Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PKM GERAKAN SAYANG IBU DAN BAYI MELALUI PEMBERDAYAAN KADER DALAM MANAJEMEN LAKTASI DI NEGERI PILIANA KECAMATAN TEHORU MALUKU TENGAH Nenny Parinussa
Humano: Jurnal Penelitian Vol 11, No 1 (2020): : PERIODE JUNI
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/humano.v11i1.1976

Abstract

ABSTRAK. Gerakan Sayang Ibu dan Bayi Melalui Pemberdayaan Kader Dalam Manajemen Laktasi merupakan upaya  pemberdayaan masyarakat  yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan masyarakat agar secara mandiri memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang ASI dan manfaatnya, teknik menyusui yang benar serta cara perawatan payudara yang dapat memperlancar pengeluaran ASI. Sehingga terstimulus untuk menolong dirinya sendiri yang dapat menjamin kesehatan. Sesuai dengan UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 disebutkan juga bahwa upaya pencegahan lebih efektif dan efisisen dibanding upaya pengobatan, dan masyarakat juga mempunyai kemampuan untuk melakukan upaya pencegahan apabila dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat. Jumlah peserta kegiatan pengabdian masyarakat adalah 12 orang. dengan sasaran yaitu kader kesehatan, ketua RT, bapak dan ibu Dusun, PKK Desa, Dukun Beranak serta Tokoh Masyarakat . Kegiatan Sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah tentang ASI eksklusif dan manfaatnya, perawatan payudara ibu menyusui, cara menyusui bayi dengan benar, cara melakukan pijat Oksitosin untuk membantu memperlancar ASI. Setelah materi disampaikan, peserta ditampilkan dalam bentuk roleplay. Hasil dari kegiatan ini yakni terdapat peningkatan pengetahuan kader danmasyarakat tentang manajmen laktasi Kata Kunci: gerakan sayang ibu danbayi; pemberdayaan kader; manajemen laktasi
Gambaran Penyebab Kematian Neonatal Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2019. Magdalena Paunno; Nenny Parinussa
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.232 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i2.130

Abstract

 Neonatal mortality rates in Indonesia in 2010 were still high at 228 / 100,000 live births. Neonatal deaths can occur due to infection, asphyxia or low birth weight. While the medical records of RSUD Dr. M Haulussy Ambon is a referral center Hospital that has PONEK services that the number of neonatal deaths in 2013 was 49 cases out of 2633 live births, in 2014 there were 80 cases of 2483 KH while in 2015 in 6 months (January-July) already as many as 51 of 983 births. From the death data obtained in 2015 the causes of neonatal death are: LBW 16; Asphyxia 15; Sepsis / Infection 14; Respiratory Disorders 4; and atresia ani 2. The purpose of this study was to determine the frequency distribution of neonatal deaths and a description of the causes of neonatal death in Dr. M Haulussy Ambon in 2015. The research method is descriptive. The study population was all neonates who died in Dr. M Haulussy Ambon in 2015 recorded a diagnosis of obstetric gynecology specialist in the medical record with a total of 51 neonatal. namely data on the description of birth attendants, referral system, and maternal age less than 20 years with Neonatal death in Dr. M. Haulussy Ambon 2015. The study population was all neonates who died in Dr. M. Haulussy Ambon 2015 starting from January to July 2015 recorded in the medical record with a total of 51 neonates. The sampling technique used is total sampling. The sample in this study must meet the following criteria: neonatal and died at the age of 0-28 days and a diagnosis was given from the doctor who was on duty at the time of death. Research Instrument The instrument in this study used a checklist, which records the condition of patients who experienced neonatal death in the documentation data, namely medical records. Data The results of further research data are processed in a univariate manner, carried out by tabulating data which is then arranged in a table. The results showed that neonatal mortality of childbirth assistants by 39 health workers (76.47%) neonatal consisted of: midwives 29 (56.9%); obstetric gynecology specialist 10 (19.6%); dukun 12 (23.52%); while due to referral 15 (29.41 %%), and mortality due to maternal age <20 years neonatal mortality 5 (9.8%)
PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X AMBON Nenny Parinussa
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 3, No 3 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v3i3.700

