Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA LINGKUP PEMBAYARAN KPPN BLITAR Priatno, Prasetyo Adi; Khusaini, Muhammad
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 1, No 2: Semester Genap 2012/2013
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.212 KB)

Abstract

Salah satu instrumen kebijakan fiskal dalam mempengaruhi perekonomian adalah melalui sektor pengeluaran pemerintah.Pada dasarnya pengeluaran pemerintah tersebut bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa, serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta. Oleh karena itu diperlukan proses penyerapan anggaran belanja negara yang dinamis dan terjadwal guna mempercepat proses pembangunan dan memacu tingkat pertumbuhan ekonomi. Pola penyerapan anggaran belanja yang terjadi pada Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung tahun anggaran 2012 yaitu rendah di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun anggaran. Penelitian ini menggunakan analisis faktor dan regresi logistik. Dari 15 variabe awal yang dimunculkan,  diperoleh 3 faktor yakni Faktor Adminsitrasi dan SDM, Faktor Perencanaan, dan Faktor Pengadaan Barang dan Jasa.Hasil analisis data menunjukkan bahwa Faktor adminstrasi dan SDM mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap penyerapan anggaran satuan kerja, sedangkan faktor perencanaan dan faktor pengadaan barang dan jasa yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan anggaran satuan kerja. Kata Kunci:Penyerapan Anggaran, Belanja pemerintah, Kinerja Organisasi Sektor Publik
PENGARUH BIROKRASI, INVESTASI DAN PEGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) ASEAN-5 TAHUN 2002-2011 Andri Pamungkas; Muhammad Khusaini
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol 1, No 2: Semester Genap 2012/2013
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.724 KB)

Abstract

Masalah birokrasi menjadi tantangan tersendiri bagi pengelolaan perekonomian negara-negara di dunia. Birokrasi merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk dapat merumuskan, mengawasi, melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan publik dalam setiap kegiatan pembangunan yang sangat erat kaitannya dengan perundang-undangan. Namun dalam pelaksanaannya masih tetap menemui masalah yang justru dapat menghambat kelancaran proses ekonomi, khususnya bagi negara berkembang. sedangkan investasi dapat menjadi kunci utama terciptanya pertumbuhan ekonomi, karena menciptakan perluasan penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan  penanggulangan kemiskinan. Pengeluaran konsumsi pemerintah merupakan salah satu contoh dari peran pemerintah melalui kebijakan fiscal yang merujuk pada pilihan-pilihan pemerintah mengenai tingkat pembelanjaan dan pajak pemerintah secara keseluruhan Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dari variabel birokrasi, investasi, dan pengeluaran pemerintah terhadap kinerja perekonomian yang diproksikan dengan besaran GDP, menggunakan data tahunan dari tahun 2002 sampai dengan 2011 dengan cakupan wilayah penelitian ASEAN-5. Dengan GDP sebagai variabel independen dan investasi, pengeluaran pemerintah dan 6 indeks birokrasi sebagai variabel dependen. Pengolahan data dengan menggunakan metode Analisis Data Panel dengan Fixed Effect Model, dihasilkan kesimpulan bahwa investasi dan pengeluaran pemerintah terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap GDP, sedangkan 6 indeks birokrasi menberikan hasil yang bervariasi. Kata kunci: Birokrasi, Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Data Panel
Exploring The Phenomenon and Risks of Female Online Motorcycle Taxi Drivers in Metro Lampung From a Maslahah Perspective Khusaini, Muhammad; Sufiandi, Idris; Ali, Zezen Zainul
Syakhsiyah Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 4 No 1 (2024): Syakhshiyyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/syakhshiyyah.v4i1.9299

