Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KARAKTERISASI BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN EDAMAME DI JEMBER Masnilah, Rachmi; Abadi, Abd Latif; Astono, Tutung Hadi; Aini, Luqman Qurata
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 1, No 1: AGUSTUS 2013
Publisher : Berkala Ilmiah Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.477 KB)

Abstract

[ENGLISH] One among important diseases in Edamame soybean is bacterial bligh. The disease is relatively new and causes significant loss of soybean yield. This research was aim to know the characterize the pathogen of bacterial blight in Jember. Survey was one in several soybean field in Jember and the plant sample was culture on Kings B medium to grow the pathogen. Identification was done through pysiological and biochemistry assay. The result showed that the pathogen of bacterial blight disease on Edamame soybean di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, and Sumbersari) was Pseudomonas syringae pv. glycinea with properties as Gram negative, produce fluorescent pigment on Kings B medium, grew on 20-40O C, pH range of 4.5-8.5, tolerant on 0.5-2% NaCl and also pathogenic and virulent on Edamame while reinoculated to Edamame. Keywords: Edamame, bacterial blight, soybean  [INDONESIAN] Salah satu penyakit penting pada kedelai khususnya edamame ialah hawar daun bakteri, penyakit ini merupakan penyakit yang relatif baru dan menyebabkan kerugian yang cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di daerah Jember. Penelitian diawali dengan pengamatan gejala di lapangan di beberapa lokasi di daerah Jember. Bagian tanaman yang sakit dibawa ke laboratorium, selanjutnya dilakukan isolasi pada medium King B. Identifikasi dilakukan dengan serangkaian pengujian fisiologi dan biokimia. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, dan Sumbersari) ialah Pseudomonas syringae pv. glycinea yang bersifat gram negatif, mampu membentuk pigmen fluoresen pada medium king B, mampu tumbuh baik pada kisaran suhu 20-400 C, mempunyai kisaran pH 4,5-8,5, toleran pada kandungan NaCl 0,5-2%, serta bersifat patogenik dan virulen pada tanaman edamame. Keywords: Edamame; Hawar Daun; Kedelai How to citate: Masnilah R, AL Abadi, TH Astono, LQ Aini. 2013. Karakterisasi bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 10-14.
KARAKTERISASI BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN EDAMAME DI JEMBER Rachmi Masnilah; Abd Latif Abadi; Tutung Hadi Astono; Luqman Qurata Aini
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 1 No 1 (2013): AGUSTUS
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.477 KB)

Abstract

[ENGLISH] One among important diseases in Edamame soybean is bacterial bligh. The disease is relatively new and causes significant loss of soybean yield. This research was aim to know the characterize the pathogen of bacterial blight in Jember. Survey was one in several soybean field in Jember and the plant sample was culture on King's B medium to grow the pathogen. Identification was done through pysiological and biochemistry assay. The result showed that the pathogen of bacterial blight disease on Edamame soybean di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, and Sumbersari) was Pseudomonas syringae pv. glycinea with properties as Gram negative, produce fluorescent pigment on King's B medium, grew on 20-40O C, pH range of 4.5-8.5, tolerant on 0.5-2% NaCl and also pathogenic and virulent on Edamame while reinoculated to Edamame. Keywords: Edamame, bacterial blight, soybean  [INDONESIAN] Salah satu penyakit penting pada kedelai khususnya edamame ialah hawar daun bakteri, penyakit ini merupakan penyakit yang relatif baru dan menyebabkan kerugian yang cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di daerah Jember. Penelitian diawali dengan pengamatan gejala di lapangan di beberapa lokasi di daerah Jember. Bagian tanaman yang sakit dibawa ke laboratorium, selanjutnya dilakukan isolasi pada medium King B. Identifikasi dilakukan dengan serangkaian pengujian fisiologi dan biokimia. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, dan Sumbersari) ialah Pseudomonas syringae pv. glycinea yang bersifat gram negatif, mampu membentuk pigmen fluoresen pada medium king B, mampu tumbuh baik pada kisaran suhu 20-400 C, mempunyai kisaran pH 4,5-8,5, toleran pada kandungan NaCl 0,5-2%, serta bersifat patogenik dan virulen pada tanaman edamame. Keywords: Edamame; Hawar Daun; Kedelai How to citate: Masnilah R, AL Abadi, TH Astono, LQ Aini. 2013. Karakterisasi bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 10-14.
Identifikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Virus pada Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) di Malang, Jawa Timur Fery Abdul Choliq; Tutung Hadi Astono; Istiqomah Istiqomah; Miladiyatul Fauziyah
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 4, No 2 (2018): December 2018
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v4i2.2442

