Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA SETELAH DILAKUKAN PELATIHAN SUPERVISI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT X, KOTA AMBON Feby Manuhutu; Regina V.T Novita; Sudibyo Supardi
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 01 (2020): JULI
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i01.1150

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit sebagai pemberi jasa layanan kesehatan dituntut untuk memberikan layanan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui dokumentasi berupa catatan perawatan klien. Dokumentasi asuhan keperawatan harus dilakukan dengan baik untuk memastikan keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan. proses asuhan keperawatan telah dilakukan dengan baik oleh perawat pelaksana, tetapi untuk proses dokumentasi masih sangat kurang. Kelengkapan dokumentasi pada proses asuhan keperawatan kurang dari 50%. Supervisi kepala ruang sebagai first line manager di RS X Kota Ambon pada pendokumentasian asuhan keperawatan tidak optimal karena belum adanya pelatihan. Tujuan: untuk mengetahui dokumentasi asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Metode: Metode penelitian pra-eksperimental one group pre-test post-test design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi selama 1 minggu dapat meningkatkan skor pendokumentasian asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi) secara bermakna (p < 0.050). Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervise kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Kesimpulan dan Saran: Rentang usia perawat 20-40 tahun (77.5%), jenis kelamin perempuan (82,5%), pendidikan D3/S1 Keperawatan (82,5%) dan lama kerja lebih dari 6 tahun (65%). Skor pendokumentasian meningkat secara bermakna (p < 0.050) setelah dilakukan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi. Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Penelitian ini merekomendasikan intensitas supervisi kepala ruang harus dipertahankan dan dilakukan secara teratur serta berkelanjutan agar perawat pelaksana dapat temotivasi dalam meningkatkan pendokumentasian yang berorientasi pada pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Background: Hospitals as health service providers are required to provide quality services. Quality service can be realized through documentation in the form of client care records. Nursing care documentation must be done properly to ensure the safety and quality of health services. The nursing care process has been carried out well by the implementing nurse, but the documentation process is still lacking. The completeness of documentation in the nursing care process is less than 50%. Supervision of the head of the room as the first-line manager at RS X Ambon City in documenting nursing care was not optimal because there was no training. Aims: to find out the documentation of nursing care by the nurse executing after the training in the supervision of the head of the room at Hospital X Ambon CityMethods. Method: The method of pre-experimental research one group pre-test post-test design. The number of samples in this study were 40 respondents. Result: The results showed that training in the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision for 1 week could significantly increase the score of nursing care documentation (assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation) significantly (p <0.050). There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195) with documentation of nursing care after training in supervise headroom at Hospital X Ambon City. Conclusion: The age range of nurses was 20-40 years (77.5%), female gender (82.5%), D3 / S1 Nursing education (82.5%), and work duration more than 6 years (65%). The score for documentation increased significantly (p <0.050) after training on the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision. There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195), and documentation of nursing care after training in the supervision of the head of room at Hospital X Ambon City.
EDUKASI TENTANG MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI Vanny Leutualy; Dene Fries Sumah; Fandro Armando Tasijawa; Devita Madiuw; Syulce Luselya Tubalawony; Dian Thiofany Sopacua; Valensya Yeslin Tomasoa; Joan Herly Herwawan; Feby Manuhutu; Alex Alvin Thenu
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i2.12909

