Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE USE OF VIDEO AS A SUTURING SKILLS LEARNING RESOURCES IN MEDICAL EDUCATION: A LITERATURE REVIEW Mega Pandu Arfiyanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.862 KB)

Abstract

Using video in learning showed effective results in practicing clinical skills. Video can also be used to teach the clinical practice and physical examination skills. This literature review paper describes the effectiveness of the use of video as a suturing skills learning resources. We search the journal as a review of the literature through Google Scholar and ScienceDirect by using the term or key word search asfollows "video", "learning resources", "suturing" and "medical education" which, combined with the words “AND” and “OR”. We also restrict the search to journals that published for ten years, between 2005 and 2015. Video as a learning resource should be introduced in the beginning of the lecture. Video is an effective learning resources to teach clinical skills but has several limitations, namely lack ofinteraction between students and students and lecturers as well as the lack of provision of feedback to students. The use of video in education pre-clinical medical students is an effective way to teach students the skills procedure that save time, space and resources used. Keywords : video, learning resources, suturing skill, medical education
HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT DENGAN TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA UKMPPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Buggy Mayon Novaldy; Andra Novitasari; Mega Pandu Arfiyanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 2 (2022): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i2.6168

Abstract

Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) merupakan suatu exit exam bagi mahasiswa yang telah menjalani seluruh proses pembelajaran dan sebelum menjalani sumpah dokter, yang mana dapat menjadikanya cemas. Gangguan cemas, depresi, dan stres merupakan masalah kejiwaan terbanyak yang dihadapi mahasiswa kedokteran. Sebanyak 71,9% mahasiswa kedokteran mengalami stres. Stres pada mahasiswa UKMPPD disebut stres akademik karena bersumber pada tuntutan akademik. Ketika seseorang dihadapkan dengan stres maka diperlukan emotional quotient. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara emotional quotient dengan tingkat stres akademik pada mahasiswa UKMPPD FK Unimus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan Scale for Assessing Academic Stress (SAAS) dan Emotional Quotient (EQ). Analisis bivariat menggunakan uji korelasi rank spearman karena hasil uji normalitas data tidak berdistribusi normal. Sampel penelitian adalah mahasiswa UKMPPD batch IV FK Unimus baik first taker maupun retaker yang diambil melalui Total sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 32 responden, 53,13 % mempunyai tingkat emotional quotient sangat tinggi dan 59,37 % mengalami stres akademik sedang. Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,005 (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara emotional quotient dengan stres akademik pada mahasiswa UKMPPD batch IV FK Unimus.
Mengajarkan Cuci Tangan Pada Anak Untuk Melindungi Tubuh Dari Kuman Mega Pandu Arfiyanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Anak usia sekolah dasar merupakan usia rentan terjadinya penularan infeksi saluran nafas dan infeksisaluran cerna. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan infeksi saluran nafas dan salurancerna adalah dengan melakukan cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Cuci tangan dapat menurunkanresiko diare sekitar 42-47%. Hal ini menjadi dasar dilakukannya pengabdian masyarakat dengan memberikanpelatihan cuci tangan kepada siswa kelas 4 SD Islam Diponegoro Semarang. Metode : Pelatihan diawali dengan pretestdan diakhiri dengan posttest untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang cuci tangan. Setelah pretestsiswa diberikan materi tentang cuci tangan dan siswa juga di ajak untuk praktek cuci tangan. Hasil : Hasil nilai reratapre test yaitu 52,5, rerata pengetahuan manfaat cuci tangan 55, rerata pengetahuan waktu yang tepat untuk cuci tangan55 dan rerata pengetahuan langkah cuci tangan pakai sabun 47,5. Hasil nilai rerata post test adalah 85, dengan reratapengetahuan manfaat cuci tangan 85,5,  rerata pengetahuan waktu yang tepat untuk cuci tangan 82 dan reratapengetahuan langkah cuci tangan pakai sabun 87,5. Kesimpulan : Setelah pelatihan ini didapatkan peningkatanpemahaman siswa tentang manfaat cuci tangan.Kata Kunci : cuci tangan, kebersihan tangan
Hubungan Karakteristik dan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Pemberian Makan Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Gharini Sumbaga Narhadina; Candra Meilyana Puspita Sari; Galuh Ramaningrum; Tri Kartika; Jenny Jusuf; Mega Pandu Arfiyanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Indonesia saat ini masih menghadapi malnutrisi pada anak yaitu pendek (stunting) dan kurus (underweight). Berdasarkan data yang di dapatkan di Puskesmas Kedungmundu, diketahui terdapat26 balita stunting dan 40 balita underweight. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah perilakupola pendampingan makan pada balita yang tidak tepat. Sehingga penelitian ini menganalisis hubungankarakteristik dan faktor predisposisi terhadap perilaku pemberian makan pada balita di wilayah kerjaPuskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel untukpenelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita stunting dan underweight di Kelurahan Tandangwilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 24ibu. Analisis data menggunakan analisis Chi-Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 24 responden menunjukkan faktor usia balita (p value = 0,009),pendidikan ibu (p value = 0,045), pengetahuan (p value = 0,002), dan pemberian unhealthy snack (p value= 0,000) dengan perilaku pemberian makan pada balita malnutrisi. Kesimpulan: Faktor karakteristik yaitu usia dan faktor predisposisi yaitu pendidikan, pengetahuan, danunhealthy snack merupakan faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan perilaku pemberianmakan pada balita malnutrisi. Kata kunci: Malnutrisi, pengetahuan, perilaku pemberian makan balita, unhealthy snack.
Hubungan Fasilitas Belajar dan Lingkungan Sosial Terhadap IPK Mahasiswa Tahun Pertama Selama Pembelajaran Daring Erika Putri Liandra; Mega Pandu Arfiyanti; - Romadhoni; Andra Novitasari
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama masa pandemi pembelajaran di FK UNIMUS dilakukan secara daring. Banyak faktor yangmempengaruhi prestasi belajar mahasiswa selama pembelajaran daring, mulai dari faktor internaldan eksternal. Faktor internal yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis, dan faktor eksternal terdiridari lingkungan sosial dan non-sosial. Terdapat perbedaan antara faktor fasilitas belajar danlingkungan sosial antar mahasiswa selama pembelajaran daring. Tujuan penelitian ini adalahmenganalisis hubungan fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap IPK mahasiswa tahunpertama selama pembelajaran daring.  Kata Kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Sosial, IPK
Potensi Antibakteri Cuka Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Farros Hazim Fadlurrahman; Mega Pandu Arfiyanti; Kanti Ratnaningrum
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Escherichia coli adalah penyebab paling umum kedua diare. Penggunaan antibiotik yang meningkat pada kejadian infeksi bakteri E. coli mengakibatkan peningkatan resistensi antibiotik. Maka dari ituperlu ditemukan antibiotik baru yang berasal dari bahan alami sebagai bahan utama. Triterpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin merupakan senyawa aktif dalam cuka nanas yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk menilai apakah cuka nanas memiliki sifat antibakteriterhadap E. coli secara in vitro dengan rancangan the post-test only control group design. Studi ini menggunakan metode eksperimental dengan enam kelompok perlakuan serta empat kali pengulangan, pada konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 100%, kontrol positif, serta kontrol negatif.Metode broth dilusi digunakan untuk uji KHM dengan spektrofotometer dan metode pour plate digunakan untuk uji KBM pada studi ini. Data hasil penelitian di olah menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana. Hasil menunjukkan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) keduanya dimulai pada konsentrasi 50%. P-value = 0,000 (0<0,05) didapatkan pada data penelitian yang diolah menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana, menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara konsentrasi cuka nanas dengan pertumbuhan E. coli. Pada konsentrasi 50%, cuka nanas (Ananas comosus) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli.Kata Kunci: Escherichia coli, Cuka Nanas, In Vitro, Kadar Hambat Minimal, dan Kadar Bunuh Minimal.
Perbandingan Pengajaran Menggunakan Keterampilan Klinis Video Dengan Keterampilan Klinis Konvensional Aulia Lukito Wardhani; Andra Novitasari; Mega Pandu Arfiyanti
Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2025): Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/vimed.v2i2.1450

