Juningtyastuti Juningtyastuti
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR) Muluk, Nizamul; Warsito, Agung; Juningtyastuti, Juningtyastuti
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.844 KB) | DOI: 10.14710/transient.6.3.316-322

Abstract

Masalah kualitas daya listrik merupakan masalah utama pada  sistem tenaga listrik yang harus diatasi, salah satu permasalahan kualitas daya listrik adalah kedip tegangan,  yang dapat disebabkan  salah satunya  oleh gangguan arus hubung singkat. Kedip tegangan  dapat  menyebabkan tegangan turun dalam waktu singkat dan menyebabkan daya aktif dan daya reaktif mengalami perubahan nilai. Untuk mengatasi terjadinya kedip tegangan, diperlukan alat yang dapat memulihkan kedip tegangan salah satunya adalah Dynamic Voltage Restorer (DVR). DVR ini posisinya dipasang secara seri antara sumber dan beban, DVR memiliki beberapa metode pengkompensasian kedip tegangan antara lain metode pre-sag, metode  in-phase dan metode in-phase advance compensation. Pada penelitian ini simulasi DVR didesain dengan kontrol histerisis tegangan metode kompensasi pre-sag yang diterapkan pada sistem dengan dua feeder (feeder A dan B), DVR pada simulasi ini dirancang untuk melindungi beban di feeder B dari kedip tegangan. Kedip tegangan yang disimulasikan akibat gangguan arus hubung singkat satu fasa ketanah, dua fasa, dua fasa ketanah dan tiga fasa yang terjadi di feeder A pada detik 0,1 sampai detik 0,2 didekat beban. Hasil dari penelitian ini adalah DVR dapat mengkompensasi kedip tegangan yang terjadi menjadi stabil (±433,2 V).
EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI GENERATOR DAN TRAFO GENERATOR DI PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Fitriyani, Maria Oktavia; Facta, Mochammad; Juningtyastuti, Juningtyastuti
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.112 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.3.809=815

Abstract

Abstrak PLTGU Tambak Lorok terdiri dari blok 1 dan blok 2. Blok 1 sejak 2011 beroperasi sebagai pembangkit cadangan dan pada tahun 2015 akan diaktifkan kembali sebagai pembangkit yang menyuplai daya secara terus menerus ke sistem dengan mengganti bahan bakar menjadi gas, akan tetapi sejak 2011 hingga saat ini setting relay di Blok 1 belum dievaluasi. Untuk menghindari kesalahan kerja dari relay ini maka akan dilakukan evaluasi setting relay proteksi di PLTGU Tambak Lorok Blok 1 khususnya relay proteksi pada generator dan trafo generator dengan menggunakan ETAP 12.6.0. Setelah dievaluasi, setting relay proteksi generator dan trafo generator masih layak untuk digunakan, kecuali relay arus lebih, relay urutan negatif dan under frequency relay yang mengalami perubahan dari nilai eksisting. Pada setting relay urutan negatif unit 4, setting I2 sebelum dilakukan evaluasi adalah 0,1813 A, sedangkan setting I2 setelah dilakukan evaluasi adalah 0,312 A. Pada setting relay arus lebih unit 1, 2, 3, setting TMS sebelum dilakukan evaluasi adalah 10 s, sedangkan setting TMS setelah dilakukan evaluasi adalah 1 s. Pada setting under frequency relay unit 4, setting Fpickup sebelum dilakukan evaluasi adalah 48,80 Hz, sedangkan setting Fpickup setelah dilakukan evaluasi adalah 49,49 Hz. Kata kunci : relay, generator, trafo generator Abstract PLTGU Tambak Lorok consists of block 1 and block 2. Block 1 since 2011 operates as a backup generator and in 2015 will be reactivated as a generator that supplies continuous power to the system by replacing the fuel into gas, but since 2011 until now, relay setting in Block 1 has not been evaluated. To avoid fault of these relays then the protection setting in PLTGU Tambak Lorok Block 1 particularly the protection of generator and transformer will be evaluated by using ETAP 12.6.0. After the evaluation, setting the generator and transformer protection relay generator is still feasible to be used, unless the relay overcurrent, negative sequence relays and under frequency relays are unchanged from the existing value. On the negative sequence relay setting of unit 4, setting I2 before the evaluation is 0.1813 A, while setting I2 after the evaluation is 0.312 A. In setting overcurrent relay unit 1, 2, 3, setting TMS prior to evaluation is 10 s, while setting TMS after the evaluation is 1 s. In the under frequency relay setting unit 4, setting Fpickup before an evaluation is 48.80 Hz, while setting Fpickup after the evaluation was 49.49 Hz. Keyword: relays, generator, generator transformers
PURIFIKASI FAKTOR RUGI DIELEKTRIK (TAN δ) DAN RESISTIVITAS SERTA WARNA DARI MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR SETELAH MENGALAMI PEMBEBANAN, DENGAN BENTONIT AKTIF Mahardika, Swastika; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Syakur, Abdul
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.107 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.3.716-726

