Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENGONTROL HALUSINASI Di RSKD PROVINSI MALUKU Dene Fries Sumah
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.336 KB) | DOI: 10.33846/2trik10111

Abstract

Family support greatly influences the success of nursing care in patients with hallucinations. Optimal family support during hospitalization is needed so that patients are motivated to recover. This study aims to determine the relationship between family support and the ability of schizophrenic patients to control hallucinations in Maluku Provincial Regional Hospital. This study uses a cross-sectional design. The sample in this study was the patient's family, with a sample size of 35 respondents, which were selected using accidental sampling technique. The research instrument used was a questionnaire and observation sheet. The collected data were analyzed by Chi-square test. The results showed that p-value = 0.005, so it can be concluded that there was a significant relationship between family support and the ability of schizophrenic patients to control hallucinations. This study recommends that nurses need to provide continuous explanation to the patient's family about the mechanism of drug administration to schizophrenic patients on a regular basis, it is also necessary to provide knowledge about controlling hallucinations after returning to the family. Keywords: family support; schizophrenia; ability to control hallucinations ABSTRAK Dukungan keluarga berpengaruh besar terhadap keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga yang optimal selama rawat inap sangat dibutuhkan agar pasien termotivasi untuk pulih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kemampuan pasien skizofrenia dalam mengontrol halusinasi di Rumah Sakit Daerah Provinsi Maluku. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini yakni keluarga pasien, dengan ukuran sampel 35 responden, yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p-value = 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kemampuan pasien skizofrenia dalam mengontrol halusinasi. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat perlu memberikan penjelasan terus-menerus kepada keluarga pasien tentang mekanisme pemberian obat kepada pasien skizofrenia secara rutin, perlu juga pembekalan tentang pengetahuan tentang pengontrolan halusinasi setelah kembali ke dalam keluarga. Kata kunci: dukungan keluarga; skizofrenia; kemampuan mengontrol halusinasi
PENGETAHUAN PERAWAT BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON Dene Fries Sumah; Ritje Andriana Nendissa
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 4 (2019): November 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.647 KB) | DOI: 10.33846/2trik9411

Abstract

Discharge planning is planning the patient's return, to provide information to patients and their families about things that need to be avoided and carried out in connection with the conditions. Discharge planning written on paper which is the purpose of patient care planning. Discharge planning can motivate patients to achieve recovery, can have an impact on shortening patient care in hospital, lowering the budget for hospital care needs, reducing recurrence rates, and allowing interventions to return plans can be done on time. This study aims to determine the relationship between nurses' knowledge and the implementation of discharge planning in Dr. M. Haulussy Ambon. This study used a cross-sectional design. The sample size of this study was 60 respondents, selected by total sampling technique. Research instruments in the form of questionnaires and observation sheets. The collected data was analyzed by Chi square test. Based on the results of the study note that respondents who had knowledge in the "good" category were 43 people (71.7%) and respondents who had knowledge in the "sufficient" category were 17 people (28.3%). Respondents who carried out discharge planning well were 41 people (68.3%) and respondents who were not good at carrying out discharge planning were 19 people (31.7%). Based on the Chi square test results it was known that the p-value was 0.000, so it could be concluded that there was a relationship between the knowledge of nurses and the implementation of discharge planning in RSUD Dr. M. Haulussy Ambon in 2019. This study recommends the need for discharge planning for patients on a regular basis so that patients are motivated to achieve recovery, as well as a shortening of patient care in the hospital, and it is possible to intervene in a timely discharge plan. Keywords: knowledge; discharge planning ABSTRAK Discharge planning merupakan perencanaan kepulangan pasien, untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisinya. Discharge planning yang ditulis di kertas yang merupakan tujuan perencanaan perawatan pasien. Discharge planning dapat memberikan motivasi kepada pasien untuk mencapai kesembuhan, dapat memberikan dampak terhadap pemendekan lama perawatan pasien di rumah sakit, menurunkan anggaran kebutuhan perawatan di rumah sakit, menurunkan angka kekambuhan, dan memungkinkan intervensi rencana kepulangan bisa dilakukan tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Ukuran sampel penelitian ini adalah 60 responden, yang dipilih dengan teknik total Sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan uji Chi square. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori “baik” adalah 43 orang (71.7%) dan responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori “cukup” adalah 17 orang (28.3%). Responden yang melaksanakan discharge planning dengan baik adalah 41 orang (68.3%) dan responden yang kurang baik dalam melaksanakan discharge planning adalah 19 orang (31.7%). Berdasarkan hasil Chi square test diketahui bahwa p-value adalah 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan pelaksanaan discharge planning di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2019. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelaksanaan discharge planning bagi pasien secara rutin sehingga pasien termotivasi untuk mencapai kesembuhan, serta terjadi pemendekan lama perawatan pasien di rumah sakit, dan dimungkinkan untuk intervensi rencana pulang secara tepat waktu. Kata kunci: pengetahuan; discharge planning
Keberhasilan Self Efficacy dan Senam Prolanis bagi Penurunan Glukosa Darah Pasien Diabates Mellitus Type II di Puskesmas Rijali Ambon Dene Fries Sumah; Nenny Parinussa
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11209

