Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

KAJIAN PENGENDALIAN DALAM MENGATASI KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PEKALONGAN Rizky Fauzi Widagdo; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.619 KB)

Abstract

Mangrove merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir yang mempunyai beberapa fungsi dan peranan, bagi dari segi ekologi, sosial maupun ekonomi.  Secara Ekologi Mangrove berperan sebagai habitat berbagai jenis organisme, penghasil bahan organik yang tinggi, sebagai penghasil oksigen atau paru-paru kota, pelindung pantai dari abrasi dan tsunami, serta penahan intrusi air laut ke darat. Hilang dan rusaknya kawasan tersebut akan dapat menimbulkan bencana besar, tidak saja terhadap kehidupan manusia di daratan, tetapi juga terhadap kehidupan keanekaragaman hayati di lautan. Tujuan dari studi ini adalah untuk merumuskan upaya pengendalian dalam hal mengatasi kerusakan mangrove di pesisir Kabupaten Pekalongan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sasaran antara lain dengan menentukan area kerusakan mangrove, selanjutnya merumuskan upaya pengendalian dalam mengatasi kerusakan mangrove melalui rehabilitasi mangrove serta reklamasi habitat atau media tanam mangrove dan kemudian memberikan  kesimpulan terhadap hasil analisis.Temuan studi yang akan diperoleh dalam penelitian ini yaitu upaya pengendalian dalam mengatasi kerusakan kawasan mangrove pesisir Kabupaten Pekalongan.
Arahan Perwilayahan Fungsional Dalam Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Wonosobo Randi Febri Winaryo; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 1, No 1 (2012): November 2012
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.635 KB)

Abstract

Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu daerah penghasil pertanian tanaman pangan dan hortikukltura. Potensi komoditas tersebut banyak di usahakan di beberapa wilayah di Kabupaten Wonosobo. Setiap wilayah tersebut memperlihatkan suatu spesifikasi atau keunggulan yang menyebabkan terjadinya hubungan keterkaitan (interaction) dan juga hubungan ketergantungan (interdependency) akan kebutuhan komoditas. Dalam hal ini hubungan koleksi dan distribusi komoditas pertanian tanaman pangan di suatu wilayah ada yang menjadi daerah pemasaran dan sekaligus juga sebagai daerah produksi, ataupun salah satu diantaranya. Bagi daerah yang mempunyai potensi dan keunggulan pada sektor pertanian, identik atau biasa disebut dengan nama daerah pinggiran (periphery area), sedangkan daerah yang mempunyai ciri kekotaan, yang mengandalkan keunggulannya pada sektor industri dan perdagangan biasa disebut dengan daerah pusat (core area). Sehubungan dengan hal ini maka tujuan dari penelitian yaitu untuk mengidentifikasi sub-subwilayah yang menjadi sentra produksi komoditas pertanian dan juga menetapkan pusat distribusi dan pelayanan yang paling optimal dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan memeratakan ekonomi wilayah. Sedangkan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini maka metode yang digunakan yaitu metode analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan secara deskripsi dari data yang diperoleh untuk menggambarkan analisis ekonomi keruangan. Untuk alat analisis yang digunakan yaitu analisis Location Quotient (LQ), Skalogram Guttman, dan P-Median. Untuk hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Wonosobo terbagi menjadi 4 perwilayahan yang didalamnya terdapat 4 simpul kota alternatif yang paling optimal dan efisien dalam melayani daerah hinterlandnya.Untuk kota tersebut yaitu Kota Wonosobo dengan daerah hinterlandnya yaitu Kecamatan Watumalang, Selomerto, Kecamatan Leksono, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Kaliwiro, dan Kecamatan Wadaslintang. Kota Garung dengan daerah hinterlandnya yaitu Kecamatan Mojotengah dan Kecamatan Kejajar. Kota Kertek dengan daerah hinterlandnya yaitu Kecamatan Kalikajar. Kota Sepuran dengan daerah hinterlandnya yaitu Kecamatan Kepil, Kecamatan Kalibawang. Masing-masing wilayah tersebut secara fungsinya memiliki peranan yang berbeda-beda. Hal ini kaitannya dengan peran daerah hinterland sebagai penghasil komoditas pertanian dan daerah pusat kota sebagai daerah pusat pendistribusian dan pelayanan wilayah. Secara umum penentuan pusat-pusat kota yang paling optimal dan efisien tersebut merupakan arahan yang bertujuan untuk memudahkan daerah hinterlandnya dalam mendistribusikan hasil pertanian dan juga sebagai langkah awal dalam menyelesaikan permasalahan pemerataan pembangunan dan ekonomi wilayah disektor pertanian.
KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN PERUBAHAN IKLIM: STUDI KRISIS AIR DI KEDUNGKARANG KABUPATEN DEMAK Bunga Irada Amalia; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 3, No 2 (2014): Mei 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.93 KB)