Abstract

Abstrak: Peristiwa kebencanaan yang terjadi di kepulauan Maluku menimbulkan kerawanan terhadap timbulnya banyak korban jiwa yang berdampak pada penderitaan manusia. Desa Allang merupakan salah satu wilayah di Pulau Ambon Maluku yang memiliki kerentanan tinggi terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Namun, hasil analisis situasi melalui observasi dan wawancara didapatkan bahwa masyarakat belum secara aktif mendengar tentang mitigasi bencana, penanggulangan bencana dan kesiapsiagaan bencana, bagaimana cara menyelamatkan diri dan keluarga jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Kegiatan dilakukan kepada potensi pemuda-pemudi sebanyak 61 orang di Desa Allang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dengan hasilnya; sebelum kegiatan dilakukan dilakukan pre-test dan didapatkan pengetahuan mitra pada kategori kurang baik sebanyak 38 orang (62%), cukup baik 15 orang (25%), baik 6 orang (10%), sangat baik 2 orang (3%). Sedangkan hasil penilaian post-test setelah diberikan edukasi ditemukan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami pada kategori baik 23% dan sangat baik 77%.Abstract: The disaster events in the Maluku Islands created a vulnerability to the emergence of many fatalities, which resulted in human suffering. Allang Village is one of the areas on Ambon Island, Maluku, which has a high vulnerability to earthquakes and tsunamis. However, the situation analysis results through observation and interviews found that the community had not actively heard about disaster mitigation, disaster management and preparedness, and how to save themselves and their families in the event of an earthquake and tsunami. This activity aims to provide education that can increase public knowledge about mitigation and preparedness for earthquake and tsunami disasters. The movement was carried out for 61 potential youths in Allang Village. The form of activities carried out was in the form of counseling with the results; Before the activity was carried out, a pre-test was carried out, and the partner's knowledge was obtained in the unfavorable category of 38 people (62%), 15 people (25%) good enough, 6 people (10%) good, 2 people (3%) very good. While the results of the post-test assessment after being given education found an increase in community knowledge about mitigation and preparedness for earthquakes and tsunamis in the good category 23% and very good 77%. 
SIDIK SIAMA: An instrument for Risk Detection of Stunting Since Pregnancy Devita Madiuw; Feby Manuhutu; Adriana Sainafat; Zasendy Rehena; Vanny Leutualy; Fandro Armando Tasijawa; Valensya Yeslin Tomasoa; Dian Thiofany Sopacua; Joan Herly Herwawan; Arthur Huwae
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.504 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1618

Abstract

Stunting problems need to be detected early so that the interventions given can reduce long-term effects. One of the reasonable periods to detect the risk of stunting is pregnancy. Ironically, there has not been an instrument to detect the risk of stunting since pregnancy. This study aims to develop and test the validity of an instrument for early detection of stunting risk since pregnancy (SIDIK SIAMA). Instrument development uses the seven stages of development from Roberth DeVellis (2017). A total of 20 women were involved in pre-testing, and 100 pregnant women were involved in instrument testing. Based on a literature search, 28 articles were used to construct the item pool and produce 10 items to be tested for validity and reliability. Content validity uses the content validity index (CVI) and construct validity used principal component analysis (PCA). Alpha Cronbach is used to test the reliability of the instrument. The validity test results showed that there were 9 valid and reliable items, with a CVI of 1 and a Measure of Sampling Adequacy (MSA) value of less than 0.5, and a Cronbach Alpha value of 0.682. Thus, the SIAMA SIDIK instrument has achieved good validity and reliability so that it can be used to detect the risk of stunting since pregnancy. Abstrak: Permasalahan stunting perlu dideteksi sejak dini, sehingga intervensi yang diberikan dapat mengurangi efek jangka panjang. Salah satu periode tepat untuk mendeteksi risiko stunting yaitu sejak kehamilan, ironisnya belum teridentifikasi instrumen untuk mendeteksi risiko stunting sejak masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji validitas instrumen deteksi dini risiko stunting sejak kehamilan (SIDIK SIAMA). Pengembangan instrumen menggunakan tujuh tahapan pengembangan dari Roberth DeVellis (2017). Sebanyak 20 wanita terlibat dalam pre-testing dan 100 wanita hamil terlibat dalam pengujian instrumen. Berdasarkan pencarian literatur, 28 artikel digunakan untuk menyusun item pool dan menghasilkan 10 item untuk diuji validitas dan reliabilitas. Validitas isi menggunakan content validity index (CVI) dan validitas konstruk menggunakan principal component analysis (PCA). Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen. Hasil uji validitas menunjukan sebanyak 9 item valid dan reliabel, dengan CVI adalah 1 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) kurang dari 0.5, serta nilai Cronbach Alpha adalah  0.682. Dengan demikian, instrumen SIDIK SIAMA telah mencapai validitas dan reliabilitas yang baik, sehingga dapat dipakai untuk mendeteksi risiko stunting sejak kehamilan.
Pelaksanaan Konsep Patient Centered Care Berdasarkan Perspektif Pasien dan Persektif Perawat Talahatu, Olivia; Paliyama, Dessy G; Manuhutu, Febby; Wakano, Grace J
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i2.8087

