Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Pada Berbagai Konsentrasi Osmolit Sorbitol dan Intensitas Cekaman Kekeringan Suhartono Suhartono; Gita Pawana; Sulistri Sulistri
Agrovigor Vol 13, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i2.8414

Abstract

Kemampuan tanaman untuk tumbuh normal pada kondisi tercekam kekeringan disebut sebagai daya adaptasi. Salah satu teknologi budidaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya adaptasinya pada kondisi tercekam kekeringan adalah dengan penyemprotan osmolit pada daun tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau akibat pemberian osmolit sorbitol pada intensitas cekaman kekeringan yang berbeda. Penelitian dilakukan di dalam rumah kaca dengan menggunakan RAL faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu konsentrasi sorbitol dengan 4 taraf (0,10,20, dan 30 ml/l) dan intensitas cekaman kekeringan dengan 4 taraf (tidak tercekam, tercekam kekeringan mulai stadia vegetatif, pembungaan, dan pengisian polong sampai panen). Hasil penelitian menunjukkan pemberian osmolit sorbitol 10, 20, dan 30 ml/l belum mampu meningkatkan produksi kacang hijau pada kondisi tercekam kekeringan seperti tanaman yang dibudidayakan pada kondisi normal (tidak tercekam kekeringan), namun untuk mendapatkan hasil aplikasi osmolit sorbitol yang efesien yaitu dengan menggunakan konsentrasi 30 ml/l yang dilakukan pada tanaman yang mendapat cekaman kekeringan paling lama yaitu mulai stadia vegetatif.
Kandungan Alkalloid dan Steroid Pada Tanaman Kolesom ( Talinumtriangulare (Jacq. )Willd.) Akibat Perbedaan Daerah Asal Tanaman Mariya Ulfa; - Suhartono; Eko Setiawan
Agrovigor Vol 10, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.664 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v10i1.2829

Abstract

Kolesom merupakan salah satu tumbuhan sekulen dari famili portulaceae  yang berkhasiat obat. Tanaman obat di Indonesia berkembang semakin pesat, sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kembali menggunakan bahan-bahan obat alami. Bahan obat alami lebih aman dikonsumsi dan memiiki efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat-obat sintetik yang terbuat dari bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh perbedaan daerah asal bibit terhadap kandungan alkaloid dan steroid pada tanaman kolesom.  Penelitian ini dilakukan di Universitas Tronojoyo Bangkalan, Madura. Percobaan dilakukan secara non faktorial dengan Rancangan AcakLengkap (RAL). Faktor tersebut yaitu: A1 :  Asal tanaman Kepulauan Kangean, A2 : Asal tanaman Kabupaten Bangkalan, A3 : Asal tanaman Kabupaten Lumajang yang akan diujikan dengan alkaloid dan steroid. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh asal bibit tanaman kolesom terhadap kandungan alkaloid dan steroid pada daun dan umbi. Kata kunci: Tanaman Kolesom, Alkaloid, Steroid.
Induksi Partenokarpi dengan Ga3 pada Mentimun (Cucumis sativus L.) Lokal Madura Suhartono Suhartono; Ahmad Arsyadmunir; Ismi Zahrotul Firdaus
Agrovigor Vol 13, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.433 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i1.6816

