Claim Missing Document
Check
Articles

KARAKTERISASI BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN EDAMAME DI JEMBER Masnilah, Rachmi; Abadi, Abd Latif; Astono, Tutung Hadi; Aini, Luqman Qurata
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 1, No 1: AGUSTUS 2013
Publisher : Berkala Ilmiah Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.477 KB)

Abstract

[ENGLISH] One among important diseases in Edamame soybean is bacterial bligh. The disease is relatively new and causes significant loss of soybean yield. This research was aim to know the characterize the pathogen of bacterial blight in Jember. Survey was one in several soybean field in Jember and the plant sample was culture on Kings B medium to grow the pathogen. Identification was done through pysiological and biochemistry assay. The result showed that the pathogen of bacterial blight disease on Edamame soybean di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, and Sumbersari) was Pseudomonas syringae pv. glycinea with properties as Gram negative, produce fluorescent pigment on Kings B medium, grew on 20-40O C, pH range of 4.5-8.5, tolerant on 0.5-2% NaCl and also pathogenic and virulent on Edamame while reinoculated to Edamame. Keywords: Edamame, bacterial blight, soybean  [INDONESIAN] Salah satu penyakit penting pada kedelai khususnya edamame ialah hawar daun bakteri, penyakit ini merupakan penyakit yang relatif baru dan menyebabkan kerugian yang cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di daerah Jember. Penelitian diawali dengan pengamatan gejala di lapangan di beberapa lokasi di daerah Jember. Bagian tanaman yang sakit dibawa ke laboratorium, selanjutnya dilakukan isolasi pada medium King B. Identifikasi dilakukan dengan serangkaian pengujian fisiologi dan biokimia. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember (Panti, Sukorambi, Wirolegi, Ajung, dan Sumbersari) ialah Pseudomonas syringae pv. glycinea yang bersifat gram negatif, mampu membentuk pigmen fluoresen pada medium king B, mampu tumbuh baik pada kisaran suhu 20-400 C, mempunyai kisaran pH 4,5-8,5, toleran pada kandungan NaCl 0,5-2%, serta bersifat patogenik dan virulen pada tanaman edamame. Keywords: Edamame; Hawar Daun; Kedelai How to citate: Masnilah R, AL Abadi, TH Astono, LQ Aini. 2013. Karakterisasi bakteri penyebab penyakit hawar daun edamame di Jember. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 10-14.
EKSPLORASI KAPANG ANTAGONIS DAN KAPANG PATOGEN TANAMAN APEL DI LAHAN PERKEBUNAN APEL PONCOKUSUMO Pradana, Galuh Setyanto; Ardiyati, Tri; Aini, Luqman Qurata
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.711 KB)

Abstract

Poncokusumo merupakan daerah pertanian di Kabupaten Malang yang memiliki komoditas utama yaitu apel. Serangan kapang patogen menyebabkan apel menjadi rusak dan busuk. Selama ini, pengendalian kapang patogen hanya dilakukan dengan menggunakan pestisida dan mampu menyebabkan terjadinya resistensi kapang patogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui spesies kapang antagonis dan kapang patogen yang terdeteksi serta mengetahui tingkat dan mekanisme penghambatan kapang antagonis terhadap pertumbuhan kapang patogen dari lahan perkebunan apel Poncokusumo. Isolasi kapang antagonis dilakukan menggunakan sampel tanah top soil 10 cm, sedangkan isolasi kapang patogen berasal dari sampel organ tanaman yang terserang penyakit dengan melakukan sterilisasi menggunakan larutan NaOCl 5 %. Isolat kapang antagonis diuji tingkat penghambatannya terhadap kapang patogen tanaman apel dengan menggunakan metode dual culture dan slide culture. Persentase penghambatan masing-masing kapang antagonis dianalisis secara statistik menggunakan one-way ANOVA. Hasil eksplorasi didapatkan tiga genus kapang patogen yaitu Venturia sp., Colletotrichum sp., dan Monilia sp., sedangkan kapang antagonis yang didapat antara lain Trichoderma sp.(I), Trichoderma sp.(II), Trichoderma sp.(III), Aspergillus sp.(I), dan Aspergillus sp.(II). Penghambatan terbaik ditunjukkan kapang antagonis Trichoderma sp.(I) yaitu menghambat Venturia sp. sebesar 50,51%, Colletotrichum sp. sebesar 73,30%, dan Monilia sp. sebesar 66,97%. Hasil pengamatan mikroskopis diketahui bahwa mekanisme penghambatan kapang antagonis terhadap kapang patogen menggunakan metode slide culture diketahui bahwa isolat Genus Trichoderma yaitu kompetisi dan parasitisme, sedangkan isolat Genus Aspergillus dengan antibiosis. Kata kunci: antagonis, eksplorasi, patogen, penghambatan.
Pemanfaatan Rhizobakteri dari Gulma di UB Forest sebagai Agen Antagonis Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Izza, Junda Fauzul; Aini, Luqman Qurata; Kusuma, Restu Rizkyta
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.201 KB) | DOI: 10.21776/ub.biotropika.2018.006.02.03

