p-Index From 2020 - 2025
1.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Lagiono Lagiono
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINJAUAN SANITASI RUMAH KOS DAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PENGHUNINYA DI DESA KARANGMANGU KECAMATAN BATURRADEN Riris Sejatiningtyas; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 39, No 3 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.3 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.657 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i3.6363

Abstract

Manusia membutuhkan tempat tinggal yang dapat dipenuhi sesuai kebutuhan primer, sehingga yang sifatnya sementara dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal ini dilakukan dengan cara kos atau menyewa rumah. Hasil survey pendahuluan di Desa Karangmangu Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas terdapat 126 rumah kos yang dihuni oleh mahasiswa maupun dari luar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kondisi sanitasi rumah kos serta Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) penghuni kos dalam menyehatkan kondisi rumah kos di Desa Karangmangu Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi dengan analisis deskriptif, kemudian membandingkan hasil survey dengan standar yang sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Hasil observasi, wawancara dan pengukuran menggunakan checklist, kuesioner dan alat ukur didapatkan hasil bahwa keadaan rumah kos tersebut sangat baik dengan rata-rata prosentase 87% serta perilaku penghuni kos dalam menyehatkan rumah kos 1,6% penghuni kos berperilaku sangat baik, 21,8% penghuni kos berperilaku baik, 40,3% penghuni kos berperilaku cukup baik dan 36,3% penghuni kos berperilaku kurang baik. Pemilik kos hendaknya mengadakan perjanjian dengan penghuni kos apabila akan menyewa atau kos.
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Sebagai Zat Penolak (Repellent) Nyamuk Aedesaegypti Revi Stansyah; Agus Subagiyo; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.211 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i4.3583

Abstract

Demam Berdarah Dengeu (DBD) merupakan suatu penyakit endemik di daerah tropis yang memiliki tingkat kematian tinggi terutama pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian Demam Berdarah Dengeu maupun Demam Dengue (DD) yang tertinggi. Penanggulangan vektor Demam berdarah umumnya menggunakan bahan insektisida sintetis, namun penggunaan insektisida sintetis menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya family tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae. Salah satu tumbuhan dari family Piperaceae adalah tumbuhan daun sirih. Banyaknya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia memunculkan penelitian baru dalam pengendalian vektor yang lebih aman, sederhana dan berwawasan lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan RutaceaeJenis penilitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi/semu ( Quasi Experimental Design, terdiri dari kontrol dan perlakuan, Analisis data menggunakan analisis One Way Anova. Metode penelitian dengan cara tangan kontrol dan perlakuan yang dipaparkan dalam kendang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan replikasi 10 kali tiap jamnya.Hasil penelitian yaitu konsentrasi 10% memiliki daya proteksi 56,45, konsentrasi 20% memiliki daya proteksi 67,3%, konsentrasi 40% memiliki daya proteksi 76,4%, konsentrasi 80% memiliki daya proteksi 81,8%.Menurut komisi pestisida repellent dianggap efektif apabila daya proteksi yang dihasilkan selama 6 jam uji diatas 90%.Disimpulkan dari penelitian ini belum bisa dikatakan efektif karena pada konsentrasi teringgi yaitu 80% hanya memiliki daya proteksi sebesar 81,8%.Saran bagi Pemerintah seharusnya menerapkan undang-undang untuk mengganti zat pengendali nyamuk dari pestisida kimia menjadi pestisida nabati dan bagi produsen repellent lebih mengembangkan repellent berbahan alami. 
HUBUNGAN SANITASI RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK 0-5 TAHUN DI DESA BABAKAN KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2020 Aldi Septian; Khomsatun Khomsatun; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 2 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.2 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.053 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i2.6057

