Putu Harrista Indra Pramana
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SPESIFISITAS DAN SENSITIVITAS PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TBC DIBANDINGKAN PEMERIKSAAN KULTUR TBC PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PERIODE JANUARI – DESEMBER 2015 Putu Harrista Indra Pramana; Ida Bagus Nyoman Putra Dwija; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P15

Abstract

Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang menyerang system pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ. Di Indonesia, besarnya angka kematian akibat TBC, maka peranan diagnosis dan perawatan menjadi sangat penting. Metode tercepat untuk diagnosa tuberkulosis yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis namun diagnosis pasti penyakit TBC ditegakkan bila ditemukan bakteri M. tuberculosis di dalam spesimen, yang berasal dari organ yang terinfeksi,berdasarkan pemeriksaan bakteriologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan design study cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita yang dicurigai menderita TBC yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar pada Januari 2015-Desember 2015 yang yang melakukan pemeriksaan mikroskopis dan kultur di laboratorium Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling dengan total sampel 124 pasien.Dengan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan bermakna antara uji mikroskopis dan uji kultur dengan nilai p<0,05. Dengan tabel 2x2 didapatkan nilai diagnostik pemeriksaan uji mikroskopis dibandingkan uji kultur menunjukkan sensitivitas sebesar 68% dan spesifisitas sebesar 94,9%. Kata Kunci:Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas
SPESIFISITAS DAN SENSITIVITAS PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TBC DIBANDINGKAN PEMERIKSAAN KULTUR TBC PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH PERIODE JANUARI – DESEMBER 2015 Putu Harrista Indra Pramana; Ida Bagus Nyoman Putra Dwija; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i3.P13

Abstract

ABSTRAK Penyakit tuberculosis (TBC) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang menyerang system pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ. Di Indonesia, besarnya angka kematian akibat TBC, maka peranan diagnosis dan perawatan menjadi sangat penting. Metode tercepat untuk diagnosa tuberkulosis yaitu dengan pemeriksaan mikroskopis namun diagnosis pasti penyakit TBC ditegakkan bila ditemukan bakteri M. tuberculosis di dalam spesimen, yang berasal dari organ yang terinfeksi,berdasarkan pemeriksaan bakteriologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaaan mikroskopis dibandingkan pemeriksaan kultur pada pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Periode Januari-Desember 2015.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan design study cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita yang dicurigai menderita TBC yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar pada Januari 2015-Desember 2015 yang yang melakukan pemeriksaan mikroskopis dan kultur di laboratorium Pemilihan sampel menggunakan metode total sampling dengan total sampel 124 pasien.Dengan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan bermakna antara uji mikroskopis dan uji kultur dengan nilai p<0,05. Dengan tabel 2x2 didapatkan nilai diagnostik pemeriksaan uji mikroskopis dibandingkan uji kultur menunjukkan sensitivitas sebesar 68% dan spesifisitas sebesar 94,9%. Kata Kunci:Tuberkulosis, Mikroskopis Zn, Kultur LJ, Sensitivitas, Spesifisitas
Risk factors and characteristics of cervical cancer patients under 40 years old at Prof Dr I.G.N.G. Ngoerah Hospital Denpasar, Bali from January until December 2022 I Nyoman Gede Budiana; I Nyoman Bayu Mahendra; I Gde Sastra Winata; Kade Yudi Saspriyana; Kevin Agastya Duarsa; Pande Made Suwanpramana; Rayvany Uil; Dewi, Putu Pradnya Paramitha; Made Yudha Ganesa Wikantyas Widia; Eric Gradiyanto Ongko; I Gede Indra Kumara; Charles Richard Thene; Johan Qalaba; Made Ayu Prabawaty Indraswari; Ida Bagus Arjuna; Putu Harrista Indra Pramana; Ernest T. B. Sianturi
Indonesian Journal of Perinatology Vol. 4 No. 2 (2023): Available online : 1 December 2023
Publisher : The Indonesian Society of Perinatology, South Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/inajperinatol.v4i2.33

Abstract

Background: Cervical cancer is the main cause of death for women worldwide. 500.000 new cases and 250.000 deaths are reported each year. In Indonesia, women as young as 25 are being diagnosed with this disease. The study will be conducted at Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah Hospital from January to December 2022 to analyze cervical cancer patients under 40. This study aimed to see the profile and the distribution of 40 year-old women with cervical cancer at our hospital. Methods: This descriptive study was conducted using medical records that were centered around female patients who were below 40 years of age and had been diagnosed with cervical cancer in Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah hospital in January - December 2022. Purposive sampling was done, and the samples were selected according to the inclusion criteria. The resulting data was presented in a table format. Results: Fifty-one cervical cancer patients aged under 40 years were included, with most of the age group being 30 – 39 years (88.2%). Twenty-eight patients (54.9%) were in the two-to-three parity group. The most dominant stage of cervical cancer is stage IIIB, with a total of 20 people (39.2%). Non-keratinizing squamous cell carcinoma (NKSCC) was the most common histopathological appearance (64.7%).  Conclusions: The study found that cervical cancer commonly affects those between 30-39 years old, particularly in the form of NKSCC. Many patients are diagnosed in advanced stages of the disease. Early screening, education, and vaccination programs are crucial in preventing cervical cancer.