Claim Missing Document
Check
Articles

POTENSI PRODUKSI ANDROGRAPHOLIDE DARI SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) MELALUI PROSES EKSTRAKSI HIDROTROPI Ratnani, R. D.; Hartati, I.; Kurniasari, L.
MOMENTUM Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : MOMENTUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Andrographolide merupakan senyawa fitokimia yang memiliki berbagai fungsi kesehatan. Salah satunya, andrographolide memiliki sifat sebagai anti malaria. Andrographolide dapat dengan mudah larut dalam methanol, ethanol, pyridine, asam asetat, dan aceton, tetapi sedikit larut dalam ether dan air. Ekstraksi andrographolide yang telah banyak diterapkan adalah ekstraksi menggunakan alkohol. Proses tersebut menyebabkan terjadinya degradasi andrographolide. Larutan hidrotrop dapat meningkatkan kelarutan senyawa yang tidak larut dalam air. Ekstraksi andrographolide menggunakan larutan hidrotrop dapat diterapkan karena andrographolide merupakan senyawa yang tidak larut dalam air. Ekstraksi andrographolide menggunakan larutan hidrotrop berupa larutan sodium salisilat dan sodium asetat mampu menghasilkan ekstrak dengan berat masing-masing 0,57 g dan 0,18 g. Kata Kunci: andrographolide, hidrotop, ekstraksi, sambilotio
KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) YANG DI AKTIVASI MENGGUNAKAN ASAM KLORIDA (HCl) Huda, Saiful; Ratnani, Rita Dwi; Kurniasari, Laeli
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i1.3397

Abstract

Berkembangnya industri sering memunculkan permasalahan yang berkaitan limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan akan menimbulkan bau, warna dan rasa. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan metode adsorpsi. Metode adsorpsi yang sering digunakan adalah mrnggunakan karbon aktif sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karbon aktif dari bambu Ori yang diaktivasi menggunakan asam klorida (HCl). Karbon aktif merupakan karbon amorf yang luas permukannya sangat besar, yaitu 200 hingga 2000 m2/g. Bahan dasar dari karbon aktif adalah Lignoselulosa. Bambu Ori sendiri mengandung Selulosa, berkisar 42,4% - 53,6% dan Lignin, berkisar 19,8% - 26,6%. Asam klorida (HCl) yang berperan sebagai aktivator bersifat higroskopis, sehingga dapat mengurangi kadar air pada arang aktif yang dihasilkan. Pengujian dilakukan sesuai dengan SNI dan SII, meliputi uji fisik dan daya serap terhadai Iodium. Variabel suhu karbonisasi menggunakan tiga variabel suhu : 300, 400, dan 500 °C, serta konsentrasi HCl: 1, 2, 3, dan 4 N. Hasil terbaik pada variabel suhu karbonisasi 300 °C dengan konsentrasi HCl 1 N. Karakteristiknya berupa 5,9 % kadar air, 4,463 % kadar zat mudah menguap, 9,3 % kadar abu, 80,337 % karbon terikat, dan 698,12 mg/g daya serap terhadap Iodium. Karbon aktif dari bambu Ori ini sudah layak digunakan sebagai adsorben, karena secara garis besar sudah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan SII No. 0258-79. Baku mutu yang ditetapkan SII diantaranya, maksimal 15% bagian yang hilang saat pemanasan, kadar air maksimal 10%, kadar abu maksimal 2,5%, dan daya serap terhadap I2minimal 200 mg/g. Tetapi masih sangat dibutuhkan penelitian lebih lanjut, agar dapat memenuhi standar baku mutu SNI No. 06-3730-1995, terutama daya serap terhadap Iodium. Kata kunci: bambu Ori, karbon aktif, aktivasi HCl
KAJIAN SIMULASI VARIASI DEBIT AIR PENDINGIN TERHADAP SUHU OUTPUT DAN KALOR ALIRAN FLUIDA PADA PIROLISATOR Imam Syafa’at; Tabah Priangkoso; Andy Yusuf Kurniawan; Rita Dwi Ratnani; Hargono Hargono
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 10 2019
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.561 KB)

