Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUMBLE ADORATIONS BEHIND KAKAWIN BANAWA SEKAR TANAKUNG: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS Lawa Manuaba, Ida Bagus Arya
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Pendidikan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT   This research which deals with critical discourse analysis aims (1) to find out meanings of terms and vocabularies in Kakawin Banawa Sekar Tanakung, (2) to analyze meanings of Kakawin Banawa Sekar Tanakung in religious context, and (3) to reveal ideology behind the Kakawin Banawa Sekar Tanakung. The subject of this study was Kakawin Banawa Sekar Tanakung in ancient Javanese language, while the techniques of data collections were documentation. The data was then analyzed descriptively based on theory of Critical Discourse Analysis, theory of Natural Semantic Metalanguage and theory of meaning. The results of data analysis show that (1) most meanings of terms and vocabularies in the Kakawin Banawa Sekar Tanakung were reduced and broadened due to the influence of local culture and historical events. Some words are still common in today’s society, especially the Balinese in which ancient Javanese literatures are kept preserved today. (2) Kakawin Banawa Sekar Tanakung has a religious and ethical meaning, that people’s life in the ancient Java was religiously patterned. Besides, the kakawin showed that people of the ancient Java maintained their respects and submissiveness to the royal authorities. (3) The ideology of Kakawin Banawa Sekar Tanakung is submissive adoration, seen from the way the poet selected words and presented the kakawin through humble language choices. Considering that kakawins have valuable religious, moral, and educational values, further research on ancient Javanese literature are needed. Critical analysis according to the context of the kakawin should be conducted for the raise of Indonesian research on local assets.           2   PUJIAN DENGAN KERENDAHAN HATI  DALAM KAKAWIN BANAWA SEKAR TANAKUNG: SEBUAH ANALISIS WACANA KRITIS  oleh Ida Bagus Arya Lawa Manuaba NIM. 1029011062  Jurusan Pendidikan Bahasa  Program Pascasarjana  Universitas Pendidikan Ganesha Juli 2012   ABSTRAK   Penelitian yang berorientasi pada analisis wacana kritis ini bertujuan (1) menemukan makna istilah dan kosa kata dalam Kakawin Banawa Sekar Tanakung, (2) menganalisis makna Kakawin Banawa Sekar Tanakung dalam konteks religius, serta (3) mengungkap ideology di balik penyusunan Kakawin Banawa Sekar Tanakung. Subjek penelitian ini adalah ayat-ayat Kakawin Banawa Sekar Tanakung dalam Bahasa Jawa Kuno, sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori analisis wacana kritis, teori semantik alami metabahasa dan teori makna. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) kebanyakan makna istilah dan kata yang termuat dalam Kakawin Banawa Sekar Tanakung mengalami baik penyempitan maupun perluasan makna yang dipengaruhi oleh budaya local dan peristiwa sejarah. Beberapa kata masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini, terutama masyarakat Bali yang masih mempertahankan keberadaan karya sastra Jawa Kuno. (2) Kakawin Banawa Sekar Tanakung memiliki makna religious dan etis, bahwa kehidupan masyarakat Jawa Kuno pada masa itu tertata secara agamais. Di samping itu, kakawin ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Kuno mempertahankan rasa hormat dan kepatuhan mereka kepada otoritas kerajaan. (3) Ideologi Kakawin Banawa Sekar Tanakung adalah berupa sanjungan yang diekspresikan dengan bahasa yang merendah. Ini dilihat dari bagaimana penyair memilih kata-kata dan menulis kakawin-nya dengan pilihan kata yang menggambarkan kerendahan hati.  Menyadari bahwa banyak kakawin memiliki nilai agama, moral dan pendidikan, penelitian lebih mendalam menyangkut karya sastra Jawa Kuno sangat diperlukan. Analisis kritis sesuai dengan konteks kakawin harus dipacu demi bangkitnya penelitian-penelitian mengenai aset lokal Indonesia.    Kata kunci: kakawin banawa sekar tanakung, analisis wacana kritis, semantik alami metabahasa.
HUMBLE ADORATIONS BEHIND KAKAWIN BANAWA SEKAR TANAKUNG: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS Lawa Manuaba, Ida Bagus Arya
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.819 KB)

