I. Riwayati
Jurusan Teknik Kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH PENYULINGAN DAUN NILAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PEMBUATAN BRIKET Riwayati, I.; Setianto, M. S.
MOMENTUM Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : MOMENTUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah atau ampas penyulingan daun nilam merupakan biomass atau limbah organik yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternative. Selain meminimalkan pencemaran akibat sulfur , pembuatan briket ini dapat memberikan nilai tambah yaitu : bahan baku dari limbah serta nilai kalor yang lebih tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada proses penyulingan daun nilam.Tujuan dari progam ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada para petani nilam tentang pembuatan briket dari limbah penyulingan daun nilam. Program kegiatan mahasiswa ini dilaksanakan selama 6 (enam ) bulan di kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Kegiatan ini di bagi menjadi beberapa tahap, tahap pertama orientasi lapangan dilaksanakan pada bulan maret, tahap kedua penyuluhan dilaksanakan pada bulan April, tahap ketiga pelatihan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni, tahap ke empat evaluasi dilaksanaklan pada bulan Juli. Tahap ke lima dilaksanakan pada bulan Agustus. Limbah sisa penyulingan daun nilam selain dapat dipergunakan untuk membuat pestisida nabati, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hasil pelatihan pembuatan briket ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat petani dan penyuling daun nilam cara mengatasi masalah limbah sisa penyulingan dan memperoleh manfaat dari limbah tersebut. Kata Kunci : limbah, nilam, briket
PEKTIN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU BIOSORBEN LOGAM BERAT Kurniasari, L.; Riwayati, I.; Suwardiyono, .
MOMENTUM Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : MOMENTUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai kegiatan manusia sangat berpotensi menghasilkan limbah logam berat. Limbah ini bila tidak diolah dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan serta meracuni makhluk hidup termasuk manusia. Diantara berbagai alternatif pengolahan limbah yang mengandung logam berat, penggunaan biosorben memiliki beberapa keunggulan, diantaranya biaya yang relatif murah, efisiensi yang tinggi pada larutan encer serta kemudahan proses regenerasinya. Diantara berbagai bahan baku biosorben, pektin merupakan salah satu komponen tumbuhan yang banyak mengandung gugus aktif, yaitu komponen yang berperan penting dalam proses biosorpsi. Pektin banyak terdapat pada daun, kulit dan buah pada berbagai tanaman. Pektin yang dapat diaplikasikan sebagai biosorben logam berat adalah pektin jenis LMP (Low Methoxyl Pectin) yang dapat langsung diambil dari tanaman yang mengandung LMP atau dari HMP (High Methoxyl Pectin) yang mengalami proses demetilasi atau modifikasi. Kinetika proses biosorpsi logam berat dengan biosorben pektin dapat mengikuti model kinetika tingkat dua semu, sedangkan kesetimbangan isothermnya dapat mengikuti model Langmuir atau Freunlich. Beberapa penelitian penggunaan pektin sebagai biosorben logam berat diantaranya adalah penggunaan pektin dari pulpa gula beet dan pektin dari kulit buah durian. Kata kunci : biosorben, logam berat, pektin
EFFECT OF pH AND MANGANESE KATION ON THE ACTIVITY OF COW RUMEN FLUID CELLULASE ENTRAPPED IN CALCIUM ALGINATE BEADS I. Hartati; L. Kurniasari; I. Riwayati; A. Budiarti
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v8i2.423

Abstract

Enzyme entrapment in calcium alginate beads is considered as one of the important methods of immobilization. In order to utilize cow rumen fluids as source of cellulase and in order to increase the cellulase activity, we were isolated cellulase of cow rumen fluid and investigated the influence of pH (5-9) and concentration of Mn2+ (25-100 mM) towards the activity of the cellulase that is entrapped in calcium alginate beads. The research showed that the immobilization of cow rumen fluid cellulase in alginate beads is lead to a higher optimum pH. Free cellulase exhibit the highest activity at pH 4 while the entrapped cellulase exhibit the highest activity of 145 U/ml at pH 6. Mn2+ is significantly stimulate the activity of entrapped cow rumen fluid cellulase.Keywords: alginate beads, cow rumen fluids cellulase, immobilization, pH, Mn
ANALISA RESIKO PENGARUH PARTIKEL NANO TERHADAP KESEHATAN MANUSIA I. Riwayati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v4i2.610

