Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERAN PEER GROUP DALAM MEMBENTUK PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jhulia Destisya; Yoyok Hendarso; Yusnaini Yusnaini
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.5.2.126-139

Abstract

PENGARUH MOTIVASI DAN PEMBERIAN BEASISWA TERHADAP KEPUTUSAN PEGAWAI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI Adetia Wulindari; Yoyok Hendarso; Yunindyawati Yunindyawati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.5.2.140-156

Abstract

Evaluasi Context, Input, Process, dan Product Program Permata di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I Sumatera Utara Armiadi Asamat; Slamet Widodo; Yoyok Hendarso
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 4, No 1 (2021): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), August
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.924 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v4i1.563

Abstract

This evaluation research was conducted to analyze and find out how the Permata Program was carried out in LLDikti Region I during the period 2016 to 2018. This research was conducted using a qualitative approach combined with the CIPP Evaluation Model (Context, Input, Process, and Product). The data collection consists of semi-structured interview method, literature study, and documentation. The informants of this study consisted of three elements; managers of the LLDikti’s HES Program, Managers of the HES Program at universities, and alumni of the HES Program. Informants were determined purposively, with special criteria coming from universities that were consistently active in the HES Program during the three years of its implementation. The results showed that the program has benefits for its participants and requires some improvements in its implementation. Program inhibiting factors: funding administration, control of input aspects; the availability of information of study program curriculum information, and communication between institutions. The supporting factor for implementing the Permata Program is the political will. Benefits of the Permata Program: the occurrence of scientific cultural exchanges to enrich and strengthen the uniqueness of each university; the occurrence of regional cultural exchanges to strengthen patriotism; gain student’s insight and experience; and probability of increasing the quality of study program accreditation.
MAKNA MOKO (MOBIL TOKO) DALAM BERDAGANG BAGI PEDAGANG MOKO DI KAWASAN KAMBANG IWAK KOTA PALEMBANG Hafizhah Salma; Yoyok Hendarso; Safira Soraida
Jurnal Media Sosiologi (JMS) Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Media Sosiologi (JMS)
Publisher : Jurnal Media Sosiologi (JMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/jms.v21i2.12

Abstract

Sebuah mobil, dalam pembangunan masyarakat, adalah sebuah kendaraan yang berfungsi sebagai alat untuk bergerak di satu tempat ke tempat lain. Namun, hal ini juga berfungsi sebagai alat untuk perdagangan. Mobil toko (Moko) atau toko Car merupakan inovasi baru dalam perdagangan karena dianggap lebih praktis dan ekonomis. Studi ini bertujuan untuk memahami cara Moko (mobil toko) atau toko Car dalam perdagangan untuk Moko Merchant di daerah Kambang Iwak kota Palembang. Penulis menggunakan teori fenomenologi oleh Alfred Schutz. Metode studi ini deskriptif-kualitatif, teknik pengumpulan data oleh pengamatan nonpeserta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sarana yang dibentuk oleh pengalaman memahami tindakan sosial melalui interpretasi dari Moko pedagang dalam memanfaatkan mobil untuk perdagangan. Pedagang mengalami kemudahan dalam memanfaatkan Moko, memanfaatkan kesempatan, mengalami suasana aman dalam tawar-menawar. Kedua, kesadaran intersubjektif adalah membuang pengalaman orang lain yang berinteraksi dengan sekitarnya yang adalah bagaimana berinteraksi antara pedagang Moko, dan interaksi antara pedagang Moko dan keamanan. Ketiga, kesadaran obyektif adalah pedagang dan manajer parkir di daerah Kambang Iwak, Sat Pol-PP keamanan dan pengunjung Kambang Iwak. Pengalaman dan pengetahuan menyebabkan dua motif, motif ini adalah karena motif dan untuk motif
GAYA HIDUP BERSEPEDA PADA KOMUNITAS BIKE TO WORK DI KOTA PALEMBANG ria septika; Yoyok Hendarso; Safira Soraida
Jurnal Media Sosiologi (JMS) Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Media Sosiologi (JMS)
Publisher : Jurnal Media Sosiologi (JMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/jms.v22i1.19

