Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Ruang Publik Kota pada Taman Tirto Agung, Kecamatan Banyumanik, Semarang Retno Widjajanti
Ruang Vol 4, No 2 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.823 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.2.185-194

Abstract

Street vendors grow in urban areas, due to the narrowness of employment in the formal sector. Street vendors often occupy public spaces such as roadside, sidewalks, parks and fields. Ironically, the existence of street vendors is often considered the government as source of problem. One of them street vendors in the Taman Tirto Agung, Banyumanik District, street vendor activities growing in the sidewalks and parks. The existence of street vendors has changed the function of the park and degrade the visual quality of the space. Actually this problem arises because there is no exact location determination for street vendors by considering the characteristics of street vendors. The purpose of this research is to find activity characteristic of street vendor in Taman Tirto Agung. This research uses quantitative method. The results showed that the characteristics of street vendors in Taman Tirto Agung were influenced by diverse types of activity residential, commercial and recreation; a variety of merchandise that varies according to the needs of the surrounding community (raw materials, food/beverages, toys, services), means of trade is carts, tent carts, bicycles with baskets, car/motorcycle, umbrella table/tent tables), and time of activity (06.00-24.00) follow the time of regional activity (04.30-24.00).
PENGEMBANGAN WISATA PEDESAAN YANG BERKELANJUTAN DI KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN Santy Paulla Dewi; Retno Widjajanti; Parfi Khadiyanta; novia sari ristianti
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi konsep wisata yang berkelanjutan menjadi tantangan yang coba terus direalisasikan, termasuk di kawasan pedesaan. Kecamatan Karangnongko merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi wisata yang menawarkan atraksi wisata air dan budaya di Kabupaten Klaten. Namun dalam pengembangannya masih terdapat beberapa kendala seperti fasilitas yang belum memadai, partisipasi masyarakat, dan isu lingkungan. Oleh karena itu, tepat kiranya konsep pengembangan wisata pedesaan yang berkelanjutan disampaikan kepada semua stakeholder di Kabupaten Klaten, khususnya pemerintah dan masyarakat Kecamatan Karangnongko. Pengabdian ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan observasi lapangan dan Focus Group Discussion yang melibatkan semua aktor tidak hanya dari pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa saja, tetapi juga perwakilan dari masyarakat. Pada kegiatan sosialisasi ini disampaikan beberapa arahan mengenai pengembangan wisata desa yang berkelanjutan serta identifikasi awal mengenai potensi wisata pedesaan eksisting.
EDUKASI POTENSI AKTIVITAS DAN KEBUTUHAN RUANG TAMAN LINGKUNGAN DI RW 005 KELURAHAN BULUSAN, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG Retno Widjajanti; Nurini Nurini; Endah Kartika Syahri
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Bulusan. Lokasi mitra berada di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Latar belakang dari kegiatan ini adalah adanya masalah keterbatasan ketersediaan ruang terbuka publik di Kelurahan Bulusan sebagai salah satu kawasan permukiman yang memiliki lokasi dekat dengan pendidikan tinggi, salah satunya yaitu Universitas Diponegoro. Taman lingkungan sebagai salah satu perwujudan dari ruang terbuka publik akan direncanakan untuk dibangun di lahan kosong milik pemerintah yang berlokasi di RW 005 Kelurahan Bulusan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Kelurahan Bulusan dengan mensoosialisasikan potensi aktivitas dan hasil analisis aktivitas dan kebutuhan ruang yang sebelumnya telah dianalisis oleh tim pengabdian. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Kelurahan Bulusan agar dapat merencanakan taman lingkungan yang layak dan sesuai dengan kondisi dan karakteristik aktivitas masyarakat Kelurahan Bulusan. Kata kunci : ruang terbuka publik, taman lingkungan, analisis aktivitas dan kebutuhan ruang
PENGEMBANGAN DESAIN KOTA HIJAU KAWASAN PERMUKIMAN DI DESA TAMBAKAGUNG, KECAMATAN KALIORI, KABUPATEN REMBANG Retno Widjajanti; Wakhidah Kurniawati; Retno Susanti; Nurini Nurini; Sugiono Soetomo
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan perancangan yang menjadi lokasi dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terletak di Desa Tambakagung yang merupakan Ibukota Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Pada kawasan perancangan terdapat beberapa hunian yang terletak di bantaran sungai dan berkembang secara organik sehingga tidak mengikuti pola jaringan jalan yang ada dan hal ini menjadi permasalahan pada kawasan perancangan. Selain itu, belum terdapat jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman untuk digunakan masyarakat setempat. Pada kawasan perancangan juga belum tersedia sistem pengolahan sampah terpadu sehingga masyarakat masih menggunakan metode pembakaran sampah secara konvensional yang dapat menimbulkan residu berupa senyawa kimia yang bersifat polutan sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup. Adanya permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu diadakan redevelopment dengan penataan ulang kawasan yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan konsep green city pada kawasan perancangan dan tetap menjaga fungsi sawah sebagai lahan produktif dan tidak dilakukan alihfungsi lahan.Kata kunci : redevelopment, green city, perancangan kawasan
Kajian Lahan Terbangun pada Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Muhammad Ogan Yufahri; Retno WIdjajanti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 11, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tpwk.2022.31334