Abstract

Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan jenis sayuran yang sangat populer di masyarakat yang buahnya dijual dalam bentuk segar yaitu untuk lalapan, asinan, acar, dan bahan baku industri (kosmetik dan obat-obatan). Namun kandungan bijinya yang sangat banyak membuat proses pengolahan menjadi kurang efisien. Salah satu teknik untuk menghasilkan buah tanpa biji adalah secara partenokarpi melalui pengendalian fitohormon. Hormon yang dapat membantu induksi partenokarpi salah satunya adalah giberelin (GA3). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi berbagai konsentrasi hormon giberelin (GA3) terhadap pembentukan buah dan kualitas buah secara partenokarpi tanaman mentimun lokal Sumenep. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan dan Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, pada bulan Desember 2017 - Maret 2018. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi hormon giberelin 0, 75, 150, 225, 300, dan 375 ppm. Parameter yang diamati meliputi jumlah bunga betina, persentase keberhasilan bunga jadi buah, bobot buah, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah, jumlah biji, kadar air buah, dan tekstur buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi hormon giberelin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter kecuali persentase keberhasilan bunga jadi buah, ketebalan daging buah, dan jumah biji yang memberikan pengaruh yang nyata. Konsentrasi terbaik adalah 300 ppm yang menghasilkan buah dengan jumlah biji 81,5% lebih sedikit dan ketebalan daging buah 16,9% lebih tebal daripada buah hasil polinasi. Jumlah biji dan konsentrasi giberilim membentuk persamaan regresi linier y sama dengan 345.67 – 0.92 x dengan R2 adalah 0.90.
Perubahan Makna Tanah Warisan Pada Masyarakat Desa Bunder Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Suhartono Suhartono; Mutmainnah Mutmainnah
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 12, No 2: Oktober 2019
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.38 KB) | DOI: 10.21107/pamator.v12i2.6286

Abstract

Tanah bagi orang Madura merupakan harta yang sangat bernilai dalam kehidupannya. Tanah disamping memiliki arti ekonomis, juga memiliki arti kultural sebagai tempat untuk melestarikan dan mengembangkan sistem sosial-budaya masyarakat setempat sehingga persoalan tanah tidak cukup diapresiasi dari sudut ekonomis. Bagi masyarakat Madura, tanah menjadi bagian harga dari harga diri dan terkait dengan kosmologi. Tanah atau lahan merupakan tempat berkumpulnya hampir seluruh aktivitas manusia. Diatas tanah pula manusia mencari nafkah, membangun, bercocok tanam, bertempat tinggal, dan berintegrasi dengan sesama. Maka dari itulah tanah merupakan aspek terpenting dalam tumpuan aktivitas manusia, disamping sebagai pijakan segala aktivitas manusia, tanah juga merupakan aset paling berharga dalam berinvestasi, apa lagi jika tanah tersebut dinilai strategis dan subur, membuat nilai tanah semakin tinggi. Jika dinilai dari sisi ekonomis, tanah merupakan aset yang sangat berharga, namun jika dinilai dari sisi budaya, makna dari sekapling tanah dapat mempunyai arti yang sangat banyak. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Investment Feasibility of Ecotourism Development in Small Island Agus Romadhon; Suhartono Suhartono; Dyah Ayu Sulistyo Rini
Journal Omni-Akuatika Vol 16, No 3 (2020): Omni-Akuatika Special Issue 3rd Kripik SCiFiMaS
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2020.16.3.855

Abstract

The small islands have unique natural conditions, although they are surrounded and isolated by the sea, their natural environment is well preserved and offers interest views. Ecotourism is one of the activities to utilize ecosystem services of small islands. The study aimed to evaluate the suitability of tourism and assess the feasibility of investing in ecotourism development using the Tourism Suitability Index (TSI) and the Small Island Investment Index (SII). The research location is on Saor Island, one of the small islands in Madura Island. The results showed that Saobi Island is suitable for diving and snorkelling tourism (2.0 ≤ TSI <2.5). Infrastructure conditions, governance, socio-culture make Saobi Island a suitability investment place for tourism investment (SII = 3.70). Saobi Island policies to support small island ecotourism investments are improving the quality of accessibility, land ownership, availability of infrastructure, reinventing local traditions and improved the quality of human resources Keywords: ecotourism, Saor island, small island investment
Karakter Kuantitatif Kandidat Melon Hibrida (Cucumis melo L.) Halimatus Sa&#039;diyah; Suhartono Suhartono
Rekayasa Vol 15, No 2: Agustus 2022
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v15i2.15130