Abstract

Abstrak Minyak isolasi transformator mengalami penuaan setelah mengalami pembebanan, terkontaminasi uap air, karbon dan debu. Tan δ, resistivitas, dan warna digunakan menjadi indikator kualitas minyak. Untuk memperbaiki kualitas minyak, dilakukan purifikasi dengan bentonit aktif. Pengujian menggunakan lima sampel minyak transformator setelah mengalami pembebanan dari transformator distribusi 3 fasa (transformator 400 KVA, 630 KVA dan 1 MVA). Pengujian tan δ dan resistivitas menggunakan Baur DTL metode standar IEC 60247, sedangkan pengujian warna menggunakan color comparator metode standar ASTM D1500, di Laboratorium Kimia, PT. PLN (Persero) Puslitbang, Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai tan δ dari sampel 1 menurun dari 0,00518 menjadi 0,00145, sampel 2 menurun dari 0,0448 menjadi 0,00455, sampel 3 menurun dari 0,01266 menjadi 0,00126, sampel 4 menurun dari 0,01544 menjadi 0,00128 dan sampel 5 menurun dari 0,02862 menjadi 0,00973. Perbaikan terjadi pada resistivitas, sampel 1 suhu 80°C mengalami peningkatan yaitu dari 171 GΩm menjadi 414 GΩm, sampel 2 dari 10,3 GΩm menjadi 266,5 GΩm, sampel 3 dari 71,4 GΩm menjadi 509,5 GΩm, sampel 4 dari 104,5 GΩm menjadi 483,2 GΩm. Sedangkan nilai resistivitas sampel 5 dari 8,8 GΩm menjadi 23,8 GΩm dan warna pada minyak yang sebelumnya gelap menjadi lebih cerah. Berdasarkan data-data uji tersebut sampel 1, sampel 2, sampel 3, sampel 4 masih layak digunakan, sedangkan sampel 5 tidak layak digunakan. Kata kunci : minyak transformator, tan δ, resistivitas, warna minyak, bentonit aktif  Abstract Used transformer oil aging caused by loading operation, water content, carbon, and ash. Tan δ, resistivity and color is an indicator the quality of the transformer oil. For improvement oil using purification with bentonite activated. Test used  five samples transformator oil from distribution 3 phases transformer (transformers 400 KVA, 630 KVA, and 1000 KVA. Tan δ and resistivity used Baur DTL standard method IEC 60247 and color test used color comparator standard method ASTM D1500 in Chemistry Laboratory of PT. PLN (Persero) Puslitbang, South Jakarta. The result showed that purification can improve tan δ of sample 1 (from 0,00518 to 0,00145), sample 2 (from 0,0448 to 0,00455), sample 3 (0,01266 to 0,00126), sample 4 (0,01544 to 0,00128) and sample 5 (from 0,02862 to 0,00973). Some improvements have been achieved resistivity improved of sample 1 with 80°C from 171 GΩm to 414 GΩm, sample 2 from 10,3 GΩm to 266,5 GΩm, sample 3 from 71,4 GΩm to 509,5 GΩm, sample 4 from 104,5 GΩm to 483,2 GΩm. Whereas resistivity sample 5 from 8,8 GΩm to 23,8 GΩm and the color of used transformer oil is dark after purification become clear. Based on results that sample 1, sample 2, sample 3, sample 4 still deserve for use, whereas sample 5 is not worth using. Keywords: used transformer oil, tan δ,  resistivity, transformer oil color,  activated bentonite
KINERJA RANGKAIAN R-C DAN R-L-C DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS Bimatara, Tofan; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Facta, Mochammad
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 5, NO. 4, DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.767 KB) | DOI: 10.14710/transient.5.4.536-542