Abstract

Abstract : Papaya ringspot merupakan penyakit baru pada tanaman pepaya di Indonesia yang disebabkan  oleh patogen Papaya ringspot virus (PRSV). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui virus penyebab penyakit pada tanaman pepaya di Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Virologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan rumah kaca di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif  untuk mengetahui jenis virus pada tanaman pepaya. Hasil penelitian menunjukkan gejala pada tanaman pepaya di lapang yaitu mosaik dan klorosis pada lamina daun serta adanya bercak cincin atau ringspot pada permukaan buah. Hasil penularan pada tanaman indikator Chenopodium amaranticolor dan Chenopodium quinoa menghasilkan gejala lesio lokal nekrosis. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan TEM morfologi partikel virus tergolong kelompok Potyvirus, berbentuk filament flexuous dengan ukuran sekitar 800-900 nm x 12 nm. Virus yang diuji mempunyai kisaran inang tanaman dari famili Caricaceae dan dua jenis tanaman dari famili Cucurbitaceae yaitu Cucumis sativus dan Cucumis melo L. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik virus diketahui nilai Dilution End-Point (DEP), Thermal Inactivation Point (TIP), dan Longevity In Vitro (LIV) virus yang diuji yaitu 10-5-10-6, 65oC, dan 24-48 jam pada suhu ruang. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan virus yang menginfeksi tanaman pepaya di Malang termasuk dalam famili Potyvirus yaitu Papaya ringspot virus (PRSV).
IDENTIFIKASI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS PADA TANAMAN ANGGREK Cattleya sp. DI MALANG, JAWA TIMUR Fery Abdul Choliq; Tutung Hadi Astono; Erlina Eka Putri
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2 No 1 (2018): Desember 2018
Publisher : Agriculture faculty, Darul ‘Ulum Islamic University (UNISDA) of Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v2i1.1280