Abstract

Characterization is the first step in breeding to obtain information about a plant's character. This study aims to determine the character of the hybrid melon candidate. The research was carried out in the experimental garden of the Agrotechnology Study Program, Trunojoyo University, Madura, from September to December 2021. The research used a randomized block design with treatment using six hybrid melon candidates (G1, G2, G3, G4, G5, and G6) and two comparison varieties (Envy and Action 434) with three replications. The results showed that Candidate G2 had higher values of fruit diameter, flesh thickness, number of seeds, and fruit weight than the two comparison varieties. The highest sugar content value is found in candidate G4, which is 13.80%. Heritability values in the broad sense of quantitative characters ranged from 0.62-0.98, and there were correlations between characters (positive and negative) between the observed characters.
Pendekatan Logika Fuzzy dalam Pengontrolan Suhu dan Kelembaban pada Persemaian Otomatis Full Closed System Tanaman Selada Hijau (Lactuca sativa L.) Choirul Umam; Suhartono Suhartono; Estu Saputro
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2022.010.02.07

Abstract

Persemaian merupakan fase awal pada pertumbuhan tanaman, fase ini sangat penting dan menentukan pertumbuhan tanaman. Dalam prosesnya, persemaian memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai secara konsisten. Persemaian Otomatis Full Closed System, pada prinsipnya sama dengan pertanian presisi yaitu plant factory, bedanya persemaian otomatis full closed system khusus pada fase persemaian saja. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun tahapan untuk memperoleh nilai logika fuzzy dan merumuskan nilai PWM mikrokontroler, dengan set poin suhu 27 °C dan kelembaban 70%.  Budidaya tanaman yang termasuk di dalamnya persemaian, dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa ada batasan waktu, dikarenakan kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan tanaman tanpa tergantung dengan kondisi lingkungan luar. Metode persemaian konvensional, sangat bergantung pada kondisi lingkungan mikro tanaman (suhu, kelembaban dan intensitas cahaya) dan nilai lingkungan mikro juga sangat fluktuatif. Penelitian ini menggunakan logika fuzzy untuk mengontrol lingkungan mikro persemaian otomatis, dengan set poin suhu 27 °C dan kelembaban 70%, menggunakan pendekatan fuzzy Tsukamoto, nilai output PWM akhir pada kontrol suhu dan kelembaban pada penelitian ini adalah 613.8.
Rancang Bangun Fertigasi Tetes dan Kontrol Lingkungan Mikro Berbasis IoT Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Suhartono Suhartono; Choirul Umam; Slamet Supriyadi; Estu Saputro
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p08

Abstract

Abstrak Sistem pertanian dengan produksi yang maksimal dan optimal diperlukan untuk dapat diadopsi pada pertanian di Indonesia mengingat semakin meningkatnya populasi penduduk Indonesia. Salah satu teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi adalah pemupukan otomatis dengan sistem irigasi tetes (fertigasi). Penerapan sistem fertigasi ini mengacu pada pemberian nutrisi tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat menghemat input sumberdaya. Selada memiliki potensi cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Penelitian ini dilaksanakan untuk merancang alat fertigasi otomatis dengan sistem irigasi tetes dan kontrol lingkungan dan mengetahui pengujian alat fertigasi otomatis terhadap tanaman selada hijau (Lactuca sativa L.). Hasil penelitian diharapkan dapat diimplementasikan dan dikembangkan di masyarakat. Penelitian dilakukan mulai dari perancangan, persiapan alat dan bahan; pengujian setiap komponen alat; perakitan dan pemrograman; pengujian sistem alat; dan pengujian terhadap tanaman selada. Alat ini menggunakan komponen sensor, mikrokontroler dan aktuator serta berbasis IoT (Internet of Things). Hasil menunjukkan alat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan ketentuan program yang diberikan dan hasil pengujian sensor alat mendapatkan nilai akurasi baik. Kinerja alat juga dapat dimonitoring melalui Smartphone Android. Hasil pengujian alat terhadap tanaman selada mendapat hasil lebih baik pada tinggi, bobot segar dan bobot ekonomis tanaman. Namun tidak menunjukkan perbedaan jauh pada jumlah daun. Abstract Indonesia needs to adopt the agricultural technique that gives high production to fulfill the need of its population. Automatic fertilizing with a drip irrigation system is one of the agricultural technologies to boost yield. Using this fertigation technology involves giving specific nutrients to plants based on their demands to conserve resource inputs. The potential for developing lettuce as an export commodity is highly encouraging. This study was to build an automatic fertigation device that includes a drip irrigation system, environmental management and to decide whether to test the device on green lettuce (Lactuca sativa L.). The research results are anticipated to be adopted and expanded in the community. The research began with designing and preparing instruments and materials; testing each instrument element; construction and programming; system testing tools; and evaluating lettuce plants. This instrument employs sensor components, microcontrollers, and actuators and is based on the IoT (Internet of Things). The results showed that the apparatus could function effectively following the program's specifications. However, the sensor could perform the tool's performance with high accuracy and be tracked by an Android smartphone. Testing the apparatus on lettuce plants showed that the plant tended to improve its height and yield in terms of fresh weight and economic weight compared to the plant watered manually. Moreover, there was less variation in the number of leaves of the plant.
RANCANG BANGUN SMART MINI PLANT FACTORY BERBASIS BERBASIS IoT UNTUK BUDIDAYA PERSEMAIAN SAYUR SELADA HIJAU (Lactuca sativa L.) Choirul Umam; Estu Saputro; Nurholis Nurholis; Suhartono Suhartono
AGRIBIOS Vol 21 No 1 (2023): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v21i1.2523