Abstract

Tegangan impuls merupakan gelombang tegangan yang besarnya naik secara pesat mencapai nilai tertentu kemudian drop menuju nilai nol. Tegangan impuls merupakan hal yang penting dalam pengujian isolasi dari sebuah sistem. Karakteristik tegangan impuls yang sesuai dengan standart diperlukan untuk menjamin keberhasilan pengujian isolasi sebuah sistem. Pembangkitan tegangan impuls dapat dilakukan dengan  menggunakan rangkaian R-C dan R-L-C. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pembangkitan tegangan impuls berbasis rangkaian R-C dan rangkaian R-L-C yang akan digunakan untuk praktikum gejala medan tinggi. Masing – masing rangkaian akan disusun untuk membentuk gelombang impulse yang sesuai standar IEC 600060-1. Pembangkit impuls berbasis rangkaian R-C dan R-L-C akan dibandingkan effisiensi tegangan serta kesesuain bentuk gelombang tegangan keluarannya dengan standart gelombang tegangan impuls IEC 60060-1. Rangkaian R-L-C memiliki effisiensi tegangan yang lebih baik daripada rangkaian R-C. Masing-masing rangkaian mampu menghasilkan gelombang tegangan impuls 1,2/50 yang sesuai dengan standar IEC 60060-1.
EVALUASI SETTING RELAY OCR, GFR DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6.0 Abdullah, Isa; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Handoko, Susatyo
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 5, NO. 3, SEPTEMBER 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.988 KB) | DOI: 10.14710/transient.5.3.329-337

Abstract

Sistem tenaga listrik yang terdiri dari komponen utama generator, transformator, dan saluran transmisi-distribusi tidak dapat dihindari bahwa cepat atau lambat sistem tersebut akan mengalami gangguan. Meningkatnya jumlah beban dalam suatu sistem tenaga listrik tentu akan menyebabkan naiknya presentasi terjadinya gangguan. Salah satu bentuk gangguan yang dapat terjadi pada sistem tenaga listrik adalah hubung singkat (short circuit), yang menyebabkan lonjakan arus yang disebut arus hubung singkat. Bentuk gangguan arus hubung singkat tersebut yaitu gangguan tiga fase, dua fase, dua fase ke tanah maupun gangguan fase ke tanah. Hasil evaluasi dengan menggunakan program ETAP 12.6.0 didapatkan arus gangguan hubung singkat tertinggi adalah 4190 ampere dan arus gangguan hubung singkat terendah adalah 650 ampere. Waktu kerja peralatan proteksi  terendah adalah pada recloser 2 yaitu 0,200 detik, sedangkan waktu kerja maksimum yaitu 6,259 detik pada relay GFR di sisi incoming. Pada simulasi koordinasi, relay proteksi yang bekerja dimulai dari recloser 2, lalu recloser 1 selanjutnya relay outgoing dan relay incoming sebagai back up protection. Koordinasi setting proteksi hasil perbaikan telah sesuai dengan standart IEEE242-1986 dengan grading time 0,2-0,5 detik dan tidak ada kurva koordinasi yang saling memotong dan mendahului.
ANALISIS RESETTING RELE ARUS LEBIH AKIBAT PERUBAHAN TRANSFORMATOR DAYA DAN PENAMBAHAN PENYULANG DI GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG Fauzan, Mochamad Irfani; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Facta, Mochammad
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 5, NO. 4, DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1183.175 KB) | DOI: 10.14710/transient.5.4.432-440