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan kondisi topografi yang bervariasi, dengan Kecamatan Tembalang merupakan kawasan perbukitan di wilayah selatan Kota Semarang yang memiliki kelerengan 0 sampai >40%. Pada tahun 2018, telah terjadi bencana longsor sebanyak 13 kejadian pada 7 kelurahan di Kecamatan Tembalang yang berdampak pada rumah warga disekitarnya. Adapun lahan terbangun di Kecamatan Tembalang terus bertambah dan berkembang pesat tiap tahunnya. Kajian mengenai lahan terbangun pada kawasan arawan bencana longsor perlu dilakukan untuk menemukenali persebaran dan luas lahan terbangun pada kawasan rawan longsor di Kecamatan Tembalang. Penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif melalui metode pembobotan (weighted/skoring) dan tumpang tindih (overlay) dengan alat bantu SIG (Sistem Informasi Geografis) serta metode deskriptif kuantitatif. Bedasarkan hasil penelitian, diperoleh 19% dan 3% luas wilayah Kecamatan Tembalang merupakan kawasan rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Serta ditemukan 22% dan 2% dari luas lahan terbangun di Kecamatan Tembalang menduduk kawasan rawan longsor tinggi (Z-4) dan sangat tinggi (Z-5). Berdasarkan Permen PU No 22 Tahun 2007, pemanfaatan lahan terbangun hanya diizinkan pada zonasi Z-1, Z-2, dan Z-3.
PENGENALAN KONSEP AGROPOLITAN DI KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR Grandy Loranesssa Wungo; Retno Widjajanti; Retno Susanti; M. Chafid; D. K Salsabila; C. B Napitupulu; T. Liring
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pasopati.2022.14748

Abstract

Agropolitan berarti kota yang fokus pada pertanian. Salah satu kawasan yang memiliki potensi pertanian sangat besar adalah Kecamatan Jumapolo yang terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Kecamatan ini terletak di daerah subur sehingga sangat cocok untuk budidaya padi. Pemerintah harus memberikan dukungan teknis untuk membantu penduduk desa mempelajari cara terbaik menggunakan sumber daya yang tersedia dan meningkatkan teknik pertanian mereka. Salah satunya dalam penataan peruntukan ruang pertanian agar ke depan dapat menjamin keberlanjutan aktivitas pertanian dan sebagai stategi dalam beradaptasi dalam era globalisasi saat ini dan masa yang akan datang. Penerapan konsep agriculture adalah sebagai suatu konsep permukiman yang melakukan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Pemilihan konsep ini didasari dari karakteristik wilayah deliniasi yang merupakan pertanian. Dengan adanya konsep yang direncanakan di Kecamatan Jumapolo ini, diharapkan dapat membantu dalam mengatasi permasalahan yang ada dan memanfaat potensi yang dimiliki tanpa mengubah karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskripstif kualitatif ini dilakukan apabila peneliti hendak mengeksplor fenomena pada suatu objek yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif atau naratif. Kata kunci : agropolitan, agriculture, pertanian
PENERAPAN KONSEP WATER SENSITIVE URBAN DESIGN UNTUK MEWUJUDKAN PERMUKIMAN PESISIR KOTA PEKALONGAN YANG TANGGUH Santy Paulla Dewi; Retno Widjajanti; Novia Sari Ristianti
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol. 20 No. 2 (2022)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54911/litbang.v20i2.223

Abstract

Coastal settlements are areas with a high level of vulnerability, both in terms of floods, tidal waves, land subsidence, and threats from climate change. Settlements in the North Pekalongan District are part of the coastal area, which is also struggling with flooding and tidal problems. Current efforts by the government tend to be responsive to current problems, and there are no adaptive efforts that look at long-term impacts. Therefore, the purpose of this research is to develop the application of the Water Sensitive Urban Design concept to realize resilient coastal settlements. The Water Sensitive Urban Design concept is one of the efforts that are based on coastal characteristics. The research method used quantitative descriptive, to identify the characteristics of the settlement and formulate design directions for the application of the Water Sensitive Urban Design concept. The results of this study showed that the application of the concept of Water Sensitive Urban Design are structuring river borders on the Loji River, providing air storage ponds downstream of the river, and installing rainwater harvesting systems.  Keywords: Water sensitive urban design, settlements, coastal area
EDUKASI ZONING AKTIVITAS PEMUKIMAN AGROPOLITAN DAN PENDUKUNG WISATA AGRO DI DESA MUNGGUR, KECAMATAN MOJOGEDANG, KABUPATEN KARANGANYAR Retno Widjajanti; Retno Susanti; Grandy Loranessa Wungo
Jurnal Pasopati Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pasopati.2023.19892