Abstract

Abstrak Perkembangan penerapan pertanian presisi sangat pesat di seluruh penjuru dunia, ciri utama sistem pertanian ini adalah bertani dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Indonesia adalah negara tropis, hampir seluruh proses bertani yang dilakukan bergantung pada iklim, akibatnya ketika kondisi iklim tidak sesuai maka akan terjadi kelangkaan komoditi dipasaran dan bisa dipastikan harga komoditi tersebut akan sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mini plant factory sebagai langkah awal pengembangan pertanian presisi di indonesia. Hasil uji performa alat yang dilakukan antara lain: uji akurasi sensor, uji performa sebaran cahaya LED dan uji running IoT alat, hasilnya didapat akurasi di atas 95%. Pengamatan dilakukan terhadap 60 tanaman selama 14 hari, hasil pertumbuhan tanaman persemaian pada mini plant factory lebih baik secara umum jika dibandingkan dengan tanaman pada persemaian konvensional dengan selisih sangat sedikit dengan perbedaan 0,84 cm pada data panjang akar, untuk detail data didapat data secara berurutan: tinggi tanaman kontrol 2,565 cm dan tanaman semai di dalam mini plant factory rata-rata tingginya adalah 2,1 cm, Jumlah daun persemaian 4,43 cm pada budidaya di dalam mini plant factory dan 4,44 cm pada tanaman kontrol dan panjang daun tanaman kontrol 1,08 cm sedang pada budidaya di dalam mini plant factory 1,39 cm. Kata kunci: Komoditi Sayuran, Media Tanam, Pertanian Presisi, Rockwool, Uji Performa.
Effect of phosphate-solubilizing bacteria on growth and yield of Arachis hypogaea L. in varied soil types Suhartono Suhartono; Edy Suryono; Yusriah Yusriah; Syaiful Khoiri
Agrovigor Vol 16, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v16i2.20763

Abstract

Peanut (Arachis hypogaea L.) is widely cultivated both in monoculture and polyculture (usually with corn) on dry land in Madura. Generally, the soil types of Madura are grumusol, regosol, and mediterranean. These three types of soil each have different physical and chemical properties. The effect of the addition of phosphate-solubilizing bacteria on the three soil types is unknown. The study aimed to determine the response of peanut plant growth due to the addition of phosphate solubilizing bacteria, Pseudomonas fluorescens, in three different soil types. The research was conducted in the experimental garden of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura. The research design used a non-factorial completely randomized design (CRD) with six treatments and four replications. The treatment consisted of three types of soil, namely regosol, grumosol, and mediteran as well as with and without the addition of P. fluorescens. The results showed that the treatment had a significant effect on the parameters of plant height, number of leaves, number of pods, pod dry weight, seed weight, above-ground biomass, root dry weight, and plant P content. The treatment did not show a significant effect on the root-canopy ratio and P. fluorescens population parameters.