Abstract

Diabetes mellitus tipe II requires comprehensive handling in controlling blood glucose, both pharmacologically and non pharmacologically. Non-pharmacological ways of handling to improve self-confidence and reduce blood glucose of patients are through self-efficacy and prolanic exercise. Self-efficacy and “prolanis” exercise are initial efforts to prevent, control and overcome DM Type II. This study aims to analyze the role of self-efficacy and “prolanis” exercise in reducing blood glucose in DM Type II patients. This study used a one group pre test - post test design. The sample size of the study was 48 respondents, who were selected by purposive sampling technique. The research instrument used was a self-efficacy questionnaire, standard operating procedures for “prolanis” exercise and blood glucose measurement tools. Data were analyzed using the Wilcoxon test. Based on the results of the study, it was known that the average blood glucose level before doing self-efficacy was 94.50 and after doing self-efficacy was 135.50. Meanwhile, the mean blood glucose level of the respondents before doing the “prolanis” exercise was 199.95 and after doing the Prolanis exercise was 175.05. The Wilcoxon test showed p-value = 0.001, which means there was a difference in blood glucose levels between before and after the intervention, so it could be concluded that self-efficacy and prolanic exercise are effective in reducing blood glucose in DM Type II patients. Keywords: self efficacy; prolanic gymnastics; diabetes mellitus type II ABSTRAK Diabetes mellitus tipe II membutuhkan penanganan komprehensif dalam mengontrol glukosa darah, baik secara farmakologis dan non farmakologis. Cara penanganan non farmakologis untuk memperbaiki kepercayaan diri dan menurunkan glukosa darah pasien yaitu melalui self efficacy dan senam prolanis. Self eficacy dan senam prolanis merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi DM Tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran self efficacy dan senam prolanis dalam menurunkan glukosa darah pasien DM Tipe II. Penelitian ini menggunakan desain one group pre test - post test design. Ukuran sampel penelitian adalah 48 responden, yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner self efficacy, standar operasional prosedur senam prolanis dan alat pengukuran glukosa darah. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata kadar glukosa darah sebelum dilakukan self efficacy yaitu 94,50 dan setelah dilakukan self efficacy menjadi 135,50. Sedangkan rerata kadar glukosa darah responden sebelum dilakukan senam prolanis adalah 199,95 dan setelah dilakukan senam prolanis adalah 175,05. Uji Wilcoxon test menunjukkan p-value = 0,001, yang berarti ada perbedaan kadar glukosa darah antara sebelum dan sesudah intervensi, sehingga disimpulkan bahwa self efficacy dan senam prolanis efektif untuk menurunkan glukosa darah pasien DM Tipe II. Kata kunci: self efficacy; senam prolanis; diabetes mellitus tipe II
Keberhasilan Penggunaan Virgin Coconut Oil secara Topikal untuk Pencegahan Luka Tekan (Dekubitus) Pasien Stroke di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon Dene Fries Sumah
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 16, No 2 (2020): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.16.2.93-102