Abstract

Perubahan iklim merupakan fenomena global yang belakangan ini sering dibahas dan memiliki dampak salah satunya adalah peningkatan suhu Selain itu, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa Perubahan iklim berpengaruh pada sumber daya air yang ada di seluruh dunia yang terjadi juga di Kedungkarang. Dimana peningkatan suhu dirasakan oleh masyarakat. Kabupaten Demak merupakan Kabupaten yang terletak di pesisir utara pulau Jawa terindikasi mengalami perubahan iklim.  Masih ada desa - desa di Kabupaten Demak yang belum tersalurkan oleh pipa PDAM, termasuk Desa Kedungkarang. Di samping itu, air sungai dan air sumur yang asin juga berdampak pada sulitnya warga untuk mengakses air bersih dalam memenuhi kebutuhan domestiknya. Hal ini menyebabkan seluruh warga di Desa Kedungkarang membeli air bersih dari air yang dijajakan warga Kabupaten Jepara. Ditambah lagi dengan isu perubahan iklim dan letak geografis yang berada di wilayah pesisir utara Kabupaten Demak diduga kian memperparah krisis air pada di wilayah studi. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode mix, yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. Dengan dampak perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu udara sehingga mengakibatkan semakin cepatnya penguapan air. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan instansi terkait penyediaan air bersih. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat terutama di wilayah studi mengenai dampak dari perubahan iklim terhadap krisis air yang terjadi.
SOSIALISASI PENATAAN RUANG SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA DI RW XVII KELURAHAN SRONDOL WETAN, KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Wiwandari Handayani; Prihadi Nugroho; Samsul Ma’rif; Agung Sugiri; Fadjar Hari Mardiansjah; Reny Yesiana; Bintang Septiarani
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat risiko banjir tinggi. Tingginya perubahan penggunaan lahan dari waktu ke waktu menimbulkan semakin meningkatnya risiko bencana banjir di Kota Semarang pada masa mendatang. Berkurangnya tutupan lahan akan mengakibatkan semakin sedikitnya infiltrasi air ke dalam tanah dan mengakibatkan kekeringan panjang di musim kemarau. Sebaliknya, berkurangnya tutupan lahan juga akan berdampak pada semakin besarnya limpasan air hujan ke permukaan yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya bencana banjir besar di musim penghujan.Salah satu wilayah yang terdapak banjir di Kota Semarang adalah wilayah RW XVII Kelurahan Srondol Wetan. Wilayah RW XVII Srondol Wetan terdampak banjir akibat dari luapan sungai yang berada di wilayah tersebut yang terjadi di musim penghujan. Kondisi drainase yang buruk dan kurangnya resapan air menjadi salah satu penyebab meluapnya sungai di wilayah tersebut. Untuk melakukan mitigasi melalui kegiatan pembangunan fisik dan perbaikan di wilayah tersebut, diperlukan proses dan waktu yang cukup lama, namun dalam musim hujan ini kejadian banjir sudah terjadi setidaknya dua kali selama awal tahun 2019.Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak serta kerugian pasca banjir, diperlukan mitigasi dengan melakukan penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana oleh masyarakat melalui sosialisai penataan ruang sehingga masyarakat dapat mengantisipasi kerugian serta kerusakan yang ditimbulkan apabila terjadi bencana di wilayahnya.Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya tata ruang serta pengurangan risiko bencana banjir di wilayahnya. Target dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah tersosialisasinya pengurangan risiko banjir bagi masyarakat, memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya manajemen kebencanaan, mengurangi risiko dari kejadian banjir dimasa datang.Kata Kunci: Sosialisasi, Penataan Ruang, Banjir
Kajian Revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang Periode Tahun 2019: Persepsi Wisatawan dan Ahli Terhadap Daya Tarik Wisata Savira Nur Afifah Kusuma Putri; Agung Sugiri
TATALOKA Vol 24, No 3 (2022): Volume 24 No. 3 August 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.24.3.214-230