Abstract

The use of video media in clinical skills education has been implemented at the Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) since 2019, particularly to enhance students’ understanding and skills in neuromotor physical examination. This study aimed to evaluate the effectiveness of video-based teaching compared to conventional methods in clinical skills learning. A quantitative descriptive method with univariate analysis was used on 138 students who met the inclusion and exclusion criteria. Data were collected from Objective Structured Clinical Examination (OSCE) scores and analyzed using a total sampling technique. The results showed that students who received video-based learning had significantly higher average OSCE scores (93.33 ± 8.918 SD in Block 1) than those who were taught without video media (68.12 ± 15.58 SD in Block 3). In Block 1, 98.6% of the students achieved the “excellent” score category, while only 26.1% of students in Block 3 reached the same level. These findings indicate that the use of teaching videos significantly improves students’ clinical skills and helps overcome the limitations of conventional methods, which tend to promote passive learning. Therefore, the implementation of video-based teaching media can be an effective method to improve the quality of clinical skills education, encourage active student participation, and support the achievement of optimal competencies in medical education. This approach not only enhances skill acquisition but also contributes to more engaging and student-centered learning experiences in the clinical education environment.
Hubungan Self Efficacy dan Self Directed Learning Readiness (SDLR) Terhadap Kemampuan Keterampilan Klinis Mahasiswa S1 Kedokteran Daffa Pratama Wijaya; Romadhoni Romadhoni; Mega Pandu Arfiyanti
Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 2 No. 2 (2025): Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/vimed.v2i2.1451

Abstract

Clinical skills are essential competencies that serve as foundational provisions in medical education, particularly in shaping students’ readiness for professional practice. Two important psychological and behavioral attributes that influence the development of clinical skills are self-efficacy and self-directed learning readiness (SDLR). Self-efficacy refers to an individual's belief in their own ability to execute behaviors necessary to produce specific performance attainments, emphasizing the role of self-confidence in clinical tasks. Meanwhile, SDLR reflects a student's willingness and preparedness to take responsibility for their own learning, which is critical in the context of self-regulated and lifelong learning in medical education. This study aimed to analyze the relationship between self-efficacy and SDLR on the clinical skill competencies of first-year medical students at the Faculty of Medicine, Muhammadiyah University Semarang (UNIMUS). A quantitative, observational analytic study was conducted using a cross-sectional approach. The instruments used were the General Self-Efficacy Scale (GSES) and Self-Directed Learning Readiness Scale (SDLRS). The study involved 120 first-year medical students, selected through total sampling. Data were analyzed using the Spearman correlation test. The results indicated a significant positive relationship between self-efficacy and clinical skills (p = 0.005; r = 0.254), and between SDLR and clinical skills (p = 0.009; r = 0.238). Although the correlation strength was weak, the direction was positive, suggesting that higher levels of self-efficacy and SDLR are associated with better clinical skills performance. These findings highlight the importance of fostering psychological readiness and self-directed learning habits among medical students to support the development of essential clinical competencies.