Abstract

This study aims to analyze the perceptions of implementing nurses and patients' perceptions of the implementation of patient centered care. It is hoped that through this research there will be a serious evaluation of the implementation of patient centered care at Masohi Hospital, Central Maluku. The method used is a quantitative method. The type of research that will be used is a survey carried out using a descriptive analytical design with a cross sectional approach. The results of the research show that there is an influence of the patient's perspective on the quality of service (patient satisfaction), there is an influence of the nurse's perspective on the quality of service (patient satisfaction) and together there is an influence of the perspective of patients and nurses on the quality of service through patient satisfaction. In conclusion, this research shows that a high proportion of patients and nurses who have a good perspective can increase supervision of service quality, reduce errors, and jointly improve service quality through the level of patient satisfaction. Keywords: Patients, Patient Centered Care, Nurses, Perspective
PENYULUHAN PENCEGAHAN DAMPAK JANGKA PANJANG INFEKSI SALURAN KEMIH PADA REMAJA DESA KAWATU Tubalawony, Syulce Luselya; Lilipory, Mevi; Manuhutu, Feby; Parinussa, Nenny
Insanta : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat INSANTA: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, Volume 2 Nomor 3, Juli 2024
Publisher : LPP ARROSYIDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61924/insanta.v2i3.33

Abstract

Urinary Tract Infection (UTI) is a disease of the urogenital system caused by bacterial colonization of the urinary tract. The bacteria that are often found in UTI patients are E. coli bacteria. UTIs are more commonly found in teenagers and early adults, namely girls (79%) than boys (21%). UTI problems can result in increased morbidity (illness) rates which can lead to increased medical costs. Based on this problem, it is necessary to carry out prevention efforts from an early age, one of which is providing counseling through Community Service (PKM) activities to middle school (SMP) students. The aim of PKM is to provide education to Kawatu Middle School students. This activity was carried out in Class 8 of Kawatu Middle School and was attended by 35 students and 2 teachers. This activity stage includes preparation, implementation and evaluation of the program. The results of this activity showed that there were 19 (75.4%) female students while there were 16 (24.6%) male students. During the counseling process, interactive questions and answers occur, showing that students are able to receive the material well. The conclusion is that this PKM activity was successful in increasing students' knowledge regarding the occurrence and prevention of UTIs and their complications if they are not handled thoroughly.
Penyebab Rendahnya Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di Fasilitas Kesehatan Primer Provinsi Maluku Manuhutu, Feby
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 9 No 2 (2024): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v9i2.21939

Abstract

Methods: This article is a quantitative recearch with descriptive correlation method and using cross-sectional design. The sample in this study amounted to 37 health centers located in Maluku Province, specifically in Central Maluku district and West Seram district, using cluster random sampling technique. Data were analyzed using the chi-square test. Objective: The purpose of the study was to analyze the causes of under reporting of patient safety incidents in Primary Health Facilities in Maluku Province Results: The results of this study showed that of the 37 respondents, the majority of respondents with Psychological Factors: Perception is Good as many as 24 respondents (64.9%), the majority of Psychological Factors: Attitude is Positive as many as 20 respondents (54.1%), the majority of Psychological Factors: Motivation is low as many as 22 respondents (59.5%), the majority of Leadership Organizational Factors are High as many as 23 respondents (62.1%), and the majority of respondents did not report IKP as many as 21 respondents (56.8%). Conclusion: Underreporting of patient safety incidents in primary health facilities in Maluku province was caused by psychological factors: perception (0.001); attitude (0.000); and motivation (0.015), and organizational factors: leadership (0.027), as evidenced by p values <0.05. Suggestion: The role of primary health facilities leaders is needed, in the form of structured training to improve reporting, as well as paying attention to perceptions, attitudes, and increasing external motivation, so that patient safety incident reporting as an effort to improve the quality of health services can be achieved.
Peningkatan Pelaksanaan Identifikasi Pasien Risiko Jatuh oleh Petugas Kesehatan melalui Supervisi Pimpinan dan Sarana Prasarana di Puskesmas Manuhutu, Feby; Tomasoa, Valensya Yeslin
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 6, No 1 (2024): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v6i1.1278