Abstract

Pirolisator merupakan alat untuk menghasilkan karbon aktif dan asap cair. Bahan baku yang digunakan dapat berupa tempurung kelapa, limbah kayu, sekam padi, eceng gondok, ataupun limbah plastik. Tempurung kelapa sebagai salah satu bahan pembuatan asap cair memiliki manfaat sebagai bahan pengawet, antirayap, dan anti jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi debit terhadap suhu output dari asap cair dan besarnya laju perpindahan panas asap cair dan air pendingin dalam kondensor. Penelitian menggunakan perangkat lunak untuk mensimulasikan variasi debit 20 ml/s, 30 ml/s, 40 ml/s, 50 ml/s, 59 ml/s, 60 ml/s, 70 ml/s, 80 ml/s, 90 ml/s, 100 ml/s, 110 ml/s, dan 120 ml/s. Hal ini dilakukan untuk mencari suhu output terkecil dari asap cair dan laju perpindahan panas terbesar yang terjadi pada kondensor pirolisator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perpindahan panas terkecil pada debit 20 ml/s sebesar 123,422 watt dan laju perpindahan panas terbesar pada debit 120 ml/s sebesar 123,479 watt. Sedangkan pada air pendingin simulasi laju perpindahan panas dengan hasil simulasi terkecil pada debit 20 ml/s sebesar 57,691 watt dan hasil simulasi terbesar pada debit 120 ml/s sebesar 210,697 watt.Kata Kunci: perpindahan panas, pirolisator, asap cair, air pendingin.
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT SISA PEMBAKARAN SEBAGAI ADSORPSI LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU Elok Khofiyanida; Rita Dwi Ratnani; Sufrotun Khasanah; Nanik Andar Miningsih; Ni’matul Fikriyyah
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu limbah industri yang berpotensi mencemari lingkungan yaitu limbah cair industri tahu. Limbah cair industri tahu mengandung zat-zat yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Limbah cair indutri tahu, biasanya mengandung amonia, nitrit, nitrat yang cukup tinggi. Sehinnga perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dilakukan proses adsorbsi limbah cair industri tahu. Adsorben yang digunakan adalah abu sisa pembakaran boiler dari industi tahu.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berkurangnya kadar ammonia, nitrit dan nitrat dalam limbah cair industri tahu. Proses adsorpsi dilakukan dengan mengontakkan 2 gram  adsorben dari abu sisa pembakaran pada boiler dengan 100 ml limbah cair pabrik tahu dengan variasi waktu pengocokan 0; 30; 60; 90; 120 menit. Kondisi terbaik diperoleh pada waktu pengocokan 120 menit untuk ammonia, 90 menit untuk nitrat, 30 menit untuk nitrit dan diperoleh  efisiensi penjerapan sebesar 76% untuk ammonia, 35,16% untuk nitrat dan 74,6% untuk nitrit. Kata kunci: Abu kulit kapuk, Adsorpsi, Amonia
EKSTRAK DAUN API-API (Avecennia Marina) UNTUK PEMBUATAN BIOFORMALIN SEBAGAI ANTIBAKTERI IKAN SEGAR Syafi’ul Rofik; Rita Dwi Ratnani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam lingkungan nelayan biasanya mengawetkan ikandengan cara memberi es, tapi daya tahan es terbatas sehingga nelayan menambahi sesuatu zat campuran yang disebut dengan formalin.Bioformalin adalah zat pengawet pengganti formalin yang berasal dari alam, sehingga aman untuk dipakai dan harganya relative lebih dari formalin. Pembuatan Bioformalin dari Simplisia daun api-api menggunakan metode infundasi dengan variable bertingkat, caranya simplisia daun api-api ditambah pelarut aquades dengan perbandingan 1:5, 1:7,5 dan 1:10.rebus menggunakan panci infusa sampai suhu 90C biarkan selama 15 menit. Saring dengan Corong Butcer dengan bantuan pompa vacum, hasilnya berbentuk cairan. Aplikasikan satu variabel satu ikan dengan cara dicelupkan, masing-masing variable diberi control. Pengamatan dilakukan kontinyu salama 2 jam sekali sampai ikan tersebut membusuk. Hasil pengamatan berupa jumlah secor, secor standarnya adalah 18. Ikan bandeng yang dibuat control dapat bertahan selama 12 jam. Ikan bandeng yang diberi beri larutan Bioformalin dengan perbandingan 1:10, 1:7,5, 1:5 masing-masing dapat bertahan hingga 18 jam,18 jam dan 20 jam. Jadi bandeng yang diberi bioformalin lebih awet dari ikan yang dibuat kontrol. Dari tiga ikan bandeng yang dicelup dengan Bioformalin yang bagus adalah dengan perbandingan 1:5 karena dapat mengawetkan lebih lama yaitu 20 jam, jumlah secor 22 dengan ciri-ciri keadaan kulit putih, mata datar, mulut sedikit terbuka, daging agak kenyal, sisik kuat, aroma amis, sebab dengan pelarut yang sedikit kandungan zat pengawet Api-api (Avecennia Marina) menjadi sangat pekat.Kata Kunci:Pengawet, Daun api-api, Pengeringan, Infundasi
PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP KUALITAS BIOPLASTIK DARI AIR CUCIAN BERAS Siti Iqlima Layudha; Ahadta Anandya Rahma; Achmat Riyanto; Rita Dwi Ratnani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 6 2015
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota. Air cucian beras mengandung karbohidrat jenis pati sebanyak 76% pada beras pecah kulit. Kandungan karbohidrat ini memenuhi syarat pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata, sehingga air cucian beras tersebut berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioplastik dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan gliserol terhadap kualitas morfologi bioplastik dari air cucian beras. Pada penelitian ini, pembuatan bioplastik menggunakan metode blending dengan penambahan variasi gliserol (1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml dan 3 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan volume gliserol berpengaruh terhadap kualitas morfologi bioplastik. Penambahan volume gliserol yang terlalu banyak akan menurunkan kualitas morfologi bioplastik. Bioplastik terbaik pada penelitian ini adalah bioplastik dengan penambahan variasi gliserol 2 mL dengan massa 15,2 gr dan tebal 0,5 mm. Kata kunci: air cucian beras, bioplastik, gliserol
ISOLASI SENYAWA GALAKTOMANNAN BUAH AREN (ARENGA PINNATA) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS ABU Sarmi Sarmi; Rita Dwi Ratnani; Indah Hartati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v12i1.1453

