Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERAN KAOLIN SEBAGAI BAHAN PEMBAWA TERHADAP PERSISTENSI INFEKTIFITAS Spodoptera litura NUCLEO POLIHEDRAL VIRUS (SlNPV) DALAM MENGENDALIKAN Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctunidae) Anugerah Firmansyah Zakaria; Mintarto Martosudiro; Tutung Hadi Astono; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan persistensi dan infektivitas SlNPV yang ditambahkan kaolin dengan yang tidak ditambahkan kaolin dibawah pengaruh lama penyinaran ultraviolet yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Balitkabi Malang dimulai bulan April hingga Juni 2013, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (2x4) dengan 3 ulangan. Parameter pengamatan  meliputi stop feeding, mortalitas, metamorphosis larva menjadi pupa dan metamorphosis pupa menjadi imago. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kaolin dapat mempertahankan persistensi SlNPV terhadap lama penyinaran ultraviolet. Persentase mortalitas larva S.litura pada perlakuan penambahan kaolin tanpa penyinaran sebesar 100%; perlakuan tanpa kaolin tanpa penyinaran sebesar 93,33%; perlakukan penambahan kaolin lama penyinaran 1 jam sebesar 83,33%; perlakukan tanpa kaolin lama penyinaran 1 jam sebesar 76,66%; perlakukan penambahan kaolin lama penyinaran sinar UV 3 jam sebesar 43,33%; perlakuan penambahan kaolin lama penyinaran sinar UV 4 jam sebesar 36,66%; perlakuan tanpa kaolin lama penyinaran sinar UV 3 jam sebesar 23,33%; dan perlakukan tanpa kaolin lama penyinaran sinar UV 4 jam sebesar 20,00%. Kata kunci: Kaolin, Spodoptera litura, Persistensi, Infektivitas, SlNPV
PENGARUH KONSENTRASI Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) JTM 97 C TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN Crocidolomia binotalis Zell PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleraceae Var. Botrytis L) M. Guruh Arif Zulfahmi; Tutung Hadiastono; Mintarto Martosudiro; Bedjo Bedjo
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi (PIBs) SlNPV-JTM 97 C  terhadap waktu berhenti makan, mortalitas larva C. binotalis. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Entomologi BALITKABI Malang, pada bulan  Februari sampai Mei 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu SlNPV-JTM 97 C dengan konsentrasi 106, 108, 1010, 1012 (PIBs/ml) dan kontrol (tanpa SlNPV). Parameter pengamatan adalah waktu berhenti makan dan mortalitas. Data dianalisis dengan uji F, dilanjutkan uji BNT dengan taraf 5%. Waktu berhenti makan dan mortalitas  larva C. binotalis sangat dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi virus SlNPV-JTM 97C. Konsentrasi mematikan 50% (LC50) SlNPV-JTM 97C adalah 4.9 x 104PIBs/ml pada pengamatan 168 JSI. Sedangkan waktu mematikan 50% (LT50) SlNPV-JTM 97C adalah 4,4 HSI pada konsentrasi 1012PIBs/ml. Nilai koefisien korelasinya (R) 0,997. Semakin tinggi konsentrasi PIBs yang diinokulasikan, persentase kematian larva C. binotalis semakin tinggi, dan waktu untuk mematikan juga semakin singkat. Kata kunci: C. binotalis, SlNPV, Konsentrasi, waktu berhenti makan, mortalitas.
IDENTIFIKASI PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS PADA TANAMAN ANGGREK Cattleya sp. DI MALANG, JAWA TIMUR Fery Abdul Choliq; Tutung Hadi Astono; Erlina Eka Putri
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2 No 1 (2018): December 2018
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v2i1.1280

Abstract

Kota Malang, merupakan salah satu sentra budidaya tanaman hias jenis anggrek di Jawa Timur. Salah satu anggrek yang dibudidayakan adalah jenis anggrek Cattleya sp. Anggrek Cattleya sp. memiliki julukan sebagai The Queen of Orchid karena ukuran serta keindahan bunganya. Anggrek jenis ini adalah tanaman hias yang memiliki potensi untuk dikembangkan dari segi produktivitasnya. Adanya kendala budidaya tanaman anggrek Cattleya sp. di Malang diduga disebabkan oleh virus. Sampai saat ini belum diketahui virus penyebab penyakit yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. Identifikasi penyakit adalah salah satu langkah awal untuk mengetahui jenis virus penyebab penyakit sehingga dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi intensitas serangan penyakit. Identifikasi penyakit yang disebabkan oleh virus dengan menggunakan metode pengujian sifat fisik virus dalam sap dan pengujian kisaran inang dapat menjadi salah satu solusi untuk mengetahui virus penyebab penyakit pada anggrek Cattleya sp. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang akan memberikan informasi terkait identifikasi virus penyebab penyakit pada Anggrek Cattleya sp. di Malang Jawa Timur dengan menggunakan pengujian sifat fisik virus dalam sap. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2016 di Green House yang berlokasi di Ds. Karang Widoro, Kec. Dau, Kab. Malang dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Sumber inokulum virus diperoleh dari daun anggrek Cattleya sp. yang diduga bergejala virus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif untuk mengetahui jenis virus yang menyerang tanaman anggrek melalui pengujian kisaran inang dan pengujian sifat fisik virus. Beberapa hasil pengujian sifat fisik virus yang dilakukan diketahui bahwa virus yang menginfeksi anggrek Cattleya sp. adalah Odontoglossum Ringspot Virus (ORSV). Anggrek Cattleya sp. yang terserang ORSV menunjukkan gejala klorosis beserta nekrosis berwarna coklat kehitaman yang hampir menutupi seluruh bagian daun. Pada pengujian kisaran inang hasilnya menunjukkan bahwa ORSV dapat menginfeksi C. amaranticolor, C. quinoa, N. tabacum, G. globosa, Z. ellegans, Dendrobium sp., dan Phalaenopsis sp. Hasil kisaran inang juga menunjukkan bahwa ORSV tidak dapat menginfeksi C. sativus dan C. vulgaris. Hasil pengamatan partikel virus diketahui bahwa partikel ORSV memiliki bentuk batang kaku dengan ukuran kurang lebih 300 x 18 nm.