Abstract

Pengurangan risiko pasien jatuh merupakan salah satu sasaran keselamatan pasien, dimana keselamatan pasien menjadi perhatian organisasi kesehatan di dunia maupun di Indonesia. Pengurangan risiko pasien jatuh dapat dilakukan salah satunya dengan assesmen awal yang tepat. Peran pemimpin terkait ketersediaan fasilitas dan pembinaan staf dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja staf. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan supervisi pimpinan dan sarana prasarana dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh oleh tenaga kesehatan di puskesmas. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yaitu 95 responden. Didapatkan hasil yaitu mayoritas responden menyatakan supervisi pimpinan baik dengan pelaksanaan identifikasi risiko pasien jatuh baik 48 responden (50,5%), dan sebagian kecil responden yang menyatakan supervisi pimpinan kurang dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh baik 2 responden (2,1%). Serta mayoritas responden menyatakan sarana prasarana di puskesmas kurang memadai sehingga pelaksanaan identifikasi risiko pasien jatuh kurang sebanyak 49 responden (51,8%), dan tidak ada responden yang menyatakan sarana prasarana kurang memadai dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh baik (0.0%). Berdasarkan uji chi square antara supervisi pimpinan dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh p=0,001, serta antara sarana prasarana dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh p=0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara supervisi pimpinan dan sarana prasarana dengan pelaksanaan identifikasi pasien risiko jatuh oleh petuhgas kesehatan di puskesmas. Rekomendasi penelitian ini yaitu konsistensi dan kontiunitas pimpinan dalam melakukan supervisi terhadap kinerja petugas kesehatan, rerta  pemimpin rumah sakit perlu untuk memfasilitasi petugas kesehatan terkait kesidiaan sarana prasarana memberikan dampak positif terhadap peningkatan sasaran keselamatan pasien di puskesmas.Kata kunci : Identifikasi Pasien Risiko Jatuh; Supervisi Pimpinan; Sarana Prasarana; Puskesmas.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA SETELAH DILAKUKAN PELATIHAN SUPERVISI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT X, KOTA AMBON Feby Manuhutu; Regina V.T Novita; Sudibyo Supardi
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 01 (2020): JULI
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i01.1150

Abstract

Latar Belakang: Rumah sakit sebagai pemberi jasa layanan kesehatan dituntut untuk memberikan layanan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui dokumentasi berupa catatan perawatan klien. Dokumentasi asuhan keperawatan harus dilakukan dengan baik untuk memastikan keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan. proses asuhan keperawatan telah dilakukan dengan baik oleh perawat pelaksana, tetapi untuk proses dokumentasi masih sangat kurang. Kelengkapan dokumentasi pada proses asuhan keperawatan kurang dari 50%. Supervisi kepala ruang sebagai first line manager di RS X Kota Ambon pada pendokumentasian asuhan keperawatan tidak optimal karena belum adanya pelatihan. Tujuan: untuk mengetahui dokumentasi asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Metode: Metode penelitian pra-eksperimental one group pre-test post-test design. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi selama 1 minggu dapat meningkatkan skor pendokumentasian asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi) secara bermakna (p < 0.050). Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervise kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Kesimpulan dan Saran: Rentang usia perawat 20-40 tahun (77.5%), jenis kelamin perempuan (82,5%), pendidikan D3/S1 Keperawatan (82,5%) dan lama kerja lebih dari 6 tahun (65%). Skor pendokumentasian meningkat secara bermakna (p < 0.050) setelah dilakukan pelatihan supervisi kepala ruang, dan pendampingan implementasi supervisi. Tidak ada hubungan antara antara umur (p=1.926), Jenis kelamin (p=0.943), Pendidikan (p=0.173), dan lama kerja (p=0.195) dengan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah pelatihan supervisi kepala ruang di Rumah Sakit X Kota Ambon. Penelitian ini merekomendasikan intensitas supervisi kepala ruang harus dipertahankan dan dilakukan secara teratur serta berkelanjutan agar perawat pelaksana dapat temotivasi dalam meningkatkan pendokumentasian yang berorientasi pada pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Background: Hospitals as health service providers are required to provide quality services. Quality service can be realized through documentation in the form of client care records. Nursing care documentation must be done properly to ensure the safety and quality of health services. The nursing care process has been carried out well by the implementing nurse, but the documentation process is still lacking. The completeness of documentation in the nursing care process is less than 50%. Supervision of the head of the room as the first-line manager at RS X Ambon City in documenting nursing care was not optimal because there was no training. Aims: to find out the documentation of nursing care by the nurse executing after the training in the supervision of the head of the room at Hospital X Ambon CityMethods. Method: The method of pre-experimental research one group pre-test post-test design. The number of samples in this study were 40 respondents. Result: The results showed that training in the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision for 1 week could significantly increase the score of nursing care documentation (assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation) significantly (p <0.050). There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195) with documentation of nursing care after training in supervise headroom at Hospital X Ambon City. Conclusion: The age range of nurses was 20-40 years (77.5%), female gender (82.5%), D3 / S1 Nursing education (82.5%), and work duration more than 6 years (65%). The score for documentation increased significantly (p <0.050) after training on the supervision of the head of the room, and assistance in implementing supervision. There was no relationship between age (p = 1,926), gender (p = 0.943), education (p = 0.173), and length of work (p = 0.195), and documentation of nursing care after training in the supervision of the head of room at Hospital X Ambon City.
Hubungan Pengetahuan Lansia dan Peran Kader Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kelurahan Kudamati Puskesmas Air Salobar. Tomasoa, Valensya Yeslin
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 6, No 3 (2024): Desember
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v6i3.1480