Abstract

Kebutuhan energi listrik setiap tahun bertambah dan pembebanan trafo pun semakin meningkat. Gardu Induk Srondol memiliki 2 trafo masing – masing trafo berkapasitas 30 MVA dan 31,5 MVA, untuk  trafo 1 (30 MVA) presentase pembebanannya sudah melebihi 80%. PT. PLN UPJ Semarang Selatan pada tahun 2016 melakukan uprating trafo 1 pada gardu Induk Srondol menjadi 60 MVA dan menambah sebuah feeder baru dengan kode SRL 9. Atas dasar tersebut maka setting proteksi baik relay dan recloser berubah dan perlu dilakukan resetting. Pada Penelitian akan ini mempelajari tentang koordinasi resetting peralatan proteksi dari rele arus lebih dan recloser pada penyulang trafo 60 MVA GI Srondol Semarang. Koordinasi sistem proteksi diperoleh berdasarkan setting rele arus lebih yang meliputi, OCR, GFR, dan recloser. Arus setting pada rele arus lebih diatur sesuai dengan masing-masing besar arus gangguan hubung singkat. Hasil koordinasi sistem proteksi diuji sesuai dengan waktu ketahanan konduktor. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh persentase pembebanan trafo setelah uprating kurang dari 80%. Besar arus gangguan hubung singkat minimum adalah 815,6 ampere dan maksimum sebesar 13496 ampere. Waktu kerja peralatan proteksi minimum adalah 0,115 detik pada recloser dan maksimum selama 16,84 detik pada rele arus lebih. Waktu kerja peralatan proteksi yang di peroleh lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk mencapai ketahanan maksimum dari konduktor di penyulang.
EVALUASI KOORDINASI SETTING RELE PROTEKSI OCR PADA JARINGAN DISTRIBUSI DAYA PEMAKAIAN SENDIRI DI PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG TAMBAK LOROK BLOK I DENGAN ETAP 7.5.0 Risangpajar, Ladislaus; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Nugroho, Agung
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 3, SEPTEMBER 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.143 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.3.816-825

Abstract

Abstrak Sistem tenaga listrik terdiri dari pembangkitan, transmisi dan distribusi. Pada unit pembangkitan terdapat jaringan distribusi daya pemakaian sendiri yang selalu membutuhkan pasokan energi listrik dan diharapkan tidak terjadi gangguan maupun kegagalan.  Akan tetapi, pada jaringan distribusi daya pemakaian sendiri terdapat kesalahan koordinasi setting rele OCR, antara lain ketidaksesuaian jeda waktu / time grading antar rele OCR. Kesalahan koordinasi ini mengakibatkan menurunnya keandalan. Tugas akhir ini membahas evaluasi setting Overcurrent Relay (OCR) pada jaringan distribusi daya pemakaian sendiri di Unit Pembangkitan Tambak Lorok Blok I Semarang dengan menggunakan ETAP 7.5.0. dengan menentukan nilai arus setting untuk menghitung TMS dari masing-masing rele proteksi OCR pada jaringan. Pada existing, rele OCR terdekat tidak bekerja saat gangguan sehingga tidak sesuai syarat koordinasi proteksi. Terdapat rele OCR dengan time grading kurangdari 0,2detik dan lebihdari 0,4detik. Terdapat kurva koordinasi yang tumpang-tindih. Setelah resetting, rele OCR terdekat bekerja saat gangguan. Proteksi back-up bekerja sesuai urutan koordinasi saat rele utama gagal dan tidak ditemukan kurva tumpang-tindih.. Time grading sesuai standar IEEE 242-1986, yaitu 0,2-0,4detik. Penelitian ini memberikan koordinasi proteksi lebih baik daripada  existing dengan time grading sesuai standar IEEE 242-1986. Hasilnya adalah peningkatan keandalan pada jaringan distribusi daya pemakaian sendiri di Unit Pembangkitan Tambak Lorok Blok I Semarang. Kata Kunci : distribusi, gangguan, rele OCR, proteksi  Abstract Electrical power system consists of generation, transmission and distribution. At generation unit, there is a self power distributed network which always needs electrical power supply and expected not to be failure due to the faults. However, at self power distributed network there are possibilities of misscoordination OCR due to unappropriate time-grading that makes a decline reability. This final-assignment will investigate the OCRsetting at self power distributed network in Unit Pembangkitan Tambak Lorok Blok I Semarang by using ETAP7.5.0 to determine current-setting and TMS of each OCR. Based on existing-condition, the closest OCR was not tripped when there was a fault. This condition was incorrect coordination in protection. The time grading of several OCRs were lessthan 0.2s and morethan 0.4s. It was found overlapping curves among OCRs. After resetting, the closest OCR tripped when a fault occurs. The back-up protection was also in correct coordination. The time-grading was adjusted in accordance with IEEE242-1986standard, where the range of time grading was 0.2-0.4s. No overlap curves were found in coordination. This research gives a better OCRs coordination than existing condition and an appropriate time grading in according to IEEE242-1986 an increase the self power distributed network in Tambak Lorok Blok I Semarang reliability. Keyword: distribution, fault, Overcurrent Relay (OCR), protection
EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK SRONDOL Setiajie, Prayoga; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Handoko, Susatyo
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 2, JUNI 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.44 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.2.236-243

