Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Klasikal Secara Daring di SMP Swasta Se-Kabupaten Wonogiri : Implementation Of Online Clasical Guidance Services At Private Junior High Schools In Wonogiri Regency Aldila Fitri Radite Nur Maynawati
Suluh: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 8 No. 2 (2023): Suluh : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/suluh.v8i2.4218

Abstract

Layanan bimbingan konseling selama pandemi luwes untuk dilakukan secara daring maupun luring. Namun selama pandemic sekolah full melaksanakan layanan bimbingan dan konsleing secara daring. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan klasikal secara daring di Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan analisis deskriptif. Analisis deskriptif melalui analisis peneliti dan dideskripsikan sesuai hasil penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket dan wawancara. Hasil penelitian ini didapat layanan bimbingan klasikal secara daring masih kurang efektif untuk dilakukan tersebab berbagai hambatan salah satunya siswa yang kurang fokus Ketika pemberian layanan secara daring.
PELATIHAN KONSELOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 WONOGIRI MENGGUNAKAN ZOOM MEETING DI ERA PANDEMI COVID-19 Edmawati, Mahmuddah Dewi; Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur; Hidayati, Awik
Jurnal Terapan Abdimas Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v6i2.8417

Abstract

Abstract. The purpose of peer counselor training activities for class XI students of SMAN 1 Wonogiri using a zoom meeting in the Covid-19 pandemic era is to provide information about peer counselors and provide peer counselor skills to students at SMAN 1 Wonogiri. This training also provides information on guidance and counseling services, increases the ability to become peer counselors, and makes peer counselors an extension of counseling services in schools to help solve peer problems. Peer counselor training were carried out in 4 stages. Phase 1, by sharing and questioning, several training participants were asked to share their experiences while receiving guidance and counseling services during the Covid-19 pandemic. Stage 2 is the provision of material about peer counselors. The material is delivered in the form of lectures on peer counselor materials, discussions, provides examples of peer counselor activities through videos and carries out practices in the form of role-playing as a counselor and counselee. Stage 3 is the practice and implementation of peer counselor guidance and stage 4 is to evaluate the results of the peer counselor practice. The results of peer counselor training include improving the image of counseling guidance services through peer counseling activities, providing interpersonal skills to students, increasing knowledge and skills to become peer counselors so that students can become partners for guidance and counseling teachers.  Abstrak. Tujuan dari kegiatan pelatihan konselor sebaya pada siswa kelas XI SMAN 1 Wonogiri menggunakan zoom meeting di era pandemi covid-19 adalah memberikan informasi mengenai konselor sebaya dan memberikan ketrampilan konselor sebaya kepada siswa di SMAN 1 Wonogiri. Pelatihan ini juga memberikan informasi mengenai layanan bimbingan dan konseling, meningkatkan kemampuan menjadi konselor sebaya, dan menjadikan konselor sebaya sebagai perpanjang tangan layanan BK di sekolah untuk membantu memecahkan permasalahan teman sebaya. Pelatihan konselor sebaya dilaksanakan dalam 4 tahap. Tahap 1 dengan dengan sharing dan tanya jawab beberapa peserta pelatihan diminta untuk menyampaikan pengalaman selama menerima layanan bimbingan dan konseling di masa pandemi covid-19. Tahap 2 yaitu pemberian materi mengenai konselor sebaya. Materi disampaikan dalam bentuk ceramah mengenai materi konselor sebaya, diskusi, memberikan contoh kegiatan konselor sebaya melalui video dan melaksanakan praktik dalam bentuk role-playing sebagai konselor dan konseli. Tahap 3 yaitu praktik dan pendampingan pelaksanaan konselor sebaya dan tahap 4 yaitu mengevaluasi hasil dari praktik konselor sebaya. Hasil kegiatan pelatihan konselor sebaya antara lain meningkatkan citra layanan bimbingan konseling melalui kegiatan konseling sebaya, memberikan ketrampilan interpersonal kepada siswa, menambah pengetahuan dan keterampilan menjadi konselor sebaya sehingga siswa dapat menjadi partner guru bimbingan dan konseling.  
The Role of Counselors in Handling Traumatic Victims of Sexual Violence Rahmawati, Sinta Nalita Sari; Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur; saputro, Billdy; Setyawan, Akhmad
Cognitive Development Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Cognitive Development Journal
Publisher : Edutech Publishing Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/cognitive.v2i2.42