Abstract

Teknologi nano memberikan banyak harapan, peluang dan manfaat dalam berbagai bidang kehidupan . Penerapan teknologi ini akan memberikan nilai lebih dalam berbagai hal . Namun begitu resiko potensial dan pengaruh penggunaan material nano terhadap makhluk hidup dan lingkungan serta cara mengelola resiko tersebut menjadi satu pemikiran dalam penerapan teknologi ini. Hal ini disebabkan karena partikel nano mempunyai sifat-sifat yang tidak dapat dengan mudah diprediksi dibandingkan dengan bulk material dengan jenis yang sama.Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa untuk mengetahui pengaruh material nano terhadap kesehatan manusia khususnya organ-organ tubuh manusia.Organ tubuh manusia yang akan mengalami kontak langsung dengan partikel –partikel dari luar termasuk partikel berukuan nano adalah paru-paru, kulit dan saluran pencernaan. Secara umum ketiga organ tersebut mempunyai mekanisme pertahanan alamiah untuk menghilangkan berbagai benda asing yang masuk ke dalamnya.Tetapi karena partikel nano mempunyai sifat-sifat yang berbeda dibandingkan partikel biasa , maka dimungkinkan partikel ini akan dapat mempengaruhi metabolisme di dalam tubuh manusia. Kata kunci : resiko , partikel nano , kesehatan
WASTE TO ENERGY : RECOVERY DAN ELEKTROLISA AMONIA DARI LIMBAH PABRIK PUPUK UNTUK MENGHASILKAN HIDROGEN I. Riwayati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v6i1.124

Abstract

Limbah dengan kandungan ammonia sangat berbahaya jika tidak diolah dengan baik. Limbah ini dapat berasal dari peternakan, rumah potong hewan, plant ammonia, plant pupuk dan pertania . Selama ini limbah dengan kandungan ammonia diolah dengan cara biologi ( nitrifikasi /denitrifikasi ) dan dengan ion exchanger. Elektrolisa ammonia merupakan salah satu cara alternative untuk mengolah limbah terutama limbah dari plant pupuk dan plant ammonia .Proses ini menghasilkan hydrogen yang dapat digunakan sebagai bahan bakar fuel sel sehingga dihasilkan listrik yang dapat dipergunakan oleh plant. Proses elektrolisa amonia menghemat energi 95,3% serta harga hidrogen yang lebih murah 87,3 % jika dibandingkan dengan proses elekrolisa air untuk menghasilkan hidrogen. Kata Kunci : Elektrolisa, Amonia, Hidrogen
KAJIAN HIDROLISA STARCH SAGU OLEH ENZIM GLUCOAMYLASE DAN PULLULANASE UNTUK PRODUKSI ASAM ORGANIK I. Hartati; M. E. Yulianto; L. Kurniasari; I. Riwayati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v4i1.627

