Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ASAS PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA Agung Nugroho; Aries Harianto; Jayus Jayus
FAIRNESS AND JUSTICE Vol 16, No 1 (2018): FAIRNESS AND JUSTICE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/faj.v16i1.2098

Abstract

Kebutuhan akan tenaga ahli yang professional serta kebutuhan teknologi untuk mendukung suatu proses kerja, menyebabkan perusahaan-perusahaan swasta, baik itu swasta asing maupun swasta nasional menggunakan tenaga-tenaga asing sebagai tenaga kerja meskipun tetap mengutamakan penggunaan tenaga kerja lokal. Penggunaan tenaga-tenaga asing tersebut dalam tataran normatif dan praktis tidak terlepas dari permasalahan keimigrasian. Karena penggunaan tenaga asing tersebut berhubungan dengan lalu lintas orang asing yang keluar masuk wilayah Indonesia. Seiring dengan gerak laju pembangunan di Indonesia serta tingkat pekembangan teknologi dan industri, maka masalah ketenagakerjaan mempunyai peranan yang sangat strategis. Namun demikian kebijakan pemerintah dalam pembangunan tetap diarahkan pada perluasan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia, maka secara bertahahap penggunaan tenaga kerja asing perlu diadakan pembatasan. Pemerintah dalam rangka tertib administrasi dan kelancaran pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan tepat dalam rangka memberikan izin untuk mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing dipandang perlu untuk mengikutertakan Perusahaan Pengurusan Izin Memperkejakan Tenaga Kerja Negara Asing.
HAK KONSTITUSIONAL ANAK HASIL PERKAWINAN CAMPURAN DI INDONESIA Andi Syahputra; Aries Harianto; Jayus Jayus
FAIRNESS AND JUSTICE Vol 16, No 1 (2018): FAIRNESS AND JUSTICE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/faj.v16i1.2099

Abstract

Perkawinan campuran saat ini telah banyak  terjadi pada masyarakat Indonesia. Dalam perundang-undangan di Indonesia, perkawinan campuran didefinisikan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 57 menyatakan yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, telah mengakomodasi berbagai pemikiran yang mengarah kepada pemberian perlindungan warga negaranya dengan memperhatikan kesetaraan gender, dan yang tidak kalah penting adalah pemberian perlindungan terhadap anak-anak hasil perkawinan campuran antara warga negara Indonesia dengan warga negara asing. Masalah yang sering muncul akibat dari perkawinan campuran adalah tentang anak, karena anak merupakan buah dari hasil perkawinan beda negara tersebut. Dalam prakteknya, perbedaan hukum antara kedua orang tua baik dari pihak ibu maupun dari pihak ayah yang seringkali berbeda aturan masing – masing negara baik negara satu maupun negara lain maka berdampak pada jaminan kepastian hukum bagi anak dalam kehidupan sehari hari
Sistem Noken dalam Pemilihan Kepala Daerah di Papua (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 35/Php.Bup-XVI/2018) Achbar Madya Persada; Jayus Jayus; Iwan Rachmad Soetijono
INTERDISCIPLINARY JOURNAL ON LAW, SOCIAL SCIENCES AND HUMANITIES Vol 1 No 2 (2020): November 2020
Publisher : Program Pasca Sarjana Unej

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.013 KB) | DOI: 10.19184/ijl.v1i2.22179

Abstract

Di Indonesia sendiri ada 3 (tiga) jenis sistem pemilu yang perlu kita ketahui yaitu sistem pemilu distrik, sistem pemilu proporsional, dan sistem pemilu campuran. Di wilayah Papua khususnya di wilayah pedalaman atau perbatasan cenderung mengikuti pilihan ketua sukunya untuk menentukan pilihan. Dari 29 kabupaten/kota di Papua ada 13 daerah yang diberikan hak khusus (previlege) untuk menggunakan sistem pemilu tersendiri. Sistem khusus tersebut dinamakan sistem noken. Noken dalam bahasa Papua berarti tas atau kantong. Sistem noken tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Pemilihan Umum yaitu pada Pasal 1 yang menjelaskan bahwa pemilu adalah sarana untuk melaksanakan kedaulatan rakyat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil atau biasanya kita menyebut (luber jurdil) berdasarkan UUD NRI 1945. Hal ini menjadi sebuah pro kontra diantara pengamat hukum Indonesia karena ada beberapa pendapat yang mendukung sistem noken dilihat dari perspektif adat dan menolak sistem noken dilihat dari perspektif asas demokrasi dalam pemilihan umum. Sistem noken dalam pemilihan kepala daerah di Papua menurut studi kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 35/ PHP.BUP-XVI/2018 secara hukum dianggap tidak sah sehingga perlu dilakukan pemilihan umum ulang. Tetapi Mahkamah Konstitusi menetapkan pemungutan suara dengan sistem noken masih dapat dibenarkan, namun hanya berlaku di tempat dan waktu tertentu yang selama ini belum pernah melaksanakan Pemilu dalam bentuk pencoblosan langsung oleh pemilih. Kata Kunci: Noken, Pemilihan Kepala Daerah, Status Hukum.
Identification of Chemical Compound in Melinjo Peel Beverage using Gas Chromatography-Mass Spectroscopy Mulia Winirsya Apriliyanti; M Ardiyansyah; Puspito Arum; Jayus Jayus; Achmad Sjaifullah
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 22 No 2 (2022): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v22i2.2970