Abstract

Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat didorong melalui pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan. Pada Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon ditemukan  pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan masih belum optimal sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala ruangan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 31 responden. Analisis data menggunakan uji statistik chisquare. Hasil uji variabel fungsi perencanaan dengan kepuasan kerja diperoleh (p=0.001), variabel fungsi pengorganisasian dengan kepuasan kerja diperoleh (p=0.000), variabel fungsi pengarahan dengan kepuasan kerja diperoleh (p=0.001), dan variabel fungsi pengawasan dengan kepuasan kerja diperoleh (p=0.000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Sumber Hidup Ambon. Saran penelitian ini bagi kepala ruangan yaitu, dapat memperbaiki pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan diruang rawat inap serta meningkatkan kemampuan manajemen kepala ruangan melalui pelatihan-pelatihan, sehingga hasil kerja yang didapatkan lebih optimal dan para staf dapat memperoleh kepuasan kerja yang akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan diruang rawat inap. 
PERAN PERAWAT SEBAGAI PENGHUBUNG INFORMASI OBAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD dr M HAULUSSY AMBON Nenny Parinussa; Benhard Latuminasse
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 3 (2019): Moluccas Health Journal Edisi Desember 2019
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.618 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i3.264

Abstract

 ABSTRAK Peran utama perawat sebagai advocate adalah sebagai penghubung atau mediator antara pasien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien dalam mengetahui informasi obat,sehingga kepuasan pasien dapat terpenuhi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran perawat sebagai penghubung informasi obat dengan kepuasan pasien di RSUD dr M Haulussy Ambon. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan ”cross sectional”. Populasi dalam  penelitian ini adalah  seluruh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy Ambon. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 50 orang dengan tehnik pengambilan sampel Consecutive sampling. Pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan kuesioner.Analisis data menggunakan uji-chisquar.Hasil analisadata menggunakan uji chi square diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi <0,05sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai penghubung informasi obat dengan kepuasan pasien.Dari 35 responden yang menilai peran perawat sebagai penghubung informasi obat dalam kategori kurang mendukung, terdapat 29 responden (82,85%) menyatakan kurang puas dan 6 responden (17,15%) menyatakan puas. Dari 15 responden yang menilai peran perawat sebagai penghubung informasi obatdalam kategori mendukung,makasebanyak 9responden (60,00%) merasa puas dan sebanyak 6 responden (40.00%) menyatakan kurang puas. Kesimpulan adalah penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perawat di RSUD dr M Haulussy Ambon agar dapat meningkatkan perannya sebagai mediator atau penghubung sehingga dapat memberikan informasi obat kepada pasien, sehingga kepuasan pasien dapat terpenuhi. .Kata kunci: peran perawat, penghubung informasi obat, kepuasan pasien ABSTRACTThe main role of nurse as advocates is as a liaison or mediator between patients and other health teams in an effort to meet the needs of patient in knowing drug information, so that patient satisfaction can fulfilled. The general purpose of this study is to determine the relationship of the role of nurses as a liaison for drug information with patient’s satisfaction in RSUD Dr. M Haulussy Ambon.This type of research is descriptive with a “cross sectional” approach. The population in this study are all of patient’s in the internal in patient room of RSUD of Haulussy Ambon.The number of samples is determined by 50 people with the consecutive sampling technique. Data collection is done using a questionnaire. Data analysis using the chi-square test.The results of data analysis using the chi-square test obtain a significant value  of 0,000. Because the significance value Is < 0,05 so it can be concluded that there is a significant relationship between the role of nurses as a link to drug information and patent’s satisfaction. And 35 respondenst who assesses the nurse’s role as a drug information link in the less support category, there are 29 respondents (82,85%) who said theydo not feel satisfied and 6 respondents (17,15%) expresses satisfaction.The 15 respondents who assesses the role of nurses as liaison for drug information in the support category,the nasmany as 9 respondents (60%) satisfiedand there are 6 respondents (40%) stated that they do not feel satisfied. The conclusion is that this research is expected to be useful for nurses in RSUD drM HaulussyAmbon in order to increase their role as a mediator or liaison so they can provide drug information to patient, so that patient satisfaction canbefuldilled. Keywords : the role of nurses, the liaison for drug information, patient’s satisfaction
Hubungan komunikasi terapeutik perawat pada fase kerja dengan kepuasan pasien terapi intravena di ruangan interna wanita rsud dr. M. Haulussy ambon Nenny Parinussa; Agnesia M Tandiola
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 1 (2019): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.713 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i1.38