Abstract

Penyakit layu bakteri yang diakibatkan oleh patogen Ralstonia solanacearum merupakan kendala yang sering terjadi pada budidaya tanaman kentang. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan rhizobakteri yang efektif mengendalikan penyakit layu bakteri dan meningkatkan pertumbuhan pada tanaman kentang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, UB Forest, dan Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Rhizobakteri diisolasi  dari  perakaran gulma di UB Forest kemudian dilakukan pengujian aktivitas sebagai pemicu pertumbuhan. Rhizobakteri yang terpilih dilakukan pengujian sifat antagonis terhadap R. solanacearum secara in vitro dan penekanan terhadap angka kejadian penyakit serta pertumbuhan tanaman kentang. Identifikasi isolat dilakukan secara fisiologi, biokimia dan molekuler. Hasil eksplorasi didapatkan 20 isolat rhizobakteri yang bersifat antagonis terhadap R. solanacearum. Isolat AGR 2 memiliki diameter penghambatan yang sama dengan bakterisida secara in vitro. Secara in vivo isolat bakteri AGR 1, AGR 2 dan EPT 9 dapat meningkatkan rerata jumlah daun lebih tinggi dibandingkan dengan bakterisida pada 1 dan 2 MSA (minggu setelah aplikasi). EPT 9 mampu menekan angka kejadian penyakit layu bakteri 55,6 % setelah 5 MSA dan meningkatkan berat umbi sebesar 59,3 % lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Isolat  AGR 2 diketahui sebagai Pseudomonas aeruginosa dan EPT 9 merupakan Bacillus cereus.
Efektifitas Pestisida Biologis Bacillus Cereus dan Bacillus Megaterium. sebagai Pengendali Spodoptera litura Fabr (Lepidoptera: Noctuidae) Agastya, I Made Indra; Afandhi, Aminudin; Aini, Luqman Qurata
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.936 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v17i2.294

Abstract

This research was conducted in vitro in the laboratory. Studies conducted in the Laboratory of Bacteriology Department of Plant Pests and Diseases of the Faculty of Agriculture, University of Brawijaya, on the effectiveness of the bacteria Bacillus cereus and Bacillus megaterium as biological pesticides controlling Spodoptera litura. The objective of this study was to determine the effectiveness of the bacteria Bacillus sp as biological control. Effectiveness pesticide was measured by testing the incubation period and mortality in larvae of S. litura instar 3. This study used a completely randomized design (CRD), conducted observations every 6 hours until the larvae dead. The results showed that the percentage of mortality of S. litura reached 94.66% compared to the control, while the incubation time of the bacteria B. cereus cause disease until 29.84 hours. B. cereus and B. megaterium have the ability to incubate third instar larvae of S. litura up to 29.84 hours and caused the death of larvae up to 94.66%. Keywords: Biological pesticides, Bacillus cereus, Bacillus megaterium, entomopatogen, Spodoptera litura
The Effectiveness o f Entomopathogenic Fungi Beauveria bassiana with the Addition of Insect Growth Regulator Lufenuron f or Controlling Bactrocera carambolae Hadi, Mochammad Syamsul; Himawan, Toto; Aini, Luqman Qurata
Journal of Tropical Life Science Vol 3, No 3 (2013)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study of the effectiveness of entomopathogenic fungus Beauveria bassiana (Bals) Vuill. with the addition of an insect growth regulator (IGR) lufenuron to control the fruit fly Bactrocera carambolae (Drew and Hancock) (Diptera: Tephritidae) was conducted at the Laboratory of Toxicology and Laboratory of Entomology, Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya Malang from March 2012 until December 2012. This study examined the effect of lufe-nuron to the development and sporulation of B. bassiana and the effectiveness of the fungus B. bassiana in combination with several concentrations of lufenuron (0.5, 1, 1.5 mL/L) on the mortality of fruit fly larvaB. carambolae. The results showed that the addition of lufenuron at the concentration of 1 mL/L could significantly increase the sporulation of B. bassiana. The addition of B. bassiana at 108 spores/mL combined with lufenuron at the concentration of 1 mL/L applied to compost pupation medium of larva of B. carambolae is significantly able to suppress the formation of the fruit fly pupa and imago of B. carambolae
APLIKASI AGENS HAYATI DAN BAHAN NABATI SEBAGAI PENGENDALIAN LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA BUDIDAYA TANAMAN TOMAT Maharina, Khoirun Enisa; Aini, Luqman Qurata; Wardiyati, Tatiek
Jurnal Produksi Tanaman Vol 1, No 6 (2013)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.52 KB) | DOI: 10.21776/66