Abstract

Sagu merupakan sumber pati dan karbohidrat yang bisa dikembangkan menjadi aneka produk bernilai ekonomi tinggi. Meskipun Indonesia merupakan negara penghasil sagu terbesar di dunia, namun teknologi pemanfaatan sagu di Indonesia masih sangat sederhana. Salah satu potensi pengembangan starch sagu adalah sebagai bahan baku produksi asam-asam organik seperti asam sitrat maupun asam glukonat. Starch sagu memiliki kadar starch (pati) yang cukup tinggi yaitu mencapai 98.2%. Proses konversi glukosa starch sagu menjadi asam-asam organik didahului proses hidrolisa. Hidrolisa starch secara enzymatic dengan menggunakan enzyme Glucoamylase dan Pullulanase dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada proses hidrolisa starch asam. Kelebihan dari hidrolisa enzimatis antara lain konversi glukosa menjadi D glukosa lebih tinggi, biaya produksi yang lebih rendah, tidak mempengaruhi warna produk dan tidak dihasilkan endapan garam. Proses konversi starch menjadi glukosa dibagi menjadi tiga tahapan yakni gelatinisasi, liquefaction dan saccharification. Terdapat beberapa jenis enzyme yang digunakan dalam proses hidrolisa enzimatis, diantarana adalah enzyme glucoamylase dan pullulanase. Sumber dari enzim glucoamylase adalah Aspergillus niger sedangkan sumber dari enzim pullulanase adalah Basillus acidopullulyticus. Glucoamylase bekerja memecah ikatan α -1,4 α -1,6- untuk menghasilkan α –glucose dan enzim pullulanase bekerja memecah ikatan α-1,6-links untuk menghasilkan maltodextrins rantai lurus. Key words : glucoamylase, hidrolisa, pullulanase, starch sagu
PRODUKSI BIOETANOL DARI BONGGOL JAGUNG MELALUI PROSES HIDROLISA SELULOSA SECARA ENZYMATIS MENGGUNAKAN TRICHORDEMA REESEI I. Riwayati I. Riwayati; I. Hartati; L. Kurniasari; R. D. Ratnani
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 5, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v5i2.125

Abstract

Penggunaan bahan bakar dari fosil meningkatkan jumlah karbondioksida diudara yang pada akhirnya dapat meningkatkan suhu dipermukaan bumi . Disamping itu ketersediaan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui menyebabkan dicarinya alternative bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan dapat diperbaharui . Salah satu bahan bakar tersebut adalah bioetanol . Bioetanol dapat dibuat dari berbagai sumber bahan baku . Secara garis besar bahan baku bioetanol dapat diperoleh dari bagian-bagian tumbuhan ,salah satunya adalah biomasa bersellulosa seperti bonggol jagung . Bonggol jagung sampai saat ini menjadi limbah pertanian dan dipergunakan hanya sebagai bahan bakar untuk pemanfaatannya. Bonggol jagung ini mengandung selulosa yang merupakan suatu bentuk karbohidrat komplek . Untuk dapat difermentasikan menjadi etanol, maka selulosa ini harus dipecah terlebih dulu menjadi karbohidrat sederhana yang disebut glukosa . Proses pemecahan ini disebut sebagai hidrolisa . Hidrolisa dapat dilakukan dengan cara kimia ataupun enzimatis. Pada percobaan ini dilakukan pemecahan selulosa yang ada pada bonggol jagung dengan enzim selulase yang dihasilkan dari Trichordema reseei. Tahap pertama dari percobaan adalah menentukan variabel yang berpengaruh dalam proses dan tahap selanjutnya adalah melakukan optimasi terhadap variabel berpengaruh yang diperoleh dari tahap pertama percobaan. Dari hasil percobaan tahap pertama diperoleh variabel yang berpengaruh adalah pH dan rasio substrat-enzim . Sedangkan hasil optimasi pada percobaan selanjutnya diperoleh kondisi optimum dari percobaan adalah pada pH = 4 dan rasio substrat-enzim = 1 : 1,5 dengan kadar glukosa sebesar 18,001 %. Kata Kunci : Bonggol jagung , hidrolisa enzimatis , Trichordema resei
PENGARUH JUMLAH ADSORBEN KARBON AKTIF DAN WAKTU PROSES BLEACHING PADA PENGOLAHAN GONDORUKEM I. Riwayati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 1, No 2 (2005)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v1i2.650

