sampling. Umur ternak yang diambil adalah umur I1 dan jumlah sampel masing-masing kecamatan sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 30 ekor  jantan dan 30 ekor betina. Data yang dihimpun adalah Bobot Badan (BB), pertambhan bobot badan harian (PBBH) dan ukuran-ukuran tubuh meliputi: Panjang Badan, Tinggi Pundak, Lingkar dada, Dalam Dada, Lebar Dada, Lingkar Kanon dan Tinggi Pinggul. Data dianalisis menggunakan uji t. Analisis komponen utama untuk mengetahui faktor penentu ukuran dan bentuk sapi Bali serta analisis korelasi dan determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara ukuran tubuh dengan bobot badan. Hasil penelitian menunjukan bahwa BB, PBBH dan ukuran-ukuran tubuh sapi Bali jantan antara Kecamatan Pamenang dan Bangko, serta sapi Bali betina di Kecamatan Pamenang dengan betina Bangko berbeda tidak nyata (P>0,05), namun antara sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko berbeda nyata (P<0,05). Kesimpulan BB, PBBH dan ukuran-ukuran tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Bangko. Penentu penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko secara berurutan adalah Lingkar Dada dan Tinggi Pundak. Korelasi antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan yang tertinggi pada sapi Bali jantan maupun betina di dua kecamatan adalah Lingkar Dada. Ukuran tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko sudah memenuhi persyaratan minimum SNI kelas III.
FITUR MORFOLOGI SECARA KUANTITATIF SAPI BALI KECAMATAN PAMENANG DAN BANGKO KABUPATEN MERANGIN ., Maimunah; ., Depison; Wiyanto, Eko
Jurnal Peternakan Nusantara Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jpn.v7i1.3072

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fitur morfologi secara kuantitatif sapi Bali Kecamatan Pamenang dan Bangko Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey. Teknik pengambilan sampel secara purpossive sampling. Umur ternak yang diambil adalah umur I1 dan jumlah sampel masing-masing kecamatan sebanyak 60 ekor yang terdiri dari 30 ekor  jantan dan 30 ekor betina. Data yang dihimpun adalah Bobot Badan (BB), pertambhan bobot badan harian (PBBH) dan ukuran-ukuran tubuh meliputi: Panjang Badan, Tinggi Pundak, Lingkar dada, Dalam Dada, Lebar Dada, Lingkar Kanon dan Tinggi Pinggul. Data dianalisis menggunakan uji t. Analisis komponen utama untuk mengetahui faktor penentu ukuran dan bentuk sapi Bali serta analisis korelasi dan determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara ukuran tubuh dengan bobot badan. Hasil penelitian menunjukan bahwa BB, PBBH dan ukuran-ukuran tubuh sapi Bali jantan antara Kecamatan Pamenang dan Bangko, serta sapi Bali betina di Kecamatan Pamenang dengan betina Bangko berbeda tidak nyata (P>0,05), namun antara sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko berbeda nyata (P<0,05). Kesimpulan BB, PBBH dan ukuran-ukuran tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Bangko. Penentu penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko secara berurutan adalah Lingkar Dada dan Tinggi Pundak. Korelasi antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan yang tertinggi pada sapi Bali jantan maupun betina di dua kecamatan adalah Lingkar Dada. Ukuran tubuh sapi Bali jantan dan betina di Kecamatan Pamenang dan Bangko sudah memenuhi persyaratan minimum SNI kelas III.
Hubungan Bobot Telur dengan Bobot Tetas dan Bobot Tetas dengan Bobot Badan Ayam Merawang G1 sampai Umur 4 Bulan M. Sari; Depison Depison; Gushariyanto Gushariyanto; E. Wiyanto
Jurnal Peternakan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v18i2.13769

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui hubungan bobot telur dengan bobot tetas dan bobot tetas dengan bobot badan, pertambahan bobot badan dan penciri ukuran dan bentuk tubuh ayam Merawang jantan dan betina (G1) sampai umur 4 bulan. Metode penelitian adalah metode eksperimen. Materi penelitian yaitu telur ayam Merawang sebanyak 315 butir,  menghasilkan    174 ekor ayam Merawang yang terdiri 68 ekor jantan dan 106 ekor betina. Data yang dihimpun meliputi: bobot telur, bobot tetas, bobot badan umur 1-4 bulan serta pertambahan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh. Perbedaan rataan bobot telur, bobot tetas, bobot badan serta pertambahan bobot badan dianalisis menggunakan Uji-t. Analisis Regresi dan Korelasi digunakan untuk melihat hubungan dan keeratan hubungan antara bobot telur dengan bobot tetas dan bobot tetas dengan bobot badan dari umur 1-4 bulan. Analisis komponen utama digunakan untuk mengidentifikasi penciri bentuk dan ukuran tubuh. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak statistika Minitab versi 18. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan bobot telur, bobot tetas, bobot badan, pertambahan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam Merawang jantan berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Merawang betina. Bobot telur berpengaruh nyata terhadap bobot tetas dan bobot tetas berpengaruh nyata terhadap bobot badan umur 1 hari - 4 bulan. Keeratan hubungan bobot telur dengan bobot tetas serta bobot tetas dengan bobot badan umur 1 hari - 4 bulan positif dan signifikan. Penciri ukuran tubuh pada ayam Merawang jantan dan betina yaitu lingkar dada, sedangkan penciri bentuk tubuh yaitu panjang tubuh atas dan panjang dada.The Relationship Between Egg Weight with Hatching Weight and Hatching Weight with Body Weight G1 of Merawang Chicken Aged up to 4 MonthsABSTRACT. This study aims to determine the relationship between egg weight and hatching weight and hatching weight with body weight, body weight gain, and the size and shape of male and female Merawang chickens (G1) until the age of 4 months. The research method is an experimental method. The research material is Merawang chicken eggs as many as 315 eggs were hatched .174 Merawang chickens consisting of 68 males and 106 females. The data collected included: egg weight, hatching weight, bodyweight aged 1-4 months as well as body weight gain and body measurements. Differences in average egg weight, hatching weight, body weight, and body weight gain were analyzed using the t-test. Regression and Correlation Analysis was used to see the relationship and the close relationship between egg weight and hatching weight and hatching weight and body weight from 1-4 months of age, principal component analysis was used to identify body shape and size markers. Data processing used statistical software Minitab version 18. The results of this study showed that the average egg weight, hatching weight, body weight, body weight gain, and body sizes of male Merawang chickens were significantly different (P<0.05) higher than that of male Merawang chickens. Chasing female. Egg weight had a significant effect on hatching weight and hatching weight had a significant effect on body weight at the age of 1-4 months. The close relationship between egg weight and hatching weight and hatching weight with bodyweight at 1-4 months of age were positive and significant. Body size markers in male and female Merawang chickens were chest circumference, while body shape markers were upper body length and chest length.
Association of growth hormone gene polymorphism with bodyweight Kampung chicken Muqsita Rahmat; Depison Depison; Eko Wiyanto
Livestock and Animal Research Vol 20, No 1 (2022): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.361 KB) | DOI: 10.20961/lar.v20i1.53736