Abstract

Revitalisasi yaitu proses memvitalkan kembali kawasan dengan mengadaptasi sesuai kebutuhan masyarakat saat ini. Revitalisasi penting dilakukan untuk kawasan mati dan peninggalan budaya, seperti Kawasan Kota Lama Semarang (KKLS). Seiring berkembangnya zaman, kawasan ini menjadi terbengkalai dan muncul berbagai permasalahan. Oleh karena itu diadakan revitalisasi hingga tahun 2019 terlihat mendatangkan banyak wisatawan dan masuk dalam 3 besar destinasi wisata Provinsi Jawa Tengah. Kondisi tersebut seharusnya dapat membuktikan bahwa adanya revitalisasi 2019 dapat meningkatkan daya tarik kawasan tersebut sebagai objek pariwisata. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi ahli dan wisatawan memandang revitalisasi KKLS tahun 2019 terhadap daya tarik wisata kawasan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis distribusi frekuensi, skala likert, force field, dan deskripsi statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa revitalisasi tahun 2019 meningkatkan daya tarik KKLS sebagai objek pariwisata baru menurut persepsi ahli dan wisatawan. Hal tersebut didukung dengan adanya beberapa atraksi wisata, fasilitas wisata, aksesibilitas wisata, serta pelaku kegiatan wisata. Revitalisasi diharapkan dapat terus dilanjutkan dengan memperhatikan beberapa hal.
Kajian Tingkat Keadilan Distribusi Manfaat Antara Permukiman Terencana Dan Tidak Terencana Di Kota Semarang Luluh Cahya Pangestu Ningtyas; Agung Sugiri
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 12, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tpwk.2023.34534

Abstract

Jumlah penduduk Kota Semarang terus meningkat setiap tahunnya yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal yang layak huni serta fasilitas penungjang yang memadai. Maka perlu untuk menjamin distribusi manfaat pembangunan seperti fasilitas dan pelayanan sosial yang adildi kawasan permuuukiman terencana mupun tidak terencana. Permukiman terencana cenderung memliki jaminan atas penyediaan fasilitas dan pelayanan sosial dibandingkan dengan permukiman tidak terencana Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat keadilan distribusi manfaat antara permukiman terencana dan tidak terencana berdasarkan persepsi masyarakat terhadap fasilitas dan pelayanan sosial di Perumahan Graha Estetika dan Perumnas Sendangmulya sebagai permukiman terencana serta Kampung Sekayu dan Kelurahan Bandarharjo sebagai permukiman tidak terencana. Metode yang digunakan yaitu kauntitatif melalui survei online terhadap total 353 responden dengan teknik analisis deskriptif dan skala likert. Dua anaisis yang dilakukan yatu analisis tingkat keadilan pada fasilitas dan pelayanan sosial serta analisis tingkat keadilan distribusi manfaat antara permukiman terencana dan tidak terencana. Hasil Penelitian didapatkan bahwa masih terdapat perbedaan yang dirasakan oleh masyarakat dimana masyarakat di permukiman tidak terencana paling merasa tidak setuju dengan kualitas air bersih, jalan lingkungan dan drainase. Tingkat keadilan distribusi manfaat di Perumahan Graha Estetika, Kampung Sekayu dan Perumnas Sendangmulyo berada pada kategori adil dan Kelurahan Bandarharjo berada pada kategori sedang.
Persepsi Masyarakat Dalam Pengembangan Destinasi Wisata Religi Kota Semarang (Kajian Kuantitatif di Kawasan Masjid Besar Kauman) Ayu Setya Kemalasari; Agung Sugiri
TATALOKA Vol 25, No 2 (2023): Volume 25 No. 2 May 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.25.2.81-94