Abstract

Buah tomat merupakan salah satu produk hortikultura yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga. Berdasarkan hasil laporan BPS (2013), terjadi penurunan produksi buah tomat pada tahun 2012 sebesar 6,96 %. Kegiatan pengendalian terpadu (PHT) menggunakan agens hayati dan pestisida nabati dapat menjadi suatu upaya meningkatkan produksi khususnya di dataran menengah. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui potensi agens hayati dan bahan nabati sebagai pestisida alternatif dalam menekan populasi bakteri Ralstonia solanacearum, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat di dataran menengah, serta untuk mengetahui pengaruh interval aplikasi pestisida terhadap perkembangan populasi Ralstonia solanacearum di dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pestisida alternatif dan interval aplikasi berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah, persentase tanaman sakit, dan populasi Ralstonia solanacearum di dalam tanah. Aplikasi agens hayati berpotensi menekan serangan penyakit layu bakteri dan populasi Ralstonia solanacearum. Agens hayati juga dapat meningkatkan produksi buah tomat. Pestisida nabati ekstrak daun sirih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dalam hal tinggi tanaman dan jumlah daun. Kata kunci: Tomat, Layu bakteri, Agen hayati, Daun sirih, Kubis
EKSPLORASI KAPANG ANTAGONIS DAN KAPANG PATOGEN TANAMAN APEL DI LAHAN PERKEBUNAN APEL PONCOKUSUMO Galuh Setyanto Pradana; Tri Ardiyati; Luqman Qurata Aini
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Poncokusumo merupakan daerah pertanian di Kabupaten Malang yang memiliki komoditas utama yaitu apel. Serangan kapang patogen menyebabkan apel menjadi rusak dan busuk. Selama ini, pengendalian kapang patogen hanya dilakukan dengan menggunakan pestisida dan mampu menyebabkan terjadinya resistensi kapang patogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui spesies kapang antagonis dan kapang patogen yang terdeteksi serta mengetahui tingkat dan mekanisme penghambatan kapang antagonis terhadap pertumbuhan kapang patogen dari lahan perkebunan apel Poncokusumo. Isolasi kapang antagonis dilakukan menggunakan sampel tanah top soil 10 cm, sedangkan isolasi kapang patogen berasal dari sampel organ tanaman yang terserang penyakit dengan melakukan sterilisasi menggunakan larutan NaOCl 5 %. Isolat kapang antagonis diuji tingkat penghambatannya terhadap kapang patogen tanaman apel dengan menggunakan metode dual culture dan slide culture. Persentase penghambatan masing-masing kapang antagonis dianalisis secara statistik menggunakan one-way ANOVA. Hasil eksplorasi didapatkan tiga genus kapang patogen yaitu Venturia sp., Colletotrichum sp., dan Monilia sp., sedangkan kapang antagonis yang didapat antara lain Trichoderma sp.(I), Trichoderma sp.(II), Trichoderma sp.(III), Aspergillus sp.(I), dan Aspergillus sp.(II). Penghambatan terbaik ditunjukkan kapang antagonis Trichoderma sp.(I) yaitu menghambat Venturia sp. sebesar 50,51%, Colletotrichum sp. sebesar 73,30%, dan Monilia sp. sebesar 66,97%. Hasil pengamatan mikroskopis diketahui bahwa mekanisme penghambatan kapang antagonis terhadap kapang patogen menggunakan metode slide culture diketahui bahwa isolat Genus Trichoderma yaitu kompetisi dan parasitisme, sedangkan isolat Genus Aspergillus dengan antibiosis. Kata kunci: antagonis, eksplorasi, patogen, penghambatan.
Leaf Extract of Mirabilis jalapa L. Induced Defense of Tomato Plant (Lycopersicum esculentum Mill.) Against Cucumber Mosaic Virus (CMV) Infection Dian Eka Kusumawati; Tutung Hadiastono; Luqman Qurata Aini
Journal of Tropical Plant Protection Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.388 KB)