Abstract

Technological advances have become one of the alternatives for various companies engaged in transportation. In Indonesia itself there are many in this field, at least 2 online motorcycle taxi transportation companies that have grown rapidly, namely Grab and Gojek. Including in Metro City, we often encounter many online motorcycle taxis, in addition to making it easier for the community to also open up jobs as drivers. This profession is not only cultivated by men but also women. However, each job certainly has its own risks, including in online motorcycle taxis. Therefore, researchers are interested in examining how the phenomenon and risks of female online ojek drivers in Metro Lampung in the perspective of maslahah. This study aims to explain the maslahah study of the phenomenon and risks of female online motorcycle taxi drivers in Metro City. This research is a field research (field reserch) and is descriptive analytic. Using a normative-empirical approach, data collection uses methods; observation, interviews with 3 informants, and documentation. The results showed that more to Maslahah Dhurariyyah, because apart from the risks of course the work of women drivers has a role to help the family, meet economic needs, make independent not dependent on husbands, then female consumers who want to use their services. The risks of women online motorcycle taxi workers are; attempted harassment, illness due to overworking the body in unhealthy conditions, getting fictitious orders and being more careful in getting orders and the risk of accidents can be more careful and vigilant. Women workers are more able to manage time with family, in Islam wives are required to carry out their obligations, not neglecting their obligations to their husbands and children as wives, even though they work to help support the family economy.
Artificial Intelligence and the Law: The Use of Artificial Intelligence as a Tool to Assist Judges in Deciding Polygamy Cases Maliki, Ibnu Akbar; Ali, Zezen Zainul; Khusaini, Muhammad
Nurani Vol 23 No 2 (2023): Nurani: jurnal kajian syari'ah dan masyarakat
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/nurani.v23i2.20152

Abstract

This research aims to discuss the relationship between Artificial Intelligence (AI) and law. The emergence of the idea of using AI as a tool to analyse judges' decisions has generated mixed responses. On the one hand, the use of AI can be used as a tool to objectively ensure legal certainty, but on the other hand the use of AI can displace the legal supremacy of judges in court. This attracts the author's attention to examine the use of AI in analysing legal cases and as a consideration for judges in deciding polygamy cases. Polygamy itself is a very complex case in court. Judges' considerations in deciding polygamy cases do not only consider procedural aspects, but also involve substantial aspects related to the cumulative and alternative conditions of polygamy. As a chatbot-based platform, AI certainly has limited access in analysing the legal complexity in polygamy cases. This research focuses on the analysis of AI in analysing polygamy cases both in terms of legal basis and justice. This research method is normative with a conceptual legal approach, data is obtained by netnography using the ChatGPT/OpenAi platform and analysed using the content analysis method. The results showed that there were two aspects that were considered by the judge in the AI version of the polygamy case. First, the juridical aspect which is based on the polygamy provisions in the Compilation of Islamic Law. The second aspect is the social aspect based on gender justice. In addition to presenting the essence of several laws and regulations, AI also provides complex social analyses with a gender justice perspective with simple and straightforward sentences. However, this does not mean that AI can be an absolute and stand-alone consideration in polygamy licence cases. AI is only a complement that makes it easier for judges to analyse cases. This is because the judge's involvement in cognitive and psychological aspects is still needed in interacting with litigants in court.
Hak Kebendaan Anak Angkat Perspektif Hukum Islam Studi Kasus Desa Tanjung Inten Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur Khusaini, Muhammad; Hizar, Hizar
Akademika Vol 17 No 1 (2023): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/adk.v17i1.1016

Abstract

Anak angkat adalah suatu tindakan mengambil anak orang lain untuk dipelihara dan diperlakukan sebagai anak kandung sendiri, dalam hukum Islam melarang mengangkat anak angkat menjadi anak kandung baik dari segi kewarisan, perwalian dan kebendaan. Di Indonesia telah dikenal dengan adanya pengangkatan anak atau adopsi yang sering dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak, sedangkan tujuan dari pengangkatan anak tersebut adalah untuk meneruskan keturunan, apabila dalam suatu perkawinan tidak mempunyai keturunan, ada pula yang bertujuan mengadopsi anak sebagai pancingan seperti di adat Jawa khususnya. Penelitian ini berfokus menguraikan tentang bagaimana hak kebendaan anak angkat perspektif hukum Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach), sifat penelitian ini ialah deskriptif kualitatif, menggunakan pendekatan empiris normatif dengan hukum Islam. Metode pengumpulan datanya wawancara dengan informan. Hasil penelitian menurut hukum Islam bahwa anak angkat dari segi kewarisan, kemahraman dan kedudukannya tidaklah bisa disamakan seperti anak kandung. Dan dalam hal warisan anak angkat tidak bisa mendapatkan harta waris dari orang tua angkatnya tetepi hanya diberikan hibah saja dan tidak melebihi 1/3 harta orang tua angkatnya di Desa Tanjung Inten Kecamatan Purobolinggo Kabupaten Lampung Timur hak kebendaan anak anak yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam orang tua yang yang mengangkat anak angkat memberikan hak kebendaan anak ialah 1/3 dari hartanya.
Reinterpretasi Tradisi Islam: Larangan Menikah Di Bulan Muharram (Suro) Dalam Adat Jawa Khusaini, Muhammad; Yusman, Armanda; Ali, Zezen Zainul; Adila, Queen
Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam Vol. 22 No. 2 (2024): Jurnal Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/realita.v22i2.480