Abstract

Sexual violence is a case of violence that still occurs in Indonesia, even Sukoharjo Regency. This phenomenon is of particular concern to government agencies, namely DPPKBP3A Sukoharjo Regency. This government institution has a counselor who is required to be able to meet the current needs of society. Namely in the process of assisting victims of sexual violence. This is because sexual violence that occurs on children will have a negative impact. Children who experience sexual violence will be psychologically disturbed and can disrupt their growth and development process. The role of the counselor here is very important, not only in psychological assistance but also in his role during the counseling process and carrying out the functions of a counselor. The focus of this research is the role of counselors in dealing with traumatic victims of sexual violence. The conclusion of this research is that the role of counselors is very important in treating traumatic victims of sexual violence. The programs provided by DPPKBP3A Sukoharjo Regency are very helpful in treating victims of sexual violence. Inhibiting factors and clouding factors are obstacles and opportunities in assisting the treatment of victims of sexual violence.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN SOLUTION-FOCUSED BRIEF COUNSELING (SFBC) UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY SISWA KELAS IX SMP N 2 BULU Nur Maynawati, Aldila fitri Radite; Istiqomah, Anindya Nur; Radite Nur Maynawati, Aldila Fitri; Hidayati, Awik
Jurnal Empati Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 2 (2023): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v10i2.17277

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi seberapa efektif penerapan konseling kelompok dengan pendekatan Solution Focused Brief Counseling (SFBC) untuk meningkatkan self efficacy peserta didik. Penelitian berjenis quasi experimental ini didasarkan pada desain one group pre-test post-test. Sehingga sampel dari penelitian ini hanya berupa satu kelompok saja yang terdiri dari 7 peserta didik kelas IX SMP N 2 Bulu yang memiliki self efficacy rendah. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata self efficacy sebanyak 38.2 yang termasuk dalam kategori rendah. Setelah memperoleh tiga kali pertemuan dengan pendekatan SFBC, hasil post-test menunjukkan rata-rata nilai peserta didik adalah 80.3 yang termasuk dalam kategori tinggi. Selain itu, hasil uji hipotesis dengan Wilcoxon diperoleh nilai sig.2-tailed 0.018, karena nilai 0.05 mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai self efficacy peserta didik sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan dengan pendekatan SFBC.
PELATIHAN PSYCHOLOGICAL FIRST AID KEPADA KADER POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN TERHADAP BABY BLUES SYNDROM DAN POSTPARTUM DEPRESSION Edmawati, Mahmuddah Dewi; Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur; Setayawan, Achmad; Maulana, Muhammad Arief
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.30705

Abstract

Mitra dalam program pengabdian ini adalah kader posyandu di Dusun Kalikatir, RT 01/RW 06, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Tujuan program pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan Psychological First Aid kepada kader posyandu untuk meningkatkan kesadaran terhadap baby blues syndrom dan postpartum depression yang rentan dialami ibu yang baru saja melahirkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan tim pengabdi mengunakan strategi kronologis, dengan tahapan pelaksanaan sharing dan tanya jawab,pemberian materi, praktik melaksanakan Psychological First Aid Training (PFAT), evaluasi hasil praktik. Psychological First Aid memiliki 3 prinsip utama yaitu Look (Lihat), Listen (Dengarkan), dan Link (HubungkanPsychological First Aid (PFA) adalah sebuah metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung, guna mengatasi tantangan atau permasalahan mereka dengan lebih baik. PFA membantu menstabilisasi kecemasan dan emosi lainnya yang biasa muncul pada baby blues syndrom dan postpartum depression. Baby blues syndrome adalah suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah persalinan. Berbeda dengan baby blues syndrom yang dialami pada masa awal setelah melahirkan, depresi postpartum adalah suatu gangguan mood yang terjadi setelah melahirkan dan merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan tanda dari gejala depresi mayor. Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 dengan signifikansi sebesar 0,048. Nilai signifikansi Asymp.sig (2-tailed) 0,036 lebih kecil dari 0,05 sehingga Pelatihan Psychological First Aid efektif untuk meningkatkan kesadaran terhadap baby blues syndrom dan postpartum depression.