Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

DAYA HIDUP SPESIS BAKTERI SELULOLITIK ASAL YOGHURT SAPI PADA MEDIA PEMBAWA POLLARD Hendraningsih, Listiari
Jurnal Gamma Vol 2, No 1 (2006): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.865 KB)

Abstract

Penelitian untuk mengetahui daya hidup bakteri-bakteri selulolitik asal Yoghurt Sapi pada media pembawa pollard telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2004 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kedalam pollard ditambahkan probiotik sebanyak 20% dari bahan kering pollard untuk kemudian dinkubasi pada suhu 39oC. Pengamatan yang meliputi jumlah koloni bakteri selulolitik, karakterisasi bakteri selulolitik dan perbandingan populasi spesies bakteri dilakukan pada hari ke 0, 30, dan 60. Koloni bakteri selulolitik mengalami penurunan pada pengamatan hari ke 0 (108), ke 30 (104) dan ke 60 (102). Setelah pengamatan bentuk koloni, dilakukan karakterisasi yang menunjukkan terdapat 3 spesies bakteri selulolitik yang hidup yaitu: Fibrobacter succinogenes, Butyrifibrio fibrisolvens, dan Ruminococcus albus. Walaupun ke-3 spesies mengalami penurunan, terdapat perbedaan pola penurunan. R. albus yang dominan pada hari ke 0 turun secara drastis pada pengamatan berikutnya. Pada pengamatan hari ke 30, F. succinogenes merupakan bakteri yang paling dominan, dan B. fibrisolvens dominan pada hari ke 60.
ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA SAPI PERAH DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Sutanto, Adi; Hendraningsih, Listiari
Jurnal Gamma Vol 7, No 1 (2011): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.464 KB)

Abstract

Adi Sutanto1 & Listiari Hendraningsih21 & 2Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Peternakan , Fakultas Pertanian PeternakanUniversitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas, No.246 MalangEmail: adisutanto@yahoo.comABSTRACTThis study aimed to identify the dimensions of ecology and breeding, economic, social, cultural,and technological infrastructure, legal and institutional. And to achieve the research objectives, theresearch is directed at the target qualitative descriptive and explanatory goals, and the type of researchconducted survey research.The results of sustainability research efforts in the area of dairy cattle showed a relativelymoderate conditions, in detail indicated that: the ecology and breeding, agro-climatic suitability indicator,land for other crops, and land management for lingkunngan can be considered high. which meansnot cause problems. Sustainability Indicators in the economic dimension has average category,which means that the business community developed dairy farmers are not too conducive to creatinga system of highly competitive agribusiness, capable of responding to market dynamics effectivelyand efficiently. Considered the cultural dimension of social roles and patterns of public relations inthe dairy business activities categorized high. Dimensions infrastructure and tekonolgi show stillneeds the role of technology and adequate infrastructure according to the needs of dairy farmers.Legal and institutional aspects of the low where the role of education, banking and microfinance aswell as the involvement of farmer groups is very less.
PREV PREVALENSI ALENSI PENY PENYAKIT AKIT CACING MA MATA (OXYSPIRURIASIS) PADA AY AYAM AM BURAS DI MALANG DAN UP UPAYA PENGOBA PENGOBATANNY ANNY ANNYA Zalizar, MS, Drh. Lili; Hendraningsih, MP, Ir. Listiari; M.Si, Ir. Suyatno,
Jurnal Dedikasi Vol 1, No 1 (2004): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.236 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i1.913

Abstract

Kegiatan dilaksanakan di 5 desa dan 2 tempat pemotongan ayam di KabupatenMalang. Kegiatan ini meliputi penyuluhan baik secara individual dan komunal,pengamatan pengobatan pada ayam yang terinfeksi dan monitoring.Jenis ayam yang diamati terdiri dari beberapa ayam buras yaitu: ayam jawa,arab, kate, kedu dan Bangkok dengan jumlah 488 ekor.Respon peternak terhadap penyuluhan cukup baik, karena merupakan informasibaru dan juga obat yang dibutuhkan murah.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa angka prevalensi oksispiruriasis diKabupaten Malang adalah 4,71 % (23 dari 488 ekor ayam). Prevalensi tertinggiterjadi pada ayam jawa 95,65 % (22 dari 23 ekor ayam), dan pada umur 3-12 bulan95,65 % (22 dari 23 ekor ayam).Rendahnya nilai prevalensi oksispiruriasis di Kabupaten Malang erat kaitannyadengan sanitasi kandang yang sudah baik dan pengamatan pada musim kemarau.
PEMANFAATAN “BIOLACTA” SEBAGAI SUPLEMENT VITAMIN MINERAL PADA PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PFH DL WII.AYAH KUD DAU Hidayati, Asmah; Hendraningsih, Listiari
Jurnal Dedikasi Vol 1, No 2 (2004): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.018 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i2.884