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak olahan alami yang mengandung senyawa MCFA (Medium Chain Fatty Acids) atau asam lemak, vitamin E dan polifenol yang berfungsi sebagai antimikroba serta antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan VCO terhadap pencegahan luka tekan (dekubitus) pasien stroke di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon. Jenis penelitian yang digunakan yakni Quasi eksperimen dengan desain one group pretest – posttest. Sampel dalam penelitian ini yakni pasien stroke yang berjumlah 15 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi penilaian integritas kulit, VCO (Virgin Coconut Oil) dan Standar Operasional Prosedure Penggunaan Obat Topikal yang dikolaborasikan dengan massage efluarage dan perubahan posisi miring kanan-miring kiri 2 jam sekali. Data dianalisis menggunakan uji non-parametrik yaitu uji Wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan skor integritas jaringan kulit sebelum intervensi sebesar 7,53 dan skor integritas jaringan kulit setelah intervensi sebesar 5,13. Ada perbedaan signifikan skor integritas jaringan kulit setelah intervensi VCO (p value = 0,000 < 0,05). Disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunan VCO terhadap pencegahan luka tekan (dekubitus) pada pasien stroke di Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon. Disarankan agar penelitian ini dapat diaplikasikan pada pasien stroke dalam upaya pencegahan luka tekan (dekubitus) melalui penggunaan VCO.
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SENAM HIPERTENSI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KECAMATAN NUSANIWE AMBON Dene Fries Sumah
GLOBAL HEALTH SCIENCE Vol 4, No 2 (2019): June 2019
Publisher : Communication and Social Dinamics (CSD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.527 KB) | DOI: 10.33846/ghs.v4i2.322

Abstract

Hipertensi menjadi permasalahan utama bidang kesehatan. Hipertensi merupakan penyakit kronis yang jika tidak dikelola dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi penyakit lainnya. Hipertensi membutuhkan penanganan yang komprehensif dalam mengontrol tekanan darah, baik itu secara farmakologis dan non-farmakologis. Terdapat banyak cara penanganan non-farmakologis untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan tekanan darah yaitu salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan senam hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan dan senam hipertensi terhadap tekanan darah dan pengetahuan pasien hipertensi. Penelitian menggunakan desain quasi eksperiment pre and post test control group design, teknik pengambilan sampel simple random sampling yang melibatkan 103 responden terbagi menjadi 2 kelompok, 77 responden pada kelompok intervensi dan 26 responden pada kelompok kontrol. Hasil penelitian mayoritas responden laki-laki (66%), berusia 56-65 tahun (84,5%), dengan tingkat pendidikan dasar (60%), diet rendah garam III (66%), perokok ringan (58,3%), peminum alkohol menengah jenis sopi (54%). Hasil uji statistik non-parametrik Wilcoxon didapatkan ada perbedaan signifikan sebelum dengan sesudah intervensi selama empat minggu terhadap pengetahuan, TD sistolik, dan TD diastolik dengan p=0.000. Hasil uji regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa intervensi pendidikan kesehatan dan senam hipertensi memberikan pengaruh signifikan terhadap TD sistolik (p=0.003), sedangkan TD diastolik (p= 0.024). Nilai Pseudo R Square membuktikan bahwa pendidikan kesehatan dan senam hipertensi memberikan kontribusi terhadap TD diastolik sebesar 78,4%, sedangkan kontribusi terhadap TD sistolik sebesar 75%. Nilai odds ratio menunjukkan responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan senam hipertensi berpeluang mengalami penurunan TD sistolik sebesar 0.53 sedangkan TD diastolik mengalami penurunan sebesar 1.8, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini merekomendasikan perlunya latihan senam hipertensi untuk mengontrol tekanan darah pasien hipertensi. Puskesmas disarankan untuk mengembangkan senam hipertensi serta promosi kesehatan sebagai bagian dari praktik mandiri keperawatan dengan membentuk peer group atau klub senam hipertensi yang dikoordinir oleh pihak Puskesmas atau penanggung jawab program. Kata kunci: Pendidikan kesehatan, Senam hipertensi, Tekanan darah
EDUKASI TENTANG MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI Vanny Leutualy; Dene Fries Sumah; Fandro Armando Tasijawa; Devita Madiuw; Syulce Luselya Tubalawony; Dian Thiofany Sopacua; Valensya Yeslin Tomasoa; Joan Herly Herwawan; Feby Manuhutu; Alex Alvin Thenu
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.12909