Abstract

The prohibition against marrying in the month of Muharram (Suro) is a deeply rooted belief among Javanese communities, including Muslims in Pakuan Baru Village, Pakuan Ratu Subdistrict, Way Kanan Regency. Although Islam does not explicitly forbid marriage in Muharram, local customs—passed down through generations—consider this month inauspicious for wedding ceremonies. This study aims to reinterpret the tradition of prohibiting marriage during Muharram in light of Islamic teachings and Javanese cultural values. Employing a descriptive qualitative approach, the research collects data through field observations, interviews with community members, religious leaders, and local elders. Findings indicate that the prohibition is still strongly upheld due to reverence for ancestral customs and the perception of Muharram as a sacred and solemn month. While this belief aligns with the Javanese ethic of spiritual caution, it also reflects a syncretic understanding that merges Islamic reverence for sacred time with local cultural interpretations. The study offers a reinterpretation that encourages critical reflection on inherited traditions while promoting harmony between religious doctrine and cultural expression
Reinterpretasi Tradisi Islam: Larangan Menikah Di Bulan Muharram (Suro) Dalam Adat Jawa Khusaini, Muhammad; Yusman, Armanda; Ali, Zezen Zainul; Adila, Queen
Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam Vol. 22 No. 2 (2024): Jurnal Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/realita.v22i2.480

Abstract

The prohibition against marrying in the month of Muharram (Suro) is a deeply rooted belief among Javanese communities, including Muslims in Pakuan Baru Village, Pakuan Ratu Subdistrict, Way Kanan Regency. Although Islam does not explicitly forbid marriage in Muharram, local customs—passed down through generations—consider this month inauspicious for wedding ceremonies. This study aims to reinterpret the tradition of prohibiting marriage during Muharram in light of Islamic teachings and Javanese cultural values. Employing a descriptive qualitative approach, the research collects data through field observations, interviews with community members, religious leaders, and local elders. Findings indicate that the prohibition is still strongly upheld due to reverence for ancestral customs and the perception of Muharram as a sacred and solemn month. While this belief aligns with the Javanese ethic of spiritual caution, it also reflects a syncretic understanding that merges Islamic reverence for sacred time with local cultural interpretations. The study offers a reinterpretation that encourages critical reflection on inherited traditions while promoting harmony between religious doctrine and cultural expression
Fenomena Hidup Membujang dan Relevansinya dengan Hukum Islam Khusaini, Muhammad; Prasetyo, Bambang; Ali, Zezen Zainul
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v4i2.19233