Abstract

Pemanfaatan buah aren saat ini masih sangat terbatas dan tingkat konsumsi masyarakat juga masih rendah, untuk meningkatkan nilai ekonomis buah aren, maka dilakukan isolasi senyawa galaktomannan pada buah aren.Galaktomannan bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar edible film, pengental, stabilizer emulsi, dan bahan aditif baik pada industri pangan maupun industri obat-obatan. Percobaan dilakukan dengan proses ekstraksi dengan menggunakan variabel tetap buah aren 170 gr di tambah pelarut hingga 1000 ml, pengadukan menggunakan magnetik stirrer skala 8 dan sentrifugasi pada 4500 rpm selama 15 menit, pelarut yang digunakan antala lain air abu kayu, air abu sekam padi dan air. Variabel bebas lainnya adalah temperatur pada 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 0C, variabel waktu ekstraksi pada 9, 12, 15, 18, 21, dan 24 jam. Dari hasil percobaan diperoleh kondisi optimum ekstraksi menggunakan larutan abu kayu pada suhu 30 0C dengan proses ekstraksi selama 21 jam , perolehan hasil ekstrak sebanyak 9.4134 gr dari bahan awal buah aren 170.6 gr sehingga rendemen didapat 5.52 %. Kata kunci: air abu, buah aren, galaktomannan, isolasi
EKSTRAKSI HIDROTROPI ANDROGRAPHOLIDE DARI TUMBUHAN SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS) MENGGUNAKAN LARUTAN UREA Lailatul Fitriyah; Rita Dwi Ratnani; Indah Hartati
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v11i1.1081