Abstract

Kawasan sekitar Masjid Agung Semarang sebagai salah satu wisata religi saat ini belum cukup optimal menjadi sebuah titik lokasi berlangsungnya perayaan agama dikarenakan oleh keterbatasan ruang terbuka untuk menampung aktivitas masyarakat. Adanya kajian mengenai persepsi masyarakat dinilai penting mengingat perlunya dukungan masyarakat bagi setiap implementasi kebijakan publik. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendalami persepsi masyarakat setempat terhadap adanya kebijakan pengembangan di kawasan sekitar Masjid Agung Semarang sebagai destinasi wisata religi. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam studi ini dengan analisis statistik deskriptif dan skoring dan masyarakat sekitar kawasan Masjid Agung Semarang sebagai responden. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified-random sampling yang dipadukan dengan pendekatan keruangan yang membagi lokasi penelitian ke dalam 4 (empat) zona berdasarkan radiusnya dari titik lokasi Masjid Agung Semarang. Proposisi pada studi ini berfokus pada 2 (dua) aspek yang menjadi pertimbangan yaitu persepsi masyarakat terkait kebijakan pengembangan dan persepsi masyarakat terkait ketersediaan aspek pendukung pariwisata. Berdasarkan hasil studi, persepsi masyarakat dalam merespon adanya kebijakan pengembangan destinasi wisata religi tergolong positif dan cenderung homogen bila dilihat dari kedua aspek. Indikator dengan skor tertinggi yaitu terkait pentingnya dilakukan promosi kebudayaan guna mendukung kegiatan pengembangan kawasan. Sedangkan indikator dengan skor terendah yaitu terkait adanya perubahan gaya hidup dan peningkatan harga lahan setelah adanya pengembangan kawasan.
Analisis Ketersediaan Fasilitas di Objek Wisata Pantai Nirwana Kota Baubau Nuryadin, Muhammad Azhar; Sugiri, Agung
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 12, No 4 (2023): November 2023
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tpwk.2023.34560

Abstract

Touris facilities are an important aspect that must be considered in tourism development because it can provide tourists encouragement to travel. This study aims to identify the state of tourist facilities that are currently available on Nirwana Beach. The analysis method used in this study is descriptive and quantitative method which using scoring analysis. The results showed that based on the type with reference to the synthesis of literature, the available tourist facilities consist of main facilities (food stalls, boat rentals, inns, buoy rentals and fish burning rentals), supporting facilities (lodging, parking, trash cans, public toilets, worship, coast guard posts, visitor counters, bus stops, gazebos), as well as supporting facilities in the form of information boards and markers. Overall, the provision of tourist facilities at Nirwana Beach is in the almost good category with an average value of 3.43 according to tourists. Some tourist facilities have poor supply conditions based on the existing provision and the perception of tourists such as food stalls, inns, trash cans, worship, coast guard posts, counters, and sign boards. Fishing equipment rental facilities, gift shops and information centers are not yet available in their existing conditions but should be available at a beach tourism object.