Abstract

 Objective: The study's goal was to obtain growth hormone gene polymorphism and association growth hormone gene polymorphism with bodyweight Kampung chicken.Methods: The research material is 50 samples of blood from Kampung chickens aged three months. The method used was included: DNA ektraksi, amplification PCR, characterization and identification using PCR-RFLP with the enzyme MspI. The data collected is of a frequencies genotype and allele. The locus was polymorphic, equilibrium population on the diversity of the gene GH MspI association with body weight at three months of age was an analysis using the mean difference test.Results: Gene GH MspI of Kampung chicken polymorphic, the gene GH of Kampung chicken is in a population imbalance, gene GH MspI of Kampung chicken has a diversity very informative and has an association polymorphic on the genotype A2A2 significant (P<0.05) with bodyweight Kampung chickens aged three months.Conclusions: Gene GH MspI of Indonesian chicken has an association with body weight aged three months, polymorphic, and can be used as a reference in making selections to improve genetic quality.
Indeks Keanekaragaman Hasil Tangkapan Jala (Cast net) di Sungai Tabir Kelurahan Mampun Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Bibit Bibit; Lisna Lisna; Agus Budiansyah; Nelwida Nelwida; Eko Wiyanto; Fauzan Ramadhan
Ilmu Perairan (Aquatic Science) Vol 10, No 3 (2022): November
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jipas.10.3.p.185-189

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 mei 2022 sampai 19 juli 2022 di Sungai Tabir Kelurahan Mampun Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Analisis data yang digunakan adalah Komposisi Jenis, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi. Hasil tangkapan Jala selama 15 hari penelitian di Sungai Tabir yaitu Ikan Seluang Rasbora argyotaenia 234 ekor dengan rata-rata per hari 15,6 ekor, Ikan Senggiring Mystus Sp. 119 ekor dengan rata-rata 7,93 ekor, Ikan Kapiat Barbonymus schwanenfeldii 89 ekor dengan rata-rata 5,93 ekor, Ikan Nilem Osteochilus vittatus 77 ekor dengan rata-rata 5,13 ekor dan Ikan Beterung Pristolepis fasciata 55 ekor dengan rata-rata 3,67 ekor. Hasil indeks keanekaragaman 1,47, indeks keseragamannya 0,91 dan indeks dominansi 0,26. Dapat diambil kesimpulan bahwa Indeks Keanekaragaman Sedang, Indeks keseragamannya Tinggi sedangkan Indeks Dominansi rendah.
Indeks Morfologi Tubuh Kambing Peranakan Etawah (PE) di Sentra Pembibitan Kambing Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi: Body Morphology Index of Ettawa Cross Breed Goat in Goat Breeding Center Sub-District of Mestong, Muaro Jambi District Eko Wiyanto; Anto Yahya Putra
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. 23 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.623 KB) | DOI: 10.22437/jiiip.v23i1.9607

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Sentra Peternakan Kambing di kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi selama 6 (enam) bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai. Obyek yang diamati adalah kambing Peranakan Etawah umur lepas sapih (6 bulan). Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui indeks morfologi ukuran-ukuran tubuh kambing Peranakan Etawah yang meliputi : weight, height slope, length index, width slope, depth index, foreleg length, balance dan cumulative index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ukuran tubuh kambing jantan lebih besar dibandingkan dengan kambing betina. Dari perhitungan didapatkan nilai indeks morfologi kambing jantan adalah weight = 52726,34; Height slope = -1,88; Lenght index = 1,0165; Width slope = 0,9935; Depht index = 0,5003 dan Foreleg length = 27,24. Sedangkan indeks morfologi kambing betina adalah Weight = 47477,46; Height slope = -1,94; Lenght index = 1,0278; Width slope = 0,9645; Depht index = 0,4988 dan Foreleg lenght = 26,34. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kambing Peranakan Etawah umur lepas sapih di Sentra Pembibitan Kambing di kecamatan Mestong kabupaten Muaro Jambi mempunyai indeks morfologi yang tidak berbeda jauh dengan kambing Peranakan Etawah yang ada di beberapa daerah di Indonesia. kambing Peranakan Etawah, Indeks morfologi, umur lepas sapih.