Kawiji Kawiji
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARAKTERISASI BUBUR BAYI INSTAN BERBAHAN DASAR TEPUNG MILLET (Panicum sp) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN FLAVOR ALAMI PISANG AMBON (Musa paradisiacal var. sapientum L.) Pramesta, Laras Dianti; Rahmawanti, Dian; Kawiji, Kawiji; Anandito, R. Baskara Katri
Jurnal Teknosains Pangan Vol 1, No 1: Oktober 2012
Publisher : Jurnal Teknosains Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari pencampuran antara tepung millet kuning (Panicum sp) dan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L)  ini untuk mengetahui pengaruh terhadap karakteristik bubur bayi ditinjau dari sifat sensori, sifat fisik, dan sifat kimia yang dihasilkan. Kacang merah yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan nilai protein dan pisang (Musa paradisiacal var. sapientum L.) diperkirakan dapatmengurangi bau langu. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi proporsi tepung millet kuning dan tepung kacang merah pada bubur bayi.Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis sensori F2 dan F3 tidak berbeda nyata. F2 dipilih karena diharapkan memiliki nilai protein yang lebih tinggi. F2 mempunyai kenampakan yang lebih cerah dibanding kontrol, memiliki aroma yang lebih baik daripada kontrol, tekstur yang lebih lembut daripada kontrol, dan kenampakan keseluruhan yang lebih baik dari kontrol. F2 memiliki  memiliki  nilai  kelarutan  35,19%;  nilai  daya  serap  air  3,56%;  nilai  bulk  density  0,68  gr/ml;  oHue  75,92  (Merah Kekuningan), dan memiliki kadar air (%wb) 2,21%; kadar lemak (%db) 2,59%; kadar protein (%db) 10,35%; kadar abu (%db)1,85%; kadar karbohidrat (%db) 85,20%. Kata kunci: bubur bayi, millet, kacang merah, pisang ambon, karakterisasi
PENGARUH BUBUK CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP SELAI NANAS SEBAGAI ANTIMIKROBA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN Utami, Rohula; Kawiji, Kawiji; Parwitasari, Shintanova
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.837 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13644

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bubuk cengkeh terhadap total mikroba,Aw, pH, padatan terlarut, aktivitas antioksidan, dan pengujian mutu hedonik selai nanas. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan berdasar perbedaan konsentrasi bubukcengkeh. Adapun perlakuan tersebut yaitu : P1 (kontrol/tanpa penggunaan bubuk cengkeh), P2 (bubuk cengkeh0,2 %), P3 (bubuk cengkeh 0,4 %), dan P4 (bubuk cengkeh 0,6 %). Penelitian menggunakan enam macamanalisa yang terdiri dari analis total plate count (TPC), Aw, pH, padatan terlarut, aktivitas antioksidan, dan ujimutu hedonik. Analisa aktivitas antioksidan dan uji mutu hedonik dilakukan terhadap sampel selai nanas tanpapenyimpanan, namun untuk analisa TPC, Aw, pH, dan padatan terlarut dilakukan pada selai nanas denganpenyimpanan hari ke 0, 1, 2, 3, dan 4. Penyimpanan selai nanas pada cup plastik dengan kondisi tutup gelasdiberi lubang yang bertujuan untuk mempercepat kerusakan selai. Analisis data secara statistik dengan ANOVApada α = 5% serta dilanjutkan dengan uji Tukey apabila terdapat beda nyata. Penggunaan bubuk cengkeh dapatmengurangi jumlah mikroba total yang terdapat pada selai nanas, sehingga umur simpan selai nanas menjadilebih lama. Semakin besar penggunaan bubuk cengkeh, maka semakin sedikit jumlah total mikroba yangterdeteksi pada selai nanas. Sedangkan nilai Aw, pH, dan padatan terlarut selai nanas meningkat seiring denganpeningkatan konsentrasi bubuk cengkeh. Aktivitas antioksidan pada selai nanas secara berurutan dari yangpaling kecil adalah sampel tanpa penggunaan bubuk cengkeh, bubuk cengkeh 0,2%, bubuk cengkeh 0,4%, danbubuk cengkeh 0,6%. Hasil uji mutu hedonik menunjukkan bahwa konsentrasi 0,2% merupakan konsentrasimaksimun penggunaan bubuk cengkeh terhadap selai nanas. Penggunaan bubuk cengkeh diatas 0,2% dapatmenurunkan mutu warna, aroma, aftertaste, dan kemudahan oles selai nanas
KAJIAN KARAKTER SENSORIS DAN EKONOMI PADA KERUPUK SAYUR Kawiji, Kawiji
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.379 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12878