Abstract

Kota Malang, merupakan salah satu sentra budidaya tanaman hias jenis anggrek di Jawa Timur. Salah satu anggrek yang dibudidayakan adalah jenis anggrek Cattleya sp. Anggrek Cattleya sp. memiliki julukan sebagai The Queen of Orchid karena ukuran serta keindahan bunganya. Anggrek jenis ini adalah tanaman hias yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari segi produktivitasnya. Adanya kendala budidaya tanaman anggrek Cattleya sp. di Malang diduga disebabkan oleh virus. Sampai saat ini belum diketahui virus penyebab penyakit yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. Identifikasi penyakit adalah salah satu langkah awal untuk mengetahui jenis virus penyebab penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan penyakit. Identifikasi penyakit yang disebabkan oleh virus dengan menggunakan metode pengujian sifat fisik virus dalam sap dan pengujian kisaran inang dapat menjadi salah satu solusi untuk mengetahui virus penyebab penyakit pada anggrek Cattleya sp. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang akan memberikan informasi terkait identifikasi virus penyebab penyakit pada Anggrek Cattleya sp. di Malang Jawa Timur dengan menggunakan pengujian sifat fisik virus dalam sap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Green House yang berlokasi di Ds. Karang Widoro, Kec. Dau, Kab. Malang dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sumber inokulum virus diperoleh dari daun anggrek Cattleya sp. yang diduga bergejala virus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif untuk mengetahui jenis virus yang menyerang tanaman anggrek melalui pengujian kisaran inang dan pengujian sifat fisik virus. Beberapa hasil pengujian sifat fisik virus yang dilakukan diketahui bahwa virus yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. adalah Odontoglossum Ringspot Virus (ORSV). Anggrek Cattleya sp. yang terserang ORSV menunjukkan gejala klorosis beserta nekrosis berwarna coklat kehitaman yang hampir menutupi seluruh bagian daun. Pada pengujian kisaran inang hasilnya menunjukkan bahwa ORSV dapat menginfeksi C. amaranticolor, C. quinoa, N. tabacum, G. globosa, Z. ellegans, Dendrobium sp., dan Phalaenopsis sp. Hasil kisaran inang juga menunjukkan bahwa ORSV tidak dapat menginfeksi C. sativus dan C. vulgaris. Hasil pengamatan partikel virus diketahui bahwa partikel ORSV memiliki bentuk batang kaku dengan ukuran kurang lebih 300 x 18 nm.
PATOGENISITAS JAMUR ENTOMOPATOGEN Lecanicillium lecanii (DEUTEROMYCOTINA; HYPHOMYCETES) TERHADAP Bemisia tabaci (G.) SEBAGAI VEKTOR VIRUS COWPEA MILD MOTTLE VIRUS (CMMV) PADA TANAMAN KEDELAI Gepi M Putra; Tutung Hadiastono; Aminudin Afandhi; Yusmani Prayogo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The obstacle in improving production of soybean is the attack of Cowpea mildmottle virus (CMMV). CMMV infection in the field by vector insect Bemisiatabaci. Entomopathogen fungi Lecanicillium lecanii is effective in killing insectsfrom homoptera ordo particularly Bemisia tabaci. Result of this study reveal thatthe higher conidia density in fungi L. lecanii, the more pathogenic this fungi inkilling B. tabaci thus CMMV intensity contaminated by vector insects is lower.Death of tested insects infected by fungi L. lecanii was highlighted with whitecolor mycelium colony that covers insect body. Conidia density of fungi L. lecaniiis effective in killing B. tabaci 108/ml with mortality rate 68.5% so that reduceCMMV attack intensity. The faster incubation period of fungi L. lecanii towardinsect would result lower ability of B. tabaci in spreading CMMV until reaching3.43%. The large seed soybean (Argomulyo) has trichoma density 127.18/cm2which is more vulnerable to be infected with CMMV compared with small seedsoybean (Wilis) which has trichoma density 182.83/cm2. Attack intensity ofCMMV in Argomulyo variety is reaching 29.89% while attack intensity in Wilisvariety only reach 23.94%. Reviewed from the efficacy of the fungi L. lecanii inkilling B. tabaci, the results of this study can be concluded 108/ml conidial densityis an effective dose. The use of small seed soybean varieties (Willis) with adensity of more tightly trichoma can pressess B. tabaci’s attack and CMMVinfection on soybean plants.Keywords: B. tabaci, Conidia density of L. Lecanii, Cowpea mild mottle virus(CMMV), Soybean plants
PENGARUH PENGGUNAAN PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) TERHADAP INTENSITAS TMV (TOBACCO MOSAIC VIRUS), PERTUMBUHAN, DAN PRODUKSI PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) Kamila Qurota A’yun; Tutung Hadiastono; Mintarto Martosudiro
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the main disease of chili cultivation is mosaic disease that is caused byTMV (Tobacco Mosaic Virus). One effort to control the disease could be done byapplying Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). PGPR is a usefulbacteria that lives and grows well in soil that contain much of organic matter. Thisresearch aimed to determine the effect of application and the role of PGPRPseudomonas fluorescens, Azotobacter sp., dan Bacillus subtilis on TMV attackintensity, the height and production of chili plant. This research was conducted inscreen house and plant disease laboratory, Brawijaya University Malang. Theexperiment started in April until August 2012. This research was using completerandomized design. The treatments used one species of PGPR bacteria and thecombination of two species of PGPR bacteria. The PGPR were PGPR P.fluorescens, PGPR Azotobacter sp., or PGPR B. subtilis. Whereas the PGPRcombination were PGPR P. fluorescens and PGPR Azotobacter sp., PGPR P.fluorescens and PGPR B. subtilis, or PGPR Azotobacter sp. and PGPR B. subtilis.Control were executed without applying PGPR. Results showed that thecombination of P. fluorescens and Azotobacter sp. PGPR affected on reducing theincubation periode, the attack intensity of TMV, and increasing the plant height.The incubation periode for chili plants with PGPR P. fluorescens and Azotobactersp. was 16,67 days. The PGPR P. fluorescens and Azotobacter sp. reduced TMVattack intensity on chili plants until 89,92%. The plant height of chili plants withPGPR P. fluorescens and Azotobacter sp. could reach 69,25 cm. PGPR P.fluorescens dan B. subtilis treatment could increase the average fruit weight ofchili until 2,17 grams per plant.Keywords: PGPR, Pseudomonas fluorescens, Azotobacter sp., Bacillus subtilis,TMV, chili
KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP INFEKSI TMV (TOBACCO MOSAIC VIRUS) PADA UMUR TANAMAN YANG BERBEDA Dian Eka Kusumawati; Tutung Hadiastono; Mintarto Martosudiro
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diseases caused by TMV (Tobacco Mosaic Virus) on chili is important to notebecause it can cause a loss. Chili varieties are currently circulating in the marketand have not been evaluated resistance to TMV (Tobacco Mosaic Virus).Therefore, research is needed on the effects of the attack TMV (Tobacco MosaicVirus) on the growth, production and resistance to chili varieties such. The initialsymptoms are the same, namely the emergence of a mosaic on the leaves of youngplants, followed by chlorosis due to reduced chlorophyll content of plants forphotosynthesis disturbed then a widespread and causes the leaves begin to showsymptoms of the malformation. Leaves of the plant having malformations (leavesshriveled). The results showed that TMV infection can suppress plant growth anddecrease crop production. Treatment plant inoculation at different ages apparentlysignificant effect on plant growth as well as production plants. Chili plantsinfected with virus at a very young age the rate of plant growth and developmentis inhibited, so the plants will grow abnormally. Based on the parameters used tocalculate the resistance category chili tested against TMV virus showed that thevarieties are very susceptible Sonar and Bara, Cakra susceptible, moderatelyresistant while TM Rawit, Samaru resistant to TMV infection.Keywords: Chili plants, TMV, inoculation, infection and resistance
KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) TERHADAP INFEKSI Turnip Mosaic Virus (TuMV) Esti Yuliastri Sa’idah; Mintarto Martosudiro; Tutung Hadiastono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 1 No. 4 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Turnip Mosaic Virus (TuMV) adalah virus yang sering menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea. TuMV merupakan virus baru pada tanaman Brassicaceae di Indonesia, dan berpotensi menjadi penyakit penting. Penularannya terjadi secara mekanis dan melalui serangga vektor. Varietas sawi komersial di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan lima varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV, dan mengetahui pengaruh infeksi TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan di screenhouse Universitas Muhammadiyah Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi dan tiga ulangan. Hasil penelitian tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV adalah varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, yakni mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. Kata Kunci: ketahanan, varietas, sawi, Turnip Mosaic Virus (TuMV)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUNBLOCK KOMERSIAL PADA BEBERAPA NILAI SPF (Sun Protection Factor) SEBAGAI PELINDUNG Spodoptera litura NUCLEAR POLYHEDROSES VIRUS (SlNPV) DARI SINAR ULTRAVIOLET Fiqh Thamrotul Irsyadah; Tutung Hadi Astono; Mintarto Martosudiro; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sunblock komersial pada beberapa nilai SPF (Sun Protection Factor) sebagai pelindung Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) dari sinar ultraviolet. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah SlNPV tanpa bahan pelindung (kontrol), dan perlakuan SlNPV yang dicampur sunblock SPF 15, SPF 24, SPF 33, dan SPF 50. Penelitian Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) dilaksanakan di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) Kabupaten Malang, mulai bulan April – Juli 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sunblock komersial SPF 50, SPF 33, dan SPF 24 memiliki kemampuan yang sama besar sebagai pelindung Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) terhadap kerusakan virus dari sinar ultraviolet dan pada 96 JSI (Jam Setelah Inokulasi) dapat menghasilkan persentase kematian larva S. litura yang tingi sebesar 90% hingga 100% . Kata kunci : SlNPV, S. litura, Sunblock, SPF
EFEKTIVITAS BEBERAPA JENIS TABIR SURYA SEBAGAI PELINDUNG Spodoptera litura NUCLEAR POLYHEDROSIS VIRUS DARI SINAR ULTRAVIOLET Yayang Cahyaning Bulan; Mintarto Martosudiro; Tutung Hadi Astono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan berbagai jenis bahan tabir surya yaitu kaolin, sunblock SPF 24, ekstrak lidah buaya, ekstrak mentimun dan ekstrak bengkuang sebagai pelindung SlNPV JTM 97 C dari sinar ultraviolet. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Balai Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI), Kendalpayak Malang mulai bulan April–Juli 2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu isolat SlNPV dengan konsentrasi 2,5x1011 yang ditambahkan dengan: 1) aquades, 2) kaolin, 3) sunblock SPF 24, 4) ektrak lidah buaya, 5) ekstrak mentimun, dan 6) ekstrak bengkuang masing-masing 5% dalam suspensi SlNPV. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kaolin, sunblock SPF 24, dan ektrak lidah buaya pada isolat SlNPV JTM 97 C mampu menjaga keefektifan SlNPV JTM 97 C dengan tingkat kematian larva 93,33%-100%, sedangkan persentase pembentukan pupa pada perlakuan isolat SlNPV JTM 97 C yang ditambah ekstrak lidah buaya sebesar 3,33%. Kaolin, sunblock SPF 24 dan ektrak lidah buaya dapat digunakan sebagai bahan pelindung SlNPV terhadap kerusakan virus dari sinar UV.   Kata kunci : SlNPV JTM 97 C, kaolin, tabir surya, S. litura