Abstract

Abstrak: Peristiwa kebencanaan yang terjadi di kepulauan Maluku menimbulkan kerawanan terhadap timbulnya banyak korban jiwa yang berdampak pada penderitaan manusia. Desa Allang merupakan salah satu wilayah di Pulau Ambon Maluku yang memiliki kerentanan tinggi terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Namun, hasil analisis situasi melalui observasi dan wawancara didapatkan bahwa masyarakat belum secara aktif mendengar tentang mitigasi bencana, penanggulangan bencana dan kesiapsiagaan bencana, bagaimana cara menyelamatkan diri dan keluarga jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Kegiatan dilakukan kepada potensi pemuda-pemudi sebanyak 61 orang di Desa Allang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dengan hasilnya; sebelum kegiatan dilakukan dilakukan pre-test dan didapatkan pengetahuan mitra pada kategori kurang baik sebanyak 38 orang (62%), cukup baik 15 orang (25%), baik 6 orang (10%), sangat baik 2 orang (3%). Sedangkan hasil penilaian post-test setelah diberikan edukasi ditemukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami pada kategori baik 23% dan sangat baik 77%.Abstract: The disaster events in the Maluku Islands created a vulnerability to the emergence of many fatalities, which resulted in human suffering. Allang Village is one of the areas on Ambon Island, Maluku, which has a high vulnerability to earthquakes and tsunamis. However, the situation analysis results through observation and interviews found that the community had not actively heard about disaster mitigation, disaster management and preparedness, and how to save themselves and their families in the event of an earthquake and tsunami. This activity aims to provide education that can increase public knowledge about mitigation and preparedness for earthquake and tsunami disasters. The movement was carried out for 61 potential youths in Allang Village. The form of activities carried out was in the form of counseling with the results; Before the activity was carried out, a pre-test was carried out, and the partner's knowledge was obtained in the unfavorable category of 38 people (62%), 15 people (25%) good enough, 6 people (10%) good, 2 people (3%) very good. While the results of the post-test assessment after being given education found an increase in community knowledge about mitigation and preparedness for earthquakes and tsunamis in the good category 23% and very good 77%. 
Non-Pharmacologic Intervention for Nausea and Vomiting of Pregnancy: Systematic Review Sumah, Dene Fries; Madiuw, Devita; Tasijawa, Fandro Armando; Leutualy, Vanny
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 4: December 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.969 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i4.685

Abstract

Nausea and vomiting of pregnancy affect almost 75% of pregnant women. In most cases, nausea, which is ended with or without vomiting, is a mild condition.However, the rest could become hyperemesis gravidarum, in which both mother and fetus are in danger. Non-pharmacological therapy is needed as an alternative or complementary treatment when pharmacological therapy causes side effects in some cases of nausea and vomiting. This systematic review aims to identify non-pharmacological therapies to help women deal with nausea and vomiting of pregnancy. Three electronic databases were used to conduct systematic research, namely Pubmed, CINAHL Ebsco, and Proquest between 2004 and 2019. Those studies included in the review were only a randomized controlled trial design. Of the 898 articles, 16 articles met the inclusion criteria and were analyzed. This systematic review provides evidence of non-pharmacological methods that can be used as an alternative to conquer nausea and vomiting of pregnancy, namely ginger, acupressure, acupuncture, and aromatherapy. Further research can examine which method is most effective in dealing with nausea and vomiting of pregnancy.  Mual dan muntah dalam kehamilan mempengaruhi hampir 75% wanita hamil. Dalam kebanyakan kasus, mual yang disertai atau tanpa muntah adalah kondisi ringan, namun beberapa kasus dapat berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum, yang berakibat buruk bagi ibu dan janin. Mempertimbangkan efek samping terapi farmakologis bagi ibu dan janin, dan tidak cukup mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan pada sebagian kasus, sehingga diperlukan terapi non farmakologi sebagai pilihan lain atau terapi tambahan. Sistematik review ini bertujuan untuk mengidentifikasi terapi non farmakologi untuk membantu mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan. Tiga database elektronik digunakan untuk melakukan pencarian sistematis, yaitu Pubmed, CINAHL ebsco dan Proquest. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu antara 2004 dan 2019. Desain penelitian yang dimasukkan dalam review hanya randomised controlled trial. Dari 898 artikel, sebanyak 16 artikel memenuhi kriteria inklusi, kemudian dianalisis. Sistematik review ini memberikan bukti tentang metode non farmakologi yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan, yaitu jahe, akupresur, akupuntur dan aromaterapi. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengetahui metode mana yang paling efektif untuk mengatasi mual dan muntal dalam kehamilan.  
Atraumatic Care Dapat Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Di Ruang Ezra Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon Fricilia Noya; Grace Jeny Wakanno; Dene Fries Sumah
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v1i2.121