Abstract

Abstrak Jaringan tegangan menengah adalah salah satu pendistribusian tenaga listrik dari pembangkit menuju konsumen. Tegangan akan di bagi pada tiap penyulang untuk pendistribusiannya. Semakin besarnya tingkat kebutuhan konsumen, PLN di tuntut untuk menambah penyulang baru. Pendistribusian tenaga listrik membutuhkan keandalan dalam menjaga peralatan penyaluran dari gangguan diantaranya gangguan hubung singkat. Oleh karena itu untuk meminimalisir gangguan tersebut diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan sensitifitas, keandalan, selektifitas dan kecepatan, yang semuanya tergantung pada ketepatan dalam setting peralatan proteksinya Salah satu peralatan proteksi yang di gunakan dalam jaringan tegangan menengah adalah relay arus lebih (OCR) dan relay hubung tanah (GFR). Pada penulisan tugas akhir ini akan dibahas evaluasi antara setting OCR dan GFR sebelum dan sesudah penambahan SRL 06 pada Gardu Induk Srondol. Hasil perbandingan antara perhitungan dan data terpasang pada Gardu Induk Srondol mendekati sama. Hasil perhitungan dari setting OCR pada sisi incoming di dapat nilai TMS = 0,258. Sedangkan setting OCR pada sisi outgoing didapat nilai TMS = 0,224. Penyetelan GFR pada sisi incoming di dapat nilai TMS = 0,423. Sedangkan setting GFR pada sisi outgoing didapat nilai TMS = 0,287 . Ini menunjukan bahwa setting yang terpasang pada Gardu Induk Srondol masih dalam kondisi baik. Kata kunci : setting OCR ,setting GFR, proteksi, hubung singkat  Abstract Medium voltage network is one of the distribution of electricity from generators to the consumer. The voltage will be separated to each feeder for its distribution. If the rate of consumer needs is higher, PLN demanded to add new feeder. Electric power distribution requires reliability in maintaining the distribution equipment from fault, including short circuit. So, to minimize the fault, protection system that meets the requirements of sensitivity, reliability, selectivity and speed, which is all depends on the precision in setting protection equipment  One of the protective devices  that used in medium voltage network is an over current relay (OCR) and ground fault relay(GFR. This research discusses evaluation between the OCR and GFR setting, in condition before and after the addition of SRL 06 at the Srondol substation.  The  comparison result between calculation and attached data in Srondol substation almost same.  The calculation from OCR setting in incoming side acquired TMS = 0,258. Meanwhile the OCR setting in outgoing side acquired TMS = 0,224. GFR setting in incoming side acquired TMS 0,423. Meanwhile GFR setting in outgoing side acquired TMS = 0,287. This result showed that attached setting in Srondol Substation still considered in good condition. Keywords: OCR settings, setting GFR, protection, short circuit
ANALISIS KOORDINASI PROTEKSI GENERETOR DAN TRAFO GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 2 MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 12.6.0 Yahdian, Uffan; Juningtyastuti, Juningtyastuti; Karnoto, Karnoto
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.308 KB) | DOI: 10.14710/transient.6.3.292-300