Abstract

Kerupuk sayur adalah kerupuk dengan bahan-bahan wortel, bayam dan jagung manis, dengan demikian kerupuk sayur ini merupakan kerupuk yang mengandung berbagai zat gizi dan vitamin. Kandungan sayuran inilah yang menjadikan kerupuk sayur ini sebagai makanan camilan yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuanpenelitian ini memunculkan produk olahan baru berbasis karbohidrat dan sayuran berbentuk kerupuk yang memiliki nilai tambah vitamin, protein dan kandungan zat besi. Produk baru sebagai kerupuk sayur yang dirancang praktis ini, diharapkan mampu meningkatkan diversifikasi produk sayuran sehingga menjadi produkolahan yang siap konsumsi.  Pembuatan kerupuk sayur terdiri dari beberapa tahap, yaitu sortasi, penimbangan, pemblanchingan, penghalusan bumbu-bumbu, pembuatan adonan, pengukusan, pendinginan, pencetakan, pengeringan,penggorengan dan pengemasan. Dari perbandingan t hitung dan t tabel diketahui bahwa warna, kenampakan, aroma, rasa pedas dan rasa asin dari kedua jenis kerupuk adalah sama, sedangkan tekstur dan keseluruhannya berbeda. Dari uji ranking dan skoring kerupuk sayur dengan jagung manis lebih disukai sehingga kerupuk sayur yang akan diproduksi adalah kerupuk sayur dengan penambahan jagung manis dan selanjutnya jenis kerupuk ini yang dianalisis ekonominya. Biaya produksi yang digunakan dalam pembuatan kerupuk sayur sebesar Rp Rp 296.676,1 per hari dan laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 55.006,6 per hari dengan kapasitas produksi kerupuk sayur setiap hari adalah 17,6 kg dengan harga Rp 2.000 per 100 gram (1 bungkus). Berdasarkan perhitungan kelayaan usahadiperoleh Break Even Point (BEP) produksi sebesar 148,3 bungkus (148 bungkus), yang artinya pada tingkat produksi sebanyak 148 bungkus akan menghasilkan titik impas. Besarnya Return of Invesment (ROI) sebelum pajak yaitu 18,65 % dan ROI sesudah pajak yaitu 18,54 %. Kata Kunci: karakter sensoris, kerupuk sayur, evaluasi ekonomi
KAJIAN KARAKTERISTIK OLEORESIN JAHE BERDASARKAN UKURAN DAN LAMA PERENDAMAN SERBUK JAHE DALAM ETANOL Kawiji, Kawiji; Anam, Choiroel; Manuhara, Godras Jati; Fakhrudin, Muh Ifan
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 24, No 1 (2009): March
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3150.303 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v24i1.14020

Abstract

Ginger (Zingiber officinale rosc.) is one of high-production commodities in Indonesia, particulary in Central Java Province. Nevertheless, in general ginger is usually traded in fresh ginger form or simple processing result, such as dry ginger or ginger powder. Ginger oleoresin is combination of resin and atsiri (volatile) oil derives from ginger powder extraction by using organic solvent. Oleoresin is used as food and beverage flavouring substance having taste and aroma characteristic similar to the original spices. In addition to give ginger hot taste, oleoresin is also hygienic as well as contains natural antioxidant. The research aims to find out whether or not the ginger powder size and submerging duration in ethanol as well as the interaction of them affect the oleoresin characterization produced. The experimental design employed was factorial design with two factors: ginger powder size variations (20 mesh, 30 mesh, 50 mesh) and ginger powder submerging duration variations in ethanol (extraction) (24 hours, 48 hours, 72 hours). The data was obtained from the submerging analysis, density, and solvalibility in alcohol, acid and ester values, as well as phenol content affects the oleoresin characterization produced; the smaller the ginger powder size and the longer the submerging duration of ginger powder in ethanol, the higher are the values of submerging, density, acid value, ester as well as phenol content. The interaction of them only affects the oleoresin density. The range of submerging value obtained is 8-14.5%; density 1.2252-1.2809; solvability in alcohol 1:6-1:10; acid value 0.560-2.248; ester value 5.416-14. 978 as well as phenol content 3-7%.
INKORPORASI MINYAK ATSIRI JAHE MERAH DAN LENGKUAS MERAH PADA EDIBLE FILM TAPIOKA Utami, Rohula; Kawiji, Kawiji; Nurhartadi, Edhi
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.39 KB)