Abstract

Therapeutic communication is communication carried out by nurses, especially during the work phase, which takes place in a consciously planned manner with the aim and activities focused on healing patients. New patients will feel satisfied if the health service performance obtained is equal to or exceeds what is expected. This study aims to determine the relationship between therapeutic communication of nurses in the work phase with the satisfaction of intravenous therapy patients in the internal room of the female hospital at dr. M. Haulussy Ambon. The research design used was cross sectional, a study in which data collection of independent and bound variables was carried out at the same time. The number of samples in this study were 50 respondents. The results were tested using a Chi-square test with a significance level of α = 0.05 and it was found that (p value = 0.000) there was a therapeutic relationship between nurses in the work phase and the satisfaction of intravenous therapy patients in the female internal room of RSUD dr. M. Haulussy Ambon (p value = 0,000 <0.05). Suggestions for this study for nurses can communicate therapeutically during the work phase takes place with the purpose and activities focused on healing patients and increasing patient satisfaction, for this study is expected to improve and increase the knowledge of researchers and can be developed for further research on Standard Operating Procedure (SOP) which contains therapeutic communication especially in the work phase.Keywords: Therapeutic communication nurse, patient satisfaction, intravenous therapy.
Keberhasilan Self Efficacy dan Senam Prolanis bagi Penurunan Glukosa Darah Pasien Diabates Mellitus Type II di Puskesmas Rijali Ambon Dene Fries Sumah; Nenny Parinussa
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11209

Abstract

Diabetes mellitus tipe II requires comprehensive handling in controlling blood glucose, both pharmacologically and non pharmacologically. Non-pharmacological ways of handling to improve self-confidence and reduce blood glucose of patients are through self-efficacy and prolanic exercise. Self-efficacy and “prolanis” exercise are initial efforts to prevent, control and overcome DM Type II. This study aims to analyze the role of self-efficacy and “prolanis” exercise in reducing blood glucose in DM Type II patients. This study used a one group pre test - post test design. The sample size of the study was 48 respondents, who were selected by purposive sampling technique. The research instrument used was a self-efficacy questionnaire, standard operating procedures for “prolanis” exercise and blood glucose measurement tools. Data were analyzed using the Wilcoxon test. Based on the results of the study, it was known that the average blood glucose level before doing self-efficacy was 94.50 and after doing self-efficacy was 135.50. Meanwhile, the mean blood glucose level of the respondents before doing the “prolanis” exercise was 199.95 and after doing the Prolanis exercise was 175.05. The Wilcoxon test showed p-value = 0.001, which means there was a difference in blood glucose levels between before and after the intervention, so it could be concluded that self-efficacy and prolanic exercise are effective in reducing blood glucose in DM Type II patients. Keywords: self efficacy; prolanic gymnastics; diabetes mellitus type II ABSTRAK Diabetes mellitus tipe II membutuhkan penanganan komprehensif dalam mengontrol glukosa darah, baik secara farmakologis dan non farmakologis. Cara penanganan non farmakologis untuk memperbaiki kepercayaan diri dan menurunkan glukosa darah pasien yaitu melalui self efficacy dan senam prolanis. Self eficacy dan senam prolanis merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi DM Tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran self efficacy dan senam prolanis dalam menurunkan glukosa darah pasien DM Tipe II. Penelitian ini menggunakan desain one group pre test - post test design. Ukuran sampel penelitian adalah 48 responden, yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner self efficacy, standar operasional prosedur senam prolanis dan alat pengukuran glukosa darah. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata kadar glukosa darah sebelum dilakukan self efficacy yaitu 94,50 dan setelah dilakukan self efficacy menjadi 135,50. Sedangkan rerata kadar glukosa darah responden sebelum dilakukan senam prolanis adalah 199,95 dan setelah dilakukan senam prolanis adalah 175,05. Uji Wilcoxon test menunjukkan p-value = 0,001, yang berarti ada perbedaan kadar glukosa darah antara sebelum dan sesudah intervensi, sehingga disimpulkan bahwa self efficacy dan senam prolanis efektif untuk menurunkan glukosa darah pasien DM Tipe II. Kata kunci: self efficacy; senam prolanis; diabetes mellitus tipe II
Presepsi Perawat Tentang Kemampuan Supervisi Kepala Ruangan Dalam Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RS H Ambon Nenny Parinussa
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v1i1.830