Abstract

Masyarakat adalah sebuah kelompok sosial yang berisi orang memiliki hobi menggunakan sepedanya. Sepeda menjadi citra pemiliknya, menjadi hobi bagi pemilik dan ini adalah di mana orang dalam hal ini pemilik atau pengguna Sepeda mulai mencari wadah atau tempat untuk menyalurkan hobinya yang kemudian membentuk kelompok penggemar sepeda atau semakin akrab kita akrab dengan klub sepeda atau motor masyarakat. Menjadi Bikers (pengendara sepeda) bukan hanya menjadi pengendara sepeda tetapi telah membuat gaya hidup yang membawa namanya di klub sepeda. Para peneliti mengambil alih komunitas Bike to work (B2W) di Palembang. Para peneliti menggunakan teori habitus dari Pierre Bourdieu, serta metode kualitatif dengan pendekatan genetik dari Bourdieu untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan memperhitungkan asal-usul seseorang dan asal-usul struktur sosial di dalam komunit Sepeda y di Palembang. Gaya hidup di sepeda untuk bekerja masyarakat Palembang terbentuk karena kegiatan, minat dan pengetahuannya sehingga dapat menghasilkan praktik sosial yang membentuk gaya hidup sehat dan gaya hidup konsumen di sepeda ke komunitas kerja. Selain itu, untuk menjaga keberadaan sepeda untuk kerja masyarakat ada beberapa aspek yang dimiliki oleh modal sepeda untuk komunitas kerja, arena, habitus dimiliki oleh anggota masyarakat, membentuk praktek sosial untuk menciptakan simbol status di Bike to work masyarakat
SIKAP NARAPIDANA WANITA PADA PELAKSANAAN PROGRAM PEMBINAAN KETERAMPILAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA PALEMBANG risma jayanti; Yoyok Hendarso; Safira Soraida
Jurnal Media Sosiologi (JMS) Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Media Sosiologi (JMS)
Publisher : Jurnal Media Sosiologi (JMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/jms.v22i2.26

Abstract

Penelitian ini berfokus kepada bagaimana sikap narapidana wanita kelas II A Palembang dalam melaksanakan program pembinaan keterampilan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori sikap dari Saifuddin Azwar. Metode kualitatif digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive dengan mengambil dua belas orang informasn yang terdiri dari sepuluh informan utama yakni narapidana wanita dan dua informan kunci yakni petugas Lembaga Pemsyarakatan Wanita Kelas IIA Palembang. Hasil penelitian menunjukkan (1) dilihat dari aspek kognitif, narapidana wanita memperoleh keuntungan mengisi waktu selama masa pembinaan dan sarana mencari pekerjaan, (2) dilihat secara afektif, narapidana wanita merasa senang, terhibur dan Pelepas jenuh, (3) dilihat dari aspek konatif, narapidana wanita antusias namun juga ada yang merasa malas.
PERBEDAAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 16 PALEMBANG DAN SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG Rizki Aulia; Abdullah Idi; Yoyok Hendarso
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 4, No 1 (2020): Pebruari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.716 KB) | DOI: 10.31604/jim.v4i1.2020.7-15

Abstract

Siswa di SMA YPI Tunas Bangsa Palembang juga termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, dalam kategori tidak ada perbedaan signifikan (nyata) kualitas layanan pendidikan pada siswa SMA Negeri 16 Palembang dan SMA YPI Tunas Bangsa Palembang. Berdasarkan perhitungan statistik ditemukan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan (nyata) yang signifikan dalam kualitas layanan pendidikan pada siswa SMA Negeri 16 Palembang dan YPI Tunas Bangsa Palembang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana kualitas layanan pendidikan pada siswa SMA Negeri 16 Palembang dan YPI Tunas Bangsa Palembang? 2) Apakah ada perbedaan kualitas layanan pendidikan untuk siswa di SMA Negeri 16 Palembang dan YPI Tunas Bangsa Palembang? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kualitas layanan pendidikan di SMA Negeri 16 Palembang dan SMA YPI Tunas Bangsa Palembang; 2) perbedaan kualitas layanan pendidikan untuk siswa di SMA Negeri 16 Palembang dan YPI Tunas Bangsa Palembang. Desain ini menggunakan penelitian komparatif yaitu penelitian yang membandingkan, atau dalam bentuk hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel. Populasi penelitian adalah semua siswa SMA Negeri 16 Palembang dan YPI Tunas Bangsa Palembang, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan total 336 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan teknik analisis data menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS for windows. Berdasarkan hasil penelitian kualitas layanan pendidikan untuk siswa di SMA Negeri 16 Palembang termasuk dalam kategori baik, sedangkan kualitas layanan pendidikan. Kata Kunci: Kualitas, Layanan, Pendidikan
Stigma Sosial Terhadap Mahasiswi Pelanggar Tata Tertib Mayani Mayani; Yoyok Hendarso; Abdullah Idi
SOCIETAS Vol 8 No 2 (2019): Societas : Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/sjias.v8i2.2555