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan minyak atsiri jahe merah dan lengkuas merah serta pengaruh inkorporasi minyak atsiri jahe merah dan lengkuas merah terhadap aktivitas antimikroba dan karakteristik sensori edible film tapioka. Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan terhadap bakteri Pseudomonas putida dan Pseudomonas fluorescens sedangkan karakteristik sensori diuji dengan metode perbandingan jamak dan metode hedonik. Aktivitas antioksidan yang dihasilkan sebesar 16.61% untuk minyak atsiri jahe merah dan 22.22% untuk minyak atsiri lengkuas merah. Aktivitas antimikroba edible film dengan inkorporasi 0.1% minyak atsiri jahe merah mampu menghambat Pseudomonas putida sebesar 2.45 cm dan Pseudomonas fluorescens sebesar 1.92 cm sedangkan inkorporasi dengan minyak atsiri lengkuas merah masing-masing menghambat sebesar 2.35 cm dan 2.42 cm (diameter edible film 1.3 cm). Berdasarkan uji perbandingan jamak diketahui bahwa edible film dengan inkorporasi masing-masing 1% minyak atsiri mempunyai karakteristik yang masih mendekati edible film tanpa minyak atsiri dan juga disukai panelis. Oleh karena itu dengan hasil ini maka dapat dilakukan penelitian selanjutnya tentang aplikasi edible film ini sebagai pengemas aktif.   Kata Kunci: edible film, jahe merah, lengkuas merah, minyak atsiri.
KARAKTERISASI HIDROSOL KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) PADA BERBAGAI VARIASI BUKAAN VALVE DESTILASI UAP SKALA PILOT PLAN Khasanah, Lia Umi; Utami, Rohula; Kawiji, Kawiji; Manuhara, Godras Jati
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.306 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v14i1.38064

Abstract

Cinnamon is one of the natural flavor commodities that has not been utilized optimally. One of its derivatives product is essential oil. Essential oils are obtained through the distillation process. The by-product of the distillation process is hydrosol. Hydrosol is an emulsion from essential oil which is bound by water molecules. The hydrosol used in this research was a by-product of processing of cinnamon bark essential oils using Pilot Plan-scale steam distillation. The Pilot Plant-scale steam distillation is using 50 % of destilation tank capacity, with a variety of valve openings (¼, ½, and ¾). The study aimed determine characterization of cinnamon bark hydrosols including total phenol, antioxidant activity of reducing power method, antioxidant activity of radical scavenging (DPPH) method, total flavonoids, and antimicrobial activity against Pseudomonas fluorosence; Aspergillus niger; Bacillus plantarum; Staphylococcus aureus; and E.coli. The results showed that variety of valve openings effected the chemical characteristics of cinnamon bark hydrosols including total phenol, total flavonoids, antioxidant activity (reducing power and DPPH methods). The hydrosols of ¾ valve openings treatment showed antimicrobial activity against Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Pseudomonas fluorescens. All hydrosol samples showed no antimicrobial activity against Aspergillus niger and Lactobacillus plantarum. This hydrosol characterization will be used for further recommendations related to the use of hydrosols in the food.
Sucrose Osmotic Treatment Effect on Moisture, Antioxidant, Texture, and Sensory Properties of Ginger Extract-Imersed Coconut Chips Kawiji, Kawiji; Siahaan, Adrian Hotma James; Manuhara, Godras Jati; Atmaka, Windi
Journal of Applied Agricultural Science and Technology Vol. 8 No. 2 (2024): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jaast.v8i2.246

Abstract

In this study, ginger extract was used to impart a distinctive, popular flavor and functional properties (antioxidants) to coconut chips. Sucrose was added to the extract as an osmotic agent to facilitate the migration of antioxidant and flavor compounds from the ginger extract into the fresh coconut flesh during immersion. This study aimed to determine the effects of immersion in ginger extract with the addition of various concentrations of sucrose on the antioxidant, moisture, texture, and sensory characteristics of green coconut chips. The antioxidant activity was analyzed by 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl scavenging assay. Instrumental texture analysis included Fmax, hardness, and deformation parameters. The results showed that higher concentrations of sucrose added to the ginger extract resulted in increasing antioxidant activity, Fmax, hardness, and panelist preference for color, taste, and overall, and decreasing moisture and deformation. Based on the antioxidant activity parameter, adding sucrose to ginger extract enhanced the effectiveness of immersion, thereby reducing the immersion duration to achieve greater antioxidant activity.