Abstract

Analisis SituasiJawa Timur merupakan salah satupenghasil susu terbesar di Indonesia denganjumlah populasi sekitar 111.000 ekor atau32,16% ekor atau 32,16% darijumlah seluruhpolpulasi di Indonesia (Deptan, 1996). Salahsatu kendala yang dihadapi petemak sapi perahdi Jawa Timur adalah keseimbangan akanketersediaan hijauan pakan ternak, khususnyapada saat musim kemarau.Untuk mernecahkan kendala tersebut, makasampai saat ini telah dicari upaya dari berbagaiaspek diantaranya adalah mengoptimalkanlimbah pertanian sebagai sumber bahan pakanpengganti hijauan. 3i Indonesia , yang berikiimtropis mempunyai karakteristik terhadapkualitas tanaman khususnya yang digunakansebagai pakan ternak yaitu rendahnya kadarprotein kasar dan tingginya kadar serat kasar,lignin maupun silica, yang ketiga zat tersebutberperan penting untuk tegaknya tanaman.Kandungan gizi yang demikian tentunya akanberpengaruh pula pada limbahnya yaitu sisatanaman yangjelas diambil buahnya saat panen.Kendala kuantitas dan kualitas limbah yangharus dicarikan pemecahan supaya dapatditingkatkan kualitas gizi bagi ternak yangdiberi pakan asal bahan hijauan ini. Salah satualtematif upaya untuk mengefektifkan danmengefisiensikan sumber pakan hijauan adalah“Biolacta”, yaitu suatu bahan yang terdiri atasvitamin dan mineral, yang dapat ditambahkanpada bahan pakan guna lebih mengoptimalkanpenyerapan dan proses metabolisme bahanpakan dalam tubuh ternak.Biolacta potensial dikembangkan untuk daerahpetemak sapi perah seperti di kota Malang,karena mempakan sentra produksi susuterutama di Malang di dataran tinggi. Produksisusu di Jawa Timur sekitar 30,22% dan totalproduksi nasional dan setiap wilayah koperasirata-rata mencapai 1-544 juta liter (GKS 1).Dau meruapkan wilayah produksi susu diMalang, dan ketiganya belum dapat mencapaiproduksi maksimal sehubungan dengankendala ketersediaan hijauan pakan terutamapada saat kemarau. Di samping itu, Daumelimpah tanaman pangannya, yang dapatdimanfaatkan limbahnya untuk pakan sapiperah. Dilihat dan sistem oragnisasi koperasisapi perah dan sumber daya manusianya sangatmemungkinkan untuk diterapkannya lptekkhususnya penggunaan “Biolacta” sebagaipemacu metabolisme dan penyerapan nutrisidan bahan pakan khususnya limbah pertanianuntuk sapi perah.
PEMANFAATAN “BIOLACTA” SEBAGAI SUPLEMENT VITAMIN MINERAL PADA PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PFH DL WII.AYAH KUD DAU Asmah Hidayati; Listiari Hendraningsih
Jurnal Dedikasi Vol. 1 No. 2 (2004): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i2.884

