Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FUNGSI TINGGALAN MBARU GENDANG DI KAMPUNG RUTENG PU’U Lensiani Yuri Arawi Nanggor; I Wayan Srijaya; Rochtri Agung Bawono
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 10 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v2i10.1752

Abstract

Rumah adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas unik, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Salah satu rumah tradisional yang memiliki arsitektur tradisional dan unik yang berada di Kabupaten Manggarai yaitu Mbaru Gendang Ruteng Pu'u. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui fungsi dari tinggalan mbaru gendang di Kampung Ruteng Pu'u. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pengumpulan data secara observasi, studi pustaka, dan wawancara dengan informan mengenai tinggalan mbaru gendang Ruteng Pu'u. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis kualitatif, dan kontekstual. Adapun hasil penelitian ini memperoleh bahwa mbaru gendang merupakan rumah sakral bagi Masyarakat Manggarai, mbaru gendang bukan sekedar rumah biasa tetapi mbaru gendang merupakan tempat dimana segala ritus adat dalam sebuah kampung diadakan, dan tempat diterimanya tamu-tamu penting dalam sebuah kampung.
TEKNOLOGI PERTANIAN TRADISIONAL PADA MASA SUNDA KUNO HINGGA KINI DI KAMPUNG CENGKUK, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT: BERDASARKAN KAJIAN ETNOARKEOLOGI Tesalonika Kristianti; I Wayan Srijaya; Coleta Palupi Titasari
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 6 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i6.4814

Abstract

Pertanian menjadi mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagai negara agraris. Masyarakat di Tatar Sunda menjadi kelompok masyarakat yang masih melestarikan budidaya padi dengan cara yang tradisional. Masyarakat adat yang mengamalkan ajaran Sunda Wiwitan di kehidupannya memegang kuat pikukuh dari leluhur mereka. Beberapa tata cara kehidupan masyarakat Sunda tertuang dalam berbagai karya sastra kuno yang salah satunya adalah naskah Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian. Naskah tersebut menjadi dasar penelitian ini dan berfokus pada bagian yang menuliskan tentang peralatan tani pada masa lampau. Penelitian ini berfokus pada permasalahan penggunaan alat tani tradisional yang tertulis dalam naskah tersebut dan masih digunakan hingga saat ini. Proses pengambilan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara mendalam. Sementara, proses analisis data dilakukan melalui analisis etnoarkeologi, analisis fungsi, dan analisis kualitatif. Alat pertanian yang disebutkan dalam naskah, yaitu kujang, baliung, patik, kored, dan sadap. Beberapa perubahan terjadi pada alat pertanian tradisional di Kampung Cengkuk, baik dari fungsi dan bentuk.
Pengaruh Kolonial pada Tata Kota Sidayu Akhir Abad 19 sampai Pertengahan 20: Kajian Morfologi Arkeologi Fathimatuz Zahro; I Wayan Srijaya; Kadek Dedy Prawirajaya R
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 5 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10525940

Abstract

Sidayu awalnya merupakan kadipaten dan kemudian mengalami perubahan status menjadi kawedanan. Hal tersebut terjadi karena Sidayu berada dibawah kekuasaan Kolonial. Tata kota Sidayu sedikit berbeda dengan kebanyakan kota di Jawa umumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk tata kota Sidayu pada abad akhir 19 sampai pertengahan 20. Metode pada penelitian ini menggunakan penentuan dimensi bangunan berdasarkan Peta, dokumen dan wawancara. Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dengan mempelajari morfoologi ruang dengan perspektif arkeologi.. Analisis keruangan serta morfologi ruang digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi komponen pembentuk ruang kota Sidayu periode akhir abad 19 hingga pertengahan abad 20. Hasil penelitian antara lain Sidayu memiliki tata kota khas karena mendapat pengaruh kolonial. Tata kota Sidayu pada akhir abad 19 sampai pertengahan 20 ditandai dengan adanya masjid di sebelah barat laut alun-alun, kantor kawedanan berada di sebelah timur alun-alun, pasar di sebelah timur (sedikit ke arah tenggara) alun-alun.