Abstract

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan suatu  pendekatan  penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pengkajian  keperawatan, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan  keperawatan, evaluasi keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan. Kepala ruangan sebagai pemimpin untuk menggerakkan perawat sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan  dengan baik melalui supervisi keperawatan. Supervisi dilakukan secara berkala terhadap pekerjaan yang dilakukan perawat pelaksana untuk kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Metode: Rancangan penelitian dengan pendkatan cross sectional, Sampel dalam penelitian ini  48 responden dengan teknik Accidental Sampling Hasil: menggunakan uji chi-square dipapatkan nilai P=0,52  yang artinya ada Hubungan Presepsi Perawat Tentang Kemampuan   Supervisi Kepala Ruangan  Dalam Pelaksanaan  Dokumentasi  Asuhan Keperawatan  di RS H Ambon Kata Kunci : persepsi perawat; supervisi; dokumentasi asuhan keperawatan 
Edukasi Covid-19 Berbasis Leaflet Terbukti Meningkatkan Kepatuhan Remaja dalam Menerapkan Protokol Kesehatan di Kota Ambon Nenny Parinussa; Gledys Piliay
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12301

Abstract

Background: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by a new type of Coronavirus which is a health problem throughout the world. One of the reasons for the high number of COVID-19 cases is non-compliance in implementing health protocols, especially for teenagers. Objective: This study aims to determine the effect of health education on the transmission of COVID-19 through leaflet media on adolescent compliance with the COVID-19 protocol in Hunut Durian Patah Village, Teluk District, Ambon City. Methods: This research was a pre-experimental study with one group pretest-posttest design. The sampling technique was purposive sampling. Collecting data using questionnaires, observation sheets, and leaflets. Results: The results of the paired sample t-test showed that there was a difference in adolescent compliance in implementing health protocols between before and after being given health education, with p-value = 0.001. Conclusion: Health education using leaflets is effective in increasing adolescent compliance in implementing the COVID-19 health protocol.Keywords: COVID-19; obedience; leafletABSTRAK Latar Belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru yang menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Salah satu penyebab tingginya kasus COVID-19 di antaranya adalah ketidakpatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama para remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penularan COVID-19 melalui media leaflet terhadap kepatuhan remaja menerapkan protokol COVID-19 di Desa Hunut Durian Patah, Kecamatan Teluk, Kota Ambon. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimental dengan desain one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, lembar observasi, dan leaflet. Hasil: Hasil paired aamples t-test menunjukkan adanya perbedaan kepatuhan remaja dalam menerapkan protokol kesehatan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, dengan p-value = 0,001. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan menggunakan leaflet efektif untuk meningkatkan kepatuhan remaja dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.Kata kunci: COVID-19; kepatuhan; leaflet
PKM ANAK SMTPI AMBON TIMUR MAKNAI ADAPTASI KEBIASAAN BARU YANG LEBIH SEHAT PADA ERA PANDEMI COVID-19 DENGAN PENDEKATAN LITERASI MEDIA Nenny Parinussa
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): September
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat UKIM Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37429/mjppm.v1i2.516