Abstract

Gondorukem merupakan produk industri pengolahan hasil hutan non kayu dari pohon pinus. Penggunaan gondorukem dalam industri contohnya dalam industri kertas , batik dan industri sabun. Kualitas gondorukem dipengaruhi oleh kandungan kotoran atau mineral dalam getah, proses pemasakan , oksidasi asam resin dan sebagainya yang dapat dilihat dari perubahan warna. Penggunaan proses bleaching pada  pengolahan gondorukem adalah salah satu usaha pengembangan teknologi pengolahan getah pinus menjadi  gondorukem untuk meningkatkan kualitas gondorukem tersebut.  Prosedur pengolahan getah pinus dengan bleaching meliputi tahap-tahap antara lain persiapan larutan getah, washing ( pencucian ), filtrasi I, proses bleaching dengan menambahkan karbon aktif sesuai dengan variabel ( 1,25 ; 2,5 ; 3,75 ; dan 5 % berat sampel ) pada suhu 700 C , filtrasi II untuk memisahkan larutan getah dan karbon aktifnya , distilasi, analisis warna dan persen transmisi.Dari hasil percobaan untuk mendapatkan warna yang baik dalam hal ini standar warna LPPH nomor 7 , dibutuhkan waktu 30 menit untuk jumlah adsorben 3,75 % berat sampel dan 60 menit untuk jumlah adsorben 2,5 % berat sampel. Kata Kunci  : Gondorukem, Bleaching , Karbon aktif
PEMANFAATAN LIMBAH PENYULINGAN DAUN NILAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PEMBUATAN BRIKET I. Riwayati; M. S. Setianto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v6i2.110

Abstract

Limbah atau ampas penyulingan daun nilam merupakan biomass atau limbah organik yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternative. Selain meminimalkan pencemaran akibat sulfur , pembuatan briket ini dapat memberikan nilai tambah yaitu : bahan baku dari limbah serta nilai kalor yang lebih tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada proses penyulingan daun nilam.Tujuan dari progam ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada para petani nilam tentang pembuatan briket dari limbah penyulingan daun nilam. Program kegiatan mahasiswa ini dilaksanakan selama 6 (enam ) bulan di kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Kegiatan ini di bagi menjadi beberapa tahap, tahap pertama orientasi lapangan dilaksanakan pada bulan maret, tahap kedua penyuluhan dilaksanakan pada bulan April, tahap ketiga pelatihan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni, tahap ke empat evaluasi dilaksanaklan pada bulan Juli. Tahap ke lima dilaksanakan pada bulan Agustus. Limbah sisa penyulingan daun nilam selain dapat dipergunakan untuk membuat pestisida nabati, juga dapat dimanfaatkan untuk membuat briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hasil pelatihan pembuatan briket ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat petani dan penyuling daun nilam cara mengatasi masalah limbah sisa penyulingan dan memperoleh manfaat dari limbah tersebut. Kata Kunci : limbah, nilam, briket
PEKTIN SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU BIOSORBEN LOGAM BERAT L Kurniasari; I Riwayati; . Suwardiyono
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v8i1.278

Abstract

Berbagai kegiatan manusia sangat berpotensi menghasilkan limbahlogam berat. Limbah ini bila tidak diolah dengan baik akan menimbulkanpencemaran lingkungan serta meracuni makhluk hidup termasuk manusia.Diantara berbagai alternatif pengolahan limbah yang mengandung logamberat, penggunaan biosorben memiliki beberapa keunggulan, diantaranyabiaya yang relatif murah, efisiensi yang tinggi pada larutan encer sertakemudahan proses regenerasinya. Diantara berbagai bahan baku biosorben,pektin merupakan salah satu komponen tumbuhan yang banyak mengandunggugus aktif, yaitu komponen yang berperan penting dalam proses biosorpsi.Pektin banyak terdapat pada daun, kulit dan buah pada berbagai tanaman.Pektin yang dapat diaplikasikan sebagai biosorben logam berat adalah pektinjenis LMP (Low Methoxyl Pectin) yang dapat langsung diambil dari tanamanyang mengandung LMP atau dari HMP (High Methoxyl Pectin) yangmengalami proses demetilasi atau modifikasi. Kinetika proses biosorpsi logamberat dengan biosorben pektin dapat mengikuti model kinetika tingkat duasemu, sedangkan kesetimbangan isothermnya dapat mengikuti model Langmuiratau Freunlich. Beberapa penelitian penggunaan pektin sebagai biosorbenlogam berat diantaranya adalah penggunaan pektin dari pulpa gula beet danpektin dari kulit buah durian.Kata kunci : biosorben, logam berat, pektin