Abstract

Latar belakang kejadian ISPA merupakam salah satu penyebab kematian tersering pada anak di Negara berkembang, dengan gejala demam, batuk, pilek, infeksi telinga dan radang tenggorokan. . Kelompok yang paling berisiko adalah balita, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sanitasi rumah tinggal yang berhubungan dengan kejadian ISPA. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan case control (penelitian jenis analitik observasional yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus sebanyak 30 (penderita ISPA) dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya sebanyak 30. Analisis yang di gunakan yaitu uji Chi-Square dan untuk menguji terhadap risiko dengan dihitung Odds Ratio (OR) dan uji Regresi Logistik. Hasil penelitian ini adalah luas ventilasi (p: 0,000 , OR: 9,036), kepadatan hunian (p: 0,020 , OR: 3,500), kepemilikan lubang asap dapur (p: 0,003 , OR: 5,231), jenis dinding (p: 1,000 , OR: 1,000) dan jenis lantai tidak dapat dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil uji analisis regresi logistik yang paling dominan  yaitu luas ventilasi dengan nilai B=2,662,  p=0,000 dan OR=9,036. Simpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara jenis dinding dan jenis lantai, serta ada hubungan yang signifikan antara luas ventilasi, kepadatan hunian dan kepemilikan lubang asap dapur dengan kejadian ISPA. Disarankan bagi masyarakat untuk menigkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, Diharapkan masyarakat yang mempunyai balita dapat memperbaiki kondisi lingkungan fisik rumah, membuka ventilasi rumah agar ada pergantian udara, menyapu lantai setiap hari agar terhindar dari debu dan memisahkan kamar balita dengan orang tua agar tidak tertular penyakit ISPA.
Hubungan Higiene Perorangan Santri dan Lingkungan Fisik Asrama dengan Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Al Qur'an Al Yusufiyah Bukateja Kabupaten Purbalingga Feltine Ika Tilofa; Lagiono Lagiono; Hikmandari Hikmandari
Buletin Keslingmas Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i3.8789

Abstract

 Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei varietas humonis. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit scabies di antaranya yaitu: kontak langsung dengan penderita scabies,masih kurangnya personal higiene dan kondisi sanitasi yang buruk Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan Higiene Perorangan dan Lingkungan Fisik dengan kejadian scabies di Pondok Pesantren Al Qur’an Al Yusufiyah Desa Cipawon Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah santri putra dan putri Pondok Pesantren Al Qur’an Al Yusufiyah sebanyak 40 orang dengan metode sample random sampling. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pengukuran. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian terdapat 24 orang (60%) positif scabies dan 16 orang (40%) negatife scabies. Hasil statistik uji chi square analisis bivariat dengan variabel higiene perorangan ada hubungan hygiene perorangan dengan kejadian scabies (p=0,001) dan pada variable lingkungan fisik ada hubungan lingkungan fisik dengan kejadian scabies (p=0,000) Kesimpulan Terdapat hubungan bermakna antara hygiene perorangan dan lingkungan fisik  dengan kejadian scabies. Disarankan untuk pengelola pondok pesantren diperlukan pemantauan serta pengawasan terhadap hygiene perorangan santri dan sanitasi lingkungan, untuk santri sebaiknya lebih meningkatkan kebersihan diri serta lingkungan, untuk pemerintah ikut serta dalam membantu pencegahan scabies terutama pada pondok pesantren.
Analisis Pemodelan Capaian Sarana Sanitasi Dasar Rumah dengan Kejadian Stunting pada Balita Nuryanto Nuryanto; Lagiono Lagiono
Buletin Keslingmas Vol 42, No 3 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.3 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i3.10497

Abstract

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 provinsi yang mempunyai prevalensi stunting tertinggi pada balita. 19 kab/kota diantaranya memiliki kategori kuning (20-30%), termasuk Kab. Banyumas sebesar 21,6%. Tujuan penelitian untuk menganalisis pemodelan capaian sarana sanitasi dasar rumah dengan kejadian stunting pada Balita. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional study. Penelitian dilakukan di 33 Puskesmas dari 40 Puskesmas yang ada. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi. Analisis data menggunakan uji regresi linear sederhana dan regresi linear ganda. Capaian sarana sanitasi dasar rumah di Kab. Banyumas tahun 2021 meliputi Sarana Penyediaan Air Bersih/SPAB (Mean=75,4%; Median=81,5%; Min-Max=30,6%-96,0% dan Standard Deviasi (SD) =17,4%), Sarana Pembuangan Tinja/SPT (Mean=76,8%; Median=77,7%; Min-Max=53,5%-94,3% dan SD=11,8%), Sarana Pembuangan Sampah/SPS (Mean=60,1%; Median=63,7%; Min-Max=0%-91,4% dan SD=27,4%), Sarana Pembuangan Limbah Cair/SPLC (Mean=46,7%; Median= 46,0%; Min-Max=0%-92,0% dan SD=27,4%) dan kejadian stunting (Mean=11,2%; Median=11,7%; Min-Max=3,7%-17,2% dan SD=3,6%). Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear capaian sarana penyediaan air bersih (p-value=0,02) dan sarana pembuangan tinja (p-value=0,04) dengan kejadian stunting pada balita. Persamaan model regresinya adalah stunting=22,879-0,068*SPAB-0,086*SPT, artinya bahwa semakin meningkatnya capaian sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja maka diprediksi akan semakin menurunkan kejadian stunting pada balita di Kab. Banyumas