Abstract

Analisis SituasiJawa Timur merupakan salah satupenghasil susu terbesar di Indonesia denganjumlah populasi sekitar 111.000 ekor atau32,16% ekor atau 32,16% darijumlah seluruhpolpulasi di Indonesia (Deptan, 1996). Salahsatu kendala yang dihadapi petemak sapi perahdi Jawa Timur adalah keseimbangan akanketersediaan hijauan pakan ternak, khususnyapada saat musim kemarau.Untuk mernecahkan kendala tersebut, makasampai saat ini telah dicari upaya dari berbagaiaspek diantaranya adalah mengoptimalkanlimbah pertanian sebagai sumber bahan pakanpengganti hijauan. 3i Indonesia , yang berikiimtropis mempunyai karakteristik terhadapkualitas tanaman khususnya yang digunakansebagai pakan ternak yaitu rendahnya kadarprotein kasar dan tingginya kadar serat kasar,lignin maupun silica, yang ketiga zat tersebutberperan penting untuk tegaknya tanaman.Kandungan gizi yang demikian tentunya akanberpengaruh pula pada limbahnya yaitu sisatanaman yangjelas diambil buahnya saat panen.Kendala kuantitas dan kualitas limbah yangharus dicarikan pemecahan supaya dapatditingkatkan kualitas gizi bagi ternak yangdiberi pakan asal bahan hijauan ini. Salah satualtematif upaya untuk mengefektifkan danmengefisiensikan sumber pakan hijauan adalah“Biolacta”, yaitu suatu bahan yang terdiri atasvitamin dan mineral, yang dapat ditambahkanpada bahan pakan guna lebih mengoptimalkanpenyerapan dan proses metabolisme bahanpakan dalam tubuh ternak.Biolacta potensial dikembangkan untuk daerahpetemak sapi perah seperti di kota Malang,karena mempakan sentra produksi susuterutama di Malang di dataran tinggi. Produksisusu di Jawa Timur sekitar 30,22% dan totalproduksi nasional dan setiap wilayah koperasirata-rata mencapai 1-544 juta liter (GKS 1).Dau meruapkan wilayah produksi susu diMalang, dan ketiganya belum dapat mencapaiproduksi maksimal sehubungan dengankendala ketersediaan hijauan pakan terutamapada saat kemarau. Di samping itu, Daumelimpah tanaman pangannya, yang dapatdimanfaatkan limbahnya untuk pakan sapiperah. Dilihat dan sistem oragnisasi koperasisapi perah dan sumber daya manusianya sangatmemungkinkan untuk diterapkannya lptekkhususnya penggunaan “Biolacta” sebagaipemacu metabolisme dan penyerapan nutrisidan bahan pakan khususnya limbah pertanianuntuk sapi perah.
PREV PREVALENSI ALENSI PENY PENYAKIT AKIT CACING MA MATA (OXYSPIRURIASIS) PADA AY AYAM AM BURAS DI MALANG DAN UP UPAYA PENGOBA PENGOBATANNY ANNY ANNYA Drh. Lili Zalizar, MS; Ir. Listiari Hendraningsih, MP; Ir. Suyatno, M.Si
Jurnal Dedikasi Vol. 1 No. 1 (2004): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i1.913

Abstract

Kegiatan dilaksanakan di 5 desa dan 2 tempat pemotongan ayam di KabupatenMalang. Kegiatan ini meliputi penyuluhan baik secara individual dan komunal,pengamatan pengobatan pada ayam yang terinfeksi dan monitoring.Jenis ayam yang diamati terdiri dari beberapa ayam buras yaitu: ayam jawa,arab, kate, kedu dan Bangkok dengan jumlah 488 ekor.Respon peternak terhadap penyuluhan cukup baik, karena merupakan informasibaru dan juga obat yang dibutuhkan murah.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa angka prevalensi oksispiruriasis diKabupaten Malang adalah 4,71 % (23 dari 488 ekor ayam). Prevalensi tertinggiterjadi pada ayam jawa 95,65 % (22 dari 23 ekor ayam), dan pada umur 3-12 bulan95,65 % (22 dari 23 ekor ayam).Rendahnya nilai prevalensi oksispiruriasis di Kabupaten Malang erat kaitannyadengan sanitasi kandang yang sudah baik dan pengamatan pada musim kemarau.
Daya Hidup Spesis Bakteri Selulolitik Asal Yoghurt Sapi Pada Media Pembawa Pollard Listiari Hendraningsih
Jurnal Gamma Vol. 2 No. 1 (2006): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian untuk mengetahui daya hidup bakteri-bakteri selulolitik asal Yoghurt Sapi pada media pembawa pollard telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2004 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kedalam pollard ditambahkan probiotik sebanyak 20% dari bahan kering pollard untuk kemudian dinkubasi pada suhu 39oC. Pengamatan yang meliputi jumlah koloni bakteri selulolitik, karakterisasi bakteri selulolitik dan perbandingan populasi spesies bakteri dilakukan pada hari ke 0, 30, dan 60. Koloni bakteri selulolitik mengalami penurunan pada pengamatan hari ke 0 (108), ke 30 (104) dan ke 60 (102). Setelah pengamatan bentuk koloni, dilakukan karakterisasi yang menunjukkan terdapat 3 spesies bakteri selulolitik yang hidup yaitu: Fibrobacter succinogenes, Butyrifibrio fibrisolvens, dan Ruminococcus albus. Walaupun ke-3 spesies mengalami penurunan, terdapat perbedaan pola penurunan. R. albus yang dominan pada hari ke 0 turun secara drastis pada pengamatan berikutnya. Pada pengamatan hari ke 30, F. succinogenes merupakan bakteri yang paling dominan, dan B. fibrisolvens dominan pada hari ke 60.
ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA SAPI PERAH DI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Adi Sutanto; Listiari Hendraningsih
Jurnal Gamma Vol. 7 No. 1 (2011): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adi Sutanto1 & Listiari Hendraningsih21 & 2Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Peternakan , Fakultas Pertanian PeternakanUniversitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas, No.246 MalangEmail: adisutanto@yahoo.comABSTRACTThis study aimed to identify the dimensions of ecology and breeding, economic, social, cultural,and technological infrastructure, legal and institutional. And to achieve the research objectives, theresearch is directed at the target qualitative descriptive and explanatory goals, and the type of researchconducted survey research.The results of sustainability research efforts in the area of dairy cattle showed a relativelymoderate conditions, in detail indicated that: the ecology and breeding, agro-climatic suitability indicator,land for other crops, and land management for lingkunngan can be considered high. which meansnot cause problems. Sustainability Indicators in the economic dimension has average category,which means that the business community developed dairy farmers are not too conducive to creatinga system of highly competitive agribusiness, capable of responding to market dynamics effectivelyand efficiently. Considered the cultural dimension of social roles and patterns of public relations inthe dairy business activities categorized high. Dimensions infrastructure and tekonolgi show stillneeds the role of technology and adequate infrastructure according to the needs of dairy farmers.Legal and institutional aspects of the low where the role of education, banking and microfinance aswell as the involvement of farmer groups is very less.
Potential Microbial Contamination on Kebab Meat in the Area of University of Muhammadiyah Malang Bayu Etti Tri Adiyastiti; Rio Lingga; Syaiful Arifin; Listiari Hendraningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak (JITEK) Vol. 14 No. 2 (2019)
Publisher : Faculty of Animal Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.598 KB) | DOI: 10.21776/ub.jitek.2019.014.02.5