Abstract

AbstractInfection of Cucumber Mosaic Virus (CMV) could reduce the tomato production up to 50%depending on the age of the plant during infection and tomato varieties. Until now the controlefforts against CMV infection have been made, but no consistent effective method was available.Recently, new approach by increasing the plant health to defense against plant disease wasincreased. It can be stimulated by inoculation of microbes associated with roots or by application of plant extract such as Mirabilis jalapa. In this study, the effect of M. jalapa leaf extract in differentconcentration to develop control against CMV infection in tomato plants was conducted. The results showed that the application of M. jalapa leaf extract could inhibit the development of CMV diseasein tomato plants. The higher the concentration of M. jalapa leaf extract applied on tomato plant, thelower disease incidence as well as the longer incubation period of CMV disease in tomato plants.The applications of M. jalapa leaf extract elevated the activity of peroxidase and catalase enzymes.Thus, the inhibition of CMV disease development in tomato plant by application of M. jalapa leafextract may related to the induction of peroxidase and catalase activity in tomato plants.Keywords: M. jalapa, CMV, plant defense, leaf extract, peroxidase, catalase
The Application of Beauveria bassiana and Lufenuron Could Reduce the Reproduction of Fruit Fly (Bactrocera carambolae) (Drew dan Hancock) (DIPTERA: TEPHRITIDAE) Mochammad Syamsul Hadi; Toto Himawan; Luqman Qurata Aini
Journal of Tropical Plant Protection Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.609 KB)

Abstract

AbstractThis study was conducted to examine the effect of Beauveria bassiana and insect growth regulator lufenuron on the fecundity and reproductivity decline of fruit fly B. carambolae adults. The study was conducted at the Laboratory of Entomology, Department of Plant Pests and Diseases, Facultyof Agriculture, University of Brawijaya from March 2012 until December 2012. The density of B. bassiana spores used in this study was 108 spores/ml and the lufenuron concentrations used are 0.5, 1, and 1.5 ml/l. The results showed that the application of B. bassiana spores at density of 108 spores/ml combined with lufenuron at the concentration of 1.5 ml/l significantly reduced the fecundity, egg fertility and reproduction of B. carambolae up to 95.69%.Keywords: Beauveria bassiana, Bactrocera carambolae, Lufenuron.
The effect of PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis On Leaf Mustard Plant (Brassica juncea L.) Infected by TuMV (Turnip Mosaic Virus) Bogi Diyansah; Luqman Qurata Aini; Tutung Hadiastono
Journal of Tropical Plant Protection Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.861 KB)