Abstract

Pelayanan kesehatan kepada lansia dilakukan mulai dari tingkat keluarga, tingkat masyarakat melalui posyandu lansia/posbindu, dan pelayanan di sarana pelayanan kesehatan dasar. Posyandu Lansia merupakan salah satu bentuk pemberian pelayanan kesehatan bagi lansia sebagai mempertahankan kualitas hidup mereka. Namun, pelayanan kesehatan di Posyandu Lansia belum terlaksana secara optimal di sejumlah daerah karena program posyandu yang dilakukan jarang dimanfaatkan oleh lansia. Adapun faktor yang mempengaruhi kurangnya pemanfaatan posyandu lansia antara lain pengetahuan lansia yang masih rendah tentang pentingnya pemanfaatan posyandu lansia maupun peran kader lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dan peran kader dengan pemanfaatan posyandu lansia Di Kelurahan Kudamati, Wilayah Kerja Puskesmas Air Salobar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 65 orang responden lansia. Dengan hasil uji chi square antara pengetahuan lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia p-value= 0.005, serta antara peran kader dengan pemanfaatan posyandu lansia p-value = 0.003. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan lansia dan peran kader  dengan pemanfaatan posyandu lansia. Rekomendasi penelitian ini yaitu untuk petugas Kesehatan di puskesmas maupun dinas kesehatan kota Ambon untuk dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang manfaat posyandu dan mempertahankan peran agar dapat meningkatkan kepatuhan lansia mengunjungi posyandu lansia. Kata Kunci: Pemanfaatan Posyandu Lansia; Pengetahuan Lansia; Pengetahuan Kader.
Penyebab Rendahnya Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di Fasilitas Kesehatan Primer Provinsi Maluku Manuhutu, Feby
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 9 No 2 (2024): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v9i2.21939

Abstract

Methods: This article is a quantitative recearch with descriptive correlation method and using cross-sectional design. The sample in this study amounted to 37 health centers located in Maluku Province, specifically in Central Maluku district and West Seram district, using cluster random sampling technique. Data were analyzed using the chi-square test. Objective: The purpose of the study was to analyze the causes of under reporting of patient safety incidents in Primary Health Facilities in Maluku Province Results: The results of this study showed that of the 37 respondents, the majority of respondents with Psychological Factors: Perception is Good as many as 24 respondents (64.9%), the majority of Psychological Factors: Attitude is Positive as many as 20 respondents (54.1%), the majority of Psychological Factors: Motivation is low as many as 22 respondents (59.5%), the majority of Leadership Organizational Factors are High as many as 23 respondents (62.1%), and the majority of respondents did not report IKP as many as 21 respondents (56.8%). Conclusion: Underreporting of patient safety incidents in primary health facilities in Maluku province was caused by psychological factors: perception (0.001); attitude (0.000); and motivation (0.015), and organizational factors: leadership (0.027), as evidenced by p values <0.05. Suggestion: The role of primary health facilities leaders is needed, in the form of structured training to improve reporting, as well as paying attention to perceptions, attitudes, and increasing external motivation, so that patient safety incident reporting as an effort to improve the quality of health services can be achieved.