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh lokasi Desa Munggur, Kec. Mojogedang memiliki potensi agropolitan. Desa Munggur terletak di Kawasan agropolitan, yang memiliki potensi dikembangkan sebagai desa wisata agro. Desa Munggur memiliki produktivitas utama pada sektor pertanian sebagaimana isu utama yang mendasari kegiatan ini adalah pengembangan kawasan agropolitan di wilayah permukiman yang menjadi pendukung wisata agro di Desa Munggur. Upaya pengembangan desain zoning pada kawasan perencanaan di Desa Munggur ini diharapkan dapat menciptakan permukiman yang terintegrasi dengan ruang aktivitas permukiman sehingga dapat mengoptimalkan produktivitas pertanian dan perkebunan yang ada. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan Pemerintah Kecamatan Mojogedang. Lokasi mitra berada Kecamatan Mojogedang,  Kabupaten Karanganyar.Kata kunci : agropolitan, aktivitas permukiman, wisata agro
EDUKASI DESAIN PERMUKIMAN TANGGUH TERPADU PADA KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA BRENGGOLO DAN DESA DONGANTI KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI Retno Widjajanti; Retno Susanti; Grandy Loranessa Wungo
Jurnal Pasopati Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/alj.v%vi%i.625 – 632

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengan Pemerintah Kecamatan Plosoklaten. Lokasi mitra berada Kecamatan Kabupaten Kediri. Latar belakang dari kegiatan ini di mana berdasarkan Rencana Tata Ruang Kabupaten Kediri, Kecamatan Plosoklaten merupakan kawasan pengembangan agropolitan. Pada kawasan memiliki produktivitas utama pada sektor pertanian sebagaimana isu utama yang mendasari kegiatan ini adalah pengembangan kawasan agropolitan yang tanggap bencana dan terintegrasi antar unit ruangnya. Adapun kerentanan pada kawasan perencanaan adalah lokasi kawasan yang terletak di lereng Gunung Kelud sehingga menjadi area rawan bencana ketika terjadi erupsi gunung berapi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat Kecamatan Plosoklaten khususnya Desa Brenggolo DAN Desa Donganti dengan mensoosialisasikan potensi aktivitas dan hasil analisis perancangan kota yang sebelumnya telah dianalisis oleh tim pengabdian. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dapat menciptakan permukiman yang tangguh dan terintegrasi dengan ruang aktivitas lainnya sehingga dapat mengoptimalkan produktivitas pertanian dan perkebunan yang ada
SPESIFIKASI RUANG AKTIVITAS PKL DI KOTA KAJEN, PEKALONGAN Widjajanti, Retno; Kurniawati, Wakhidah; Murbana, Parandita Anisa Fatah; Saputri, Windy Anggista Eka
Jurnal Pengembangan Kota Vol 11, No 2: Desember 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpk.11.2.167-180

Abstract

Keberadaan aktivitas PKL masih dipandang menjadi masalah ruang di perkotaan, karena memicu konflik pemanfaatan ruang dan menurunkan visual fisik kawasan sehingga dianggap sebagai elemen "out of place". Padahal PKL mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan, memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari dan merupakan aktivitas riil perkotaan yang perlu diwadahi. Oleh karena itu penataan ruang aktivitas PKL diperlukan dan perlu sesuai dengan karakteristik aktivitasnya. Isu tumbuh dan berkembangnya PKL di ruang kota Kajen karena akibat dari adanya pemekaran wilayah kabupaten. Kawasan Perkotaan Kajen menjadi pusat aktivitas baru Kabupaten Pekalongan dan memunculkan keberadaan PKL yang terus berkembang di kawasan tersebut. Kondisi ini perlu diantisipasi agar meminimalisir timbulnya konflik penggunaan ruang di perkotaan. Penelitian ini bertujuan menemukenali spesifikasi ruang PKL di kawasan kota Kajen. Penelitian menggunakan metode kuantitatif (crosstab dan deskriptif kuantitatif). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa spesifikasi ruang aktivitas PKL di sekitar Alun-alun Kajen adalah sekitar kawasan terdapat aktivitas beragam yaitu aktivitas perkantoran, ibadah, rekreasi/hiburan/olahraga; terdapat ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat berdagang di tepi alun-alun, di trotoar, di tepi jalan, di taman; ruang di sekitar alun-alun dapat dimanfaatkan sesuai waktu aktivitas masyarakat dan terdapat banyak pengunjung; ruang dapat digunakan secara menetap dan memiliki luas yang cukup untuk aktivitas berdagang makan/minuman, persewaan mainan anak-anak dan memiliki luas yang cukup dengan sarana gerobak tenda/lesehan/gerobak/meja/motor/mobil/berbagai jenis sarana permainan; PKL dapat berdagang dengan pembatas ruang yang transparan/tanpa batas antar PKL sehingga antar PKL dapat mudah bekerjasama; ruang PKL di sekitar alun-alun mudah dilihat dan mudah dicapai oleh pengunjung; teduh dan terang; ruang yang aman untuk berdagang karena ruang yang diijinkan oleh pemerintah; tersedia ruang parkir pengunjung.