Abstract

Masuk rumah sakit dapat menyebabkan anak menjadi cemas, trauma dan takut.  Upaya untuk mengurangi kecemasan pada anak bisa dilakukan melalui atraumatik (atraumatic care). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan atraumatic care dengan tingkat kecemasan anak di ruang Ezra Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon.  Desain penelitian yang digunakan adalah studi korelasi. Pengumpulan data dengan cara responden diberikan kuesioner penerapan Atraumatic Care dan Hamilton Rating Scale Anxiety (HARS). Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 30 responden. Analisis data menggunakan statistik Spearman rank. Berdasarkan hasil uji dengan melihat nilai significancy didapatkan nilai p α (0,0000,05), rs= - 0,725  yaitu arah korelasi negative dengan kekuatan korelasi kuat. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan atraumatic care dengan tingkat kecemasan anak di ruang Ezra  Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon (p=0,000). Bila penerapan Atraumatic care baik maka semakin kecil tingkat kecemasan yang dialami anak. Diharapkan perawat di ruang Ezra  Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon dapat menerapkan atraumatic care pada setiap intervensi keperawatan dengan kasih sayang dan lebih komunikatif sehingga terjadi penurunan  tingkat kecemasan anak.  Kata kunci : Atraumatic Care,  Kecemasan, Anak
Upaya Peningkatan Cakupan Skrining Melalui Deteksi Risiko Kanker Serviks Dengan Sinara di Maluku Madiuw, Devita; Tomasoa, Valensya Yeslin; Tahapary, Westy; Maelissa, Sinthia Rosanti; Sumah, Dene Fries; Rehena, Zasendy; Pattipeiluhu, Lisse; Sopacua, Dian Thiofany; Leutualy, Vanny; Orno, Theosobia Grace
Karya Kesehatan Siwalima Vol 4, No 1 (2025): Maret
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v4i1.1519

Abstract

Kasus kanker serviks terus meningkat, namun kesadaran wanita melakukan skrining masih sangat rendah. Permasalahan yang ditemukan di Negeri Karlutu Warasiwa, bahwa sebagian besar wanita tidak mengetahui skrining melalui IVA maupun Papsmear dapat mendeteksi dini kanker serviks. Hal ini karena belum pernah diadakan edukasi kesehatan maupun skrining kanker serviks pada wilayah tersebut.  Kegiatan PkM ini dilaksanakan di Negeri Karlutu Warasiwa, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dengan sasaran wanita usia subur. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kanker serviks pada wanita usia subur di Negeri Karlutu. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pre dan post-test, serta instrumen Sinara. Hasil evaluasi kuesioner pre dan post-test menunjukkan, sebesar 27 peserta (100%) mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan. Selain itu, hasil skrining menunjukkan semua peserta (100%) mengalami risiko sedang hingga tinggi mengalami kanker serviks. Direkomendasikan bagi pemerintah negeri agar dapat berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat, untuk dilakukan kegiatan skrining kanker serviks bagi wanita usia subur di wilayah tersebut.
Edukasi dan Pemeriksaan Tekanan Darah pada Lansia di Desa Uraur Kecamatan Kairatu, Provinsi Maluku Talahatu, Olivia; Wakanno, Grace J; Sumah, Dene Fries; Rehena, Zasendy; Pattipeiluhu, Lisse
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.2985

Abstract

Kualitas hidup lansia di tengah masyarakat menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan hal tersebut didukung dengan jumlah populasi lansia secara global yang terus meningkat. Salah satu ukuran secara vital akan status kesehatan seorang lansia adalah tekanan darah. Demikian bahwa pemantauan tekanan darah lansia menjadi sangat krusial untuk dilakukan. Kesadaran lansia dan pemahaman lansia tentang tekanan darah tinggi menjadi kunci utama. Melalui  kegiatan edukasi dan pemeriksaan kesehatan maka akan memberi dampak yang sangat besar bagi lansia. Tujuan dari PK mini adalah meningkatakan pemahaman dan kesadaran lansia desa uraur mengenai tekanan darah tinggi dan self manegementnyya mencakup cara pencegahan, penobatan sampai kepada pengontrolan. Mitra dalam PKm ini adalah Masyarakat desa uraur dengan usia lansia. Metode yang dilakukan dalam kegiatan edukasi dan pemeriksaan tekanan darah ini yakni Metode partisipatif dengan pendekatan Diskusi kelompok dan Keputusan Bersama dalam menjalankan program. Hasil di dapatkan dari kegiatan PKm yaitu terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 60% dan untuk hasil pemeriksaan tekanan darah di dapatkan optimal normal 35 orang dari 80 orang dengan presentase sebesar 43,8% serta hasil evaluasi di dapatkan self management terhadap pemanfaatan obat non farmakologi masih sangat minim.