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Tambak Lorok merupakan salah satu penyuplai terbesar tenaga listrik untuk area Jawa Tengah. Pada Tambak Lorok Blok 2, sejak pembangkit mulai dioperasikan hingga sekarang, belum pernah dilakukan evaluasi terhadap setting sistem proteksi generator dan trafo generator secara berkala. Untuk meningkatkan performa sistem proteksi maka dilakukan analisis koordinasi proteksi pada PLTGU Tambak Lorok Blok 2 pada generator dan trafo generator dengan software ETAP 12.6.0. Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa setting rele diferensial generator, rele diferensial trafo, rele keseimbangan tegangan, rele daya balik, dan rele eksitasi lebih masih layak untuk digunakan. Pada rele overall diferensial selaku rele utama generator, nilai input setting tap 2 berubah dari 2.9 A, menjadi 4.2 A.
PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR DISK BERBAHAN DASAR KACA PADA KONDISI KERING DAN BASAH Salam, Ibnu; Facta, Mochammad; Juningtyastuti, Juningtyastuti
Transient: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro TRANSIENT, VOL. 4, NO. 2, JUNI 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.254 KB) | DOI: 10.14710/transient.4.2.229-334

Abstract

Abstrak Selama ini pemodelan arus bocor isolator diasumsikan berupa  rangkaian yang terdiri dari resistansi linear dan kapasitansi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa arus bocor tidak selamanya berbentuk sinusoidal murni. Oleh sebab itu, diperlukan adanya model arus bocor isolator yang mampu menggambarkan peristiwa tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan arus bocor bahan isolator kaca pada kondisi kering dan basah. Pemodelan arus bocor bahan isolator dilakukan dengan menyusun rangkaian ekivalen dari arus bocor isolator yang terdiri dari resistansi dan kapasitansi linier serta resistansi non-linear menggunakan program ATP / EMTP. Selain itu, dilakukan pemodelan matematis dengan pendekatan deret fourier yang digambarkan dan diilustrasikan dengan program MATLAB. Hasil validasi antara arus bocor hasil pemodelan dan pengukuran  menunjukan hasil yang mirip. Hasil penelitian menunjukkan amplitudo gelombang arus bocor hasil pemodelan memiliki nilai yang mirip dengan pengukuran. Persentase THD model memiliki nilai yang hampir sama antara pengujian dan simulasi yaitu kurang dari 1%. Kata kunci: Isolator Pasang Luar, Arus Bocor, Rangkaian Listrik Ekivalen, Simulasi Komputer.  Abstract Insulator leakage current is generally assumed as a circuit model consists of a linear resistance and capacitance. Some studies show that the leakage current is not always purely sinusoidal. Therefore, it is necessary to have an insulator leakage current models that able to simulate events that make insulator leakage current waveform in unsinusoidal. In this research, a leakage current model of glass insulator in wet and dry conditions is about to be observed. Insulators leakage current model was carried out by arranging an equivalent circuit model consist of linear resistance, capacitance and non-linear resistance and they were simulated using ATP / EMTP software package. A mathematical model performed in Fourier series approach were described and simulated by using MATLAB software package.The validation results showed good similarities between measured and simulated leakage current waveforms. The results showed that the amplitudes of leakage current of model were matched to direct measurements. The percentage of THD of models showed good similarities with direct measurements with difference less than 1%. Keywords: outdoor insulator, leakage current, equivalent circuit, computer simulation