Abstract

The aim of this research was to find the safety level of consuming kebab meat in the University of Muhammadiyah Malang campus area in terms of the number of microbial total plate count, Salmonella, E. coli, and S. aureus. The research was conducted with 2 treatments and 2 replications. The first observation was done during the outlet opening time and the second observation was around 8 hours after or when the outlet was going to be closed. Each treatment was sampled at 4 kebab outlets with different brands in the UMM area, so the total was 16 samples for laboratory analysis. The sample is directly pack in sterile bag, labeled sample code and bring them to the laboratory. The sample was taken to microbiology analysis in laboratory. The result showed the number of bacteria of 2 outlets with contamination levels exceeding the maximum limit set by Indonesia National Standards (SNI). The highest total bacteria count is owned by 4th outlet which is 2, 2×105± 0, 85×105 CFU/gram (daytime) and 4 4, 3×105± 2, 97×105 CFU/gram (night). The lowest Total bacteria is owned by 1st outlet, neither daytime nor evening bacterial colonies are found. Identification Salmonella, E. coli, and Staphylococcus aureus for all outlets are negative. The conclusion of this study is that two of the four kebab outlets in the UMM area was detected the bacteria total counts above of the contamination limit set by SNI 7388: 2009 and all of kebab’s meat were negative identified or did not contain Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Salmonella.
Kajian Ekstraksi Karagenan Berdasarkan Variasi Rasio Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Nira Siwalan (Borrasus flaberina L.) dan Lama Perendaman serta Aplikasinya pada Bubuk Jelly Drink Nanas (Ananas comosus) Alfajri Ula Ashfarina; Noor Harini; Listiari Hendraningsih
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.335 KB) | DOI: 10.22219/fths.v3i2.13214

Abstract

The extraction of carrageenan by Eucheumma cottonii using siwalan neera as a solvent which contains pottasium 236mg per 100g and others mineral. Carragenan extract applied on pineapple jelly drink powder as a gelling agent by different concentration. This research was conducted into two stages by 3 times repitition. First, carrageenan extraction using a Factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of 2 factors. The first factor is the ratio of seaweed with neera siwalan (S) (1:10, 1:20, 1:30) and second factor is extraction time (T) (60 minutes, 90 minutes, and 120 minutes). Extract of carrageenan was analyzed on yield, viscosity, gel strength, moisture content and ash content. The second stage is application of carrageenan extract on pineapple jelly drink powder (K) with carrageenan concentration differently (K) of 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%. The parameters analyzed in the second stage are viscosity, gel strength, syneresis, and organoleptic (taste, suction power, and mouthfeel). The results shows that there was a significant effect on the Siwalan neera ratio on the carrageenan produced on yield, viscosity, gel strength, water content. The best carrageenan at stage 1 was produced from the treatment of seaweed and neera siwalan ratio 1:30 with extraction time of 120 minutes (S3T3), namely yield 82.87%, moisture content 15.3%, ash content 15.97%, gel strength 102.95 g/cm2 and 5,3 cP viscosity. The addition of the best extract carrageenan to pineapple jelly drink and it was obtained the best result namely the addition of carrageenan 1% (K2) with viscosity of 2.3 cP, gel strength 8.6615 g/cm2, sineresis (24 hours) 0.9183%, sineresis (48 Hours) 3.5430%, and sineresis (72 Hours) 5.1905%, taste 3.3 (enough in tasting), suction power 3.75 (easy to suck) and mouthfeel 2.9 (enough to feel the gel).