Abstract

COVID-19 telah berhasil mengubah kebiasaan yang dilakukan masyarakat sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja, di jalan dan di manapun. dengan adaptasi kebiasaan baru atau new normal yang dapat “berdamai” dengan COVID_19. Pemahaman masyarakat khusunya anak terkait adaptasi kebiasaan baru selama ini di peroleh melalui berita pada media masa dan belum pernah dilakukan komunikasi informasi edukasi dari petugas kesehatan maupun pihak lain kepada masyarakat khusunya anak yang berdampak pada tidak adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan menggunakan protokol kesehatan pada adaptasi kebiasaan baru. dengan melihat kondisi yang ada maka Tim PKM Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon berinisiatif melakukan pendekatan pada pihak SMTPI Sektor Yisrel Jemaat Halong Anugerah untuk mendiskusikan masalah-masalah terkait adaptasi kebiasaan baru yang lebih sehat pada anak. Dari hasil diskusi terlihat masalah-masalah yang dihadapi sebagai berikut: (1) Anak belum mengetahui bagaimana COVID-19 tersebar; (2) Mengalami misinformasi tentang adaptasi kebiasaan baru di era COVID- 19; (3)Anak belum mengetahui cara-cara melindungi diri yang benar dan juga melindungi orang lain ; (4) Anak belum mengetahui kapan harus menggunaakan masker dan berapa lama digunakan serta cara membuang masker yang benar; (5) Anak belum mengetahui kapan harus dilakukan cuci tangan selama pandemi ; (6) Anak belum mengetahui perilaku gizi seimbang yang diperlukan selama pandemi maupun saat adaptasi kebiasaan baru; (7) Anak belum memahami pentingnya tidak boleh bersalaman dan digantikan dengan say hallo selama pandemi; (8) Orang tua mengatakan takut dan stres jika anak-anak mereka harus kembali melakukan aktifitas belajar di sekolah yang akan bertemu banyak orang dan juga menggunakan fasilitas umum untuk perjalanan pulan pergi sekolah; (9) Belum pernah dilakukan komunikasi, pemberian informasi dari petugas kesehatan maupun dari pihak lain membuat masyarakat menjadi belum siap untuk menuju adaptasi kebiasaan baru di era pandemic COVID-19. Berdasarkan masalah dan rencana diskusi yang telah dilakukan dengan mitra maka implementasi kegiatan yang dilakukan: (1) Melakukan sosialisasi tentang penyebaran COVID-19, adaptasi kebiasaan baru di era pandemi dan cara melindungi diri dan keluarga di tengah pandemic; (2) Simulasi penggunaan masker yang benar, cuci tangan pakai sabun, menggunakan say hallo tanpa harus bersalaman dan pemberian leaflet dan komik; (3) Anak melakukan edukasi melalui literasi media.
INOVASI OLAHAN DAN PEMBERIAN COOKIES SAGU IKAN DAUN KELOR DI POSYANDU HALONG AMBON Nenny Parinussa; Elisabeth Matulessy
MAREN: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): September
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat UKIM Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37429/mjppm.v4i2.1080

Abstract

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku 2019-2024 juga menargetkan peningkatan ketahanan pangan. Berdasarkan hasil Susenas Maret 2021, setiap penduduk di Provinsi Maluku mengonsumsi rata-rata 1874,88 kkal kalori dan 53,45 gram protein setiap harinya. Rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita sehari penduduk di Provinsi Maluku masih berada di bawah standar kecukupan. Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah Kelompok Pangan Lokal Pniel Anugerah merupakan sekelompok ibu rumah tangga yang membentuk kelompok usaha kecil dengan membuat berbagai jenis hasil olahan pangan lokal seperti bakso, nuget, kue dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah 1) Rendahnya motivasi berwirausaha pangan lokal dengan bahan dasar sagu ikan kelor dan terbatasnya pengetahuan terkait pengolahannya. 2) Belum pernah dilakukan praktik pengolahan tepung sagu dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan cookies yang digabungkan dengan ikan dan kelor. 3) Hasil olahan pangan lokal belum pernah aplikasikan di posyandu sebagai makanan tambahan balita 4) Mitra belum begitu tertarik untuk peningkatan nilai tambah produk cookies sagu ikan kelor untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan PKM ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan observasi lokasi kegiatan dan diskusi tanya jawab antara tim dengan kelompok pangan lokal Pniel Anugerah tentang waktu pelaksanaan kegiatan, serta diskusi tentang materi kegiatan; 2) Memberikan pemahaman dan motivasi berwirausaha dan variasi produk olahan pangan lokal dengan bahan dasar sagu dan varian produk yang di tambahkan adalah cookies sagu ikan kelor didapatkan hasil bahwa peningkatan pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah intervensi diberikan sebesar 15 responden (100%); 3) Pendampingan dan pelatihan Praktik pembuatan cookies sagu ikan kelor kepada 15 peserta; 4) mengaplikasikan hasil olahan cookies sagu ikan kelor kepada balita dan edukasi tentang pemanfaatannya terhadap status gizi masyarakat di psoyandu Halong Ambon. Penyediaan olahan sagu ikan kelor ini merupakan inovasi dalam penyediaan makanan tambahan pada kegiatan posyandu