Abstract

Minuman yang mempunyai nilai manfaat positif bagi kesehatan manusia disebut sebagai minuman fungsional. Pengolahan kulit buah melinjo sebagai minuman merupakan upaya pemanfaatan limbah dari tanaman lokal Indonesia yang berpotensi mengandung senyawa bioaktif. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa kimia pada minuman kulit melinjo dengan metode GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy) Shimadzu dengan suhu oven kolom 65oC, suhu injeksi 260oC, dan tekanan 38,9 kPa dengan total aliran 42,8 mL/menit dan kecepatan linier 32,2 cm/detik. Purge flow 3,0 mL/menit dengan split ratio 50,0. Identifikasi kandungan senyawa kimia menunjukkan pada minuman kulit buah melinjo didominasi oleh asam oleat, asam miristat, methyl 6-hydroxystearate, dan methyl tricosanoate  
PENGEMBANGAN PRODUK TEMPE BERBASIS KORO DI DESA BANJARSENGON, KECAMATAN PATRANG, JEMBER Sony Suwasono; Jayus Jayus; Puspita Sari
Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jember
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jpmunej.v1i1.28

Abstract

Patrang sub-district consists of 8 villages, namely Gebang, Jember Lor, Patrang, Baratan, Bintoro, Slawu, Jumerto, and Banjar Sengon. Banjarsengon Village is the farthest village from the Patrang District office + 7 km with an area of ​​about 14 km2. Until 2020, there are only a few food and beverage industries located in Patrang District, namely the shredded and milk industry in Gebang, and the tempeh industry in Baratan. However, there is no food and beverage industry in Banjar Sengon yet. This is very interesting because Banjar Sengon is a village that has the potential of human and natural resources. The tempeh industry is also not found, even though tempeh is widely consumed by the people in Banjar Sengon. Tempeh prices are getting more expensive in early 2022 due to high soybean prices. Due to the current difficulty in supplying expensive soybeans, several tofu and tempeh producers have begun to reduce production or stop production. This limitation of soybeans causes big problems for people who are usually consuming tofu and tempeh. Therefore, alternative types of koro beans must be provided to replace non-soybean raw materials. In this community service activity, the team has introduced koro beans as the raw material for making tempeh with a slight modification in the fermentation process. The results show that tempeh from koro gave high scores on performance, arome, taste, and texture, although the scores are still lower than soybean tempeh
Physicochemical and Sensory Characteristics of Noni (Morinda citrifolia) Juice Drink with the Addition of Ginger and Lemongrass Riska Rian Fauziah; Shinta Zahrotun Nisa; Jayus Jayus
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 14, No 2 (2025): April 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v14i2.473-482

Abstract

Noni (Morinda citrifolia) contains bioactive compounds, but it has an unpleasant odor caused by caproic acid. Due to essential oil compounds, ginger and lemongrass can be used to reduce the unpleasant aroma of noni fruit. This research aims to evaluate the effect of ginger and lemongrass with varying concentrations of noni juice on physicochemical and sensory characteristics noni drink. The study employed a completely randomized design with six treatments and four replications. Physicochemical data were analyzed using ANOVA and Duncan's post hoc test, while sensory data were analyzed using the Chi-Square test. Results indicated that the type of ginger and concentration of noni juice significantly influenced the chemical characteristics. A concentration of 10 ml of noni juice affected the physical and sensory properties of noni juice beverage, but this was not observed at a concentration of 20 ml. The best formula resulted from treatment with a concentration of 10 ml of noni juice and the addition of 10 ml of lemongrass, with an overall score of 4.13 (liked). This was attributed to the flavonoid content of 0.290 mgQE/ml, polyphenol content of 0.3500 mgGAE/ml, vitamin C content of 0.114 mg/ml, antioxidant activity of 17.65ml, as well as satisfactory scores for taste, aroma, and aftertaste. Keywords: Caproic acid, Drink, Noni, Spice.