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik membujang di masyarakat, alasan dan bagaimana agama mengatur praktik tersebut. Melaksanakan pernikahan berarti memenuhi perintah agama sekaligus memenuhi sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, jika seseorang memenuhi syarat-syarat untuk menikah, maka ia diperintahkan untuk menikah karena dengan menikah maka hidupnya akan lebih sempurna. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Metode penelitian ini bersifat fenomenologis, dan pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena hidup membujang diberi pengaruhi persiapan materi, mengalami kegagalan pernikahan dan trauma yang mendalam, serta terlalu fokus pada tanggung jawab dan pekerjaan. Dalam Islam, puasa merupakan jalan keluar bagi mereka yang tidak mampu membiayai biaya pernikahan, namun jika ada keadaan dimana seseorang sudah tidak mampu lagi menahan godaan syahwat dan tidak mampu membiayai biaya pernikahan, maka nikah menjadi wajib. Faktor-faktor tersebut dapat memberikan dampak yang beragam mulai dari dampak kesehatan, dampak psikologis, dampak sosial, keengganan menikah, hingga dampak keagamaan.
Reconstructing Gender Roles in Contemporary Muslim Families: Islamic Family Law Analysis in the Role of Wives as Online Motorcycle Taxi Drivers Idris, Ahmad Rusyaid; Wahyuni, Riski; Harahap, Fikrah Elhifzi; Khusaini, Muhammad; Sufiandi, Idris
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 7 No. 2 (2025): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/4wb87b54

Abstract

Purpose – This study aims to analyze the role of wives as online motorcycle taxi drivers in helping to meet household needs using the framework of contemporary Islamic family law. Methods – Field studies were conducted in this study with a socio-legal approach. Data was collected through interviews with five wives who work as online motorcycle taxi drivers in Metro City, and analyzed using the Mubādalah theory based on the principles of justice and equality. Findings – The findings of this study indicate that the obligation to earn a living is a form of protection for the family, and the role of wives as online motorcycle taxi drivers is part of modern society's efforts to achieve mutuality and cooperation in family life. Wives as online motorcycle taxi drivers are a form of loyalty in helping to create a harmonious family life and reduce the economic burden on the family. However, the main responsibility for earning a living remains the husband's obligation, and the wife helps her husband as part of a mutually beneficial relationship that brings goodness. Research limitations - The small sample size is a limitation of this study; however, it provides a comprehensive conceptual framework for addressing the challenges of contemporary families. Contribution – This study provides new insights into the relationship between the roles of husbands and wives in overcoming family challenges.
Kontekstualisasi Kafa’ah dalam Q.S. Al-Nur Ayat 26 Perspektif Māqaṣid Al-Syari’ah Cum Mubādalah Adila, Queen; Alamsyah, Muhammad Nurravi; Khusaini, Muhammad
MAHAKIM Journal of Islamic Family Law Vol 8 No 2 (2024): July 2024
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/mahakim.v8i2.626

Abstract

Fenomena meningkatnya angka perceraian di Indonesia, yang sebagian besar disebabkan oleh ketidaksesuaian visi dan misi hidup dalam pernikahan, menjadi latar belakang penting dalam mengkaji ulang konsep kafa’ah dalam al-Qur’an, khususnya Q.S al-Nur ayat 26. Permasalahan utama yang dikaji adalah pemahaman penafsiran yang kaku dan kurang kontekstual terhadap ayat tersebut yang selama ini hanya menekankan aspek moral semata, tanpa mempertimbangkan dimensi kesetaraan visi, misi, dan relasi pasangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan termasuk penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan doktrinal-normatif. Data dianalisis secara deskriptif-analitis dengan teori maqāṣid al-syari’ah cum mubādalah. Argumen utama artikel ini adalah bahwa pemaknaan kafa’ah seharusnya melampaui batas tekstual dari semata kesepadanan moral menuju relasi timbal balik yang adil, setara, dan kooperatif antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontekstualisasi kafa’ah dalam Q.S. al-Nur ayat 26 akan lebih bermakna apabila mencakup unsur kesetaraan visi-misi, kemampuan untuk menjalin relasi yang seimbang, serta keterbukaan dalam menerima perbedaan pasangan. Prinsip kesalingan yang menjadi inti pendekatan maqāṣid al-syari’ah cum mubādalah menegaskan pentingnya komitmen bersama (mitsāqan ghalīzhan), relasi kerja sama, musyawarah, kenyamanan emosional dan penerimaan mutual sebagai fondasi rumah tangga. Hasil ini penting karena memberikan paradigma baru dalam membangun keluarga yang maslahat, berbasis pada prinsip keadian gender dan maqāṣid al-syari’ah yang inklusif dan relevan sesuai kebutuhan zaman.