Abstract

AbstractOne problem that causing leaf mustard yield loss is the infection of Turnip Mosaic Virus (TuMV). Thevirus causes mild mosaic leaf with vein clearing, blister, malformation and stunting. The use of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) such as Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis is oneeffort that could be used to solve the problem. Through the mechanism of induced resistance, thesebacteria can elicit the defense signal in plant for the defence against pathogens. In this study the use of Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis was performed to test their benefit on leaf mustard planthealth against TuMV infection. This study was conducted with a randomized block design (RBD) byusing 8 treatments and 4 replications. On the experiment of the effect of PGPR on the root length ofleaf mustard plants, the design used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and4 replications. Leaf mustard plants inoculated with Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis hadlonger roots than those without the inoculation of Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis. Inaddition, Pseudomonas fluorescens and Bacillus subtilis was also able to reduce the incubation periodand disease intensity of TuMV on the leaf mustard plant. The activity of catalase enzyme and phenolcontent was elevated in the leaf of leaf mustard plant inoculated with PGPR. The results suggested thatcatalase and phenol production probably play a role in plant defense of leaf mustard against theinfection of TuMV.Key word : Mustard, Turnip Mosaic Virus (TuMV), PGPR
Co-Authors Abd Latif Abadi Abd Latif Abadi Abdul Cholil Abdul Cholil Abdul Karim Fanani Abdul Latief Abadi Abdul Latief Abadi Abdul Latief Abadi Achmad Noerkhaerin Putra Achmad Roekhan Adi Setiawan Agung Nugroho Agung Wahyu Susilo Aini Nurul Aini, Febrilia Nur Akhmad Rizali Albert Fernando Sitorus Alda Dwi Aprilia Alfi Inayati Aminudin Afandhi Aminudin Afandhi Anastasya, Nabilla Alya Andhy Handoko Andhy Handoko Anton Muhibuddin Apriyani, Aliffia Nuraita Ardiyan Taruna Arifah, Fitri Ariffin Noor Sugiharto Arifin Noor Sugiharto Aris Budiman Asnawi Asnawi Asparita, Yulia Dwi Auliya Zendhabad Aulya Retno Setyari Aulya Retno Setyari Bayu Setyawan, Bayu Berliana, Sonia Bogi Diyansah Bosha, Mohammed Cindy Diah Ayu Fitriana Cokorda Javandira Cokorda Javandira Daniel Happy Putra Dayanti, Ayu Ike Dewi, Fibrianti Shinta Dian Eka Kusumawati Dianti, Sylvia Dianti, Sylvia Herli Dinata, Gallyndra Fatkhu Diyana Lestari Dwi Wulandari Dyah Ayu Kusuma Wardani Eka Kartini Eriyanto Yusnawan Eriyanto Yusnawan Fibrianti Shinta Dewi Firdausi, Wita Galuh Setyanto Pradana Galuh Setyanto Pradana Ganestya Indina Sari Ganestya Indina Sari Hagus Tarno Hapsari, Femita Hasanah, Ifa Maulidah Husna Fikriya Baroroh I Made Indra Agastya Ichsan Firmansyah Imam Chanif Imam Chanif, Imam Indah Anita Sari Irisa Trianti Irisa Trianti Ismat Ishak Istiqomah Istiqomah Istiqomah, Istiqomah Ito Fernando Ito, Satoshi Iva Dewi Lestariningsih, Iva Dewi Izza, Junda Fauzul Karuniawan Puji Wicaksono Kestrilia Rega Prilianti Khoirun Enisa Maharina Khoirun Enisa Maharina Khoirunisa, Fenti Rahma Kusuma, Restu Rizkyta Liliek Sulistyowati Lilis Suryani Ma'alifah, Nur Maharina, Khoirun Enisa Minal Maimanah Mintarto Martosudiro Mochammad Syamsul Hadi Mochammad Syamsul Hadi Muhammad Akhid Syib’li Muhammad Akhid Syibli Muhammad Febriansyah Muhidin, Ahmad Nava Karina Nindi Kurniasari Novia Dwirani Novie Utami Asputri Nugroho Sulistyo Putro Nugroho Sulistyo Putro Nur Azizah Nurul Aini Nurul Aini Nurul Aini Nurul Aini Oktaviani, Rahmania Pamungkas, Bayu Aji Paramyta Nila Permanasari, Paramyta Nila Prabowo, Matheus Randy Prillianti, Kestrillia Rega Puput Wahyuningsih Rachmi Masnilah Rahmadani, Pradina Rahman, Fakih Nur Ramadhan, Varotama Putra Ramadhani, Fatchuliani Safitri Rania, Khansa Diva Ratri Kusuma Devi Ratri Kusuma Devi Rida Iswati Rifani Rusiana Dewi Rina Rachmawati Rina Rachmawati Roekhan, Achmad Rudin, Sofyan Sudirman Saitama, Akbar Sallygresya Theodora Dwifelita Matondang Santoso, Verisca Agil Winanda Sektiono, Antok Wahyu Serdani, Army Dita Setyono Yudo Tyasmoro Sheila Desi Kharisma Sheila Desi Kharisma Silfiani, Intan Siska Irhamnawati Pulogu Soemarno Soemarno Suharjono Sukmarani, Elok Syamsuddin Djauhari Syamsul Arifin Syarifah Maulidya Rahmah Syib'li, Muhammad Akhid Syibli, Muhammad Akhi Syib`li, Muhammad Akhid Syib’li, Muhammad Akhid Taruna, Ardiyan Tatiek Wardiyati Theresia Rani Kartika Ayu Tita Widjayanti Toto Himawan Toto Himawan Tri Ardiyati Tri Ardiyati Tri Ardyati Trisnawati, Luh Putu Adi Tutung Hadi Astono Tutung Hadiastono Tutung Hadiastono Udayana, Cicik Uma Khumairoh Wardiyati, Tatiek Wita Firdausi Wiwik Jatnika Wiwin Sumiya Dwi Yamika Wiwin Sumiya Dwi Yamika Wiwin Sumiya Dwi Yamika Wiwit Wicaksono Jati Yani Kurniawan, Yani Yogo Setiawan Zainudin Zainudin Zainudin Zainudin Zainul Abidin