Abstract

Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat herbal yang banyak dibutuhkan dalam industri obat tradisional di Indonesia. Andrographolide, merupakan senyawa yang paling banyak terdapat pada daun sambiloto dan biasanya banyak dimanfaatkan sebagai obat beberapa penyakit. Pemisahan senyawa aktif andrographolide dari sambiloto dapat dilakukan dengan ekstraksi menggunakan senyawa hidrotrop. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan MHC (minimum hydrotop Concentration), menentukan konstanta setschenow, menentukan pengaruh suhu dan konsentrasi larutan hidrotop (urea) pada proses ekstraksi hidrotropi andrographolide dari sambiloto. Penelitian dilakukan dengan tetapan massa serbuk 20 gram, volume larutan  200 ml larutan hidrotrop, pengadukan 100 rpm dan waktu ekstraksi 2 jam. Adapun variable penelitian adalah konsentrasi larutan hidrotrop 0,2-3,5M dan suhu ekstraksi 30-450C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua suhu didapat nilai MHC pada konsentrasi 1M. Pada suhu 300C didapatkan persen ekstrak 0,873, dan pada suhu 350C didapatkan persen ekstrak 0,847, sedangkan pada suhu 400C didapatkan persen ekstrak 1,846 dan pada suhu 450C didapatkan persen ekstrak 0,9025. Nilai konstanta setschenow terbesar didapatkan pada suhu 400C dengan nilai konstanta setschenow adalah 0,1427. Kata kunci : sambiloto, andrographolide, ekstraksi hidrotropi, konstanta setschenow.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PRODUKSI KERUPUK SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN RUMPUT LAUT DI DESA RANDUSANGA KULON KABUPATEN BREBES Indah Riwayati; Rita Dwi Ratnani; Helmy Purwanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.955

Abstract

Brebes  merupakan  kabupaten  yang  cukup  luas  di  Provinsi  Jawa Tengah. Sebagian  besar wilayahnya adalah dataran rendah. Kabupaten Brebes telah mampu memproduksi rumput laut jenis  Gracillaria  sp.  tambak  dengan  sentra  budidaya  di  Desa  Randusanga  Wetan  dan Randusanga Kulon Kecamatan Brebes dengan jumlah produksi 150 ton kering per bulan dari luas  lahan  tambak  ±  200  Ha  dari  ±  2.000  Ha  lahan  yang  berpotensi ditanami  rumput laut. Masyarakat  membutuhkan  suatu  diversifikasi  produk olahan  rumput  laut  yang mempunyai daya tahan lama tanpa bahan pengawet tambahan serta mudah diproduksi pada skala rumah tangga. Produk tersebut diantaranya adalah kerupuk  rumput laut. Target luaran yang  nantinya  dapat  memberikan  manfaat  bagi  mitra  merupakan  suatu metode  untuk memproduksi kerupuk rumput laut sebagai salah satu bentuk diversifikasi produk. Disamping itu  dari  desain  proses  akan  diperoleh  alat  perajang  kerupuk.  Kegiatan  program  dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah melakukan percobaan tentang teknologi yang akan diterapkan,  tahap  kedua  mendesain  peralatan  produksi,  tahap  ketiga  memberikan pelatihan  dan  pendampingan  produksi  serta  pengemasan  dan  tahap  keempat  memberikan pelatihan cara mendaftarkan produk ke dinas kesehatan.Kata kunci: kerupuk, rumput laut, brebes
ADSORPSI PEWARNA METILEN BIRU MENGGUNAKAN SENYAWA XANTHAT PULPA KOPI Lilik Wuri Hadayani; Indah Riwayati; Rita Dwi Ratnani
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v11i1.1077

Abstract

Pencamaran zat warna dalam perairan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Zat warna yang banyak terdapat dalam limbah perairan salah satunya adalah metilen biru. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahaya dari limbah zat warna adalah metode adsorpsi. Penelitian yang banyak dilakukan baru-baru ini membuktikan bahwa modifikasi adsorben dengan proses xanthasi merupakan salah satu cara yang efektif dalam pengolahan limbah cair. Adsorben terxanthasi dapat dibuat dari biomassa yang mengandung gugus hidroksil dengan cara mereaksikan biomassa dengan gugus pembawa sulfur (karbon disulfide). Penelitian ini menggunakan senyawa xanthat pulpa kopi sebagai adsorben zat warna metilen biru. Pulpa kopi merupakan salah satu bahan yang kaya akan gugus hidroksil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari variabel proses yang meliputi pH, rasio adsorben:larutan, dan waktu kontak terhadap proses adsorpsi metilen biru dari larutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi maksimum metilen biru dalam pulpa kopi terxanthasi diperoleh sebesar 16,161 mg/g pada pH 2, rasio adsorben dalam larutan 0,5:100 dan waktu kontak 1,5 jam. Kata kunci: xanthat, pulpa kopi, adsorpsi, metilen biru