Abstract

ABSTRACT   This research which deals with critical discourse analysis aims (1) to find out meanings of terms and vocabularies in Kakawin Banawa Sekar Tanakung, (2) to analyze meanings of Kakawin Banawa Sekar Tanakung in religious context, and (3) to reveal ideology behind the Kakawin Banawa Sekar Tanakung. The subject of this study was Kakawin Banawa Sekar Tanakung in ancient Javanese language, while the techniques of data collections were documentation. The data was then analyzed descriptively based on theory of Critical Discourse Analysis, theory of Natural Semantic Metalanguage and theory of meaning. The results of data analysis show that (1) most meanings of terms and vocabularies in the Kakawin Banawa Sekar Tanakung were reduced and broadened due to the influence of local culture and historical events. Some words are still common in today?s society, especially the Balinese in which ancient Javanese literatures are kept preserved today. (2) Kakawin Banawa Sekar Tanakung has a religious and ethical meaning, that people?s life in the ancient Java was religiously patterned. Besides, the kakawin showed that people of the ancient Java maintained their respects and submissiveness to the royal authorities. (3) The ideology of Kakawin Banawa Sekar Tanakung is submissive adoration, seen from the way the poet selected words and presented the kakawin through humble language choices. Considering that kakawins have valuable religious, moral, and educational values, further research on ancient Javanese literature are needed. Critical analysis according to the context of the kakawin should be conducted for the raise of Indonesian research on local assets.           2   PUJIAN DENGAN KERENDAHAN HATI  DALAM KAKAWIN BANAWA SEKAR TANAKUNG: SEBUAH ANALISIS WACANA KRITIS  oleh Ida Bagus Arya Lawa Manuaba NIM. 1029011062  Jurusan Pendidikan Bahasa  Program Pascasarjana  Universitas Pendidikan Ganesha Juli 2012   ABSTRAK   Penelitian yang berorientasi pada analisis wacana kritis ini bertujuan (1) menemukan makna istilah dan kosa kata dalam Kakawin Banawa Sekar Tanakung, (2) menganalisis makna Kakawin Banawa Sekar Tanakung dalam konteks religius, serta (3) mengungkap ideology di balik penyusunan Kakawin Banawa Sekar Tanakung. Subjek penelitian ini adalah ayat-ayat Kakawin Banawa Sekar Tanakung dalam Bahasa Jawa Kuno, sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Data kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan teori analisis wacana kritis, teori semantik alami metabahasa dan teori makna. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) kebanyakan makna istilah dan kata yang termuat dalam Kakawin Banawa Sekar Tanakung mengalami baik penyempitan maupun perluasan makna yang dipengaruhi oleh budaya local dan peristiwa sejarah. Beberapa kata masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini, terutama masyarakat Bali yang masih mempertahankan keberadaan karya sastra Jawa Kuno. (2) Kakawin Banawa Sekar Tanakung memiliki makna religious dan etis, bahwa kehidupan masyarakat Jawa Kuno pada masa itu tertata secara agamais. Di samping itu, kakawin ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Kuno mempertahankan rasa hormat dan kepatuhan mereka kepada otoritas kerajaan. (3) Ideologi Kakawin Banawa Sekar Tanakung adalah berupa sanjungan yang diekspresikan dengan bahasa yang merendah. Ini dilihat dari bagaimana penyair memilih kata-kata dan menulis kakawin-nya dengan pilihan kata yang menggambarkan kerendahan hati.  Menyadari bahwa banyak kakawin memiliki nilai agama, moral dan pendidikan, penelitian lebih mendalam menyangkut karya sastra Jawa Kuno sangat diperlukan. Analisis kritis sesuai dengan konteks kakawin harus dipacu demi bangkitnya penelitian-penelitian mengenai aset lokal Indonesia.    Kata kunci: kakawin banawa sekar tanakung, analisis wacana kritis, semantik alami metabahasa.
PERSEPSI DAN KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN E-LEARNING SELAMA PANDEMI COVID-19 DI GUGUS 1 KECAMATAN SUSUT Ni Made Ayu Purnami; Ida Bagus Arya Lawa Manuaba
Jurnal Education and Development Vol 9 No 4 (2021): Vol.9 No.4 2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.669 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i4.3131

Abstract

Dampak pandemi covid-19 terhadap sistem pendidikan di Indonesia mengakibatkan terganggunya sistem pembelajaran disertai dengan beralihnya pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana persepsi dan hambatan guru dalam melakukan e-learning pada saat pandemi virus corona di gugus 1 yang terdiri dari enam sekolah negeri tingkat sekolah dasar di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali. Enam sekolah dasar negeri tersebut diantaranya SDN 1 Tiga, SDN 2 Tiga, SDN 3 Tiga, SDN 4 Tiga, SDN 5 Tiga, dan SDN 6 Tiga. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Kelemahan pembelajaran online yakni pembelajaran online tidak berjalan efektif disebabkan banyaknya siswa yang tidak memiliki perangkat seperti handphone, ketergantungan akan kuota internet, ketersediaan jaringan yang memadai, kesulitan guru dalam mendampingi siswa belajar, dan guru sulit dalam memantau perilaku dan disiplin siswa. Implementasi kurikulum dalam masa pandemi covid-19 terlaksana dengan cukup baik melalui diberlakukannya kurikulum darurat. Rancangan guru dalam memberikan penilaian akhir hasil belajar bagi peserta didik melalui pengumpulan tugas, penilaian ulangan harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan fortofolio. Saran bagi para guru dan siswa agar proses belajar mengajar secara online menjadi lebih menyenangkan melalui penggunaan metode yang bervariasi, seperti penggunaan media pembelajaran yang inovatif.
Fenomena Beling Malunan Sebagai Refleksi Kesetaraan Gender melalui Pembelajaran Ilmu Sosial Bagus Weda Wigena, Ida; Arif Sobirin Wibowo; Komang Alit Wahyuni; Ida Bagus Arya Lawa Manuaba
Entita: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Special Edition: Renaisans 1st International Conference of Social Studies
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ejpis.v1i.19122

Abstract

Beling malunan etymologically means “get pregnant first then get married”. Beling malunan is a form of adultery that is legalized in a hidden way. The main problem in this study is the increasing number of cases of beling malunan adultery that are legalized by society including the Brahmana dynasty which is considered the main social strata. The research purpose is to review the phenomenological meaning of beling malunan, then to embody the results of the analysis as a reflection of gender equality in social science learning. This qualitative study took subjects through purposive sampling, namely three Balinese konjugal families from the Brahmana dynasty. The data collection method used naturalistic interviews, document analysis, and FGD, with phenomenological analysis techniques. The research results showed that every family was happy when their child got beling malunan, Even beling malunan was intentional to test the psychological health and fertility. Beling malunan is an indicator of freedom from LGBT influence, save on medical examination costs, and can be a topic of social show-off to family and the local community. The values ​​that can be adopted from this phenomenon are values ​​that are reflective in nature to teach gender equality through social science learning.