Abstract

Stigma terbentuk dari penyimpangan yang dilakukan individu dan menggambarkan sesuatu yang sangat negatif. Hal ini seharusnya dapat dicegah pada saat proses pembentukan stigma. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembentukan stigma terhadap mahasiswi pelanggar tata tertib dan penyebab mahasiswi melakukan pelanggaran tata tertib tersebut pada Akademi Kebidanan Tunas Harapan Bangsa Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriftif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan dilakukan dengan cara kombinasi antara penelitian pustaka, observasi lapangan dan wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma terhadap mahasiswi pelanggar tata tertib terbentuk atas peran lembaga pendidikan. Tahapan pembentukan stigma di awali dari adanya pelanggaran berupa penyimpangan primer (primere deviance) yang kemudian lembaga pendidikan memberi label/cap serta pandangan sterotif atau pandangan dimana pelanggaran merupakan suatu budaya bagi kelompok tertentu. Setelah itu lembaga memisahkan kelompok (separation) pelanggar tata tertib dengan kelompok pada umumnya dan terjadilah diskriminasi. Stigma kemudian terbentuk dan pada tahap akhir terjadilah penyimpangan lanjutan (secondary deviance), sehingga stigma melekat pada devian. Sedangkan penyebab dilakukannya pelanggaran tata tertib oleh mahasiswi Akademi Kebidanan Tunas Harapan Bangsa Palembang adalah terdiri atas dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MEKAR SARI DALAM PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH (STUDI DI KELURAHAN PULOKERTO KOTA PALEMBANG) Noviati Putri Sari; Yoyok Hendarso; Ridho Taqwa
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.8.1.135-146

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya masalah dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari di Kelurahan Pulokerto yakni kurang terurusnya kebun demplot, rendahnya minat dan partisipasi KWT Mekar Sari, serta permasalahan pada tanaman yang ada di pekarangan masing-masing anggota KWT Mekar Sari. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis proses, hambatan serta upaya dalam pemberdayaan KWT Mekar Sari dalam pemanfaatan lahan pekarangan rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan pemberdayaan (Edi Suharto, 2006) yakni penguatan dan penyokongan. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan unit analisis data yaitu kelompok wanita tani. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang diterima KWT Mekar Sari yakni pendekatan awal, sosialisasi, pembuatan proposal kegiatan, memperkuat pengetahuan dan keterampilan, serta evaluasi. Dalam pelaksanaan kegiatan KWT Mekar Sari mendapat hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal yakni rendahnya partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, rendahnya antusiasme menanam di pekarangan masing-masing, kurang motivasi, dan kurang mendapat manfaat dari kegiatan ini. Sedangkan hambatan eksternal yakni adanya masalah pada kebun bibit, kurang komunikasi antara PPL dengan KWT, mendapat gangguan dari hewan ternak, dan yang terakhir disebabkan oleh pandemi Covid 19. Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program pemberdayaan yakni : pertama kesetaraan, Kedua adalah partisipasi, Ketiga kemandirian dan yang keempat Berkelanjutan.Kata Kunci : KWT Mekar Sari, Pemberdayaan, Pemanfaatan Pekarangan Rumah
TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM TENTANG TINDAKAN EKSPLOTASI PADA ANAK JALANAN DI KOTA PALEMBANG Fife Fris Faip; Yoyok Hendarso; Yunindyawati Yunindyawati
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.667 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i3.4039

Abstract

Eksploitas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memanfaatkan atau memeras tenaga kerja orang lain demi kepentingan bersama maupun kepentingan pribadi. Eksploitasi anak yang dilakukan orang tua, keluarga, masyarakat berakibat anak tidak mendapatkan hak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta dapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan memaparkan tindakan eksploitasi pada anak jalanan dilihat dari sudut pandang sosiolog hukum dan menjelaskan apa saja faktor penyebab eksploitasi anak jalanan di kota Palembang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dalam penelitian ini di proleh data primer dan data skunder. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa seorang anak bisa menjadi anak jalanan tentu karena berbagai faktor pendukung yang melatar belakanginya. Teknik pengambilan data adalah mengunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Faktor pendukung yang melatar belakanginya tersebut tidak lain karena adanya motif orang tua, keluarga, masyarakat yang sengaja menyuruh mereka bekerja di jalanan. Motif atau faktor penyebab mempekerjakan anak-anak menjadi anak jalanan adalah disebabkan karena faktor utama yaitu faktor ekonomi. Perlindungan hukum dalam mengatasi eksploitasi anak dilakukan dalam berbagai cara salah satunya dikeluarkan aturan larangan mempekerjakan anak di bawah umur dan Peraturan Daerah Sumatera Selatan No 12 Tahun 2013. Untuk meminimalisir terjadinya tindakan eksploitasi yakni keterlibatan semua pihak untuk mengatasi eksploitasi anak yang dilakukan oleh orang tua, keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga yang terkait permasalahan anak.